Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
I. Identitas Pasien
- Nama : Tn.T
- Umur : 26 Tahun
- Agama : Islam
- Suku : Jawa
- Pekerjaan : Buruh
- Alamat : Boyolali
b. Keluhan Utama:
1
Mengamuk tanpa sebab
Alloanamnesis:
Menurut Ny.S pasien dikenal sebagai anak yang pandai, pasien selalu
mendapat peringkat pertama sejak kelas 1 SD hingga lulus SMP dan kadang-kadang
mendapat beasiswa, pasien dikenal sebagai anak yang baik, rajin belajar, disiplin,
pasien aktiv sebagai pengajar ngaji di Mushola desa sejak kelas 1 SMP. Setelah lulus
SMP sebenarnya pasien tidak melanjutkan pendidikan karena faktor biaya, ayah
pasien yang sudah bertahun-tahun sakit-sakitan sudah tidak bekerja lagi sehingga
tidak dapat membiayai perekonomian keluarga. Sedangkan ibu pasien hanya sebagai
ibu rumah tangga, tetapi karena pasien dikenal sebagai anak yang pandai akhirnya pak
kepala desa menganjurkan keluarga pasien untuk melanjutkan pendidikan pasien ke
tingkat SMA pasien masuk ke SMA favorit di daerahnya.
Tahun 2001 saat kenaikan kelas ke kelas 2 SMA ayah pasien meninggal,
mulai saat itu pasien berhenti sekolah. Paman pasien yang bekerja di Jakarta
membawa pasien ke Jakarta yang memang sebelumnya paman pasien pernah
menjanjikan keluarga pasien untuk menyekolahkan pasien di Jakarta, tetapi setibanya
di Jakarta paman pasien tidak menepati janjinya untuk menyekolahkan tetapi malah
disuruh bekerja membantu usaha si paman yaitu memotong mengangkuti es balok
untuk dikirim ke warung-warung. Pasien bekerja di sana kurang lebih selama 7 bulan
setelah itu tiba-tiba pasien menghilang dan tidak pulang, 6 bulan kemudian pasien
kembali kerumah paman dengan keadaan yang buruk yaitu pasien berpenampilan
sangant kotor dan tidak memakai baju dan celana. Saat itu juga paman pasien
2
menghubungi kakak pasien untuk membawa pulang adiknya ke Jawa. Di desa pasien
sempat dibawa ke puskesmas oleh ibu pasien dan menurut Ny.S pasien dirujuk ke
RSJD Surakarta sekitar tahun 2002.
Setelah pulang dari RSJD Surakarta pasien bisa berkerja seperti sebelum
sakit, pasien bekerja sebagai pedagang es di desanya, kemudian pasien juga sempat
bekerja selama beberapa tahun berpindah-pindah di Semarang, Jakarta sebagai buruh
bangunan, Sumatra sebagai kuli angkut. Sepulangnya dari Sumatra pasien
mengutarakan keinginannya untuk menimba ilmu di pesantren, kemudian tahun 2005
pasien berangkat ke salah satu pesantren yang ada di Demak, selama hampir 1 tahun,
disana pasien bekerja dan belajar tentang Al-Qur’an dan kitab-kitab islam.
Tahun 2008 pasien kembali ke Jakarta karena paman pasien yang di Jakarta
meninggal dunia, pasien ke Jakarta membantu sepupunya untuk melanjutkan usaha
sang paman, untuk berjualan es balok. Di Jakarta pasien kembali menghilang selama
2 minggu dan seperti kejadian yang terdahulu pasien pulang dengan tidak
mengenahan baju dan celana. Ny.S kakak pasien kembali ke Jakarta untuk membawa
pulang adiknya, di bis pasien berperilaku aneh seperti menyalami semua orang yang
ditemuinya dan berkata-kata tentang perempuan-perempuan yang ada di bis. Tiba di
Boyolali pasien langsung di bawa ke RSJD Surakarta pada tanggal 20 Mei 2009,
pasien dirawat selama 2 bulan sampai tanggal 29 juli 2009.
Pulang dari RSJD pasien kembali bekerja ke Jakarta selama beberapa bulan
dan kembali setelah kontrak kerja habis. Dan mulai berperilaku aneh sekitar awal
puasa, pasien sering ngelamun, tertawa sendiri, bicara sendiri.
Autoanamnesis:
3
Surakarta dirinya sering melamun, ngamuk, dan ngeluyur ke rumah tetangga, pasien
mengatakan dirinya ke rumah tetangga karena mendengar bisikan yang mengatakan
bahwa dirumah tetangga terdapat banyak makanan.
Menurut pasien dulu dirinya adalah anak yang lumayan pandai selalu
mendapat peringkat 1, setelah ayah meninggal pasien tidak melanjutkan sekolah
karena ayah meninggal, kemudian pasien dibawa ke Jakarta karena paman berjanji
akan membiayai sekolah, sesampainya di Jakarta pasien kecewa dan menyesal tiada
arti karena paman tidak menepati janjinya. Menurut pasien sebenarnya paman adalah
orang yang baik tetapi salah jalan, pasien kemudian rajin puasa senin-kamis dan puasa
daud agar jalan hidupnya dipermudah. Setelah bekerja beberapa bulan pasien
mengaku dirinya ngeluyur karena dibawa oleh seseorang yang tidak diketahui pasien,
yang menurut dukun orang yang mengajak pasien pergi adalah kakek pasien yang
berumur ratusan tahun, pasien merasa dirinya dikendalikan oleh orang tersebut dan
mengajak pasien untuk masuk ke dunia gaib yaitu kerajaan prabu siliwangi, disana
pasien menjadi tentara prajurit prabu siliwangi untuk berperang melawan jin-jin dari
bangsa jahat untuk berebut kekuasaan, selama 6 bulan pasien menghilang kemudian
kembali ke alam nyata dan tidak berpakaian, ditengah perjalanan pasien bertemu
dengan anak paman yang kemudian membawa pasien pulang ke rumah paman.
Pasien juga mengaku bahwa dirinya punya kekuatan yang didapatkannya dari
mandi kembang 7 rupa, kekuatan itu bisa meringankan benda-benda yang
diangkatnya ketika menjadi kuli bangunan di Jakarta sehingga saat itu pasien menjadi
buruh kesayangan mandornya. Pasien juga kebal terhadap tenun hal ini terbukti pada
saat pasien ditenun oleh dukun kemudian tenun itu mental ke dukun sendiri, pasien
ditenun dukun karena pasien menyukai anak gadis dukun yang tidak direstui oleh
dukun, pasien juga pernah bekerja sebagai buruh pada sebuah restoran yang
pemiliknya mempunyai pesugihan dan pasien kebal terhadap pesugihan tersebut
karena mempunyai iman yang kuat.
4
Pasien pernah menjalankan ritual untuk memperoleh ilmu ‘Laduni’ ilmu ini
didapatkan pasien dengan meminum abu Al-Qur’an yang dibakar, kekuatan ilmu ini
menyebabkan apa yang dikatakan pasien dapat menjadi kenyataan sehingga pasien
harus menjaga perkataannya dan pasien juga mempunyai ‘perewangan’ yang kadang-
kadang mengendalikan mulutnya untuk berbicara. Pasien juga mempunyai ilmu
macan tutul, ilmu ini dapat membuat pasien menghilang dan mempunyai langkah
seribu. Ilmu ini didapatkan dari Ronggo Lawe yaitu sesepuh di desanya. Pasien
kadang-kadang mengadakan kontak batin dengan kyainya dengan menggunakan aji-
aji ‘ngrogo sukmo’ yaitu dapat memisahkan antara jiwa dan raga, pasien juga
mengaku dirinya bisa berkomunikasi dengan alien yang tersesat di bumi karena
kehabisan bahan bakar kemudian pasien membantu alien untuk mendapatkan bahan
bakar dengan memberikan informasi bahwa bahan bakar yang dibutuhkan oleh alien
berada di Negara Rusia.
Pasien mengaku bahwa dirinya pernah dirasuku arwah Gajah Mada, kejadian
itu bermula saat pasien melakukan ritual mandi air mani dan air zam-zam untuk
memanggil arwah Gajah Mada, gajah mada merasuki tubuh pasien untuk
mempersatukan RI menjadi 27 provinsi seperti dahulu kala, dan ingin memperbaiki
hubungan RI dengan Malaysia, Vietnam serta memperkuat hubungan dengan Papua
barat dan juga Aceh agar memisahkan diri dari kesatuan RI. Pasien juga bercita-cita
ingin menjadi raja yang dapat mengayomi masyarakat dan mengentaskan masyarakat
dari kemiskinan.
5
Mondok ke tiga tahun 2010
Ketika ibu pasien mengandung pasien tidak pernah sakit dan pasien lahir cukup
bulan lewat jalan lahir, BB 3000 gr, langsung menangis, ditolong oleh bidan.
Pasien mendapat ASI sampai umur 2 tahun dan diberikan makanan tambahan
ketika pasien berumiur 6 bulan. Pasien tumbuh normal seperti anak-anak lainnya
dan diasuh oleh orang tuanya dengan kasih sayang dan perhatian yang cukup.
Pasien tidak pernah menderita sakit berat dan cidera kepala.
6
Selama bersekolah di SD, nilai pasien selalu diatas rata-rata dan sering peringkat 1
dikelasnya sampai SMP, selalu naik kelas. Pasien dikenal sebagai pribadi yang
baik oleh guru-gurunya dan teman-temanya disekolah.
Riwayat Pendidikan
Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai buruh : Buruh bangunan, tukang angkut es, pedagang
es keliling, buruh kelapa sawit.
a. Riwayat Perkawinan
b. Agama
Pasien memeluk agama Islam dan dari keluarga Islam yang taat kepada agama
Islam. Pasien rutin mengerjakan sholat 5 waktu.
Aktivitas sosial
7
c. Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak pernah mendapatkan pelajaran tentang seks dari kedua orang
tuanya.
d. Riwayat Hukum
f. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke dua dari 3 bersaudara. Tidak ada riwayat keluarga yang
menderita penyakit serupa.
g. pohon Keluarga
8
Keterangan gambar:
Pasien adalah adalah kedua dari tiga bersaudara satu ayah (sudah meningal dan satu
ibu.
Time Table
9
P. bakerja di
Jakarta
a. Ganbaran Umum
b. Kesadaran:
2. Kualitatif : berubah
c. Pembicaraan:
1. Kuantitatif : Logorhea.
10
2. Kualitatif : volume normal, intonasi jelas.
1. Mood : senang
2. Afek : meningkat
3. Kesesuaian : sesuai
e. Pikiran:
Isi Pikiran :
f. Persepsi:
1. Orientasi :
11
b. Tempat : baik, pasien dapat menyebut dia sekarang di kota Solo, dan
berada di Rumah Sakit Jiwa.
2. Daya Ingat:
Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat dan relative cepat saat dites dengan
seven serial test.
4. Kemampuan visuospasial:
Pasien dapat menggambar dengan tepat saat disuruh menggambarkan jam yang
menunjukkan jam 9 tepat.
5. Pikiran abstrak:
Baik, saat ditanya apa arti peribahasa “ ada udang dibalik batu “, pasien dapat
menjawab dengan tepat.
Tidak terganggu, saat ditanya siapa nama presiden dan wakil presiden
Indonesia saat ini pasien dapat menjawab dengan tepat
12
Baik, pasien dapat mandi, berpakaian dan makan sendiri.
h. Pengendalian Impuls
Tidak Terganggu.
Baik.
3. Penilaian Realita:
Terganggu.
4. Tilikan Diri:
Derajat 3.
a. Status Internus:
1. Kesan Umum : compos mentis, gizi cukup konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-).
13
2. Tanda Vital : Tensi: 120/90 mmHg, Nadi: 92x/ menit. Suhu: 36,4, Respirasi: 24x/
menit.
b. Status Neurologis:
- fungsi sensorik : N N
N N
- Fungsi motorik :
5 5 N N + + - -
5 5 N N + + - -
14
c. Laboratorium:
Hematologi:
1. Rutin:
- Hb : 12,9 g/dl
- Hematokrit: 39,0 %
Seorang laki-laki 26 tahun, pendidikan terakhir SMA tidak tamat dengan keluhan
mengamuk.
Riwayat kehidupan pribadi, pasien dikenal sebagai anak yang menurut kepada
orang tuanya. Selama bersekolah di SD, SMP dan SMA, nilai pasien selalu diatas rata-
rata dan selalu naik kelas. Pasien dikenal sebagai pribadi yang rajin, disiplin, baik oleh
guru-gurunya da teman-temanya disekolah.
15
Didapatkan halusinasi pendengaran dan penglihatan. Kesadaran baik dan kognitif baik,
pengendalian impuls tidak terganggu, daya nilai sosial tidak terganggu dan uji daya
nilai baik, penilaian realita terganggu. Tilikan derajat 3.
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan psikologis yang
secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya
(disability) dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan fungsi
pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan
jiwa.
Dari wawancara tidak didapatkan riwayat penggunaan zat-zat aditif dan psikoaktif
sebelumnya, sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif
(F10-F19) dapat disingkirkan.
Berdasarkan data-data yang telah tersebut diatas, maka sesuai dengan kriteria
PPDGJ III diusulkan diagnosis axis I untuk pasien ini dengan: Skizoafektif tipe manic
(F 25.0)
16
Aksis III: tidak ada diagnosis.
Pada aksis V: skala GAF saat ini 60-51 karena hendaya sedang dalam
kehidupannya
a. Psikologis:
1. Gangguan perilaku
3. Gangguan persepsi
X. Prognosis
17
Hal yang memperingan:
a. Psikofarmaka;
- Risperidon 2x2mg
- Tryhexilphenidyl 2x2mg
b Nonpsikofarmaka:
18
- Pengenalan terhadap penyakit, manfaat pengobatan, cara pengobotan, efek
samping pengobatan.
- Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol setelah
pulang dari perawatan.
19