Sie sind auf Seite 1von 14

IMPLEMENTASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN

FRAMEWORK COBIT 5 PADA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


Farida Indah Riantini 1), Dadang Iskandar Mulyana 2)
1
Program Studi Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika

Email : farida.indah@customs.go.id
2
Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika

Email : dadang@stikomcki.ac.id

Abstract

Directorate General of Customs and Excise needs a breakthrough by using audit to manage
information technology around it. Managing information technology are urgently needed for
Directorate General of Customs and Excise in order to correct the past mistake, improve, and evaluate
itself. The method that we were used to measure capability level in this study are COBIT 5 framework
which develope by ISACA. This COBIT 5 focused on Deliver, Service, and Support (DSS) which cover
Services, Security Management, Continuity, Services Support for Stakeholders, Data Management, and
Operational Facility. This study are based on qualitative research and data sample. Data sample
gained by doing survey on selective respondents whis is first hand user who involve at managing
information technology process. The research indicate that the level of capability DJBC at domains
DSS is 2.09, which means still at the level 2 (managed process), it means that the process has been
implemented regularly, there is planning and monitored. So, it needed recommendation the target
level to be achieved level 3 with by improving the documentation of the processes manage information
technology and compile requirements, classification, and prioritization in service delivery and incident
handling

Keyword : Information Technology Governance, COBIT 5, Capability Level

1. PENDAHULUAN informasi yang lebih efektif dan efisien serta


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mampu meningkatkan kelancaran arus barang
(DJBC) merupakan institusi pemerintah di dan dokumen terutama dalam hal pengawasan
bawah naungan Kementerian Keuangan yang dan pelayanan.
bergerak pada bidang pengawasan dan Saat ini, DJBC telah menerapkan tata
pelayanan masyarakat khususnya pada bidang kelola teknologi informasi sebagai salah satu
pelayanan fiskal atas impor untuk penerimaan cara yang mendukung pencapaian tujuannya.
negara. Selain perkembangan teknologi, Namun, perlu dilakukan penilaian atas
perkembangan perdagangan internasional, penerapan tata kelola teknologi informasi
baik yang menyangkut kegiatan bidang impor apakah telah diterapkan dengan baik dan
maupun ekspor akhir-akhir ini mengalami sesuai dengan investasi yang dikeluarkan
kemajuan yang pesat. Pesatnya kemajuan di untuk teknologi informasi. Maka dari itu,
bidang tersebut menuntut diadakannya suatu dibutuhkan suatu tata kelola yang tepat dalam
sistem dan prosedur tata kelola teknologi memaksimalkan pemanfaatannya. Peran tata

1
kelola teknologi informasi untuk memastikan COBIT merupakan suatu kerangka kerja
penerapan TI benar-benar mendukung tujuan manajemen Teknologi Informasi yang
penyelenggaraan pemerintahan dengan diciptakan Information System Audit and
memperhatikan efisiensi penggunaan sumber Control Association (ISACA) dan IT
daya dan pengelolaan resiko terkait dengannya Governance Institute (ITGI) yang mencakup
di pandang sebagai solusi bagi permasalahan tujuan pengendalian yang tediri dari 5 domain,
tersebut dan saat ini telah menjadi prioritas yaitu : Align, Plan and Organise (APO),
manajemen di banyak organisasi sebagai unsur Build, Acquire and implement (BAI), Deliver,
penentu keberhasilan TI di dalam organisasi. Service and Support (DSS) serta Monitoring,
Evaluasi kinerja teknologi informasi secara Evaluate and Assess (MEA), Evaluate, Direct
umum dapat dilakukan dengan menggunakan and Monitor (EDM). COBIT 5 memiliki
framework COBIT (Control Objective model kapabilitas (Capability) yang bertujuan
forInformation and related Technology). untuk mencapai tujuan secara keseluruhan dari
merupakan standar yang diakui dan diterima proses penilaian dan proses dukungan
secara internasional, direkomendasikan untuk perbaikan, yaitu untuk menyediakan sarana
penerapan tata kelola TI yang baik serta untuk mengukur kinerja dari setiap sisi tata
merupakan edisi terbaru dari framework kelola TI yang kemudian diterapkan pada
COBIT ISACA (Information System Audit and suatu penilaian kapabilitas proses.
Control Association) yang menyediakan Maka dari itu perlunya audit pada
penjabaran tata kelola TI untuk pengelolaan teknologi informasi yang sedang
menggambarkan peran utama dari informasi berjalan menggunakan kerangka COBIT 5
dan teknologi dalam menciptakan nilai dapat memberikan evaluasi terhadap keadaan
perusahaan. COBIT 5 merupakan sebuah tata kelola Teknologi Informasi pada proses
standar tata kelola TI (IT Governance) yang monitoring operasional TI di Direktorat
bersifat generik sehingga pengembangannya Jenderal Bea Dan Cukai saat ini, dan juga
dapat berbeda-beda untuk setiap organisasi. dapat memberikan strategi yang berguna untuk
Kerangka kerja COBIT (Control perbaikan pengelolaannya di masa yang akan
Objectives For Information And Related datang. Berdasarkan latar belakang di atas
Technology), dimana model perancangan maka penulis ingin menilai penerapan tata
COBIT lebih bersifat praktis, lebih kuat dalam kelola teknologi informasi yang telah berjalan
checklist audit dan cocok untuk monitoring pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
proses TI untuk membantu tercapainya (DJBC) dengan menggunakan kerangka
pelaksanaan tata kelola TI yang baik. COBIT COBIT 5 dengan fokus domain Deliver,
memiliki strukur yang lebih baik dalam hal Service, and Support (DSS) .
mengalamatkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan IT Auditing, dalam hal IT 2. METODE PENELITIAN
Auditing pada COBIT mencakup area yang Metode yang digunakan dalam melakukan
lebih luas dan lebih cocok digunakan untuk penelitian ini adalah metode penelitian
menilai dan mengevaluasi sebuah IT kualitatif yaitu dengan melakukan
Governance. Fitur-fitur yang dimiliki COBIT pengamatan/observasi, pengukuran, dan
dalam penanganan terhadap masalah yang pengumpulan data melalui penyebaran
berkaitan dengan manajemen yaitu COBIT kuisioner. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
mampu mereferensikan Critical Success memperoleh informasi mengenai keadaan saat
Factor yang dibarengi dengan indikator ini dan melihat kaitan antara variable variable
kinerja dan model kapabilitas sebuah IT yang ada.
Governance.

2
Desain penelitian yang dilakukan dengan COBIT IT- Related Goals. COBIT
menggunakan kerangka kerja yang terdapat Enterprise Goals yang digunakan ialah dari
dalam COBIT 5 adalah sebagai berikut: hasil pemetaan tujuan bisnis DJBC dengan
tujuan bisnis menurut COBIT 5 yang
dilakukan pada tahapan sebelumnya.
Mapping enterprise goal dengan IT-related
goal bertujuan untuk memaparkan tujuan
bisnis secara umum dengan beberapa
tujuan TI yang mendukung tujuan bisnis
organisasi. Mapping dilakukan kedalam
perspektif IT Balance Scorecard (IT BSC).
Apabila hubungan keterkaitan antara tujuan
bisnis dan tujuan TI sangat kuat, maka
diberi tanda “P” yang berarti primary
(strong relationship). Jika terdapat 16
hubungan antara tujuan bisnis dengan
tujuan TI tetapi hubungan tersebut tidak
dominan, maka diberi tanda “S” yang
berarti secondary (medium relationship).
Jika tidak ada hubungan sama sekali, maka
Gambar 1. Desain Penelitian
dikosongkan.
a. Tahapan I : Identifikasi Stakeholder
d. Tahapan IV: Identifikasi IT- Process
Drivers
Pada tahap keempat, berdasarkan setiap
Pada tahap pertama, diperlukan adanya
mapping IT- Related Goals akan
identifikasi pengendali yang mempengaruhi
menghasilkan IT- Process berdasarkan
pemangku kepentingan dalam mengambil
COBIT 5. Dari masing-masing IT- Process
keputusan bisnis, seperti perubahan
berfungsi sebagai proses dalam pengukuran
strategi, perubahan dalam usaha bisnis dan
tingkat kapabilitas pada penilaian tata
peraturan daerah, dan perkembangan
kelola teknologi informasi pada DJBC.
teknologi baru. Karena kebutuhan
Pada IT- Process ini difokuskan hanya pada
pemangku kepentingan harus berkaitan
domain DSS COBIT 5 saja.
dengan tujuan entitas.
e. Tahapan V: Mengukur Tingkat Kapabililtas
b. Tahapan II : Identifikasi COBIT Enterprise
Terdapat enam tingkatan (level 0-5) dalam
Goals
penilaian di masing-masing tingkatan
Pada tahap kedua, kebutuhan pemangku
diklasifikasikan ke dalam 4 kategori (not
kepentingan berhubungan dengan tujuan
achieved, partially achieved, largely
umum organisasi. Peneliti mengidentifikasi
achieved, fully achieved) sebagai bentuk
tujuan bisnis DJBC, kemudian dilakukan
dari pencapaian suatu tingkat kapabilitas.
mapping sesuai dengan tujuan bisnis
Pemenuhan dalam suatu capability level
menurut COBIT 5.
agar bias melanjutkan ke level berikutnya
harus mencapai kategori largely achieved
c. Tahapan III : Identifikasi COBIT IT-
(L) atau fully achieved (F). Dalam
Related Goals
melakukan penilaian capability mature
Pada tahap ketiga, akan dilakukan analisa
antara COBIT enterprise goals dengan

3
model terbagi manjadi enam tingkatan yang berbahaya yang dilarang dan/atau dibatasi
dijelaskan sebagai berikut: oleh regulasi;
a. Level 0 – Incomplete Process 4. Melakukan pengawasan kegiatan impor,
b. Level 1 – Performed Process ekspor dan kegiatan di bidang kepabeanan
c. Level 2 – Managed Process dan cukai lainnya secara efektif dan efisien
d. Level 3 – Established Process melalui penerapan sistem manajemen risiko
e. Level 4 – Predictable Process yang handal, intelijen, dan penyidikan yang
f. Level 5 – Optimising Process kuat, serta penindakan yang tegas dan audit
kepabeanan dan cukai yang tepat;
Setelah mengetahui level capability 5. Membatasi, mengawasi, dan/atau
entitas, maka perlu dilakukan analisis mengendalikan produksi, peredaran dan
rekomendasi untuk perbaikan organisasi di konsumsi barang tertentu yang mempunyai
masa datang. Yang pertama adalah sifat dan karakteristik dapat membahayakan
menganalisa gap antara level existing yang kesehatan, lingkungan, ketertiban, dan
telah diperoleh dari hasil pengukuran dengan keamanan masyarakat melalui instrumen
target level kapabilitas organisasi. Pada tahap cukai yang memperhatikan aspek keadilan
analisis gap dilakukan untuk mendefinisikan dan keseimbangan;
kesenjangan antara tingkat kematangan aktual 6. Mengoptimalkan penerimaan negara dalam
dengan tingkat kematangan yang diinginkan bentuk bea masuk, bea keluar, dan cukai
(ekspektasi) dan menerjemahkan gap tersebut guna menunjang pembangunan nasional.
menjadi peluang perbaikan. Berdasarkan hasil
dari analisa gap tersebut, maka disusunlah Pada tahap kedua yaitu melakukan
rekomendasi untuk masing-masing IT Process mapping tujuan strategis DJBC dengan
Domain DSS COBIT 5 untuk perbaikan COBIT 5 Enterprise Goals. Hasil dari
organisasi di masa datang. pemetaan Enterprise berdasarkan tujuan
strategis DJBC adalah
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tahap pertama, yaitu mengidentifikasi 1. EG1 : Stakeholder value of business
tujuan strategis dari Direktorat Jenderal Bea investment,
dan Cukai. Berikut merupakan tujuan strategis 2. EG2 : Portofolio of competitive products
DJBC yang juga merupakan fungsi utama dari and services
DJBC: 3. EG3 : Managed business risk
1. Meningkatkan pertumbuhan industri dalam (safeguarding of assets)
negeri melalui pemberian fasilitas di bidang 4. EG4 : Compliance with external laws and
kepabeanan dan cukai yang tepat sasaran; regulations
2. Mewujudkan iklim usaha dan investasi 5. EG5 : Financial transparency
yang kondusif dengan memperlancar 6. EG6 : Customer-oriented service culture
logistik impor dan ekspor melalui 7. EG7 : Business services continuity and
penyederhanaan prosedur kepabeanan dan availability
cukai serta penerapan sistem manajemen 8. EG8 : Agile responses to a changing
risiko yang handal; business environment
3. Melindungi masyarakat, industri dalam 9. EG9 : Information-based strategic
negeri, dan kepentingan nasional melalui decision making
pengawasan dan/atau pencegahan 10. EG10 : Optimitation of services delivery
masuknya barang impor dan keluarnya costs
barang ekspor yang berdampak negatif dan 11. EG11 : Optimitation of business process
functionality

4
12. EG12 : Optimitation of business process Tabel 1. Pemetaan IT- Related Goals terhadap
costs IT- Process
13. EG17 : Product and business innovation
culture

Pada tahap ketiga, setelah diketahui tujuan


organisasi menurut COBIT 5 yang sesuai
dengan sasaran strategis DJBC, kemudian
tujuan tersebut dilakukan pemetaan terhadap
IT- Related Goals menurut COBIT 5. Dari
hasil pemetaan tersebut dapat diketahui tujuan
TI apa saja yang dapat mendukung tujuan dan
sasaran bisnis organisasi. Untuk memperoleh
tujuan terkait TI (IT- Related Goals) maka
dilakukan pemetaan Enterprise Goals yang
sesuai dengan 17 (tujuh belas) IT-Related
Goals COBIT 5. Pemetaan IT Related Goals
dengan cara memilih proses yang berkategori
primer dan sekunder. ('P' adalah singkatan dari
hubungan primer dan 'S' untuk hubungan
sekunder, yaitu hubungan kurang kuat.). Hasil
dari pemetaan IT- Related Goals adalah IT-R1
– IT-R14, kemudian IT-R16 – IT-R17. IT Hasil dari pemetaan IT- Process pada
Related Goals yang tereliminasi dalam hal ini Tabel 1. adalah DSS01 – DSS06, yang berarti
adalah IT-R15 yaitu IT compliance with semua domain DSS dijadikan sebagai cakupan
internal policies, yang artinya DJBC dapat proses audit.
memberi perhatian lebih memperbanyak
Tabel 2. Hasil Pemetaan IT- Related Goals
standar operational prosedur untuk ke depan.
terhadap IT- Process
Pada tahap keempat, berdasarkan setiap
mapping IT- Related Goals akan
menghasilkan IT- Process berdasarkan COBIT
5. Dari masing-masing IT- Process berfungsi
sebagai proses dalam pengukuran tingkat
kapabilitas pada penilaian tata kelola teknologi
informasi pada DJBC. Pada penelitian ini yang
akan diteliti adalah fokus pada domain
Deliver, Service and Support (DSS) sebagai
berikut.

5
Untuk mengukur tingkat kapabilitas adalah Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Proses
melakukan proses penyebaran kuesioner untuk
mencari tanggapan dari para responden
mengenai kondisi terkini yang ada pada
Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai
DJBC terkait dengan proses dalam domain
DSS (Deliver, Service and Support) COBIT 5.
Kuesioner ini berisikan pertanyaan –
pertanyaan yang sesuai dengan proses – proses
yang ada pada Domain DSS (Deliver, Service
and Support) COBIT 5. Untuk menentukan
kondisi entitas pada level mana, maka
dilakukan analisis berdasarkan hasil dari
kuisioner. Penentuan level tersebut dilakukan
dengan memilih nilai modus atau nilai yang
paling banyak muncul pada tiap aktifitasnya
Capability level yang telah didapat
Dalam mencari rata – rata nilai pada tiap dilakukan pembulatan untuk memudahkan
proses untuk mengetahui bagaimana kondisi mencari kondisi terkini berdasarkan kriteria
tiap proses yang ada yaitu dengan cara capability level yang telah ditetapkan. Dalam
menjumlahkan seluruh level yang dipilih melakukan pembulatan tersebut menggunakan
kemudian dibagi dengan jumlah aktifitas. konsep penentuan capability process tertentu,
yaitu suatu proses akan mencapai level k jika
Rumus: semua atribut sebelum level k terpenuhi secara
fully achieved dan semua atribut di level k
Level rata-rata = telah terpenuhi secara largely (>50% hingga
85%) atau fully achieved (>85%). Disini
Setelah melakukan analisa pada hasil penulis menggunakan pilihan yang terpenuhi
kuisioner, maka diperoleh nilai pada setiap secara fully achieved atau level terpenuhi
aktifitas yang terdapat pada domain DSS dengan nilai >85%, yang di rasa akan lebih
( Deliver, Service, and Support), maka dibuat akurat dalam menilai atau menggambarkan
rata-rata nilai yang terdapat pada tiap proses kondisi yang existing yang ada. Pada kategori
dengan cara menjumlahkan seluruh level yang ini, terdapat bukti yang lengkap dan
dipilih lalu dibagi dengan jumlah item pendekatan yang sistematis, serta pencapaian
pertanyaan di tiap domain. yang menyeluruh yang mendifinisikan atribut
Berikut merupakan hasil rekapitulasi nilai yang ada pada proses penilaian. Pencapaian
proses pada domain DSS (Deliver, Service, yang diraih berkisar 85-100%.
and Support): Berikut hasil audit pada domain DSS
dengan kondisi existing sebagai berikut:
a. Kondisi Existing DSS01 - Manage
Operations (Mengelola Operasi)
- Kegiatan back up log perangkat
dilakukan oleh vendor yang mencatat log
aktivitas perangkat yang dibuat setiap
bulan dan dilaporkan kepada PPHP
(Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan) yaitu
Pihak dalam Pengadaan Barang/Jasa.

6
- Ada bukti pengecekan yang berupa pendukung (listrik, telekomunikasi, air,
dokumen laporan hasil pekerjaan yang dll) demi terlangsungnya kegiatan di
telah dilakukan sebagai laporan terhadap bidang IT yang dituangkan di dalam
atasan. dokumen kontrak.
- Pelaksanaan training bagi pegawai untuk - Apabila terjadi insiden atas fasilitas IT
meningkatkan SDM pegawai guna misalnya terkait
menunjang pekerjaan yang dibuktikan jaringan,bandwith,perangkat, maka akan
dengan ST Training yaitu pelatihan di dilaporkan ke Direktur yang kemudian
bidang IT. diteruskan kepada Pusintek (Pusat Sistem
- DJBC mempunyai Business Impact Informasi dan Teknologi Keuangan).
Analysis (BIA) yaitu proses menentukan - Vendor yang membantu dalam
dan mendokumentasikan dampak bisnis pengelolaan IT DJBC wajib membuat
dari gangguan terhadap kegiatan yang laporan secara berkala untuk penilaian
mengdukung produk dan layanan utama. performance perangkat yang dimiliki
- Di IKC terdapat denah kabel yaitu untuk DJBC.
mengetahui posisi dimana kabel-kabel - Setiap insiden terkait operasional IT
yang terhubung dalam perangkat IT dapat dilaporkan setiap tahun sebagai evaluasi
terpantau dengan baik. tahunan kepada Direktur.
- Terdapat laporan event log server, - Direktorat Informasi Kepabeanan dan
database, aplikasi yang dilaporkan oleh Cukai DJBC mempunyai Operational
pelaksana kepada Kasubdit. Level Agreement (OLA) IT yang
- Untuk melaksanakan fungsinya, dalam digunakan sebagai pedoman memberikan
suatu pengelolaan IT diperlukan izin dari layanan.
pihak-pihak terkait yang berhubungan - Direktorat Informasi Kepabeanan dan
dengan pengelolaan IT. Cukai DJBC mempunyai beberapa SOP
- Terdapat jadwal operasional IT yaitu (Standart Operational Procedure) terkait
shifting IT Operation yang dalam hal ini IT yaitu SOP pencatatan event dan
terdapat jadwal jaga 24 jam setiap hari insiden yang isinya merupakan peraturan
untuk mengantisipasi adanya gangguan atas pencatatan eventdan insiden, SOP
operational IT. Selain itu juga terdapat monitoring server yang isinya tentang
jadwal untuk mengelola database seperti prosedur monitoring log atas event, serta
kegiatan backup, restore yang dilakukan SOP gangguan tentang prosedur
secara berkala untuk menjaga database penanganan insiden.
tetap aman. - Rencana audit IT dituangkan dalam
- IKC juga mempunyai kebijakan terhadap Kepatuhan SOP dan ST Review Tata
kegiatan pengelolaan IT seperti kegaiatn Kelola TI DJBC.
backup database dan yang terkait dengan - Rencana audit/pemantauan keamanan
keamanan lingkungan (SMKI). yaitu dengan melakukan VA
- Semua kegiatan yang berkaitan dengan (Vulnerability Assesment) untuk
IT DJBC telah diatur dalam KMK Nomor mendeteksi, mengidentifikasi dan
512/KMK.01/2009 mengenai Kebijakan mempelajari kelemahan yang dimiliki
dan Standar Penggunaan Akun dan Kata dari sistem atau infrastruktur IT DJBC.
Sandi, Surat Elektronik dan Internet di - DJBC mempunyai Service Level
Lingkungan Kementerian Keuangan. Agreement atau SLA di bidang IT yang
- Untuk mendukung pekerjaan, DJBC juga berfungsi sebagai pedoman untuk
mempunyai kontrak atas sumber-sumber pelayanan di bidang IT.

7
- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai - Mengidentifikasi kebutuhan stakeholders
mempunyai SOP Layanan TIK yang atas data/informasi terkait insiden dengan
terkait operasional TI. menambahkan fitur guna mendapatkan
- Tools pemantauan asset untuk melakukan respon pada portal pengguna jasa.
pendataan aset yg dimiliki Direktorat - DJBC mempunyai KMK yang terkait
Informasi Kepabeanan dan Cukai DJBC dengan ITSM dan turunannya.
yang berupa Screen shoot tools (cacti, - Pengelompokan kriteria masalah
OEM, Manage Engine, tools monitoring (problem) TI dengan mengklasifikasikan
storage), CMDB. insiden pada aplikasi service desk.
- Direktorat Informasi Kepabeanan dan
b. Kondisi Existing DSS02 - Manage Service Cukai DJBC mempunyai dokumen SOP
Request and Incidents (Mengelola terkait kriteria masalah TI (problem) /
Permintaan Layanan dan Insiden) eskalasi problem.
- Direktorat Informasi Kepabeanan dan - DJBC menganalisis tren permintaan
Cukai DJBC mempunyai dokumen layanan dan pelaporan insiden dengan
laporan evaluasi bulanan/tahunan membuat laporan evaluasi tahunan tiket
mengenai analisis atas insiden/masalah service desk.
yang bertujuan untuk mengidentifikasi - DJBC memiliki prosedur dan kriteria
penyebabnya dengan mengidentifikasi layanan/insiden yang dieskalasi
gejala yang timbul. berdasarkan SOP Pencatatan Insiden.
- Dokumentasi asistensi tim ahli dalam - DJBC memiliki media untuk memantau
menangani insiden / masalah misalnya perkembangan penanganan
terdapat masalah terkait IT harus layanan/insiden yang diminta/dilaporkan,
dilaporkan dan membuat laporan PM / baik dari sisi pengguna maupun atasan
CM oleh vendor yang menangani. petugas dan pimpinan melalui aplikasi
- Dokumentasi pelaporan masalah service desk.
(problem) TI yang mencakup di - Terdapat SK/ND penunjukan tim
dalamnya tahapan verifikasi, persetujuan, ahli/spesialis untukmenangani
penanganan, dan penutupan tiket (ITSM) insiden/masalah IT apabila sewaktu-
diimplementasikan melalui pengaduan waktu terjadi insiden/masalah IT.
masalah terkait IT yang dilaporkan
melalui Aplikasi Service Desk dengan c. Kondisi Existing DSS03 - Manage
sistem nomor tiket yang kemudian Problems (Mengelola Masalah)
ditindak lanjuti dan diselesaikan oleh tim - Menganalisis atas biaya yang dikeluarkan
IT DJBC. untuk menangani/menyelesaikan masalah
- Dokumentasi penerapan knowledge dituangan dalam dokumen kontrak
management dalam incident management sebagai bentuk laporan pertanggung
diterapkan melalui aplikasi service desk. jawaban.
- Apabila terjadi insiden atau gangguan IT, - Menganalisis tren masalah dengan
maka dilakukan dokumentasi penerapan menganalisa laporan permasalahan dari
recovery sesuai SOP laporan gangguan. landesk.
- Dokumentasi persetujuan pengguna / - Menganalisis dampak berkelanjutan yang
pelapor atas penanganan / penyelesaian ditimbulkan oleh masalah yang
petugas terhadap permintaan / pelaporan dituangkan dalam Service Improvement
layanan / insiden dibuktikan dengan Plan.
dengan UAT (User Acceptance Test).

8
- Dokumentasi asistensi tim ahli dalam - Mengklasifikasikan masalah untuk
menangani insiden/masalah diperlukan kebutuhan pendaftaran, pelaporan, dan
sebagai laporan untuk melaporkan setiap audit trail yang tercakup di dalamnya
masalah yang ada. yaitu status perkembangan penanganan
- Dokumentasi change management terkait masalah (misal: open, reopen, in
penanganan masalah dituangkan dalam progress, closed, dsb) beserta informasi
Form Change Request Aplikasi, dan dampak atas masalah yang belum
selanjutnya diadakan rapat evaluasi terselesaikanyang dituangkan dalam
gangguan serta rapat penanganan laporan evaluasi aplikasi service desk.
gangguan. - Mempunyai SOP gangguan yang berisi
- Membuat dokumentasi pelaporan tentang prosedur penanganan masalah,
masalah (problem) TI yang mencakup di khususnya terkait pemanfaatan data dari
dalamnya tahapan verifikasi, persetujuan, berbagai sumber (contoh: manajemen
penanganan, dan penutupan tiket perubahan, manajemen konfigurasi,
(ITSM). manajemen insiden).
- Membuat notula rapat dengan pemilik - Membuat laporan evaluasi tiket Service
bisnis/pengguna layanan sebagai bentuk Desk secara berkala untuk
dokumentasi pembahasan/sosialisasi mengidentifikasi penyebab utama
knowledge learned atas terjadinya terjadinya masalah (Root cause analysis).
masalah (misal: MoM). - Memantau perkembangan penanganan
- Membuat laporan evaluasi bulanan yang masalah, layanan/insiden yang
meliputi dokumentasi known-error atas diminta/dilaporkan baik dari sisi
masalah (problem) yang mencakup pengguna maupun atasan petugas dan
penyebab dan solusi atas masalah yang pimpinan melalui aplikasi servicedesk.
pernah terjadi, dokumentasi pemantauan - Membuat SK/penunjukan tim
penanganan/penyelesaian masalah ahli/spesialis untuk penanganan
terhadap persyaratan proses bisnis dan insiden/masalah yang terjadi.
SLA, dan dokumentasi pembahasan
tindak lanjut atas laporan perkembangan d. Kondisi Existing DSS04 - Manage
penanganan masalah dan root cause Continuity (Mengelola Keberlanjutan)
analysis yang menghasilkan solusi - DJBC mempunyai Business Continuity
strategis untuk mencegah berulangnya Plan (BCP), Business Impact Analysis
masalah, serta perbaikan yang (BIA), dan Disaster Recovery Plan (DRP)
berkelanjutan. untuk mencegah gangguan terhadap
- Membuat notula rapat evaluasi bulanan aktivitas bisnis normal dan
sebagai bentuk dokumentasi pertemuan mengidentifikasi gangguan (interruption)
berkala antara manajemen insiden, atau ancaman (threat) pada layanan agar
manajemen masalah, manajemen segera mengatasinya secepat mungkin.
perubahan, dan manajemen konfigurasi - Mengevaluasi kompetensi manajemen
untuk membahas known-error problem kelangsungan layanan berdasarkan DRP
dan tindak lanjutnya. Drill.
- Mengevaluasi keberhasilan - Membuat laporan backup database secara
penanganan/penyelesaian masalah major terjadwal. Selain itu juga membuat
dengan membuat laporan evaluasi laporan backup sistem DC DRC yang
bulanan dan tahunan. dikelola pihak ketiga.

9
- Membuat laporan DRP Drill dan laporan - Melaporkan daftar perangkat yang
evaluasi BCP/DRP sebagai evaluasi terinstal antivirus ke PUSINTEK (Pusat
DRP. Sistem Informasi dan Teknologi
- Melaporkan tiket aplikasi service desk Keuangan).
atas laporan insiden yang terjadi. - Untuk keamanan Data Center dan
- DJBC mengacu pada PMK mencegah hal-hal yang dapat menggangu
97/PMK.01/2017 tentang Tata Kelola keamanan system, maka dibuat daftar
Teknologi Informasi Dan Komunikasi di permintaan kunjungan apabila ada
Lingkungan Kementerian Keuangan pegawai yang akan mengakses DC, daftar
sebagai dasar pengelolaan IT. protokol/port yang diaktifkan dalam
- IKC mempunyai dokumentasi jaringan, dan daftar rekam akses ke Data
Manajemen Resiko untuk Center.
menemukan/mengidentifikasi seluruh - Mendokumentasikan penetration test
risiko yang dihadapi oleh IKC dalam yaitu evaluasi terhadap keamanan dari
mengelola IT DJBC. sebuah sistem dan jaringan computer
- Proses change management terhadap dengan melaporkan hasil VA
perubahan BCM/BCP/DRP melalui surat (Vulnerability Assesment) untuk
dari Kepala Pusintek ke Direktur IKC. mendeteksi, mengidentifikasi dan
- Membuat dokumen usulan inhouse mempelajari kelemahan yang dimiliki
training sebagai rencana training dari sistem atau infrastruktur IT DJBC.
manajemen untuk kelangsungan layanan. - Mendokumentasikan permintaan hak
- Merevisi DRP sesuai hasil DRP Drill akses dengan menerbitkan surat
sebagai bentuk evaluasi DRP. permintaan akses.
- Membuat ST Inhouse Training untuk - Vendor melaporkan hasil pekerjaannya
manajemen kelangsungan layanan. yang berupa dokumentasi update security
- Melakukan pemutakhiran BIA dan DRP patches perangkat.
yang dibuktikan dengan undangan. - Untuk mengkonfigurasi settingan router
diperlukan hak akses khusus perangkat,
e. Kondisi Existing DSS05 -Manage Security yaitu hanya orang-orang tertentu saja
Services (Mengelola Layanan Keamanan) yang mempunyai previllege untuk
- Pusintek membuat daftar black list akses mengakses perangkat.
internet yang tidak boleh diakses pegawai - Untuk mengetahui potensi serangan
di kantor untuk mengefektifkan jam kerja terhadap keamanan jaringan dan
pegawai. mengkonfigurasi perangkat jaringan,
- IKC mempunyai daftar dokumen rahasia maka dibuat review berupa rekapan akhir
dan perangkat TI yang hanya boleh tahun jaringan oleh vendor.
diketahui oleh pejabat atau pegawai yang - IKC memberlakukan kebijakan
berwenang yang dituangkan dalam keamanan endpoint devices yaitu SMKI
dokumen kontrak. (Kebijakan terkait keamanan lingkungan)
- Untuk menjaga keamanan sistem, dan kebijakan terkait keamanan
Pusintek menerapkan daftar hadir petugas konektivitas antar perangkat TI.
keamanan yang menjaga server, daftar - Kebijakan terkait malicious software
hak akses khusus, daftar hak akses diatur dalam SE Menkeu, SE Direktorat
pegawai ke Data Center, daftar hak akses IKC.
pengguna melalui APPS Manager, daftar - Direktorat IKC mempunyai klasifikasi
kunjungan ke Data Center (server). insiden keamanan.

10
- Adanya dokumentasi PNR GOV dan - Terdapat prosedur penambahan user yang
PDE internet tentang konfigurasi ada pada SOP akun email dan akun
perangkat jaringan terkait enkripsi. CEISA.
- Membuat laporan pemantauan perangkat - Terdapat prosedur review dan
Data Center dan laporan capaian SLA penghapusan user yang ada pada SOP
nya. manajemen akun.
- Adanya log akses, log aktivitas keamanan - Untuk mereview integritas data dilakukan
dari perangkat TI, dan log hak akses proses cleansing data.
admin vendor. - Membuat laporan evaluasi tiket service
- IKC mempunyai dokumen kontrak yang desk tentang root cause analysis masalah
berisi profil akses aset TI. kesalahan data dalam aplikasi.
- Terdapat SOP manajemen konfigurasi - Membentuk tim dan mengadakan
yang berisi tentang prosedur keamanan sosialisasi keamanan data pada Kantor
endpoint device. Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
- Pusintek mempunyai SOP kunjungan Cukai.
Data Center untuk menjaga keamanan - Mengadakan training penggunaan
Data Center. aplikasi dan kebutuhan keamanan pada
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
f. Kondisi Existing DSS06 -Manage Business dan Cukai.
Process Controls (Mengelola Kontrol
Proses Bisnis) Langkah selanjutnya adalah menganalisis
- Di Direktorat IKC terdapat data transaksi gap untuk mencari selisih dari level capability
dan kebijakan retensi data. yang didapat dengan level target yang ingin
- Direktorat IKC berwenang melakukan dicapai. Dalam menentukan level target,
perubahan data dengan syarat harus ada ditentukan dengan level yang sedang dituju
surat permohonan perubahan data dan dari level rata – rata yang didapat. Contoh
disetujui oleh Direktur IKC. untuk DSS02 di peroleh level rata-rata 2,04
- Terdapat identifikasi pengendalian (tabel maka DSS02 sedang dalam tahap menuju level
pengendalian utama) untuk proses bisnis capability 3 dan masih mencapai 0,04 atau 4
TIK. % di atas level 2 atau kurang dari 0,96 atau
- Kebijakan pengamanan data/informasi 96% menuju level capabilty 3. Sehingga
dalam bentuk fisik ada dalam SMKI. ditetapkan level targetnya adalah level 3.
- Apabila terdapat laporan kesalahan data
dalam aplikasi dilakukan proses Tabel 4. Analisis Gap
cleansing data untuk mengetahui data
yang valid.
- Direktorat IKC mempunyai TOR
Perubahan Aplikasi yang berisi
pemantauan pengendalian untuk proses
bisnis TIK.
- IKC juga mempunyai Petunjuk Teknis
Aplikasi tentang manual aplikasi
pengendalian akses, pengendalian input,
pengendalian output, pengendalian
proses, perbaikan input, dan user/role
matrix.

11
Berdasarkan hasil analisis gap dan - Menetapkan klasifikasi insiden dan
ditetapkannya level capability pada seluruh IT prioritas penanganannya sebagai acuan
Process DSS, telah diperoleh bahwa nilai level untuk menerapkan standar penanganan
capability pada seluruh IT Process rata-rata dan trend analysis yaitu dengan membuat
berada pada level 2 yaitu dalam Managed kebijakan di BCare dengan klasifikasi
Process yang berarti aktifitas yang dilakukan insiden dan problem.
telah diimplementasikan secara teratur, - Membuat dokumentasi log atas
terdapat perencanaan dan dimonitor dengan permintaan layanan dan penyelesaiannya
baik, hasil kerja dikelola dengan baik dengan yaitu dengan menambahan klasifikasi
menentukan requirement-nya & layanan pada Aplikasi BCare.
mendokumentasikannya. Untuk menuju ke - Membuat dokumentasi status
level 3 Established Process yaitu dengan penyelesaian insiden/masalah
melakukan semua aktifitas dilakukan berdasarkan solusi yang diterapkan,
berdasarkan SOP atau kebijakan/aturan dan yakni solusi sementara atau solusi
dibuat standar penerapan / pengoperasiannya. permanen dengan menambahkan kategori
Kemudian ada alokasi tanggung jawab dan di BCare permanen/sementara.
sumber daya yang tepat untuk mencapai - Menetapkan kriteria masalah (kapan
aktifitas tersebut agar mencapai outcome yang insiden dieskalasi menjadi masalah) dan
diharapkan. dokumentasi insiden yang dieskalasi
Melihat analisis gap yang di dapat dengan menjadi masalah.
level target yang ingin dicapai pada tiap proses - Membuat dokumentasi evaluasi untuk
domain, maka berikut adalah beberapa mengetahui efektivitas laporan
rekomendasi yang dapat penulis berikan untuk penanganan layanan/insiden dalam
meningkatkan kapabilitas level pada domain memenuhi ekspektasi stakeholder
DSS COBIT 5 di Direktorat Jenderal Bea dan (misalnya distribusi, frekuensi, media,
Cukai, khususnya Direktorat Informasi dll).
Kepabeanan dan Cukai sebagai unit pengelola
IT DJBC: 3. DSS03 - Manage Problems (Mengelola
1. DSS01 - Manage Operations (Mengelola Masalah)
Operasi) - Membuat dokumentasi penentuan /
- Menyusun laporan hasil backup terhadap pembahasan prioritas penanganan
aplikasi versi terakhir yang ada di DRC masalah bersama dengan pihak proses
atau laporan hasil versioning bisnis yang dituangkan dalam SLA
(perbandingan kesamaan versi antara Service Catalog Direktorat Informasi
aplikasi di DRC dan DC). Kepabeanan dan Cukai.
- Membuat kebijakan atas Event Log - Menyusun / menetapkan klasifikasi
dengan menerbitkan Nota Dinas dari masalah (problem) beserta penentuan
Direktur IKC ( prosedur kerja prioritas penanganannya sebagai acuan
management Log). untuk menerapkan standar penanganan
- Asset monitoring rules and event dan trend analysis yang dituangkan pada
condition. service katalog Direktorat Informasi
Kepabeanan dan Cukai.
2. DSS02 - Manage Service Request and - Membuat dokumentasi known error yang
Incidents (Mengelola Permintaan Layanan mencakup informasi Configuration Items
dan Insiden) (CI) yang dapat dimasukkan dalam
aplikasi BCare.

12
Cukai menggunakan COBIT 5 Domain DSS
4. DSS04 - Manage Continuity (Mengelola (Deliver, Service and Support), maka
Keberlanjutan) kesimpulannya adalah:
- Melakukan uji fungsionalitas DC DRC. 1. Level capability keseluruhan yang
- Membuat laporan hasil evaluasi diperoleh berdasarkan keseluruhan rata-rata
kelangsungan layanan setelah bencana/uji adalah 2, yang berarti sebagian besar
fungsionalitas DC DRC yang antara lain aktifitas pada domain DSS untuk Direktorat
memuat: evaluasi DRP, evaluasi terhadap Jenderal Bea dan Cukai telah
kesesuaian pelaksanaan prosedur ketika diimplementasikan secara teratur, terdapat
terjadi bencana dengan DRP, evaluasi perencanaan dan dimonitor dengan baik.
kecukupan keahlian/kompetensi setelah Hasil kerja dikelola dengan baik dengan
dilakukannya uji fungsionalitas DC DRC, menentukan requirement-nya &
serta DRP yang diperbaharui berdasarkan mendokumentasikannya.
hasil evaluasi. 2. Level target yang ingin dicapai adalah level
- Mengadakan pelatihan kelangsungan 3 Established Process, sehingga
layanan yaitu pelatihan pegawai rekomendasi yang disusun adalah sebagai
Direktorat IKC (Training Inhouse) berikut:
tentang DRP. a. Perlu keterlibatan pemilik proses bisnis
- Membuat laporan hasil backup terhadap dalam memberikan otorisasi di dalam
aplikasi versi terakhir yang ada di DRC menyepakati ruang lingkup proyek,
atau laporan hasil versioning penyusunan requirement, penerimaan
(perbandingan kesamaan versi antara hasil pengembangan dan pengaturan
aplikasi di DRC dan DC). kewenangan hak akses (user access
matrix).
5. DSS05 - Manage Security Services b. Membuat klasifikasi dan prioritisasi
(Mengelola Layanan Keamanan) dalam pemberian layanan, penanganan
- Menyusun user access matriks & laporan insiden/problem dan membuat
reviu hak akses. penetapan target layanan.
- Membuat kebijakan/standar keamanan c. Terdapat kelemahan pada dokumentasi
end point device & akses perangkat. atas proses-proses yang dijalankan
- Menyusun laporan analisis insiden terkait dalam pengelolaan TIK sehingga perlu
keamanan. dilakukan perbaikan.
- Membuat klasifikasi informasi dan
pengamanan informasi yang sensitif. 5. REFERENSI
- Membuat mekanisme/prosedur Ajismanto, F. (2017). Analisis Domain Proses
pemusnahan/disposal informasi sensitif. COBIT Framework 5 Pada Sistem
Informasi Worksheet (Studi Kasus
6. DSS06 - Manage Business Process Perguruan Tinggi STMIK, Politeknik
Controls (Mengelola Kontrol Proses Palcomtech), 207-221
Bisnis) Al-Rasyid, A. (2015). Analisis Audit Sistem
- Menyusun laporan hasil reviu hak akses. Informasi Berbasis COBIT 5 Pada
- Membuat hasil evaluasi keamanan data. Domain Deliver, Service, and Support
(DSS) (Studi Kasus: SIM-BL di Unit
4. KESIMPULAN CDC PT Telkom Pusat. Tbk),6110
Berdasarkan audit tata kelola IT yang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (February
dilakukan pada Direktorat Jenderal Bea dan 5, 2013). Sejarah Bea dan Cukai. April

13
20, 2018. ISACA. (2012). COBIT 5 Implementation.
http://www.beacukai.go.id/arsip/abt/sejar USA: ISACA.
ah-bea-dan-cukai.html Kementerian Keuangan RI (2009). Keputusan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (November Mentri Keuangan Nomor
21, 2012). Struktur Organisasi. April 20, 260/KMK.01/2009 tanggal 24 Juli 2009
2018. tentang Kebijakan Pengelolaan
http://www.beacukai.go.id/arsip/abt/struk Teknologi Informasi dan Komunikasi di
tur-organisasi.html Lingkungan Departemen Keuangan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (June 21, Manuputty, A. D.,Waluyan, G. (2016).
2011). Tugas Pokok dan Fungsi. April Evaluasi Kinerja Tata Kelola TI
20, 2018. Terhadap Penerapan Sistem Informasi
http://www.beacukai.go.id/arsip/abt/tugas Starclick Framework COBIT 5 (Studi
-pokok-dan-fungsi.html Kasus PT. Telekomunikasi Indonesia,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (June 21, Tbk Semarang), 157-166
2011). Visi, Misi dan Fungsi Utama. Mursityo, Y. T., Suprapto & Mufti, R. G.
April 20, 2018. (2017). Evaluasi Tata Kelola Sistem
http://www.beacukai.go.id/arsip/abt/visi- Keamanan Teknologi Informasi
misi-dan-fungsi-utama.html Menggunakan Framework COBIT 5
Firdaus, Y., Atastina, I & Candra, R. K. Fokus Proses APO13 dan DSS05 (Studi
(2015). Audit Teknologi Informasi Pada PT Martina Berto Tbk). Jurnal
menggunakan Framework COBIT 5 Pada Pengembangan Teknologi Informasi dan
Domain DSS (Delivery, Service, and Ilmu Komputer, 1622-1631
Support) (Studi Kasus : iGracias Telkom Putra, Hervandi (2014). Penerapan dan
University), 1129 Penilaian Tata Kelola Teknologi
Gondodiyoto, Sanyoto.,2010., Audit Sistem Informasi berdasarkan COBIT 5
Informasi + Pendekatan Cobit., Framework (Studi Kasus pada BPK RI).
Jakarta.,Mitra Wacana Media Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Gumilang, S. F., Murahartawaty & Fajrin, R. Indonesia.
A (2016). Perancangan Tata Kelola Putra, I. G & Swastika, I . P., 2016., Audit
Teknologi Informasi di BAPAPSI Sistem Informasi dan Tata Kelola
Pemkab Bandung Menggunakan Teknologi Informasi., Yogyakarta., Andi
framework COBIT 5 Pada Domain EDM Offset
dan DSS, 74-80 Rabbani, R.I (2016). Evaluasi Penerapan Tata
ISACA. (2012). COBIT 5 A Business Kelola Teknologi Informasi berdasarkan
Framework for the Governance and Kerangka Cobit 5 (Studi Kasus Pada
Management of Enterprise IT. USA: Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai).
ISACA Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
ISACA. (2013). Process Assessment Model Indonesia.
(PAM): Using COBIT 5. Weber, Ron (2000). Information System
ISACA. (2012). COBIT 5 Enabling Process. Control and Audit. New Jersey: Prentice
USA: ISACA. Hall, Inc.

14

Das könnte Ihnen auch gefallen