Sie sind auf Seite 1von 12

Jurnal “ ruang “ VOLUME 12 NOMOR 2 September 2018

STUDI KOMPOSISI PENGOLAHAN FASADE


HOTEL SANTIKA DAN HOTEL SUTAN RAJA PALU

Hariyadi Salenda, Mohammad Rachmat Syahrullah


Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Univerisitas Tadulako
Email : adhyarsitektur@gmail.com, Matt_Syahrullah@yahoo.co.id

ABSTRACT
Facade or part of the building looks are elements that can not be removed from a product design and even
architecture is an important part of a work of architecture, because this is what the elements seem to be
appreciated or you see first. In order to assess the problems of these themes, the Hotel and Hotel Santika Palu
Sutan Raja considered relevant as an object of study since the hotel has façade treatment composition is
interesting to study and has its own characteristics.
This study uses a rationalistic approach. Rationalistic approach is an approach that sees the truth not
merely of empirical conditions, but also the argument as a part of construction thought. Data were collected by
observation (observation), with data analysis techniques in qualitative descriptive. Building facade will be
assessed from two aspects: 1) the composition of the facade, and 2) visual composition facade.
Based on the results of studies and analysis we found that the Santika hotel and Sutan Raja hotel, in terms
of the facade of the two hotel buildings it appears that elements of the facade is predominantly composed
using the principles of the processing of the facade through the components of the facade and the composition
of the constituent façade, among others: 1) setting placement door (entrance); 2) the settings window
placement; 3) processing of the wall; 4) processing shape of the roof; 5) placement of sun shading; 6) processing
facade geometric shapes; 7) processing the composition of the field arrangement (symmetry); 8) setting the
depth of the display contrast facade; 9) setting the rhythm (rhythm) arrangement of the facade; 10) setting the
proportions and scale on the display facade. Tenth these elements affects the appearance of a building facade.

Keywords : Composition facade,Component facade, Santika hotel and Sutan Raja hotel.

PENDAHULUAN tampak inilah yang diapresiasi atau dilihat pertama


1. Latar Belakang kali. Melalui fasade kita bisa mendapat gambaran
Fasade bangunan merupakan salah satu titik tentang fungsi-fungsi bangunan, selain itu fasade
ukur penentuan ciri dari suatu bentukan bangunan. juga berfungsi sebagai alat perekam sejarah
Fasade bangunan ini sangat berperan aktif pada peradaban manusia.
pengidentifikasian gaya bangunan. Fasade pada Dalam rangka pengkajian permasalahan tema
bangunan hotel secara visual berbeda dengan fasade tersebut maka Hotel Santika dan Hotel Sutan Raja
bangunan rumah tinggal. Ciri yang paling menonjol Palu dianggap relevan sebagai objek kajian karena
tampak pada penggunaan barisan kolom-kolom yang hotel ini memiliki komposisi pengolahan fasade yang
membentuk garis vertikal-horisontal. Sebagai karya menarik untuk dikaji dan mempunyai karakteristik
visual fasade memiliki peran yang menentukan dalam tersendiri.
perancangan arsitektur Bangunan Hotel Santika dan Hotel Sutan Raja
Fasade atau bagian tampak bangunan adalah Palu merupakan bangunan yang konseptualis
unsur yang tidak dapat dihilangkan dari suatu produk modern, sehingga mampu menjadi daya tarik bagi
desain arsitektur dan bahkan merupakan bagian pengunjung atau orang awam disekitarnya. Hotel ini
terpenting dari suatu karya arsitektur, karena elemen juga mengintegrasikan kota Palu sebagai kota yang

J u r u s a n A r s i t e k t u r F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s T a d u l a k o | 33
Jurnal “ ruang “ VOLUME 12 NOMOR 2 September 2018

sedang membangun menuju salah satu kota modern benda-benda yang berbeda sehingga memiliki
di Indonesia. bentuk, warna dan bahan yang berbeda (Krier, 1996).
2. Pertanyaan Penelitian Identitas arsitektur bangunan lebih mudah
Dengan bertolak dari dasar pemikiran diatas, dilihat melalui fasadenya. Bangunan mempunyai
mengenai pentingnya pengolahan fasade bagi sebuah kemngkinan untuk memiliki banyak sisi, mulai dari 3
bangunan, maka ditetapkan pertanyaan penelitian sisi, 4 sisi, dan seterusnya, namun akan ada satu sisi
adalah “ Bagaimana komposisi pengolahan fasade yang ditekankan sebagai “wajah” bangunan tersebut,
pada bangunan Hotel Santika dan Hotel Sutan Raja dan sisi ini adalah sisi yang selanjutnya disebut
Palu ? fasade. Suatu fasade juga menceritakan hal-ihwal
3. Lingkup Penelitian penghuni suatu bangunan gedung dengan
Lingkup penelitian ini adalah mengkaji memberikan semacam identitas komunitas
pengolahan fasade Hotel Santika dan Hotel Sutan kolektifnya bagi mereka, dan pada puncaknya
Raja berdasarkan komponen penyusun fasade dan merupakan representatif komunitas tersebut dalam
komposisi visual fasade. publik (Burden, 1995).
4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pertanyaan 2. Komponen Penyusun Fasade Bangunan
penelitian maka tujuan penelitian pada dasarnya Dalam konteks arsitektur kota, fasade bangunan
adalah untuk menjawab permasalahan yang ada tidak hanya bersifat dua dimensi saja akan tetapi
pada pertanyaan penelitian. Adapun tujuan bersifat tiga dimensi yang dapat merepresentasikan
penelitian ini adalah : “untuk mengetahui bagaimana masing-masing bangunan tersebut dalam
komposisi pengolahan fasade pada bangunan Hotel kepentingan publik (kota) atau sebaliknya. Menurut
Santika dan Hotel Sutan Raja Palu, sehingga dapat Krier (1996) komponen penyusun fasade bangunan
memberikan nilai arsitektural yang lebih spesifik”. yang dapat diamati meliputi :
2.1. Gerbang dan Pintu Masuk (Entrance)
TINJAUAN PUSTAKA Pada saat memasuki sebuah bangunan dari arah
1. Definisi Fasade Bangunan jalan, seseorang melewati berbagai gradasi dari
Fasade merupakan bagian muka utama sesuatu yang disebut “publik”. Posisi jalan masuk dan
eksterior bangunan yang berada pada salah satu sisi makna arsitektonis yang dimilikinya menunjukan
utama, biasanya menghadap ke arah jalan (Krier, peran dan fungsi bangunan tersebut. Pintu masuk
1996). Fasade utama biasanya merupakan sisi menjadi tanda transisi dari bagian publik (eksterior)
bangunan yang mempunyai main entrance (pintu ke bagian privat (interior). Pintu masuk adalah
masuk utama) dan mempunyai karakter detail yang elemen pernyataan diri dari penghuni bangunan.
stylistic, sedangkan menurut Ching (2000) fasade Terkadang posisi entrance memberi peran dan
merupakan muka bangunan atau sisi-sisi lain dari fungsi demonstratif terhadap bangunan. Lintasan
bangunan yang menghadap ke arah jalan atau ruang dari gerbang ke arah bangunan membentuk garis
publik yang dibedakan dengan pengolahan maya yang menjadi datum dari gubahan. Di sini dapat
arsitektural. diamati apakah keseimbangan yang terjadi
Sebagai suatu keseluruhan, fasade tersusun dari merupakan simetri mutlak atau seimbang secara
elemen tunggal, suatu kesatuan tersendiri dengan geometri saja.
kemampuan untuk mengekspresikan diri mereka 2.2. Jendela
sendiri. Elemen-elemen tersebut – alas, jendela, atap Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
dan sebagainya – karena sifat alaminya merupakan penataan jendela fasade, yaitu sebagai berikut :

34 | J u r u s a n A r s i t e k t u r F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s T a d u l a k o
Jurnal “ ruang “ VOLUME 12 NOMOR 2 September 2018

 Proporsi geometris fasade; kondisi serta trend apa yang sedang muncul pada
 Penataan komposisi; saat desain fasade itu dibuat.
 Memperhatikan keharmonisan proporsi geometri; Dalam mengevalusai atau melakukan studi pada
 Karena distribusi jendela pada fasade, salah satu arsitektur fasade menurut DK Ching (2000):
efek tertentu dapat dipertegas atau bahkan “Komponen visual yang menjadi objek transformasi
dihilangkan; dan dan modifikasi dari fasade bangunan dapat diamati
 Jendela dapat bergabung dalam kelompok- dengan membuat klasifikasi melalui prinsip-prinsip
kelompok kecil atau membagi fasade dengan gagasan formatif yang menekankan pada geometri,
elemen-elemen yang hampir terpisah dan simetri, kontras, ritme, proporsi dan skala.
membentuk simbol tertentu. 3.1. Geometri
2.3. Dinding Pada fasade yaitu gagasan formatif dalam
Penataan dinding juga dapat diperlakukan arsitektur yang mewujudkan prinsip-prinsip geometri
sebagai bagian seni pahat sebuah bangunan. Bagian pada bidang maupun benda suatu lingkungan binaan,
khusus dari suatu bangunan dapat diekspos dengan segi tiga, lingkaran, segi empat beserta varian-
latar depan dan latar belakang dapat ditentukan. variannya.
2.4. Atap 3.2. Simetri
Atap merupakan mahkota bangunan yang Simetri adalah gagasan formatif yang
disangga badan bangunan, yaitu dinding. mengarahkan desain bangunan melalui
2.5. Sun Shading keseimbangan yang terjadi pada bentuk-bentuk
Fasade beradaptasi dengan cuaca karena lingkungan binaan. Dibagi menjadi; simetri dengan
adanya ornamen di atas tembok, yaitu teritisan atau keseimbangan mutlak, simetri dengan keseimbangan
biasa disebut sun shading. geometri, simetri dengan keseimbangan diagonal.
Menurut Lippsmeier (1980), elemen fasade dari 3.3. Kontras Kedalaman
sebuah bangunan yang sekaligus merupakan Kontras kedalaman adalah gagasan formatif
komponen-komponen yang mempengaruhi façade yang mempertimbangkan warna dan pencahayaan
bangunan adalah: kedalaman menjadi perbedaan gelap terang yang
1. Atap ; terjadi pada elemen fasade. Tingkat perbedaan
2. Dinding ; dan dikategorikan menjadi 3; sangat gelap, gelap, terang.
3. Lantai. 3.4. Ritme
Ritme adalah tipologi gambaran yang
3. Komposisi Visual Fasade menunjukan komponen bangunan dalam bentuk
Menurut Ching (2000) “Perlengkapan visual repetasi baik dalam skala besar maupun skala kecil.
bentuk yang menjadi objek transformasi dan Komponen yang dimaksud dapat berupa kolom,
modifikasi bentuk elemen pada fasade bangunan pintu, jendela atau ornamen. Semakin sedikit ukuran
meliputi sosok, ukuran, warna, tekstur, posisi, skala yang berulang, dikategorikan ritme monoton,
orientasi dan inersia visual.” Selain tradisi lokal, semakin banyak dikategorikan dinamis.
budaya luar melalui informasi yang didapat 3.5. Proporsi
masyarakat memberikan pengaruh yang kuat Proporsi adalah perbandingan antara satu
terhadap pemilihan perlengkapan visual bentuk bagian dengan bagian lainnya pada salah satu elemen
sehingga tampilan sosok, warna, ukuran, tekstur, dan fasade. Dalam menentukan proporsi bangunan
lain-lain seringkali menggambarkan bagaimana biasanya mempertimbangkan batasan-batasan yang
diterapkan pada bentuk, sifat alami bahan, fungsi
struktur atau oleh proses produksi. Penentuan

J u r u s a n A r s i t e k t u r F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s T a d u l a k o | 35
Jurnal “ ruang “ VOLUME 12 NOMOR 2 September 2018

proporsi bentuk dan ruang bangunan sepenuhnya Pintu yang pertama berada disebelah kanan fasade
merupakan keputusan perancang yang memiliki hotel Santika. Pintu ini berfungsi untuk pengunjung
kemampuan untuk mengolah bentuk-bentk hotel yang akan menggunakan ruang serba guna di
arsitektur, mengembangkan bentuk-bentuk geometri lantai dasar. Sedangkan pintu yang kedua berada
dasar dan sebagainya, yang tentunya keputusan disebelah kiri fasade hotel Santika. Pintu kedua ini
dalam penentuan proporsi tersebut ada dasarnya. berfungsi untuk pengunjung atau tamu hotel yang
3.6. Skala menginap ataupun tidak menginap (lihat Gambar 1).
Skala dalam arsitektur menunjukkan Adapun pada hotel Sutan Raja komponen pintu dari
perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dua buah pintu yang diposisikan pada satu tempat,
dengan suatu elemen tertentu dengan ukurannya yaitu pintu masuk dan pintu keluar. Dimana masing-
bagi manusia. Pada konteks fasade bangunan, skala masing pintu mempunyai dua daun pintu (lihat
merupakan proporsi yang dipakai untuk menetapkan Gambar 2).
ukuran dan dimensi-dimensi dari elemen fasade.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan
rasionalistik. Pendekatan rasionalistik adalah
pendekatan yang melihat kebenaran bukan semata-
mata dari kondisi empiris tetapi juga argumentasi
sebagai suatu bagian konstruksi berpikir. Desain
penelitian rasionalistik bertolak dari kerangka teoritik
yang dibangun dari pemaknaan teori-teori yang
dikenal, buah pikiran para pakar, dan dikonstruksikan
menjadi sesuatu yang mengandung sejumlah
problematik yang perlu diteliti lebih lanjut (Muhadjir,
1996). Penelitian ini juga merupakan penelitian Gambar 1. Pintu Masuk (Entrance) Hotel Pada Fasade
eksploratif. Menurut Gulo (2002), penelitian Bangunan Hotel Santika
(Sumber: Analisis Penulis, 2016)
eksploratif adalah penelitian yang bertujuan
menelusuri suatu fenomena atau peristiwa melalui
serangkaian penjajakan.
Pengambilan data dilakukan dengan cara
pengamatan (observasi), dengan teknik analisis data
secara deskriptif kualitatif. Fasade bangunan akan
dikaji dari dua aspek yaitu 1) komponen penyusun
fasade, dan 2) komposisi visual fasade.

PEMBAHASAN
1. Komponen Penyusun Fasade
1.1. Gerbang dan Pintu Masuk (Entrance)
Gambar 2. Letak Pintu Masuk (entrance) Pada Fasade
Dalam hal komponen penyusun fasade, elemen
Bangunan Hotel Sutan Raja
pintu (entrance) kedua hotel menggunakan bahan (Sumber: Analisis Penulis, 2016)
kaca, akan tetapi jumlah pintu pada hotel Santika
terdiri dari dua buah pintu yang berbeda fungsinya.

36 | J u r u s a n A r s i t e k t u r F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s T a d u l a k o
Jurnal “ ruang “ VOLUME 12 NOMOR 2 September 2018

1.2. Jendela
Komponen jendela pada fasade hotel Santika
menunjukan bahwa jendela disusun secara horizontal
ataupun vertikal. Dimana komponen jendela
dominan menggunakan bahan penutup kaca, baik
yang dipasang permanen maupun menggunakan
kusen almunium. Akan tetapi apabila diperhatikan
secara teliti untuk hotel Santika elemen jendela Penataan jendela berbentuk persegi
selain sebagai bukaan juga dijadikan struktur di lantai atas dan bawah secara
horizontal/vertikal tegak lurus
penyusun dinding di lantai dasar (lihat Gambar 3).

Gambar 4. Penataan Jendela Di Lantai Atas Pada Fasade


Jendela ditata Bangunan Hotel Sutan Raja
secara
vertikal- (Sumber: Analisis Penulis, 2016)
horizontal
1.3. Dinding
Fasade bangunan hotel Santika menunjukkan
bahwa komponen dinding disusun dengan
menggunakan bahan-bahan berupa beton, kaca, dan
dinding berbahan alcopane merah. Tekstur yang
dipakai untuk dinding beton yaitu bertekstur halus
dengan lapisan cat berwarna abu-abu, dan putih
(lihat Gambar 5).
Bentuk
komponen
jendela kaca
pada lantai
dasar

Dinding
berbahan
kaca yang
juga
Gambar 3. Penataan Jendela Pada Fasade Bangunan berfungsi
Hotel Santika sebagai
(Sumber: Analisis Penulis, 2016) Dinding Dinding berbahan bukaan
berbahan beton bertekstur
Alcopane halus

Sedangkan fasade hotel Sutan Raja menunjukan Gambar 5. Bahan Penyusun Komponen Dinding Pada
bahwa elemen jendela disusun secara horizontal Fasade Bangunan Hotel Santika
ataupun vertikal. Dimana jendela dominan (Sumber: Analisis Penulis, 2016)
menggunakan bahan penutup kaca, baik yang
dipasang permanen maupun menggunakan kusen Bangunan hotel Sutan Raja menggunakan
almunium (lihat Gambar 4). komponen dinding yang tersusun dari bahan beton,
dengan tekstur halus yang dilapisi cat berwarna
putih. Akan tetapi fasade bangunan hotel Sutan Raja
juga menunjukan bahwa dinding bertekstur halus

J u r u s a n A r s i t e k t u r F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s T a d u l a k o | 37
Jurnal “ ruang “ VOLUME 12 NOMOR 2 September 2018

tersebut kemudian dibeberapa sisinya diberi datar berbahan beton yang dibuat maju melewati
tambahan lapisan batu tempel bertekstur kasar (lihat elemen dinding. Selain hal itu fasade hotel Sutan Raja
Gambar 6). juga menunjukkan bahwa di bagian entrance hotel
dipergunakan atap pelindung berupa kanopi
berbahan beton bertulang yang di topang oleh dua
kolom (lihat Gambar 8).

Dinding berbahan Komponen


beton bertekstur atap datar
halus berbahan
beton

Lapisan batu tempel Komponen


bertekstur kasar atap
berbentuk
kanopi
Gambar 6. Bahan Penyusun Komponen Dinding Pada
Fasade Bangunan Hotel Sutan Raja Gambar 8. Bentuk Komponen Atap Pada Fasade Bangunan
(Sumber: Analisis Penulis, 2016) Hotel Sutan Raja
(Sumber: Analisis Penulis, 2016)
1.4. Atap
Tampilan fasade hotel Santika menunjukan
bahwa komponen atap sebagai salahsatu penyusun 1.5. Sun Shading
bentuk fasade menggunakan atap datar berbahan Komponen sun shading hanya ditemukan pada
beton yang dibuat melewati bidang dinding. Selain hotel Sutan Raja, sementara pada hotel Santika tidak
itu hotel Santika pada bagian entrance nya menggunakan komponen sun shading. Komponen
menggunakan atap datar yaitu kanopi berbahan sun shading pada hotel Sutan Raja berupa aksen
alcopane dan ditopang oleh besi baja (lihat Gambar penambah estetika berbentuk kisi-kisi yang
7). difungsikan sebagai penghalang sinar matahari sore
yang masuk ke ruang lantai atas sebelah barat (lihat
Gambar 9).

Komponen atap Komponen atap datar


berbentuk berbahan beton
kanopi

Gambar 7. Bentuk Komponen Atap Pada Fasade Bangunan


Hotel Santika Gambar 9. Komponen Sun Shading Pada Fasade Bangunan
(Sumber: Analisis Penulis, 2016) Hotel Sutan Raja
(Sumber: Analisis Penulis, 2016)
Fasade bangunan hotel Sutan Raja
menunjukkan bahwa elemen atap berbentuk atap

38 | J u r u s a n A r s i t e k t u r F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s T a d u l a k o
Jurnal “ ruang “ VOLUME 12 NOMOR 2 September 2018

2. Komposisi Visual Fasade 2.2. Simetri


2.1. Geometri Komposisi simetri fasade bangunan hotel
Fasade hotel Santika menunjukan bahwa Santika dan Sutan Raja menunjukan bahwa hotel
Santika tidak menerapkan prinsip penataan bidang
gagasan formatif arsitektur fasadenya menggunakan
secara simetri (seimbang), sebab ketika menentukan
bentuk geometri persegi. Bidang-bidang tersebut sumbu pada fasade hotel Santika terdapat kesulitan
diletakkan secara horizontal maupun vertikal. Selain penentuan letak sumbu, sehingga bidang yang
itu bidang pada fasade hotel Santika yang diposisikan berada di sisi kiri dan kanan memperlihatkan kesan
maju dan mundur (lihat Gambar 10). berat sebelah. Sedangkan hotel Sutan Raja secara
dominan menggunakan prinsip penataan bidang
secara simetri (seimbang) dengan keseimbangan
Bidang yang
dimundurkan geometri, yaitu ketika menentukan sumbu pada
fasade tidak terdapat kesulitan dalam penentuan
letak sumbu, dan ketika sumbu diletakan maka
Bidang yang bidang yang berada di sisi kiri dan kanan tidak terlalu
dimajukan
memperlihatkan kesan berat sebelah. Meskipun
Bidang yang dimundurkan
bidang-bidang geometri tersebut mempunyai
dimensi yang berbeda-beda (lihat Gambar 12).

Gambar 10. Komposisi Bentuk Bidang dan Bidang Yang


Dimajuka dan Dimundurkan Pada Fasade Bangunan Hotel
Santika
(Sumber: Analisis Penulis, 2016) (a)

Geometri merupakan gagasan formatif suatu


bentuk arsitektur baik bidang maupun volume.
Fasade bangunan hotel Sutan Raja memperlihatkan
bahwa secara visual komposisi fasade tersusun atas (b)
bidang-bidang geometri persegi. Bidang-bidang
tersebut diletakan secara vertikal maupun horizontal
(lihat Gambar 11).

Bidang Gambar 12. Komposisi Penataan Bidang Pada Fasade


yang
Bangunan Hotel Santika (a) dan Hotel Sutan Raja (b)
diletakan
secara (Sumber: Analisis Penulis, 2016)
vertikal

2.3. Kontras Kedalaman


Fasade bangunan hotel Santika memiliki
gagasan formatif arsitektur yang tampil dengan
tingkat kontras kedalaman yang terang, dengan
Bidang yang
diletakan secara permainan warna merah, putih, dan hijau, serta
horizontal tranparansi yang dimunculkan oleh pemakaian
elemen kaca (lihat Gambar 13).
Gambar 11. Komposisi Bentuk Bidang Pada Fasade
Bangunan Hotel Sutan Raja
(Sumber: Analisis Penulis, 2016)

J u r u s a n A r s i t e k t u r F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s T a d u l a k o | 39
Jurnal “ ruang “ VOLUME 12 NOMOR 2 September 2018

kecil, namun tetap terlihat dinamis. Sehingga estetika


bangunan hotel terlihat sangat menarik bagi setiap
pengunjung ataupun orang yang melewati hotel
Santika.

Gambar 13. Komposisi Kontras Kedalaman Warna Pada


Fasade Bangunan Hotel Santika
(Sumber: Analisis Penulis, 2016)
Gambar 15. Komposisi Ritme Bentuk Bidang Pada Fasade
Bangunan Hotel Santika
Kontras kedalaman yang ditunjukan oleh fasade (Sumber: Analisis Penulis, 2016)
bangunan Hotel Sutan Raja dapat terlihat dari
permainan warna elemen-elemen penyusun fasade Fasade bangunan hotel Sutan Raja menunjukan
dan transparansi yang muncul dari elemen kaca. bahwa secara arsitektural ritme (irama) fasade
Sehingga dapat dikatakan bahwa kontras kedalaman membentuk repetisi (pengulangan) bentuk bidang-
yang dimunculkan yaitu memiliki kriteria terang bagi bidang persegi (lihat Gambar 16), baik dalam skala
pengunjung ataupun orang yang melewati hotel besar maupun skala kecil, namun tetap terlihat
(lihat Gambar 14). dinamis. Sehingga estetika bangunan hotel terlihat
sangat menarik bagi setiap pengunjung ataupun
orang yang melewati hotel Sutan Raja.

Gambar 14. Komposisi Kontras Kedalaman Warna Pada


Fasade Bangunan Hotel Sutan Raja Gambar 16. Komposisi Ritme Bentuk Bidang Pada Fasade
(Sumber: Analisis Penulis, 2016) Bangunan Hotel Sutan Raja
(Sumber: Analisis Penulis, 2016)
2.4. Ritme (irama)
Fasade bangunan hotel Santika memperlihatkan 2.5. Proporsi dan Skala
bahwa secara arsitektural komposisi ritme fasade Proporsi dan skala pada bangunan hotel Santika
membentuk repetisi bidang-bidang persegi (lihat terlihat dari perbedaan dimensi panjang, lebar, dan
Gambar 15), baik dalam skala besar maupun skala tinggi pada tiap bidang yang membentuk fasade

40 | J u r u s a n A r s i t e k t u r F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s T a d u l a k o
Jurnal “ ruang “ VOLUME 12 NOMOR 2 September 2018

bangunan hotel Santika ini. Dimana perbedaan KESIMPULAN DAN SARAN


proporsi dan skala ini merupakan salah satu cara 1. Kesimpulan
pengolahan bentuk arsitektur untuk mendapatkan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di
estetika dari bangunan hotel, sehingga memunculkan atas mengenai komposisi fasade hotel Santika dan
daya tarik yang tinggi bagi setiap pengunjung Hotel Sutan Raja, maka akan disimpulkan fasade
ataupun orang yang melewati hotel Santika (lihat masing-masing objek penelitian menggunakan dua
Gambar 17). parameter yaitu komponen penyusun fasade dan
komposisi visual fasade.
1.1. Komponen Penyusun Fasade
Hotel Santika dan hotel Sutan Raja di Kota Palu
memiliki bentuk fasade yang menarik. Dari segi
penampilan fasadenya kedua bangunan hotel
tersebut merupakan bangunan yang konseptualis.
Dalam hal komponen penyusun fasade, elemen
pintu (entrance) kedua hotel menggunakan bahan
kaca, akan tetapi jumlah pintu pada hotel Santika
Gambar 17. Komposisi Proporsi dan Skala Bidang Pada
Fasade Bangunan Hotel Santika terdiri dari dua buah pintu yang berbeda fungsinya.
(Sumber: Analisis Penulis, 2016) Pintu yang pertama berada disebelah kanan fasade
hotel Santika. Pintu ini berfungsi untuk pengunjung
Fasade bangunan hotel Sutan Raja menunjukan hotel yang akan menggunakan ruang serba guna di
bahwa dalam hal komposisi proporsi dan skala dapat lantai dasar. Sedangkan pintu yang kedua berada
terlihat dari perbedaan dimensi panjang, lebar, dan disebelah kiri fasade hotel Santika. Pintu kedua ini
tinggi pada tiap bidang yang membentuk fasade berfungsi untuk pengunjung atau tamu hotel yang
bangunan hotel Santika ini. Dimana perbedaan menginap ataupun tidak menginap. Adapun pada
proporsi dan skala ini merupakan salah satu cara hotel Sutan Raja komponen pintu dari dua buah pintu
pengolahan bentuk arsitektur untuk mendapatkan yang diposisikan pada satu tempat, yaitu pintu masuk
citra arsitektural dari bangunan hotel, sehingga dan pintu keluar. Dimana masing-masing pintu
memunculkan daya tarik yang tinggi bagi setiap mempunyai dua daun pintu.
pengunjung ataupun orang yang melewati hotel Elemen jendela pada fasade kedua hotel
Sutan Raja (lihat Gambar 18). menunjukan bahwa elemen jendela disusun secara
horizontal ataupun vertikal. Dimana jendela dominan
menggunakan bahan penutup kaca, baik yang
dipasang permanen maupun menggunakan kusen
almunium. Akan tetapi apabila diperhatikan secara
teliti untuk hotel Santika elemen jendela selain
sebagai bukaan juga dijadikan struktur penyusun
dinding di lantai dasar.
Fasade hotel Santika dan hotel Sutan Raja
memperlihatkan bahwa elemen penyusun fasade
Gambar 18. Komposisi Proporsi dan Skala Bidang Pada
Fasade Bangunan Hotel Sutan Raja berupa dinding, dominan menggunakan bahan beton
(Sumber: Analisis Penulis, 2016) dengan tekstur halus yang dilapisi cat. Akan tetapi
pada hotel Santika fasadenya juga menunjukan
bahwa terdapat dinding berbahan alcopane

J u r u s a n A r s i t e k t u r F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s T a d u l a k o | 41
Jurnal “ ruang “ VOLUME 12 NOMOR 2 September 2018

berwarna merah, sedangkan dinding beton dominan Santika terdapat kesulitan penentuan letak sumbu,
menggunakan warna putih yang di kombinasi dengan sehingga bidang yang berada di sisi kiri dan kanan
warna abu-abu. Sedangkan fasade hotel Sutan Raja memperlihatkan kesan berat sebelah. Sedangkan
juga menunjukan bahwa dinding bertekstur halus hotel Sutan Raja secara dominan menggunakan
berbahan beton tersebut, kemudian dibeberapa prinsip penataan bidang secara simetri dengan
sisinya diberi tambahan lapisan batu tempel keseimbangan geometri, yaitu ketika menentukan
bertekstur kasar. sumbu pada fasade tidak terdapat kesulitan dalam
Tampilan fasade hotel Santika dan hotel Sutan penentuan letak sumbu, dan ketika sumbu diletakan
Raja menunjukan bahwa komponen atap sebagai maka bidang yang berada di sisi kiri dan kanan tidak
salahsatu penyusun bentuk fasade menggunakan terlalu memperlihatkan kesan berat sebelah.
atap datar berbahan beton yang dibuat melewati Meskipun bidang-bidang geometri tersebut
bidang dinding. Selain itu kedua hotel tersebut pada mempunyai dimensi yang berbeda-beda.
bagian entrance nya menggunakan atap datar yaitu Pada komposisi kontras kedalaman yang
kanopi. Pada hotel Santika atap kanopinya dibuat ditunjukan oleh fasade bangunan hotel Santika dan
dari bahan baja ringan yang dilapisi alcopane dan hotel Sutan Raja yaitu permainan warna elemen-
ditopang oleh besi baja. Sedangkan pada hotel elemen penyusun fasade dan transparansi yang
Santika atap kanopinya dibuat dari bahan beton muncul dari elemen kaca. Sehingga dapat dikatakan
bertulang yang di topang oleh dua kolom berbahan bahwa kontras kedalaman yang dimunculkan yaitu
beton bertulang. Untuk komponen sun shading memiliki kriteria terang bagi pengunjung ataupun
hanya ditemukan pada hotel Sutan Raja, sementara orang yang melewati hotel. Sedangkan secara ritme
pada hotel Santika tidak menggunakan komponen (irama) kedua objek penelitian ini fasadenya
sun shading. Komponen sun shading pada hotel menunjukan bahwa secara komposisi arsitektural
Sutan Raja berupa aksen penambah estetika membentuk repetisi (pengulangan) bentuk bidang-
berbentuk kisi-kisi yang difungsikan sebagai bidang persegi, baik dalam skala besar maupun skala
penghalang sinar matahari sore yang masuk ke ruang kecil, namun tetap terlihat dinamis.
lantai atas sebelah barat. Adapun secara komposisi proporsi dan skala,
fasade bangunan hotel Santika dan hotel Sutan Raja
1.2. Komposisi Visual Fasade menunjukan proporsi dan skala dari perbedaan
Dalam hal bentuk geometri bidang, fasade hotel dimensi panjang, lebar, dan tinggi pada tiap bidang
Santika dan hotel Sutan Raja menunjukan bahwa yang membentuk fasade kedua bangunan hotel ini.
gagasan formatif arsitekturnya menggunakan bentuk Dimana perbedaan proporsi dan skala ini merupakan
geometri persegi. Dimana bidang-bidang tersebut salah satu cara pengolahan bentuk arsitektur untuk
diletakkan secara horizontal maupun vertikal. Akan mendapatkan citra arsitektural, sehingga
tetapi bidang pada fasade bangunan hotel Sutan Raja memunculkan daya tarik bagi setiap pengunjung
tidak diposisikan maju ataupun mundur, akan tetapi ataupun orang yang melewati kedua hotel ini.
diposisikan tetap sejajar. Hal ini berbeda dengan
bidang pada fasade hotel Santika yang diposisikan 2. Saran
maju dan mundur. Hal-hal yang dapat disarankan berdasarkan
Selain hal diatas, secara komposisi simetri temuan dan kesimpulan pada penelitian ini adalah
fasade bangunan hotel Santika dan Sutan Raja sebagai berikut :
menunjukan bahwa hotel Santika tidak menggunakan 1. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang
prinsip penataan bidang secara simetri (seimbang), menjadikan visual fasade bangunan hotel Santika
sebab ketika menentukan sumbu pada fasade hotel dan hotel Sutan Raja sebagai komposisi tekstual

42 | J u r u s a n A r s i t e k t u r F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s T a d u l a k o
Jurnal “ ruang “ VOLUME 12 NOMOR 2 September 2018

yang dapat terbaca melalui elemen - elemen DAFTAR PUSTAKA


penyusunnya, tanpa mengikutsertakan argumen- Burden, E., 1995, “Elements of Architectural Design: A
argumen dari arsitek-arsitek yang merancangnya. Visual Resource”, Van Nostrand Reinhold
Oleh sebab itu perlu ditelusuri lebih lanjut dengan Company, New York.
mengadakan penelitian yang mencoba Ching, D.K., 2000, “Arsitektur Bentuk, Ruang, dan
menanyakan atau mewawancarai langsung arsitek Tatanan”, PT. Penerbit: Erlangga, Jakarta.
yang merancang agar dapat mengetahui hal-hal Gulo, W., 2002, “Metodologi Penelitian”, Penerbit:
yang melatarbelakangi desain perancangan Grasindo, Jakarta.
bangunan, untuk kemudian dapat mengetahui Krier, Rob., 1996, “Komposisi Arsitektur. Terjemahan”,
gaya/style arsitektur yang mengilhami bentuk Penerbit: Erlangga, Jakarta.
rancangan bangunan-bangunan yang diteliti. Lippsmeier, G., 1980, “Bangunan Tropis (Edisi ke-2)”,
2. Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi Penerbit: Erlangga, Jakarta.
sebagai tambahan literatur untuk menggali Muhadjir, Noeng., 1996, “Metodologi Penelitian
pengetahuan yang lebih mengenai cara Kualitatif”, Penerbit: Rake Sarasin, Yogyakarta.
mendesain fasade bangunan-bangunan publik Yudohusodo, Siswono., 1991, “Rumah untuk seluruh
melalui komponen penyusun fasade dan Rakyat”, INKOPPOL, unit Bharakerta, Jakarta.
komposisi visual fasade.

J u r u s a n A r s i t e k t u r F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s T a d u l a k o | 43
Jurnal “ ruang “ VOLUME 12 NOMOR 2 September 2018

44 | J u r u s a n A r s i t e k t u r F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s T a d u l a k o

Das könnte Ihnen auch gefallen