Sie sind auf Seite 1von 15

Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No.

1 Nov 2019, Hal 13 - 27

ANALISIS PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI


PUSKESMAS DEMPAR KECAMATAN NYUATAN
KABUPATEN KUTAI BARAT

Deby Eunike Lestari1), Iwan M. Ramdan2), Andi Anwar3)

1,2,3DepartemenAdministrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur,
Indonesia
Email: debyeunikelestari95@yahoo.com

Abstract

Low of visit number in Health service utilization is affected by many factors. Influencing
faktors are health service user and service provider. This research aimes to know social
structural factor, health belief and health assessment correlates wit health service
utilization in Puskesmas Dempar. This quantitative research uses analytic survery with
cross sectional approach that is done on August – September in 2018, sampling
technique used a random sampling method with 299 respondents in the working area of
the Dempar Health Center. Primary data collection methods (questionnaires and
interviews). The statistical test used is the Chi Square test. Research result shows that on
dependent variable 88.3% respondents utilized health service well, and after it is tested
the correlation with independent variable is there were correlations between health
assessment variable with health service utilization with significant value (p=0,004),
whereas variable there are no correlations between social structure (p=0,497) and health
belief (p=0,844) toward health service usage in Puskesmas Dempar. It is suggested for
Puskesmas Dempar to makes knowledge improvement and attitude change through
counselling about disease along with health program socialization, health officer to
approach society, also by improving service well.

Keywords : Belief, Assessment, Primary Health Care

Abstrak

Kunjungan yang rendah dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh


banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu pengguna pelayanan kesehatan
dan penyedia layanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor
struktur sosial, kepercayaan kesehatan dan penilaian kesehatan berhubungan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Dempar. Jenis penelitian kuantitatif
menggunakan survey analitik dengan pendekatan secara cross sectional yang telah
dilaksanakan pada bulan Agustus – September tahun 2018, teknik pengambilan sampel
menggunakan cara random sampling dengan jumlah responden sebanyak 299 kepala
keluarga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dempar. Metode pengambilan data
secara primer (kuesioner dan wawancara). Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi
Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variabel dependen 88.3% responden
sudah memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan baik, dan setelah di uji hubungan

13
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 1 Nov 2019, Hal 13 - 27

dengan variabel independen yakni terdapat hubungan antara variabel penilaian


kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan nilai signifikansi yaitu
(p=0,004), sedangkan tidak terdapat hubungan dengan variabel struktur sosial (p=0,497)
dan kepercayaan kesehatan (p=0,844) terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Dempar. Disarankan kepada Puskesmas untuk melakukan peningkatan
pengetahuan dan sikap masyarakat melalui penyuluhan tentang penyakit serta
sosialisasi program kesehatan, petugas kesehatan mendekatkan diri dengan
masyarakat, serta meningkatkan mutu pelayanan yang baik.

Kata Kunci : Kepercayaan, Penilaian, Puskesmas

PENDAHULUAN Puskesmas, selanjutnya di


Derajat kesehatan Kabupaten kota khususnya
masyarakat dapat dicapai dengan Kabupaten kota Kutai Barat
upaya pelayanan kesehatan jumlah Puskesmas rawat inap 13
primer yaitu Puskesmas. dan non rawat inap 5 total 18
Berdasarkan Peraturan Menteri Puskesmas (Data Puskesmas RI,
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2017).
2014 tentang Puskesmas Pemerintah Kalimantan
menyebutkan bahwa Puskesmas Timur juga berupaya
adalah fasilitas pelayanan meningkatkan pelayanan di
kesehatan yang puskesmas, dengan upaya
menyelenggarakan upaya menerapkan Peraturan
kesehatan masyarakat dan upaya Pemerintah Nomor 63 Tahun
kesehatan perseorangan tingkat 2003 tentang Penyelenggaraan
pertama, dengan lebih Pelayanan Kesehatan di
mengutamakan upaya promotif Puskesmas. Salah satu upaya
dan preventif, untuk mencapai yang dilakukan adalah dengan
derajat kesehatan masyarakat menyediakan fasilitas kesehatan
yang setinggi-tingginya di wilayah terutama puskesmas yang
kerjanya (Permenkes, 2014). mampu menjangkau segala
Pada saat ini jumlah lapisan masyarakat hingga
keberadaan Puskesmas di daerah terpencil agar seluruh
Indonesia adalah 9.825 lapisan masyarakat mendapatkan
Puskesmas yang terbagi menjadi pelayanan kesehatan yang
dua yaitu untuk rawat jalan 3.459 optimal dalam mengatasi
Puskesmas dan non rawat jalan permasalahan kesehatan di
6.366 Puskesmas. Kemudian di masyarakat.
provinsi Kalimantan Timur sendiri Pelaksanaan pemanfaatan
jumlah Puskesmas yang ada puskesmas merupakan ujung
untuk rawat inap sebanyak 96 tombak pelayanan kesehatan
dan non rawat inap 83 total 179 bagi masyarakat karena cukup

14
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 1 Nov 2019, Hal 13 - 27

efektif membantu masyarakat Pada penelitian Wahyuni


dalam pemberian pertolongan (2012), hasil penelitian yang
pertama dengan standar didapatkan terkait dengan
pelayanan yang murah pemanfaatan pelayanan
seharusnya menjadikan kesehatan yaitu menyatakan
puskesmas sebagai tempat bahwa gambaran masyarakat
pelayanan kesehatan utama bagi yang berkunjung ke Puskemas
masyarakat, namun pada proporsi terbanyak pada usia 17-
kenyataannya banyak 55 dengan tingkat pendidikan
masyarakat yang lebih memilih rendah, kurangnya ketersediaan
untuk melakukan pengobatan tenaga kerja, aksesbilitas, tingkat
sendiri dengan membeli obat kemampuan dan kebutuhan
warung, menggunakan ramuan masyarakat akan pelayanan
dan pengobatan tradisional ritual kesehatan, serta persepsi sehat
belian sakit di masyarakat dapat
Berdasarkan hasil studi bepengaruh terhadap
pendahuluan, data yang pemanfaatan pelayanan
didapatkan adalah tingkat kesehatan.
pemanfaatan pelayanan Pada penelitian Wulandari
kesehatan dalam 1 bulan tingkat (2016),tentang pemanfaatan
kunjungan paling banyak dalam pelayanan kesehatan di UPTD
sehari adalah 25-30 pasien, Puskesmas Langara menyatakan
untuk rata-rata perhari 10-16 bahwa faktor-faktor yang
pasien, dan paling rendah 3-5 mempengaruhi pemanfaatan
orang pasien yang berkunjung pelayanan dipengaruhi oleh
untuk berobat dalam sehari. sarana atau alat puskesmas
Berdasarkan data register masih kurang, aksesbilitas, sikap
kunjungan pasien yang datang ke petugas, kesadaran masyarakat,
pelayanan kesehatan pada tahun serta pendapatan masyarakat
2017 dengan total jumlah pasien yang dominan masih rendah
yang berkunjung ke puskesmas dikarenakan pekerjaan yang tidak
Dempar dalam 1 tahun terakhir menentu juga menjadi penyebab
yaitu sebanyak 4.400 pasien rendahnya minat masyarakat
yang datang untuk berobat ke dalam memanfaatkan pelayanan
puskesmas Dempar dan jika kesehatan.
dihitung untuk rata-rata tingkat Selanjutnya pada penelitian
kunjungan pasien perbulan yang dilakukan oleh Napirah
adalah 367 pasien (Register (2016), melakukan wawancara
kunjungan pasien, 2017). dengan masyarakat yang tinggal
diwilayah kerja Puskesmas

15
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 1 Nov 2019, Hal 13 - 27

Tambarana mengatakan bahwa Cara pengumpulan data


kurangnya minat masyarakat yang digunakan terdiri dari
untuk menggunakan pelayanan metode kuesioner dan
kesehatan ketika sakit adalah wawancara. Instrumen penelitian
karena tidak memiliki cukup biaya yang digunakan adalah lembar
untuk berobat dan bukan karena identitas umum pertanyaan
fasilitas atau bahkan pemberi pemanfaatan pelayanan
pelayanan di Puskesmas kesehatan, struktur sosial,
Tambarana yang kurang baik. kepercayaan kesehatan dan
Berdasarkan deskripsi penilaian kesehatan. Teknik
diatas peneliti tertarik untuk analisis data yang digunakan
melakukan penelitian terkait terdiri dari analisis univariat dan
dengan analisis pemanfaatan analisis bivariat menggunakan uji
pelayanan kesehatan di contigency coefficient dengan
Puskesmas Dempar Kecamatan nilai signifikansi 95% atau α =
Nyuatan Kabupaten Kutai Barat 0.05.

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Jenis penelitian yang A. Hasil
digunakan adalah kuantitatif Penelitian ini dilakukan pada
dengan pendekatan cross 299 responden yang memenuhi
sectional. Penelitian ini kriteria inklusi dan ekslusi yang
dilaksanakan di 7 kampung tersebar di 7 kampung di wilayah
wilayah kerja Puskesmas kerja Puskesmas Dempar
Dempar Kecamatan Nyuatan Kecamatan Nyuatan Kabupaten
Kabupaten Kutai Barat, pada Kutai Barat.
bulan Agustus – September
tahun 2018. Jumlah sampel pada B. Analisis Univariat
penelitian ini adalah sebanyak Dilakukan analisis univariat
299 responden dengan teknik untuk mengetahui distribusi
sampling yang digunakan adalah frekuensi, presentase. Pada
penelitian ini karakteristik
Simpel Random Sampling.
responden dalam penelitian ini
Variabel Independen dalam meliputi umur, jenis kelamin,
penelitian ini adalah struktur pendidikan dan pekerjaan.
sosial, kepercayaan kesehatan, Selanjutnya untuk mengetahui
penilain kesehatan. Sedangkan distribusi frekuensi variabel
untuk variabel dependen yaitu dependen (pemanfaatan
pemanfaatan pelayanan pelayanan kesehatan) dan
variabel independen yaitu
kesehatan.
(struktur sosial, kepercayaan
kesehatan, penilaian kesehatan)

16
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 1 Nov 2019, Hal 13 - 27

disajikan dalam bentuk tabel Tabel 3. Pendidikan


distribusi frekuensi dan narasi. Pendidikan f (%)
Tidak 62 20.7
Tabel 1. Kelompok Umur sekolah/tidak
Kelompok f (%) tamat SD
Tamat SD 99 33.1
Umur
Tamat SMP 58 19.4
12 - 16 tahun 2 0,7 Tamat SMA/SMK 66 22.1
17 – 25 tahun 48 16 Akademi/Perguru 14 4.7
26 – 35 tahun 71 23,7 an Tinggi
36 – 45 tahun 83 27,8 Tabel 3 menunjukan
46 – 55 tahun 61 20,4 distribusi tingkat pendidikan
56 – 65 tahun 39 11,4 responden terbanyak adalah
Berdasarkan tabel 1
tingkat pendidikan SD ada 99
distribusi umur responden paling
(33.1%) responden sedangkan
rendah dalam penelitian ini yaitu
paling sedikit yaitu tingkat
masa remaja awal ada 2 (0,7%)
pendidikan Akademi/Perguruan
responden, pada distribusi
Tinggi ada 14 (4.7%) responden.
kelompok umur 12 – 16 tahun
sedangkan umur tertinggi yaitu
Tabel 4. Pekerjaan
masa dewasa akhir sebanyak 83
Pekerjaan f (%)
(27,8%) responden pada Tidak berkerja 18 6.0
distribusi kelompok umur 36 – 45 PNS/Pensiunan 7 2.3
tahun. Buruh (bangunan, 102 34.1
pabrik, tani)
Swasta 2 7.4
Tabel 2. Jenis Kelamin Lain-lain (IRT dan 150 50.2
Jenis Kelamin f (%) jualan)
Laki-laki 112 37.5 Berdasarkan tabel 4
Perempuan 187 62.5 menunjukan distribusi jenis
Tabel 2 menunjukan pekerjaan terbanyak adalah Lain-
frekuensi atau jumlah responden lain meliputi IRT dan berjualan
yang berjenis kelamin laki-laki ada 150 (50.2%) responden
sebanyak 112 orang atau sedangkan jenis pekerjaan
(37.5%) dan yang berjenis terendah adalah PNS yaitu 7
kelamin perempuan sebanyak (2.3%) responden.
187 orang atau (62.5%).

17
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 1 Nov 2019, Hal 13 - 27

Tabel 5. Distribusi Variabel (42.8%) memiliki tingkat penilaian


Penelitian yang baik. Sedangkan ada 171
Variabel f (%) (57.2%) responden memiliki
Dependen tingkat penilaian yang buruk.
Pemanfaan Pelayanan
Kesehatatn
- Memanfaatkan 264 88.3 C. Analisis Bivariat
- Tidak memanfaatkan 35 11.7 Analisis dilakukan untuk
Independen
Struktur Sosial mengetahui hubungan antara
- Buruk 172 57.5 pemanfaatan pelayanan
- Baik 127 42.5
kesehatan dengan struktur sosial,
Kepercayaan Kesehatan
- Rendah 107 35.8 kepercayaan kesehatan, dan
- Tinggi 192 64.2 penilaian kesehatan, dengan
Penilaian Kesehatan menggunakan bantuan software
- Buruk 171 57.2
128 42.8
menggunakan uji contingency
- Baik
coefficient. Hasil uji ditetapkan
Tabel 5 menunjukan
jika p value < alpha (0,05) maka
distribusi responden
H0 ditolak dan jika p value >
memanfaatkan pelayanan
alpha (0,05) maka H0 diterima.
kesehatan di puskesmas Dempar
selama tiga bulan terakhir ada
1. Hubungan Struktur Sosial
264 (88.3%) responden.
dengan Pemanfaatan
Sedangkan ada 35 (11.7%)
Pelayanan Kesehatan di
responden yang tidak
Puskesmas Dempar
memanfaakan pelayanan
Hasil dari hubungan antara
kesehatan.
struktur sosial dengan
Selanjutnya untuk distribusi
pemanfataan pelayanan
responden yang memiliki struktur
kesehatan menggunakan uji
sosial yang buruk ada sebanyak
contingency coefficient sebagai
172 (57.5%). Sedangkan 127
berikut :
(42.5%) responden memiliki
struktur sosial baik.
Tabel 6. Hubungan Struktur
Kemudian untuk distribusi
Sosial dengan Pemanfaatan
kepercayaan kesehatan ada
Pelayanan Kesehatan di
sebanyak 107 (35.8%) memiliki
Puskesmas Dempar
tingkat keyakinan yang rendah.
Variabel P-value α
Sedangkan ada 192 (64.2%)
Struktur 0,497 0,05
memiliki tigkat kepercayaan yang Sosial
tinggi. Kepercayaa 0,844 0,05
Distribusi responden n Kesehatan
Penilaian 0,004 0,05
terhadap penilaian kesehatan Kesehatan
didapatkan hasil sebanyak 128

18
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 1 Nov 2019, Hal 13 - 27

Berdasarkan hasil uji Pemanfaatan pelayanan


contingency coefficient hubungan puskesmas adalah penggunaan
struktur sosial dengan pelayanan yang telah diterima,
pemanfaatan pelayanan
atau pemberi pelayanan
kesehatan nilai p value dari
varibel struktur sosial adalah kesehatan. Sedangkan
0,497 yang artinya nilai tersebut pelayanan kesehatan sendiri
lebih besar dari pada nilai alpha adalah setiap upaya yang
yaitu 0,05 atau 0,497 > 0,05 yang diselenggarakan secara
berarti tidak ada hubungan bersama-sama dalam suatu
struktur sosial dengan organisasi untuk memelihara dan
pemanfaatan pelayanan
meningkatkan derajat kesehatan,
kesehatan. Selanjutnya, variabel
struktur sosial dengan mencegah dan mengobati
pemanfaatan pelayanan penyakit serta memulihkan
kesehatan nilai p value 0,844 kesehatan perorangan,
yang artinya nilai tersebut lebih kelompok, keluarga, dan maupun
besar dari nilai alpha 0,05 atau masyarakat (Supriyanto S, 2010).
0,844 > 0,05 berarti tidak ada Salah satu indikator untuk
hubungan kepercayaan
menilai bagaimana pemanfaatan
kesehatan dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan. Kemudian, puskesmas sebagai Pusat
variabel penilaian kesehatan pelayanan kesehatan oleh
dengan pemanfaatan pelayanan masyarakat adalah dari banyak
kesehatan nilai p value 0,004 atau tidaknya jumlah kunjungan
yang artinya nilai tersebut lebih ke Puskesmas tersebut.
kecil dari nilai alpha 0,05 atau
Rendahnya kunjungan
0,004 < 0,05 berarti ada
hubungan penilaian kesehatan masyarakat ke Pusat Pelayanan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan menunjukan bahwa
kesehatan. kurang memanfaatkan Pelayanan
kesehatan Puskesmas (Wahyuni,
D. Pembahasan 2012).
Berdasarkan hasil Pemanfaatan pelayanan
pengolahan data dan analisis kesehatan di Puskesmas Dempar
data, maka dilakukan dari hasil penelitian ini menujukan
pembahasan hasil penelitian dalam 3 bulan terakhir sebagai
sesuai dengan variabel yang besar masyarakat Kecamatan
diteliti. Nyuatan memanfaatkan
pelayanan kesehatan di
1. Gambaran Pemanfaatan Puskesmas yaitu sebanyak 264
Pelayanan Kesehatan di (88.3%) responden
Puskesmas Dempar memanfaatkan pelayanan
kesehatan di Puskesmas.

19
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 1 Nov 2019, Hal 13 - 27

Sedangkan responden dapat didefinisikan sebagai suatu


memanfaatkan pelayanan tatanan sosial dalam kehidupan
kesehatan terutama dalam masyarakat yang ada didalamnya
penyembuhan penyakit. terkandung hubungan timbal balik
Sedangkan 35 (11.7%) antara status dan peran dengan
responden tidak memanfaatkan batas-batas perangkat unsur-
pelayanan kesehatan di unsur sosial yang merujuk pada
Puskesmas Dempar, dikarenakan suatu keteraturan perilaku,
responden mencari pengobatan sehingga dapat memberi bentuk
ke alternatif pelayanan kesehatan sebagai suatu masyarakat.
yang lain seperti rumah sakit Struktur sosial erat
ataupun klinik serta melakukan kaitannya dengan kebudayaan
upaya penyembuhan sendiri salah satunya meliputi
dengan mengkonsumsi obat kebudayaan dalam pemilihan
warung, pemanfaatan tumbuhan pengobatan. Sumber pengobatan
lokal, dan upacara belian. di dunia mencakup tiga sektor
Kenyataan lain yang dapat tergali yang saling terkait yaitu
dari penelitian ini adalah pengobatan rumah tangga atau
masyarakat ternyata tidak hanya pengobatan sendiri, pengobatan
mengunjungi puskesmas saja tradisional dan pengobatan medis
dalam mencari upaya pelayanan yang dilakukan oleh perawat,
kesehatan dalam 3 bulan dokter, Puskesmas atau Rumah
terakhir tetapi juga mengunjungi Sakit (Rahayu, 2012).
pusat pelayanan kesehatan lain Kemudian menurut
seperti rumah sakit dan bidan Anderson dalam Notoatmodjo
praktek yang berada diluar (2010) dengan sistem model
wilayah Kecamatan Nyuatan. kesehatan (health system model),
Kenyataan ini menujukan bahwa percaya bahwa setiap individu
ada hal lain yang kurang mempunyai perbedaan
mendukung dari Puskesmas yaitu karakteristik, mempunyai
jam pelayanan Puskesmas yang perbedaan tipe dan frekuensi
terbatas dari jam 09.00 hingga penyakit, mempunyai perbedaan
jam 12.00 siang. pola pengobatan dan
penggunaan pelayanan
2. Hubungan Struktur Sosial kesehatannya masing-masing. Ia
dengan Pemanfaatan menambahkan bahwa struktur
Pelayanan Kesehatan di sosial, gaya hidup pada akhirnya
Puskemas Dempar mempengaruhi perbedaan pola
Menurut Soenjono Soekanto penggunaan pelayanan
2002, pengertian struktur sosial kesehatan.

20
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 1 Nov 2019, Hal 13 - 27

Dalam penelitian ini hasil pengobatan tersebut adalah


yang diperoleh berdasarkan uji karena sudah terbiasa dengan
statistik dengan didapatkan nilai metode pengobatan yang sudah
(P Value 0,497 > α 0,05) dapat menjadi tradisi masyarakat
disimpulkan bahwa tidak ada setempat. Namun bukan berarti
hubungan antara struktur sosial responden tersebut tidak pecaya
dengan pemanfaatan pelayanan dengan pelayanan kesehatan
kesehatan. Responden memilih hanya saja pengobatan tersebut
struktur sosial hanya 13 atau merupakan salah satu cara yang
(4.3%) menggunakan alternatif dipercayai masyarakat untuk
pengobatan lain yang tersebar di mendapatkan kesembuhan jika
7 kampung wilayah peneliitan. penyakit sudah tidak dapat
Alternatif pengobatan yang ditangani oleh pihak puskesmas
digunakan seperti pengobatan atau rumah sakit.
tradisional ritual belian, nyegok, Hasil Penelitian ini berbeda
betawar, serta ramuan-ramuan dengan hasil penelitian Rahayu
dengan memanfaatkan tumbuhan tahun 2012, persentase
lokal, seperti kulit langsat kulit responden yang memilih
pohon kemiri, yang untuk pengobatan tradisional melalui
membantu menyembuhkan sikerei lebih tinggi pada golongan
penyakit tifus, kumis kucing dan responden yang kebudayaan
rumput buncar yang berkhasiat masih tradisional (88,1%)
untuk membantu penyembuhan dibandingkan dengan responden
penyakit batu ginjal dan yang telah modern (6,9%).
tuberculosis, daun sirsak, kasa Terdapat hubungan bermakna
bling, daun klorofil yang dapat antara kebudayaan dengan
membantu meredakan penyakit pemilihan pengobatan responden
hipertensi atau tekanan serta (p = 0,000). .Berdasarkan data
jahe, kunyit, daun klorofil, daun yang ditemukan, menguatkan
binahong dan tumbuhan lokal bahwa penelitian ini berbeda
lainnya yang di anggap dengan penelitian Rahayu
berkhasiat dalam upaya (2012), hasil penulisan ini
penyembuhan penyakit. menujukan masyarakat sebagain
Berdasarkan hasil masyarakat sudah mulai
penelitian, responden yang mengurangi kegiatan pengobatan
memilih untuk melakukan tradisional yang magis dan lebih
pengobatan tradisional lebih banyak responden yang memilih
banyak dari kelompok umur untuk berobat ke layanan
dewasa akhir dan lansia alasan kesehatan. Alasan lain
para responden menggunakan masyarakat tidak menggunakan

21
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 1 Nov 2019, Hal 13 - 27

pengobatan tradisional ritual tingkat kepercayaan yang rendah


belian yaitu dari segi tenaga dan terhadap pelayanan kesehatan.
biaya yang lebih besar Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
dibandingkan ke pelayanan faktor yakni pelayanan yang
kesehatan. Jika, menggunakan diberikan oleh petugas kurang
pengobatan tradisional, minimal baik, petugas kesehatan
biaya yang dikeluarkan minimal 1 dibeberapa puskesmas
juta belum disertai dengan pembantu (pustu) yang tidak
perlengkapan lainnya. berada di tempat pelayanan,
sehingga sebagian besar memilih
3. Hubungan Kepercayaan untuk menggunakan warung,
Kesehatan dengan atau mengunakan tanaman obat
Pemanfaatan Pelayanan yang dipercaya secara turun
Kesehatan di Puskemas temurun untuk mengatasi
Dempar penyakit. Selain itu ada beberapa
Kepercayaan kesehatan responden yang mengatakan
adalah sebuah bentuk perilaku obat yang diberikan kurang
dimana seseorang memberikan ampuh dalam menyembuhkan
penilaian dan penjabaran penyakit sehingga beberapa
terhadap kesehatan dari segi responden tersebut lebih memilih
sosio-psikologis. Sedangkan untuk berobat ke rumah sakit
perilaku merupakan kumpulan dibandingkan ke puskesmas
berbagai faktor yang saling sehingga, bukan hanya faktor
berinteraksi. Sering tidak disadari dari individu itu sendiri saja yang
bahwa interaksi tersebut amat dapat mempengaruhi
kompleks sehingga kadang- pemanfaatan pelayanan
kadang seseorang tidak sempat kesehatan, melainkan faktor dari
memikirkan penyebab eksternal dalam hal ini perilaku
menerapkan perilaku tertentu petugas kesehatan dalam
(Maulana, 2009). melayani pasien juga menjadi
Hasil penelitian ini diperoleh salah satu faktor yang dapat
bahwa hubungan antara mempengaruhi pemanfaatan
kepercayaan dengan seseorang terhadap pelayanan
pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam hal ini
kesehatan sebanyak 95 (31.8%) puskesmas.
responden yang memiliki tingkat Hasil penelitian ini sejalan
kepercayaan tinggi terhadap dengan teorinya Anderson dalam
pelayanan kesehatan di Notoatmodjo (2010) dengan
puskesmas dempar, sedangkan model sistem kesehatan (health
23 (7.7%) responden memiliki system model), pecaya bahwa

22
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 1 Nov 2019, Hal 13 - 27

setiap individu mempercayai kepuasaan pelanggan di Rumah


adanya kemanjuran dalam Sakit Bedah Surabaya memiliki
penggunaan pelayanan pengaruh yang signifikan dimana
kesehatan. Dalam teorinya itu semakin tinggi tingkat
pun tersebut ia mengatakan kepercayaan pelanggan pada
bahwa faktor-faktor predisposisi Rumah Sakit, semakin
dan faktor yang memungkinkan berpengaruh terhadap nilai dan
untuk mencari pengobatan dapat kepuasaaan pelanggan dan
terwujud dalam tindakan apablia sebaliknya.
itu dirasakan sebagai kebutuhan. Berdasarkan data hasil
Dari hasil wawancara penelitian menyatakan bahwa
dengan beberapa responden kepercayaan kesehatan
menyatakan bahwa setuju jika merupakan salah satu faktor
kondisi tumbuh sedang tidak yang mempengaruhi
sehat akan mengalami pemanfaatan pelayanan
penurunan dan apabila terdapat kesehatan di puskesmas
anggota keluarga yang sakit Dempar. Dimana P value yang
sesegera mungkin untuk mencari diperoleh adalah 0,844 yang lebih
upaya penyembuhan dengan besar dari α = 0,05 sehingga
mengobati sendiri terlebih dahulu dapat disimpulkan variabel
dengan obat-obatan yang kepercayaan kesehatan tidak ada
tersedia di rumah namun jika hubungan dengan pemanfaaan
setelah 3 hari tidak mengalami pelayanan kesehatan, terdapat
perubahan maka responden 95 (31.8%) responden memiliki
tersebut mengambil tindakan tinggi terhadap pelayanan
upaya lanjut ke pusat pelayanan kesehatan.
kesehatan ataupun rumah sakit.
Pelayanan puskesmas 4. Hubungan Penilaian
yang diberikan dalam upaya Kesehatan dengan
membantu penyembuhan Pemanfaatan Pelayanan
penyakit dicakupan wilayahnya Kesehatan di Puskemas
sudah cukup tinggi, hal ini Dempar
ditunjukan dengan kepercayaan Penilaian kesehatan
masyarakat yang mengutamakan menurut (Littik, 2008) dapat
untuk ditangani oleh tenaga diukur dari gangguan kesehatan
kesehatan. Hasil penelitian ini atau kesakitan yang dikeluhkan
didukung oleh penelitian yang sendiri oleh individu yang
dilakukan Alimudin A dkk, 2017 bersangkutan. Status kesehatan
menyatakan bahwa variabel merupakan ukuran yang
kepercayaan terhadap nilai dan memadai untuk mengukur

23
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 1 Nov 2019, Hal 13 - 27

kebutuhan kesehatan atau Setiap orang pasti


pemanfaatan ke pelayanan mempunyai penilaian berbeda-
kesehatan. Kebutuhan terhadap berbeda terkait dengan kondisi
pelayanan kesehatan dapat kesehatannya, begitu pula hasil
diukur menggunakan penilaian yang didapatkan pada penelitian
kesehatan individu. ini masing-masing responden
Berdasarkan hasil penelitian memberi penilaian terhadap
ini dan hasil uji dari analisis keadaan dirinya menurut
hubungan antara penilian keadaan sakit yang ia rasakan
kesehatan dengan pemanfaatan serta pendapat responden akan
pelayanan kesehatan di kebutuhan atau tindakan untuk
Puskesmas Dempar segera mendapatkan pelayanan
memperlihatkan bahwa terdapat kesehatan apabila merasa sakit.
121 (40.5%) responden memiliki Sehingga jika responden memiliki
penilaian kesehatan yang baik penilaian kesehatan yang baik
terhadap keadaan dirinya maka ia akan selalu
menurut keadaan sakit yang memanfaatkan pelayanan
dirasakan sedangkan 28 (9.4%) kesehatan dan tidak menunggu
responden lainnya memiliki sakitnya parah untuk segera
penilaian kesehatan yang kurang melakukan pencarian pelayanan
baik atau buruk terhadap kesehatan.
keadaan dirinya. Hasil ini sejalan dengan
Menurut Supriyanto (2010) toeri yang ada dalam buku
menyatakan bahwa suatu tingkat Notoatmodjo (2010) yang
kebutuhan terhadap pelayanan menyatakan bahwa masalah
kesehatan sama dengan kesehatan (penyakit) dalam
keadaan sehat sakit seseorang masyarakat, akan dipersepsikan
yang dinyatakan dalam angka berbeda-beda oleh masing-
kesakitan, kematian dan masing orang. Bahkan beberapa
disabilitas. Diperkuat juga melalui orang yang menderita penyakit
teori Andersen (1975) yang sama, pada sebagaian
menjelaskan bahwa salah satu orang dipersepsi sebagai
faktor pemanfaatan pelayanan penyakit, tetapi bagi sebagaian
kesehatan adalah karakteristik lain dipersepsikan bukan sebagai
kebutuhan (need characteristic). penyakit.
Faktor status kesehatan, risiko Kebutuhan masyarakat
sakit dan lingkungan mempunyai terhadap pengobatan umumnya
hubungan yang erat terhadap dikaitkan dengan kondisi sakit
perilaku penggunaan pelayanan yang menganggu aktivitas
kesehatan. responden, namun berbeda

24
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 1 Nov 2019, Hal 13 - 27

dengan hasil penelitian ini ada Penilaian masyarakat


sebagian responden memiliki tentang kesehatan masih belum
penilaian yang kurang baik atau sesuai dengan konsep sehat
buruk terhadap keadaan dirinya, sakit yang sebenarnya.
akan terus melakukan aktivitas Responden merasa dirinya sakit
walaupun keadaan tubuh sedang ketika kondisi tubuh dapat lagi
tidak sehat, menunda kebutuhan menjalankan aktivitas serta
untuk mendapatkan pelayanan masyarakat yang tidak berobat ke
kesehatan, sehingga biasanya puskesmas dikarenakan
berusaha untuk mengobati diri responden tersebut merasa tidak
sendiri dengan membeli obat sembuh bila berobat di
warung, dan ada sebagaian Puskesmas, selain itu adanya
menggunakan obat tradisional pandangan bahwa responden
dengan tumbuhan lokal yang ada tidak yakin apabila penyakitnya
seperti kulit langsat, kulit pohon diobati di Puskesmas.
kemiri, yang untuk membantu Hasil dari penelitian
menyembuhkan penyakit tifus menyatakan bahwa penilian
serta kumis kucing dan rumput kesehatan merupakan salah satu
buncar yang berkhasiat untuk faktor yang mempengaruhi
membantu penyembuhan pemanfaatan pelayanan
penyakit batu ginjal, selanjutnya kesehatan di puskesmas
daun sirsak, kasa bling, daun Dempar. Dimana hasil uji
klorofil yang dapat membantu menunjukkan p value yang
meredakan penyakit hipertensi diperoleh adalah 0,004 yang lebih
serta masih banyak obat-obatan kecil dari α = 0,05 maka H0 pada
lainnya upaya tersebut dilakukan penelitian ini ditolak, artinya ada
oleh responden. hubungan antara penilaian
Hasil penelitian ini sejalan kesehatan.
dengan penelitian yang dilakukan Implikasi dari penelitian ini,
oleh Handayani dkk (2003) adalah naik turunnya
menyatakan bahwa aktivitas pemanfaatan pelayanan
pada penduduk sakit dengan kesehatan di Puskesmas.
upaya pencarian pertolongan Dipengaruhi oleh penilaian
pengobatan maka dapat dilihat kesehatan masyarakat maka
bahwa ada kecenderungan yang agar pemanfaatan pelayanan
sama untuk melakukan kesehatan meningkat penilaian
pengobatan sendiri baik pada kesehatan harus diperbaiki dan di
penduduk sakit dengan atau tingkat.
tanpa gangguan aktivitas. Menurut penelitian Alimudin
dkk 2017, untuk meningkatkan

25
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 1 Nov 2019, Hal 13 - 27

penilaian kesehatan masyarakat DAFTAR PUSTAKA


terhadap pelayanan kesehatan Alimudin A, Dhaniarti I, Jadana
yaitu dengan memberikan L.M, Sukoco A. “Model of
program pengembangan sumber Customer Value Approach
daya manusia secara terus for Improving Satisfaction
menerus kepada dokter dan of the Hospital Patients.”
perawat sehingga dapat Sinergi 2017 ; 7.2. Jurnal
meminimalkan kesalahan dalam Ilmiah Ilmu Manajemen.
memberikan pelayanan kepada http://ejournal.unitomo.ac.i
pasien. Kemudian meningkatkan d/index.php/feb/article/dow
awareness petugas kesehatan nload/365/222
kepada pasien, sehingga Data. Profil Kesehatan
tindakan yang dilakukan dan Puskesmas Dempar.
pelayanan yang diberikan 2017.
menjadi lebih cepat dan tepat. Data. Pusat Kesehatan
Selanjutnya memberikan Masyarakat RI per akhir
pelayanan kepada pasien seperti Desember. 2017
melayani keluarga sendiri Handayani L, Siawanto, Ma’ruf
sehingga kondisi ini dapat NA, Hapsari D, 2003. Pola
menimbulkan perasaan yakin dan Pencarian Pengobatan di
terjamin bila pasien berobat. Indonesia (Analisis Data
Susenas 2001). Puslitbang
KESIMPULAN Pelayanan dan Teknologi
Hasil penelitian menujukan Kesehatan, Badan
terdapat hubungan antara Litbangkes. Jakarta.
peniaian kesehatan dengan Kemenkes, RI. 2014. Peraturan
pemanfaatan pelayanan di Menteri Kesehatan RI
Puskesmas Dempar Kecamatan Nomor 75 Tahun 2014
Nyuatan Kabupaten Kutai Barat. tentang Pusat Kesehatan
Responden memiliki tingkat Masyarakat. Indonesia :
kesadaran yang baik terhadap Kemenkes RI.
kondisi kesehatan, memilih untuk Maulana, Heri, D.J., 2009.
tidak beraktivitas berat ketika Promosi Kesehatan. Jakarta
kondisi tubuh sedang sakit : EGC
ataupun secepat mungkin Napirah, Muh. Ryman; Rahman,
mencari cara untuk memulihkan Abd.; Tony, Agustina
kondisi (2016). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
pemanfaatan pelayanan
kesehatan di WIlayah Kerja

26
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 1 Nov 2019, Hal 13 - 27

Puskesmas Tambarana Wahyuni.pdf [Diakses pada


Kecamatan Poso Pesisir tanggal 21 Mei 2018]
Utara Kabupaten Poso. Wulandari, Ahmad, Saptaputra.
Jurnal Pengembangan Kota. (2016). Faktor Yang
Vol 4 (1): 29-39. Berhubungan Dengan
https://ejournal2.undip.ac.id/ Pemanfaatan Pelayanan
index.php/jpk/article/view/58 Kesehatan Di Uptd
5. Puskesmas Langara
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Kecamatan Wawonii Barat
perilaku kesehatan. Kabupaten Konawe
Jakarta; Rineka Cipta. Kepulauan Tahun 2016.
Rahayu, A. D (2012). Faktor - https://media.neliti.com/medi
Faktor yang Berhubungan a/publications/183311-ID-
dengan Pemilihan faktor-yang-berhubungan-
Pengobatan Tradisional di dengan-pemanfaat.pdf
Wilayah Kerja Puskesmas
Muara Siberut Kecamatan
Siberut Selatan Kabupaten
Kepulauan Mentawai Tahun
2012. 38 (1989-2012).
http://repository.unand.ac.id/
20158/1/jurnal.pdf
Supriyanto. 2010. Pemasaran
Industri Jasa Pelayanan
Kesehatan. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Wahyuni, S.N. 2012. “Faktor-
Faktor yang Berhubungan
dengan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Sumber Rejo
Kota Balikpapan Provinsi
Kalimantan Timur Tahun
2012”. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat.
Universitas Indonesia :
Depok, Jawa Barat.
lib.ui.ac.id/file?file=digital/20
320041-S-Nanik Sri

27

Das könnte Ihnen auch gefallen