Sie sind auf Seite 1von 12

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI

PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP HASIL


BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2011/2012

DESY FAJAR PRIYAYI


K4308031

Pembimbing 1 : Drs. Slamet Santosa, M.Si.


Pembimbing 2 : Riezky Maya P, S.Si, M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012
2

THE INFLUENCE OF ACCELERATED LEARNING TOWARD BIOLOGY


LEARNING ACHIEVEMENT OF XI DEGREE STUDENTS AT SMA NEGERI 4
SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2011/2012
Desy Fajar Priyayi, Slamet Santosa, Riezky Maya P
Biology FKIP Sebelas Maret University

ABSTRACT

The aim of this research is to know the influence of accelerated learning approach
toward biology learning achievement of XI degree students at SMA Negeri 4 Surakarta in
academic year 2011/2012.
This research was quasi experiment research using quantitative approach. The
research was designed using posttest only control design by applying accelerated learning
approach in experimental group and deduktif approach with discussion, classical course and
question-answer method in control group. Population’s research is all of XI degree students
at SMA Negeri 4 Surakarta in 2011/2012 academic year. Sampling techniques used cluster
random sampling. Random result has chosen XI science 1 as experiment group and XI
science 2 as control group. Data was collected using questionnaire, multiple choice test,
observation sheet, and document. The data were analyzed by t-test.
This research concluded that application of accelerated learning approach has taken
effect on student’s achievement cognitive, psychomotor, and affective domain in learning
biology of SMA Negeri 4 Surakarta.
Keywords: accelerated learning approach, biology learning achievement.

PENDAHULUAN tersebut terjadi interaksi baik antar


Fenomena globalisasi yang individu maupun dengan lingkungannya
ditandai dengan perkembangan arus sehingga membentuk hasil belajar. Hasil
informasi dan teknologi berlangsung belajar seperti yang telah dikemukakan
sangat pesat dan tiada batas. Tingkat Purwanto (2009) merupakan adanya
persaingan di antara individu maupun perubahan tingkah laku akibat dari proses
negara sangat tinggi. Hal tersebut pembelajaran yang meliputi tiga ranah,
menuntut adanya peningkatan kualitas yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
sumber daya manusia (SDM) yang Penyelenggaraan proses
seimbang. Peningkatan kualitas tersebut pembelajaran biologi di sekolah-sekolah
salah satunya dapat ditingkatkan melalui masih cenderung bersifat teacher centered.
pendidikan. Pendidikan tidak lepas dari Guru menyampaikan pemaparan materi
proses belajar dan pembelajaran. menggunakan metode ceramah atau
Aunurrahman (2009) menyatakan belajar membaca materi yang disajikan dalam
adalah suatu proses dimana dalam proses slide powerpoint kemudian melakukan
3

tanya jawab pada siswa. Siswa hanya juga ranah proses (psikomotorik), dan ranah
menjadi obyek pendidikan tanpa sikap (afektif). Perhatian terhadap kebutuhan

memperhatikan berbagai karakteristik dan sosial, emosional, dan fisik siswa merupakan
faktor yang sangat penting yang harus
emosi yang dimiliki oleh siswa itu sendiri
ditekankan dalam pembelajaran sains.
sehingga siswa menjadi kurang termotivasi
(Wenno, 2008). Salah satu pendekatan yang
dan pasif. Banyak siswa menjadi bosan
dapat menjadi alternatif untuk diterapkan
karena suasana belajar yang kurang
dalam pembelajaran biologi adalah pendekatan
menyenangkan. Peran aktif siswa yang Accelerated Learning (AL).
kurang dalam pembelajaran Pendekatan AL adalah pendekatan
mengakibatkan pemahaman siswa pembelajaran yang memiliki ciri
terhadap suatu materi cenderung lamban cenderung luwes, gembira, mementingkan
dan hasil belajar biologi yang dicapai tujuan, bekerjasama, manusiawi, multi
siswa pada ranah kognitif, afektif, dan indrawi, bersifat mengasuh, mementingkan
psikomotorik kurang. aktivitas serta melibatkan mental
Salah satu faktor penting yang emosional dan fisik (Azmi, 2007).
mempengaruhi proses belajar adalah dan Sementara itu, Rose (2003) menyatakan
faktor pendekatan belajar (approach to bahwa AL adalah kemampuan menyerap,
learning). Pendekatan belajar adalah jenis memahami dan menguasai suatu informasi
upaya belajar yang meliputi strategi dan
dengan cepat. Pendekatan ini memiliki
metode yang digunakan untuk melakukan
prinsip-prinsip antara lain: keterlibatan
kegiatan mempelajari materi-materi belajar di
total individu akan meningkatkan hasil
sekolah atau di semua tempat belajar.Guru
belajar, belajar bukan merupakan proses
sebagai penanggung jawab perencanaan
pembelajaran harus memiliki kemampuan
yang bersifat pasif dalam menyimpan

memilih dan menerapkan pendekatan belajar pengetahuan tapi proses aktif menciptakan
untuk menciptakan suasana belajar yang pengetahuan, kolaborasi diantara siswa
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan akan meningkatkan hasil belajar, belajar
hasil belajar siswa khususnya pada yang berpusat pada aktivitas jauh lebih
pembelajaran biologi. baik dari pada belajar yang hanya
Pembelajaran biologi merupakan menekankan pada aktivitas presentasi
bagian dari ilmu pengetahuan alam atau sains
semata (Meier, 2002). Pembelajaran AL
yang mempelajari tentang makhluk hidup dan
melibatkan seluruh gaya belajar dan
lingkungannya. Pembelajaran sains tidak
kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa
hanya menghasilkan hasil belajar berupa
(Russel, 2011).
produk saja yang berupa ranah kognitif, tetapi
4

Penerapan AL dalam pembelajaran METODOLOGI PENELITIAN


menurut Rose (2003) adalah antara lain Penelitian dilaksanakan di SMA
dengan MASTER, yaitu motivating your Negeri 4 Surakarta pada semester genap
mind (memotivasi pikiran), acquiring tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini
information (memperoleh informasi), termasuk kuasi eksperimen dengan
searching out the meaning (menyelidiki pendekatan kuantitatif. Desain penelitian
makna), triggering the memory (memicu adalah posttest only control design dengan
ingatan), exhibiting what you know menggunakan kelompok eksperimen
(memamerkan apa yang telah ketahui), (penerapan pendekatan accelerated
reflecting how you have learned learning) dan kontrol (pembelajaran
(merefleksikan bagaimana proses belajar pendekatan deduktif dengan ceramah,
yang telah dilakukan). AL merupakan diskusi dan tanya jawab).
suatu pendekatan pembelajaran yang dapat Populasi dalam penelitian ini adalah
digunakan untuk meningkatkan kemampuan seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 4
belajar siswa sehingga siswa dapat belajar Surakarta. Teknik pengambilan sampel
lebih cepat. Suasana belajar lebih
dengan cluster random sampling. Hasil
menyenangkan tercipta dan tejadi interaksi
pemilihan sampel secara acak menetapkan
yang aktif antar guru dengan siswa sehingga
kelas XI IPA 1 dengan siswa sejumlah 33
pembelajaran dapat berlangsung efektif.
orang sebagai kelompok eksperimen yang
Karakteristik dari AL adalah multi-pathed
menerapkan pendekatan AL. Kelas XI IPA
(banyak cara). Banyak metode yang dapat
2 dengan siswa sebanyak 34 orang sebagai
diterapkan pada AL sehingga dapat
kelompok kontrol yang menerapkan
meningkatkan hasil belajar siswa (Erland,
pendekatan pembelajaran deduktif.
1998). Hasil belajar tersebut bukan hanya
Variabel bebas berupa pendekatan
pada ranah kognitif, melainkan pada ranah
AL dan variabel terikat adalah hasil belajar
afektif dan psikomotor.
biologi siswa yang mencakup ranah
Penelitian ini bertujuan untuk
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Teknik
mengetahui pengaruh pendekatan
pengumpulan data yang digunakan dalam
accelerated learning terhadap hasil belajar
penelitian ini adalah dokumentasi, angket,
biologi siswa kelas XI SMA Negeri 4
tes dan observasi. Metode dokumentasi
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
pada penelitian ini berupa dokumen hasil
belajar yang diolah selama satu semester
dengan nilai asli sebagai bahan acuannya
yang digunakan untuk mengetahui
5

keseimbangan kemampuan awal siswa semua ranah, hal ini berarti penerapan
berdasarkan nilai hasil belajar biologi pada Pendekatan AL berpengaruh nyata
populasi penelitian. Metode tes digunakan terhadap hasil belajar biologi pada ranah
untuk mengambil data hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
kognitif. Metode observasi dalam 1. Hasil Belajar Ranah Kognitif
penelitian ini digunakan untuk mengukur Hasil penelitian menunjukkan
hasil belajar ranah psikomotorik, ranah bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
afektif dan keterlaksanaan rancangan antara hasil belajar ranah kognitif siswa
pembelajaran. Metode angket digunakan kelas kontrol dengan siswa kelas
untuk mengambil data hasil belajar afektif eksperimen, di mana pendekatan AL
siswa. berpengaruh positif untuk meningkatkan
Analisis data pada penelitian hasil belajar ranah kognitif. Hasil belajar
dengan menggunakan uji t. Sebelum kognitif merupakan tingkat pemahaman
dilakukan analisis data, maka dilakukan uji atau penguasaan siswa terhadap konsep
normalitas menggunakan uji Kolmogorov- yang telah dipelajari (Sudjana, 2010). Nilai
Smirnov dan uji homogenitas dengan uji rata-rata tes kognitif siswa di kelas
Levene’s. eksperimen yang menggunakan
pendekatan AL dalam pembelajaran lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol
Hasil analisis pengaruh penerapan yang menggunakan metode ceramah,
pendekatan AL terhadap hasil belajar diskusi dan tanya jawab, yaitu 73,40 untuk
biologi disajikan pada Tabel 1 berikut: kelas eksperimen dan 67,706 untuk kelas
Tabel 1. Hasil Analisis Pengaruh kontrol. Hal tersebut sejalan dengan hasil
Pendekatan AL terhadap Hasil Belajar penelitian dari Erland (1998) yang
Biologi. menyatakan bahwa penerapan AL dapat
Ranah t df Sig t(0.05,62) Keterangan meningkatkan kemampuan kognitif siswa.
Kogni- 2.07 65 0.043 1.9971 thitung > t(α,df)
Pembelajaran AL mengakomodasi
tif sig < 0,050
Psiko- 5.27 65 0.000 1.9971 thitung > t(α,df) banyak unsur yang dapat menciptakan
motorik sig < 0,050 suasana belajar yang gembira dan
Afektif 11.46 65 0.000 1.9971 thitung > t(α,df)
menyenangkan sehingga proses belajar
sig < 0,050
lebih baik. Pembelajaran AL yang
Tabel 1 menunjukan bahwa thitung
diterapkan di kelas eksperimen dalam
> t(α,df) dan sig.<0,050 pada semua ranah
materi sistem reproduksi mempermudah
hasil belajar sehingga H0 ditolak pada
siswa dalam mengembangkan kemampuan
6

berpikirnya. Penerapan langkah triggering dan penuh warna dengan teknik mind map
the memory (memicu ingatan) pada AL atau peta pikiran. Terlihat siswa tidak ada
dilakukan dengan beberapa metode yang yang pasif dan bicara sendiri pada saat
bertujuan agar siswa lebih mudah pembelajaran.
mengingat dan memahami suatu materi Mind map yang digunakan dalam
pembelajaran. Palmer (2006) menyatakan pembelajaran memberikan dampak positif
bahwa pembelajaran AL mengembangkan bagi siswa. Hal tersebut disebabkan mind
metode-metode variatif yang dapat map membantu mendeterminasi atau
meningkatkan pengusaan konsep oleh menyusun pengetahuan siswa serta
siswa. mengingat kembali (recalling)
Pada awal pembelajaran guru pengetahuan awal yang telah dimiliki
menjelaskan beberapa teknik belajar cepat dengan konsep baru yang didapatkan pada
yaitu Teknik belajar cepat berupa teknik pembelajaran (Evrekli, et al., 2009).
keyword, akrostik, musik, mind map pada Buzan (2005) menyatakan bahwa
pembelajaran AL membuat siswa lebih kecepatan mengingat kembali (recalling)
mudah mengingat suatu materi pelajaran. dapat dilakukan karena mind map
Guru memberi instruksi kepada siswa menggunakan kemampuan otak yang
untuk mencari keyword yaitu istilah-istilah cenderung mengenal visual untuk
yang penting yang diperoleh pada mendapat hasil yang sebesar-besarnya.
pembelajaran. Siswa menjadi lebih kreatif Kombinasi cabang, warna dan garis
dan mudah mengingat suatu istilah dengan lengkung pada mind map lebih
membuat singkatan kata (akrostik) baik merangsang otak untuk menyerap
tentang struktur sistem reproduksi, informasi dan menstimulasi kreativitas
hormon- hormon yang berperan dalam siswa (Keles, 2012). Kecepatan
sistem reproduksi, hingga membuat lagu pemahaman konsep sebagai produk dari
tentang siklus menstrusi. Siswa mind map meningkatkan hasil bejar
merangkum pengetahuan yang diperoleh kognitif siswa, keadaan ini sejalan dengan
dari strruktur dan fungsi sistem reproduksi penelitian Indriani (2008) yang
pada pria dan wanita, pembentukan sel menyatakan bahwa mind mapping dapat
kelamin, siklus menstruasi, fertilisasi, meningkatkan hasil belajar siswa.
gestasi dan kelahiran, laktasi dan ASI, Langkah acquiring information
kesehatan reprodusi hingga penyakit (memperoleh informasi) dilakukan dengan
dalam sistem reproduksi dalam suatu cara pemberian tugas kepada siswa secara
tulisan dan gambar-gambar yang menarik kelompok namun semua indivudu harus
7

terlibat aktif. Guru bukan hanya menyuruh materi sistem reproduksi dapat diterapkan
siswa sekedar mengonsumsi pengetahuan secara praktis dan memberikan kontribusi
atau informasi, melainkan guru hanya positif kepada siswa. Siswa lebih mudah
memberikan materi yang benar-benar untuk belajar dan menjadi lebih kritis. Hal
mendasar dan menyuruh siswa berkreasi tersebut dapat ditunjukkan dari adanya
dan menggali pengetahuan dengan tidak siswa yang mengajukan pertanyaan
terbatas. tentang kesehatan organ reproduksi,
Pada pertemuan pertama guru hubungan antara siklus menstruasi dengan
memberikan lembar kerja berupa gambar perut yang sakit, proses kehamilan dan
buta tentang struktur dan fungsi sistem perkembangan janin, teknik kontrasepsi
reproduksi pada pria dan wanita. Guru yang aman dan efektif, dan tentang
menyuruh siswa untuk mengidentifikasi kelainan dan penyakit pada sistem
gambar tesebut dan melengkapi konsep reproduksi.
map yang masih kosong. Pada awal Penerapan AL juga berbagai
pertemuan kedua, guru memberikan metode yang mengakomodasi berbagai
keyword berupa gestasi dan persalinan, karakterisik gaya belajar dan
laktasi dan ASI, kesehatan organ mengembangkan kecerdasan majemuk
reproduksi, teknik kontrasepsi. Kemudian siswa yang dapat meningkatkan hasil
masing- masing kelompok siswa belajar kognitif siswa (Djajalaksana,
mengembangkan informasi dari guru dan 2005). Adanya diskusi kelompok dan
berkreasi sesuai dengan gaya belajarnya presentasi mengajak siswa membangun
masing-masing melalui tugas diskusi konsep bersama secara kooperatif serta
kelompok dan mempresentasikannya dapat melatih kemampuan berkomunikasi
semenarik mungkin. Adanya langkah- siswa. Siswandi (2006) menyatakan bahwa
langkah ini siswa dituntut untuk berperan kemampuan berkomunikasi dapat
secara aktif mencari informasi dalam meningkatkan kemampuan berpikir,
proses pembelajaran. bernalar, dan kemampuan memperluas
Langkah searching out the wawasan kemampuan untuk menanggapi
meaning (menyelidiki makna) dilakukan persoalan di sekitar siswa.
agar siswa mengetahui makna apa yang Keadaan pada kelas eksperimen
diperoleh setelah belajar. Guru mengajak sangat berbeda dengan kelas kontrol. Pada
siswa untuk mengaitkan pengetahuan kelas kontrol siswa sebagian besar materi
tentang sistem reprodusi yang diperoleh disampaikan oleh guru. Siswa hanya
dengan kehidupan sehari-hari di mana mendengarkan penjelasan dari guru
8

sehingga siswa kurang dapat membuat suasana lebih hidup. Selain itu
mengembangkan kemampuan berpikirnya. juga terdapat games memasangkan istilah
2. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik penyakit dan kelainan sistem reproduksi.
Penerapan pembelajaran AL Pada langkah exhibiting what you
berpengaruh positif pada hasil belajar know (memamerkan apa yang diketahui)
psikomorik siswa. Hal tersebut tampak pada penelitian ini dilakukan dengan guru
dari nilai rata-rata pada kelas eksperimen memberi tugas kepada siswa untuk
lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu, melakukan presentasi sesuai dengan
89,52 untuk kelas eksperimen dan 75,44 kelompok masing-masing dan keyword
untuk kelas kontrol. Pembelajran AL yang diperoleh sehingga siswa dapat
menuntut siswa untuk dapat aktif secara mengajarkan kepada siswa yang lain
fisik melalui adanya tugas kelompok untuk mengenai pengetahuan yang telah
melengkapi gambar, diskusi, presentasi diperolehnya. Siswa dituntut lebih berani
dan permainan. Sesuai dengan pernyataan dan terampil dalam menyampaikan
Ba’in (2010) diskusi kelompok dapat pendapat dan hasil diskusi. Kelompok satu
meningkatkan keaktifan siswa. mempresentasikan tentang hasil diskusi
Siswa pada kelas eksperimen mengenai struktur dan fungsi sistem
tampak lebih teliti dan tertarik dalam reproduksi pada pria dan wanita,
mengamati gambar-gambar yang di kelompok dua mengenai gestasi dan
tampilkan oleh guru. Saat guru atau siswa persalinan kelompok tiga mengenai laktasi
memberikan penjelasan siswa tidak hanya dan ASI, kelompok empat mengenai
mendengarkan namun juga mencatat hal- kesehatan organ reproduksi hingga
hal penting atau key word pada lembar kelompok lima mengenai teknik
mind map. Adanya kompetisi antar kontrasepsi. Langkah exhibiting what you
kelompok dalam permainan dan games know ini juga dapat menunjukkan sejauh
juga meningkatkan keterampilan mana penguasaan materi siswa. Siswa
psikomotorik siswa. Hal tersebut didukung dapat mengembangkan keterampilan dan
oleh pernyataan Harsono (2005) bahwa menggali informasi dengan tak terbatas.
teknik games berhubungan langsung Hal tersebut terlihat dari power point yang
dengan subjek dan dapat mendorong dibuat oleh siswa sangat lengkap dan
partisipasi siswa dalam pembelajaran aktif. menarik.
Games yang diberikan berupa kuis Langkah motivating your mind
interaktif berisi pertanyaan seputar sistem (memotivasi pikiran) diilakukan dengan
reproduksi dan diiringi musik untuk beberapa cara dengan tujuan untuk
9

memotivasi pikiran siswa supaya siap dan menjawab pertanyaan maupun bagi
bersemangat dalam belajar. Berdasarkan kelompok yang memenangkan kompetisi.
pernyataan Setyaningsih (2009) perlu Siswa terlihat lebih bersemangat dalam
adanya pengkondisian dari guru untuk mengikuti pembelajaran.
menerima materi sebelum pembelajaran Berdasarkan hasil observasi oleh
dimulai. observer, siswa pada kelas kontrol secara
Pada awal pembelajaran guru fisik lebih pasif. Hal tersebut dikarenakan
memberikan apersepsi untuk memberi suasana pembelajaran yang kaku dan tidak
gambaran tentang materi sistem reproduksi bervariasi. Siswa hanya mendengarkan
dengan menunjukkan sebuah gambar penjelasan dari guru, bahkan sedikit siswa
keluarga besar yang terdiri atas ayah, ibu yang mencatat. Pembelajaran AL
dan banyak anak kemudian guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk
menanyakan apa yang dipikirkan oleh mendapatkan pengalaman melalui aktivitas
siswa mengenai gambar tersebut. Terlihat fisik dan melatih penampilan dalam
siswa aktif menjawab sesuai dengan berkomunikasi.
pemikirannya dan sebagian besar sudah Hasil uji hipotesis menunjukkan
mengarah kepada sistem reproduksi. Pada bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pertemuan kedua guru memberi video antara hasil belajar ranah psikomotorik
motivasi berupa video tiga dimensi siswa kelas kontrol dengan siswa kelas
perkembangan janin dari awal fertilisasi eksperimen, di mana pendekatan AL
hingga ibu melahirkan. Siswa sangat berpengaruh positif untuk meningkatkan
antusias dan tertarik menyaksikan video hasil belajar ranah psikomotorik siswa.
tersebut. Kata-kata positif untuk tidak 3. Hasil Belajar Ranah Afektif
mudah putus asa, terus optimis diberikan Berdasarkan hasil uji hipotesis
kepada siswa untuk meningkatkan diketahui bahwa pendekatan AL
semangat siswa dalam belajar. berpengaruh positif untuk meningkatkan
Peningkatan motivasi belajar pada awal hasil belajar ranah afektif. Nilai rata-rata
pembelajaran juga dilakukan dengan afektif siswa di kelas eksperimen yang
menyuruh masing-masing siswa menggunakan pendekatan AL dalam
menuliskan pada selembar kertas tujuan pembelajaran lebih tinggi dibandingkan
apa saja yang hendak dicapai dan kata-kata dengan kelas kontrol yang menggunakan
yang dapat menjadi inspirasi. Selain itu, metode ceramah, diskusi dan tanya jawab
pada saat pembelajaran guru memberikan yaitu 84,8 pada kelas eksperimen dan 80,5
reward bagi siswa bagi siswa yang dapat pada kelas kontrol. Hal ini disebabkan
10

karena pendekatan AL yang diterapkan di menjadi lebih jujur dan teliti dalan
kelas eksperimen dalam mendukung siswa mengerjakan tes. Hal tersebut didukung
untuk meningkatkan karakter dan dengan hasil pengisian angket juga
keterampilan sosial siswa di kelas. menunjukkan lebih dari 50% siswa setuju
Peningkatan karakter dan untuk tidak melirik jawaban siswa lain
keterampilan sosial siswa diperoleh ketika ujian. Pernyataan tersebut
melalui proses diskusi, presentasi, menunjukkan bahwa siswa memiliki
kompetisi antar siswa, penyelesaian tugas kejujuran dalam menjawab tes.
dan sugesti-sugesti positif serta motivasi Pembentukan karakter juga
yang diberikan guru selama proses dibentuk melalui langkah reflecting how
pembelajaran. Tanggung jawab dan you have learned (merefleksikan
kedisiplinan ditingkatkan melalui proses bagaimana cara belajar) pada AL yang
diskusi, penyelesaian tugas dan presentasi. nditerapkan dengan guru mengajak siswa
Berdasarkan pengisian angket, sebagian melakukan relaksasi. Guru menyuruh
besar siswa setuju bahwa mereka selalu siswa untuk mengambil posisi paling
mengumpulkan tugas tepat pada waktunya. nyaman, menutup mata, serta menarik dan
Hal ini menunjukkan siswa memiliki rasa menghembuskan nafas teratur dengan
tanggungjawab dan kedisiplinan yang diiringi musik. Guru memberi instruksi
tinggi selama proses pembelajaran. pada siswa melakukan evaluasi diri,
Kegiatan diskusi dan kelompok juga mengetahui hambatan-hambatan apa saja
mampu meningkatkan sikap bekerja sama yang dialami pada saat pembelajaran.
dengan orang lain, yang didukung oleh Guru memberikan sugesti-sugesti positif
sebagian besar siswa yang menyatakan dan memotivasi siswa untuk terus optimis
setuju untuk memecahkan masalah melalui dan berusaha melakukan yang terbaik.
diskusi pada angket. Pada kelas kontrol terlihat
Adanya motivasi, sugesti positif kerjasama kelompok masih sangat kurang.
pada saat pembelajaran dan relaksasi juga Kebanyakan siswa lebih suka mengerjakan
membangun karakter positif yang dimiliki tugasnya secara individu. Perhatian siswa
siswa khususnya ranah afektif. Hal pada saat proses pembelajaran berlangsung
tersebut sesuai dengan pernyataan Setin juga kurang, banyak siswa tidak
(2005) yang menyatakan bahwa setiap memperhatikan, melamun, atau berbicara
siswa dapat dimotivasi dengan tepat untuk sendiri. Hal tersebut menunjukkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. kurangnya tanggung jawab pada diri
Pada penerapan pembelajaran AL ini siswa siswa. Suasana pembelajaran menjadi kaku
11

dan kurang bersemangat. Pada kelas Ba’in, Wijayanti, PS., dan Juariyah, S.
(2010). Peningkatan Keaktifan
kontrol guru juga memberi tugas diskusi
Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
dan presentasi kelompok, namun siswa Kelas XI IA SMA Ibu Kartini
Semarang dengan Metode
kurang antusias akibat motivasi yang
Cooperative Learning. Jurnal
kurang sejak awal pembelajaran. Penelitian Pendidikan. 27(1): 92-
99.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penerapan AL antara lain yaitu guru Djajalaksana, Y.M. (2005). Accelerated
Learning dalam Proses
harus benar-benar memahami dan
Pembelajaran dan E-learning
mengetahui unsur-unsur dalam AL. Guru sebagai Alat Bantu Pembelajaran,
harus bisa menciptakan pembelajaran yang Jurnal Informatika UKM 1(1): 21-
gambira dan menyenangkan dan 29.

menerapkan berbagai metode sehingga Erland, J. Juyper. (1998). Cognitive Skills and
Accelerated Learning Memory
siswa dapat belajar lebih efektif dan
Training Using Interactive Media
efisien. Adanya metode yang bervariasi Improves Academic Performance In
tersebut dapat mengakomodasi berbagai Reading and Math. Journal of
Accelerated Learning and Teaching.
karakterisitik siswa sehingga membawa 23(3&4): 46
pengaruh positif dalam meningkatkan hasil
Evrekli, E; Balim, A.G., and Didem.
belajar siswa. (2009). Mind Mapping
Applications in Special Teaching
KESIMPULAN Methods Courses for Science
Teacher Candidates and Teacher
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Candidates’ Opinions Concerning
disimpulkan bahwa pendekatan AL the applications, ELSILVER-
berpengaruh nyata terhadap hasil belajar Procedia Social and Behavioral
Sciences 1 2274–2279
biologi siswa kelas XI SMA Negeri 4
Surakarta baik pada ranah kognitif, afektif Harsono, Dwiyanto, D. (2005).
Pembelajran Berpusat Mahasiswa.
maupun psikomotorik.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan
Pendidikan Universitas Gadjah
Mada
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Indriani, N. (2008). Meningkatkan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Keterampilan Kreativitas Belajar
Siswa dalam Mata Pelajaran IPS
Azmi, S. (2007). Accelerated Learning dengan Menggunakan Mind Mapping
dan Implementasinya di Indonesia. pada Kelas IX-1 SMPN 5 Padang
Jurnal Likitha Pradnya. 11(10): 16 Panjang, Jurnal Guru 5(1): 7-16
12

Keles, O. (2012). Elementary Teacher’s Palmer, L. (2006). Review: Mind Mapping


View s on Mind Map, International Effect-Size Documentation for
Journal of Education 4(1): 93-100 Accelerated Learning Application:
Asummary Review of Nesbit and
Meier, D. (2005). The ACCELERATED Adesope’s Meta-Analysis of Concept
LEARNING Handbook. New York: Map. Journal of Accelerated Learning
McGraw-Hill. and Teaching. 29(1-4):39

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Rose, C. dan Nicholl M.J. (2003). Accelerated
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Learning for 21 st century, Cara
Belajar Cepat Abad XXI. Bandung:
Russel, L. (2011). The ACCELERATED
Penerbit Nuansa
LEARNING Fieldbook. Bandung:
Nusamedia Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Rustaman, N.Y., Dirdjosoemarto, S.,
Remaja Rosdakarya
Ahmad, Y., Suroso A., Yudianto,
Rochintaniawati D., Nurjhani, M.,
dan Subekti, R., (2005). Strategi
Belajar Mengajar Biologi.
Bandung: UPI & JICA IMSTEP.
Setin. (2007). Menerapkan Model Accelerated
Learning DALAM Pemebelajaran
AKUNTANSI: Sebuah Pedoman
Untuk Dosen-Dosen Akuntansi.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 9(2):
100-123

Setyaningsih, N. (2009). Peningkatan


Kemampuan Berpikir Kritis dan
Kreatif Mahasiswa dalam pemecahan
masalah Pengantar Dasar Matematika
melaalui Pendekatan Pembelajaran
Berbasis Konstruktivis. Varia
Pendidikan. 21(1): 20

Siswandi, H.J. (2006). Meningkatkan


Keterampilan Berkomunikasi
Melalui Metode Diskusi Panel
dalam Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar
(Penelitian Tindakan Kelas), Jurnal
Pendidikan Penabur 7: 24-35.
Wenno, (2008). Strategi Belajar Mengajar
Sains Berbasis Kontekstual.
Yogyakarta: Intimedia

Das könnte Ihnen auch gefallen