Sie sind auf Seite 1von 7

TUGAS GEODESI SATELIT

SISTEM REFERENSI DAN KERANGKA


REFERENSI KOORDINAT, SERTA
TRANSFORMASI KOORDINAT

IKHSAN SAUMANTRI
15108025

PROGRAM STUDI T. GEODESI & GEOMATIKA


FAKULTAS ILMU & TEKNOLOGI KEBUMIAN
INTSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2010
PENDAHULUAN
Posisi objek di permukaan bumi dapat ditunjukkan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kuantitatif posisi
objek dinyatakan dengan koordinat. Untuk itu perlu ada sistem yang mendasari penentuan koordinat tesebut
(sistem referensi koordinat), dan juga perlu adanya kerangka yang merupakan realisasi praktis dari system
tersebut (kerangka referensi koordinat).
Sistem referensi koordinat adalah sistem (termasuk teori, konsep, deskripsi fisis dan geometris, serta
standard an parameter) yang digunakan dalam pendefinisian koordinat dari suatu atau beberapa titik dalam
ruang.
Kerangka referensi koordinat dimaksudkan sebagai realisasi praktis dari system referensi, sehingga
sistem tersebut dapat digunakan untuk pendeskripsian secara kuantitatif posisi dan pergerakan titik-titik, baik
di permukaan bumi maupun di (kerangka terstris) maupun di luar permukaan bumi (kerangka selestia atau
ekstra terestris). Kerangka referensi biasanya direalisasikan dengan melakukan pengamatan-pengamatan
geodetic, dan umumnya direpresentasikan dengan suatu set koordinat dari sekumpulan titik maupun obyek
(seperti bintang dan kuasar).
Berikut akan dibahas sistem referensi dan kerangka referensi dalam konteks ID (Indonesian Datum)
1974, Datum Gunung Genuk (Batavia Datum), DGN (Datum Geodesi Nasional) 1995, dan ITRF 2005.

A.DGN 95
Datum Geodesi Nasional 1995 secara resmi menggantikan penggunaan datum ID 74 sebagai datum
nasional. DGN 95 adalah datum geosentrik yang menggunakan ellipsoid referensi yang sama seperti
yang digunakan oleh WGS 84. Sehingga masalah transformasi koordinat diantara keduanya relative
tidak ada.
Secara umum karakteristik DGN 95 adalah seperti CTS, dengan beberapa karakteristik
spesifik lainnya:
o Sistem geosentrik, dimana pusat massanya didefinisikan untuk seluruh bumi, termasuk lautan
dan atmosfer.
o Skalanya adalah kerangka local Bumi, dalam konteks teori relatifitas gravitasi.
o Titik Nol system koordinat terletak di pusat massa Bumi.
o Sumbu-X mengarak ke meridian Greenwich dan terletak pada bidang ekuator.
o Sumbu-Z mengarah kea rah kutub IRP.
o SumbuY tegak lurus sumbu-sumbu X dan Z, dan membentuk system koordinat tangan kanan.
o Evolusi waktu dari orientasi system koordinat tidak menyebabkan adanya residual dari rotasi
global terhadap kerak Bumi.

(Orientasi sumbu-sumbu X, Y, dan Z pada DGN 95)


Referensi ellipsoid yang digunakan adalah ellipsoid WGS 84 dengan parameter:
Parameter Notasi Nilai
Sumbu Panjang a 6378137, 0 m
Penggepengan 1/f 298, 257223563
Kecepatan Sudut Bumi ω 7292115, 0 x 10-11 rad s-1
Konstanta Garvitasi Bumi GM 3986004,418 x 10-8 m3 s-2
(termasuk massa atmosfer)

Realisasi Kerangka WGS 84:


o Kerangka referensi WGS 84 pertama direalisasikan pertama kalinya pada 1987 dengan sekumpulan
titik yang koordinatnya diamati dengan system satelit navigasi TRANSIT (Doppler).pada waktu itu
kerangka direalisasikan dengan memodifikasi kerangka referensi yang digunakan oleh system satelit
Doppler (NSWC 9Z-2), yaitu parameter pusat (titik nol) system koordinat dan skalanya, serta
merotasikannya sehingga meridian referensinya berimpit dengan meridian nol yang didefinisikan oleh
BIH (Bureau International de l’Heure). Dalam hal ini nilai parameter transformasi datum NSWC 9Z-
2 ke WGS 84, adalah translasi dalam arah sumbu Z sebesar ∆Z = 4,5 m, rotasi dalam bujur ∆λ =
0,814”, dan perubahan factor skala ∆S = -0,6 x 10-6.
o Pada tahun 1994, WGS 84 ditingkatkan kualitasnya dengan menentukan kembali stasion penjejak
GPS dengan menggunakan beberapa stasion IGS. Kerangka yang telah ditingkatkan ini dinamakan
sebagai WGS 84 (G730).f G menyatakan bahwa system ini diturunkan menggunakan data GPS data
GPS dan angka 730 menunjukkan minggu GPS (hari pertamanya adalah 2 januari 1994). Tingkat
kedekatan antara ITRF(91 & 92) dengan WGS 84 (G730) ini adalah sekitar 10 cm.
o Pada tahun 1996, koordinat dari titik-titik kerangka WGS 84 (G730) ini ditingkatkan lagi, dan
kerangka referensi yang baru dinamakan WGS 84 (G873). Menurut NIMA 2000.
o Tanggal 29 september, tingkat ketelitian dari setiap komponen koordinat dari WGS 84 (G873) adalah
sekitar 5 cm.
B. Datum Indonesia 1974 (ID 74)
ID 74 ini menggunakan ellipsoid referensi GRS 1967 dengan sumbu panjang 6378876.845 m, dan
penggepengannya sebesar 298,170214.
Arah sumbu X, Y, dan Z memiliki selisih (parameter transformasi) dengan WGS 84 sebesar:
o ∆X = -24 ± 25 m
o ∆Y = -15 ± 25 m
o ∆Z = 5 ± 25 m
Berkaitan dengan parameter transformasi dar datum ID 74 ke WGS 84, [Subarya & Matindas, 1996]
memberikan parameter yang lebih detail dan teliti, yang ditentukan dengan 38 buah titik sekutu.
Dalam hal ini, seandainya rumus transformasi berikut digunakan:

X X0 1 åz -åy X
Y = Y0 + (1+ds) åz 1 åx . Y
Z Z0 åy -åx 1 Z
WGS-84 ID-74

Maka nilai parameter-parameter transformasinya adalah sebagai berikut:


X0 = -1, 977 ± 1,3 m εx = -0,364” ± 0,109”
Y0 = -13,060 ± 1,139 m εy = -0,254” ± 0,06”
Z0 = -9,993 ± 3,584 m
εz = -0, 689” ±0,042”
ds = -1,037 ± 0,177 ppm
C.Datum Gunung Genuk (Batavia Datum)
Batavia Datum menggunakan ellipsoid referensi Bessel 1841 dengan sumbu panjang (a) 6378876,845
m, dan penggepengannya (1/f) sebesar 298,2582198.
Arah sumbu X, Y, dan Z-nya memiliki selisih (parameter transformasi) dengan WGS 84
sebesar:
o ∆X = -377 ± 25 m
o ∆Y = 681 ± 25 m
o ∆Z = -50 ± 25 m
D. International Terrestrial Reference Frame (ITRF) 2005
ITRF merupakan kerangka realisasi dari ITRS (International Terrestrial Reference System). ITRS ini
direalisasikan dengan koordinat dan kecepatan dari sejumlah titik yang tersebar di seluruh permukaan
Bumi, dengan menggunakan metode-metode pengamatan VLBI, LLR, GPS, SLR, dan DORIS.
Pada saat ini kerangka ITRF terdiri dari sekitar 300 titik di permukaan Bumi, yang
mempunyai koordinat dengan ketelitian sekitar 1-3 cm serta kecepatan dengan ketelitian sekitar 2-8
mm/tahun. Titik-titik ITRF ini terdapat pada semua lempeng tektonik utama serta hamper semua
lempeng-lempeng yang kecil. Lokasi dan distribusi dari titik-titik ITRF ini ditunjukkan pada gambar
di bawah ini, berikut batas-batas dari lempeng-lempeng tektonik yang utama.

Distribusi titik-titik ITRF (IERS, 2000)

Pada saat ini, jarring kerangka ITRF dipublikasikan setiap tahunnya oleh EIRS, dan umumnya
diberi nama ITRF-yy, dimana yy menunjukkan tahun terakhir dari data yang digunakan untuk
menentukan kerangka tersebut.
Membahas ITRF tentu tidak lepas dari ITRS yang merupakan sistem yang direalisasikan
ITRF. ITRS pada prinsipnya adalah system CTS yang didefinisikan, direalisasikan dan dipantau oleh
IERS (International Earth Orientation System). Secara umum karakteristik dari system koordinat
ITRS adalah sebagai berikut (IERS, 2000):
o System geosentrik, dimana pusat massanya didefinisikan untuk seluruh Bumi, termasuk lautan
dan atmosfer.
o Unit panjang yang digunakan adalah meter.
o Sumbu Z mengarah ke kutub CTP yang dinamakan IRP (IERS Reference Pole).
o Sumbu Y tegak lurus dengan sumbu-sumbu X dan Z dan membentuk system koordinat tangan
kanan.
o Evolusi waktu dari orientasi system koordinat dipastikan dengan menerapkan kondisi no-net-
rotation dalam konteks pergerakan tektonik (horizontal) untuk seluruh permukaan Bumi.

Kembali ke ITRF 2005. tidak seperti versi-versi sebelumnya, ITRF 2005 dibangun dengan data di
bawah format seri waktu posisi stasiun dan Earth Orientation Parameters (EOP’s)

Das könnte Ihnen auch gefallen