Sie sind auf Seite 1von 11

INVENTARISASI BAHAN GALIAN NON LOGAM

DI DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA,


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Oleh:
A.F. Yusuf, Maryun Supardan, Sarino
SUBDIT. MINERAL NON LOGAM

ABSTRACT

Administratively, the regency of Timor Tengah Utara is a part of the Nusa Tenggara Timur Province
with Kefamenanu as a capital city. Geographically, the study area is situated at 124°04'02" -
124°46'00" East Longitude and 09°02'48" - 07°37'36" South Latitude covers on the area of 2.642 km².

Geologically, the regency of Timor Tengah Utara area is very complicated, this area is occupied by
allochton and autochton units which had been folded and faulted by tectonic movement during a few
periods. Also, lithologically there are two complicated formation comprises of Mutis Complex and
Bobonaro Complex which consist of the various rocks with a different in their age.

Field data analyses indicate that a ten commodities of non-metallic materials (industrial minerals)
encounter in the regency of Timor Tengah Utara, i.e., sand and gravel, marble, obsidian, diorite,
ultrabasic rock, limestone, gypsum, clay, bentonitic clay, magnesite, zeolite and gemstone
(Chalcedon).

SARI

Secara administratif, Kabupaten Timor Tengah Utara merupakan salah satu kabupaten yang
terdapat di wilayah Provinsi Nusatenggara Timur dengan ibukotanya Kefamenanu. Secara geografis
daerah ini terletak di antara garis-garis koordinat 124o 04’ 02” – 124o 46’ 00” Bujur Timur dan 09o
02’ 48” – 09o 37’ 36” Lintang Selatan, dengan luas sekitar 2.642 kilometer persegi

Geologi wilayah ini sangat komplek dimana terdapat batuan autokhton dan alokhton, serta
mengalami tektonik dalam beberapa periode, selain itu secara litologi terdapat dua formasi yang
litologinya sangat komplek yaitu Komplek Mutis dan Komplek Bobonaro, dimana pada formasi
tersebut terdapat beragam batuan dari berbagai umur.

Bahan galian yang ditemukan terdapat 13 komoditi, antara lain : sirtu, marmer, obsidian,
batuan diorit, batuan ultrabasa, batugamping, gypsum, lempung bentonitan, magnesit, zeolit,
lempung dan batumulia berupa kalsedon, agat serta sedikit geode yang mengandung kristal kuarsa
bening, ametyst dan citrine.

I. PENDAHULUAN (PAD) dari sektor pertambangan umum serta


lebih memberdayakan lagi perekonomian
1.1. Latar Belakang masyarakat di daerah.
Direktorat Inventarisasi Sumber
Daya Mineral melalui Daftar Isian Kegiatan 1.2. Maksud dan Tujuan
Rutin Suplemen (DIK-S) telah melakukan Kegiatan penyelidikan ini dimaksud
kegiatan inventarisasi bahan galian non logam kan untuk mendapatkan data sebaran, kualitas
di daerah Kabupaten Timor Tengah Utara, bahan galian Non logam sebagai dasar untuk
Provinsi Nusatenggara Timur. mengetahui prospek pemanfaatan dan
Hasil kegiatan ini diharapkan akan pengembangan bahan galian tersebut. Tujuan
menjadi masukan yang sangat berharga bagi dari kegiatan ini adalah untuk melengkapi data
pemerintah daerah otonom untuk menggali bahan galian Non logam di daerah Kabupaten
dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Timor Tengah Utara, Provinsi NTT.

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
12-1
1.3. Hasil Yang Diharapkan penduduk sekitar 75 jiwa/km2.
− Berdasarkan studi literatur dan hasil
penyelidikan terdahulu serta kajian 1.6. Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan.
terhadap peta geologi, di daerah Jumlah personil sebanyak 4 (empat)
Kabupaten Timor Tengah Utara orang terdiri dari : akhli Geologi/akhli
diharapkan dijumpai bahan galian : Tambang Eksplorasi, surveyor dan juru
batugamping, obsidian, bentonit, gambar. Waktu pelaksanaan penyelidikan
lempung, gypsum, diorit, ultra basa, lapangan dilakukan pada Tahun Anggaran
marmer dan magnesit. 2003, selama 45 (empat puluh lima hari)
− Melengkapi data bahan galian yang ada di termasuk pergi – pulang Bandung – Lapangan.
daerah Kabupaten TTU, Provinsi NTT.
− Prospek pemanfaatan dan pengembangan 1.7. Metoda Penyelidikan/Kegiatan
serta sumberdaya bahan galian di daerah Metoda penyelisikan yang dilakukan
Kabupaten Timor Tengah Utara. berupa : studi literatur, pengambilan data di
− Peta sebaran lokasi bahan galian di daerah lapangan, pengkajian data yang diperoleh,
Kabupaten Timor Tengah Utara skala 1 : pengkajian hasil laboratorium pada beberapa
100.000. conto serta pengkajian data sekunder lainnya
yang dapat menunjang pelaksanaan evaluasi
1.4. Lokasi Daerah Penyelidikan potensi bahan galian di daerah tersebut.
Kabupaten Timor Tengah Utara Hasil pengolahan dan evaluasi data
merupakan salah satu kabupaten di wilayah direpresentasikan dalam bentuk peta, diagram,
Provinsi Nusatenggara Timur dengan gambar, tabel, dan narasi yang semuanya
ibukotanya Kefamenanu. Secara geografis dihimpun di dalam sebuah laporan lengkap
daerah ini terletak di antara garis-garis hasil kegiatan, berupa “Laporan Pendahuluan”
koordinat 124o 04’ 02” – 124o 46’ 00” Bujur dan “Laporan Akhir”.
Timur dan 09o 02’ 48” – 09o 37’ 36” Lintang
Selatan, dengan luas sekitar 2.642 kilometer 1.8. Analisa Laboratorium.
persegi. Daerah penyelidikan terletak sebelah Kegiatan ini dilakukan untuk
timurlaut kota Kupang. menganalisis sifat-sifat fisik dan kimiawi dari
conto-conto bahan galian yang diambil guna
1.5. Demografi, Iklim dan Tata Guna diketahui kualitasnya. Jenis analisis
Lahan. laboratorium yang telah dilakukan antara lain
Daerah Kabupaten Timor Tengah adalah analisis kimia unsur major, analisis
Utara terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan petrografis, analisa BP (bleaching power) dan
satu Kecamatan Kota. CEC (cation exchange capacity) bentonit.
Berdasarkn data TTU Dalam Angka
2001, wilayah yang terluas adalah Kecamatan 1.9. Penyelidikan Terdahulu.
Insana sekitar 20,94% (559,08 km2) dan Suwitodirdjo S., Tjokrosapoetro
wilayah terkecil adalah Kecamatan Kota S.,1979; Peta Geologi Lembar Kupang -
Kefamenanu sekitar 2,96% (79 km2). Atambua, Timor, skala 1:250.000, Pusat
Berdasarkan hasil pemantauan dari stasiun Penelitian dan Pengembangan Geologi,
pengamat yang terdapat di enam kecamatan, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya
maka curah hujan rata-rata di wilayah TTU, Mineral, Departemen Pertambangan dan
musim hujan terjadi selama 5 (lima) bulan Energi, Bandung.
mulai dari bulan Desember, Januari, Pebruari, R. Hidayat W., Darajat Hadiana,
Maret dan April, dengan curah hujan tertinggi 1989, Penyelidikan Pendahuluan Bahan
terjadi pada bulan Pebruari dan Desember, Galian Industri di Kabupaten Kupang, TTS,
dengan curah hujan berkisar antara 150 – 564 TTU, Belu, Nusa Tenggara Timur, Sub Dit.
mm perbulan. Berdasarkan lokasinya curah Mineral Industri dan Batuan, Direktorat
hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Miomaffo Sumberdaya Mineral, Bandung.
Barat (Eban) sekitar 1.378 mm dan terendah di Dinas Pertambangan dan Energi
Kecamatan Insana sekitar 458 mm. Kabupaten Timor Tengah, NTT, 2002,
Inventarisasi dan Pemetaan Bahan Galian
Jumlah penduduk di wilayah Golongan C, di Kecamatan Miomaffo Timur
Kabupaten Timor Tengah Utara sebanyak dan Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten
199.539 jiwa, terdiri dari laki-laki 98.719 jiwa Timor Tengah Utara.
dan perempuan 100.820 jiwa, serta kepadatan

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
12-2
II. GEOLOGI REGIONAL 2.1. 2. Stratigrafi Regional.
2.1. Geologi Regional. Stratigrafi batuan otokton dan
Batuan yang terdapat di daerah parokton serta satuan alokton dari daerah
lembar peta Atambua dan Kupang sangat Timor dimulai dari yang tua kemuda, sebagai
beragam baik jenis maupun umurnya. Jenis berikut :
batuannya terdiri dari batuan sedimen, beku, Formasi Bisane (Pb), berumur Perem, terdiri
volkanik dan batuan malihan, berumur dari dari serpih, batupasir gampingan dan
Kuarter sampai Pra Perem. batusabak.
Batuan sedimen terdiri dari Formasi Aitutu (TRa), berumur Trias Akhir.
batugamping, kalsilutit, batupasir, lanau, Terdiri dari batulanau, napal, batugamping,
serpih dan lempung sedangkan batuan batupasir kuarsa dan kalsilutit.
bekunya adalah batuan ultrabasa dan diorit. Formasi Wailuli (Jw), berumur Jura. Terdiri
Batuan volkanik terdiri dari breksi, lava dan dari kalkarenit, serph lanauan, napal dan
tufa; batuan malihannya adalah batuan grewake.
malihan berderajat rendah sampai tinggi, Formasi Nakfunu (Kna), berumur Kapur.
meliputi batusabak, filit, sekis, amfibolit dan Terdiri dari batulanau rijangan, serpih
granulit. Batuan tersebut di atas ada yang rijangan, napal lanauan, rijang radiolaria dan
bersifat otokton dan parotokton dan ada pula kalsilutit.
yang bersifat alokton. Formasi Ofu (Tko), berumur Kapur sampai
Eosen. Terdiri dari kalsilutit, napal dan serpih
2.1.1. Tatanan Tektonik. rijangan.
Formasi Noil Toko (Tmn), berumur
Proses perkembangan tektonik Oligosen. Terdiri dari konglomerat,
daerah ini terjadi sejak Kapur sampai Akhir batugamping konglomeratan, batugamping
Eosen, dimana terjadi perbenturan antara globigerina, batupasir gampingan, napal, tuf,
busur kepulauan "Paleo Timor" dengan kerak tufa gampingan dan serpih.
samudra Hindia sebagai akibat dari Formasi Cablac (Tmc), berumur Oligosen.
pergerakan benua Australia ke utara, dengan Terdiri dari kalsilutit, batugamping oolitic,
zona penunjaman condong ke utara. Pada batugamping koral, kalkarenit dan kalsirudit.
waktu proses perbenturan inilah terjadi : Formasi Noele (QTn), berumur Plio-
− Pembentukan batuan campur aduk. Plistosen. Terdiri dari napal pasiran, konglo
− Pengendapan Formasi Noni, Haulasi dan merat dan tufa dasit.
Formasi Ofu. Batugamping Koral (Ql), berumur Plistosen.
− Penempatan batuan - batuan basa dan Terdiri dari batugamping koral, setempat
ultrabasa. batugamping terumbu.
− Pemalihan pada Formasi Maubisse, Ailieu Konglomerat dan Kerakal (Qac), berumur
dan Komplek Mutis. Plistosen. Terdiri dari konglomerat, kerikil,
− Kegiatan gunungapi yang membentuk kerakal dan bongkah dengan selingan
Formasi Metan. batupasir berstruktur silang siur.
Aluvium (Qa), berumur Holosen. Terdiri dari
Proses penunjaman berlangsung lagi kerikil, kerakal dan lumpur.
pada kala Miosen. Pada proses ini unsur -
unsur struktur yang telah ada teraktifkan Satuan alokton, batuan sedimen dan
kembali di samping struktur baru yang vulkanik.
terbentuk kemudian. Pada proses penunjaman Komplek Mutis (pPm), berumur Perem-Pra
tersebut berlangsung pengendapan Formasi Karbon. Terdiri dari batusabak, filit, sekis,
Noiltoko di lereng palung yang dibarengi amfibolit, sekis amfibolit, kuarsit, genes
proses lanjut pembentukan batuan campur amfibolit dan granulit.
aduk, sedangkan formasi Cablac diendapkan Formasi Maubisse (TR Pml & TRPmv),
disundulan - sundulan struktur. Kegiatan berumur Perem-Trias. Terdiri dari
gunungapi berlangsung pula dan hal ini batugamping merah kecoklatan sampai ungu
tercermin oleh adanya tufa dalam Formasi berselingan tipis baturijang(TR Pml). Lava
Noiltoko. Kegiatan gunungapi ini mencapai bantal bersusunan basal dan spilit serta batuan
puncaknya pada Miosen Akhir yang volkanik trakit, senit forfir dan andesite leuko
menghasilkan Formasi Manamas. (TR Pmv).
Formasi Noni (Kno), berumur Kapur Akhir.
Terdiri dari baturijang radiolaria, batugamping
rijangan dan rijang lempungan.
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
12-3
Formasi Haulasi dan Formasi Noni Tak Satuan Dataran Tinggi, satuan morfologi ini
Teruraikan (TKhn), berumur Kapur sampai membentuk pedataran yang ketinggiannya dari
Paleosen. Terdiri dari batuan dari Formasi permukaan laut cukup tinggi. Satuan
Haulasi dan Formasi Noni. morfologi ini terdapat di wilayah Kecamatan
Formasi Haulasi (Tpah), berumur Paleosen Miomaffo Timur bagian selatan berbatasan
Tengah - Eosen Tengah. Terdiri dari grewake dengan wilayah TTS.
konglomeratan, batupasir, serpih tufaan dan Satuan Perbukitan Bergelombang, sebagian
nafal. besar wilayah TTU ditempati oleh satuan ini.
Formasi Metan (Tem), berumur Eosen. Terdiri dari rangkaian perbukitan dengan
Terdiri dari aglomerat dengan komponen lereng landai sampai agak terjal, pada
menyudut dan menyudut tanggung dalam beberapa tempat terdapat bukit-bukit yang
masa dasar tufa. menonjol.
Diorit (Ted), berumur Eosen, terdiri dari Fatu, Fatu merupakan istilah setempat untuk
diorit diorit kuarsa, berbutir halus sampai penamaan batu, bukit dan gunung yang secara
kasar dan beberapa di antaranya bertekstur topografi lebih menonjol dibandingkan daerah
diabas. sekitarnya. Pada umumnya fatu berupa bukit-
Formasi Manamas (Tmm), berumur Miosen bukit batugamping yang tersebar pada
Akhir. Terdiri dari breksi volkanik yang pejal Komplek Bobonaro sebagai "exotic block".
dengan sisipan lava dan tufa hsblur. Satuan Dataran Rendah, satuan ini terdapat
Ultra basa (Ub), berumur Pra Perem. Terdiri di sekitar pantai utara di daerah Kecamatan
dari basal, lerzolit dan serpentinit. Biboki Utara dan Biboki Selatan bagian utara
Komplek Bobonaro (Tb), berumur Oligosin di sekitar Ponu. Secara umum batuannya
– Pliosen. Terdiri dari lempung bersisik dan terdiri dari endapan aluvial.
bongkah-bongkah batuan asing dari berbagai
umur. 2.2.2. Struktur.
Struktur yang sering dijumpai di
2.1.3. Struktur Regional. wilayah ini adalah : Sesar, sesar naik, sesar
Geologi maupun struktur geologinya geser dan banyak kontak antar batuan
sangat rumit. Kerumitan tersebut tercermin merupakan kontak sesar seperti kontak antara
oleh : terdapatnya aneka ragam batuan dari Formasi Manamas dengan Komplek Bobonaro
berbagai umur yang umumnya bersentuhan berupa kontak sesar naik, antar Formasi Mutis
secara struktur serta adanya formasi yang dengan Formasi Maubisse juga kontak sesar
terdiri dari batuan campur aduk yang naik, antar Foremasi Aitutu-Maubisse - Bisane
menutupi hampir 40 % dari pulau tersebut. juga kontak sesar naik. Struktur pelipatan
Struktur yang terdapat di wilayah ini terdapat pada batuan Formasi Mutis dan
berupa sesar geser, sesar naik, sesar normal Aitutu, kelurusan terdapat di daerah
dan perlipatan umum dijumpai di wilayah ini. Kecamatan Biboki Utara antara Fatubesi dan
Tuabatan, berarah Baratdaya- Timurlaut.
2.2. Geologi Daerah Penyelidikan.
2.2.1. Morfologi. III. HASIL PENYELIDIKAN.
Daerah penyelidikan berdasarkan 3.1. Geologi Endapan Bahan Galian.
kajian pengamatan lapangan terbagi dalam 6 Umumnya bahan galian yang terdapat di
(enam) satuan morfologi, yaitu satuan kasar, wlayah Kabupaten TTU erat kaitannya dengan
karst, dataran tinggi, perbukitan bergelom batuan yang terdapat di wilayah tersebut.
bang, Fatu dan dataran rendah.
Satuan Perbukitan Kasar, merupakan Sirtu
perbukitan dengan lereng-lereng terjal dan Endapan sirtu di wilayah ini pada
lembah-lembah yang sempit, satuan morfologi umumnya merupakan aluvial sungai, hasil
ini terdapat di wilayah Perwakilan Kecamatan rombakan dari batuan yang lebih tua, terutama
Insana diantara Bakitolas dan Wini. batuan malihan dan ultrabasa, selain itu
Satuan Karst, berupa morfologi khas sebagai breksi volkanik yang masih padu
batugamping yang telah mengalami proses terdapat pada Formasi Manamas di sekitar
karts, tersebar sesuai dengan sebaran Bakitolas.
batugamping Formasi Maubisee dan Cablac,
meliputi wilayah Kecamatan Biboki Utara, Diorit.
Biboki Selatan, Miomaffo Timur, Miomaffo Terdapat Desa Benus, Kecamatan
Barat dan Insana. Miomaffo Timur merupakan intrusi yang
berumur Eosen, terdiri dari diorit kuarsa,
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
12-4
berbutir halus sampai kasar dan beberapa di permata umumnya berupa kalsedon yang
antaranya bertekstur diabas. merupakan hasil rekristalisasi dari larutan
yang kaya akan silika, yang berasal dari hasil
Batuan Ultra Basa. pelapukan satuan batuan tufa, rijang dan dari
Terdiri dari lerzolit dan serpentinit, Formasi Maubisse anggota lava bantal.
berwarna abu-abu tua kehijauan, berumur Pra
Perem. Sebagian telah mengalami ubahan Zeolit
membentuk mineral krisotil dan magnesit Endapan zeolit terdapat pada stuan
seperti yang terdapat di Fatumeno Kecamatan lava Formasi Maubisee (TR Pmv) mengisi
Miomaffo Barat. rongga – rongga, membentuk bulatan-bulatan
kecil berwarna putih, terdapat di Lokomea,
Marmer Kecamatan Biboki Utara.
Marmer di wilayah ini berupa
batugamping kristalin dan batugamping yang Magnesit
termalihkan seperti pada batugamping Mineral magnesit terdapat setempat
Formasi Maubisee, berwarna kelabu, krem, berupa urat-urat kecil pada batuan ultrabasa,
putih, abu-abu kemerahan, kekuningan sampai berwarna putih, seperti yang terdapat di Ub-
kecoklatan, batugampingnya merupakan 02 dan Ub-03, merupakan hasil proses ubahan.
batugamping Formasi Cablac yang berumur
Oligosen dan Formasi Maubisee yang 3.2. Endapan Bahan Galian.
berumur Perem-Trias. Bahan galian yang terdapat di
wilayah Kabupaten TTU terdapat 13 macam
Obsidian bahan galian, antara lain : Sirtu, batuan diorit,
Obsidian terdapat di Kampung batuan ultra basa, marmer, obsidian, batu
.Mutis, Desa Haumeni Kecamatan Miomaffo apung, batugamping, gypsum, lempung,
Timur merupakan hasil dari batuan volkanik, zeolit, batu mulia, lempung bentonitan, dan
diduga terdapat dalam Formasi Metan (Tem) magnesit. Lokasi sebarannya pada Lampiran 2
yang berumur Eosen. (peta dalam kantong) dan rekapitulasinya
terdapat pada tabel Lampiran C.
Batuapung
Batuapung tersebut merupakan Sirtu
endapan aluvial pantai, diduga hasil erupsi Endapan sirtu umumnya merupakan
dari gunungapi di P.Wetar dan Atauro. aluvial sungai, hasil rombakan dari batuan
yang lebih tua, terdiri ari fragmen batuan
Batugamping malihan, batuan silika, andesit, diorit dan
Batugamping yang terdapat di sedikit ultrabasa, berukuran 5 – 20 cm,
wilayah ini terdiri dari batugamping Formasi dibeberapa tempat terdiri dari bongkahan
Cablac, Maubisse dan batugamping koral (Ql). besar diorit, dapat digunakan sebagai bahan
bangunan berupa agregat beton dan pengeras
Gipsum jalan. Lokasi terdapat sirtu tersebar di wilayah
Di Desa Oenaem, Kecamatan Biboki Kabupaten TTU terutama dialiran sungai-
Selatan dan tempat tempat lainnya merupakan sungai besar.
hasil pengayaan supergene pada lapisan
lempung Formasi Bobonaro. Basal
Terdapat di Bakitolas disekitar tubuh
Lempung dan lempung bentonitan diorit, berupa lava berwarna kehiajuan dan di
Lempung yang terdapat di wilayah daerah Bitefa, berupa satuan batuan
Kabupaten Timor Tengah Utara tersebar di metabasal, berbutir halus berwarna hijau,
beberapa tempat pada satuan lempung tersebar membentuk perbukitan. Berdasarkan
Formasi Bobonaro, begitu juga dengan hasil analisa kimia komposisi kimianya tidak
lempung bentonitannya, selain itu terdapat memenuhi syarat untuk pembuatan rock wool.
sebagai endapan residu hasil pelapukan berupa Kandungan silikanya masih terlalu tinggi,
lempung berwarna merah seperti yang kadar besi, kalsium, magnesium, kalium dan
terdapat di Desa Maubesi, Insana (Cly-02). natrium oksidanya lebih kecil dari persyaratan
yang diminta, unsur lainnya memenuhi.
Batumulia
Batumulia yang terdapat di wilayah
Kab.TTU, merupakan batuan setengah
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
12-5
Diorit. rekahan yang sulit dipenuhi oleh marmer di
Terdapat di Desa Benus, Kecamatan daerah penyelidikan, karena batugamping
Miomaffo Timur merupakan intrusi yang marmeran di daerah tersebut telah mengalami
berumur Eosen, beberapa di antaranya berbagai kegiatan struktur (tektonik), sehingga
bertekstur diabas, berwarna abu-abu terang banyak retakkannya. Komposisi kimia marmer
sampai abu-abu gelap, setempat cukup bagus dengan nilai CaO = 53,41 –
memperlihatkan tekstur yang menarik, 55,00 %, MgO = 0,72 – 1,32 %. Bahan galian
sebagian besar masih segar, tersebar berupa ini mempunyai potensi yang cukup bagus.
bongkahan besar. Dapat digunakan sebagai Berdasarkan hasil analisa kimianya dapat
batu belah, split, agregat beton dan batu digunakan dalam berbagai industri.
dimensi untuk ornamen maupun ubin lantai
dan dinding. Potensinya cukup besar.terdiri Obsidian
dari diorit diorit kuarsa, berbutir halus sampai Obsidian terdapat di Kampung
kasar dan .Mutis, Oeana, Desa Haumeni Kecamatan
Miomaffo Timur (Ob-01). Obsidian berwarna
Batuan Ultra Basa. hitam, membentuk bulatan berukuran
Terdapat di sebelah barat Fatu beberapa milimeter sampai seukuran kelereng,
Saenam, Desa Eban smpai Desa Tasinifu terdapat pada tufa yang terkersikkan berwarna
Kecamatan Miomaffo Barat (Ub-04, 05, 06 putih, merupakan hasil ubahn dari batuan
dan Ub-07) dan di Desa Nonatbatan, volkanik, berwarna hitam mengkilat, getas,
Kecamatan Biboki Utara (Ub-01 dan Ub-02). butiran membulat, berukuran beberapa
Terdiri dari lerzolit dan serpentinit, berwarna milimeter sampai 3 cm, terdapat pada satuan
abu-abu tua kehijauan, berumur Pra Perem, tufa berwarna kehijauan, menempati sekitar 20
berwarna hijau muda sampai tua. Sebagian % dalam satu satuan volume batuan., butiran
besar telah terlapukkan dan terubah sehingga obsidian yang belum terlepas terikat pada
sangat rapuh. Kemungkinan batuan ultrabasa batuan tufa yang berwarna kehijauan.
tersebut mengandung magnesit. Analisa yang
dilakukan terhadap batuan ultrabasa adalah Batuapung
analisa kimia, untuk mengetahui kandungan Batuapung terdapat di pantai Tanjung
magnesit pada batuan tersebut, dari tiga conto Bastian, Desa Humusu C, Kecamatan Insana
batuan dua diantaranya menunjukkan adanya Utara, (Pu-01). Batuapung berwarna abu-abu
kandungan magnesit, hal tersebut dicerminkan muda, ringan, porous, berukuran antara 5-15
oleh kandungan MgO yang relatif tinggi, yaitu cm, merupakan endapan alluvial pantai,
36,14 % dan 36,78 %. Bahan galian magnesit tersebar sepanjang pantai sekitar ± 2 km
berguna bagi pembuatan tungku refraktori dengan frekuansi konsentrasi sangat jarang.
atau bata tahan api. Batuapung tersebut merupakan endapan
aluvial pantai, diduga hasil erupsi dari
Marmer gunungapi . Batuapung tersebut merupakan
Marmer di wilayah ini berupa endapan aluvial pantai,
batugamping kristalin dan batugamping yang
termalihkan, berwarna kelabu, krem, putih, Batugamping
abu-abu kemerahan, kekuningan sampai Batugamping yang terdapat di
kecoklatan, batugampingnya merupakan wilayah ini terdiri dari batugamping Formasi
batugamping Formasi Cablac yang berumur Cablac, Maubisse dan batugamping koral.
Miosen Awal dan Formasi Maubisee yang Tersebar luas dibeberapa lokasi di seluruh
berumur Perem-Trias, banyak mengandung kecamatan yang terdapat di wilayah TTU (27
rekahan dan rongga-rongga, sehingga perlu lokasi). Sebagian besar membentuk perbukitan
eksplorasi yang rinci untuk melokalisir daerah besar yang menonjol dari areal sekitarnya,
yang rekahan dan rongganya minimal, tersebar sebagian kecil lainnya membentuk pebukitan
di 7 (tujuh) lokasi terutama di wilayah rendah bergelombang yang ketinggiannya
Kecamatan Miomaffo Barat dan Insana.. relatif rendah, serta sebagian lagi mebentuk
Analisa yang dilakukan berupa analisa kimia, bukit-bukit keci yang menonjol (fatu) yang
untuk mengetahui penggunaan lain yang lebih tersebar pada satuan batuan Formasi
bernilai, penggunaan sebagai marmer lantai Bobonaro.
dan dinding, kuat tekannya sudah memadai,
disamping itu untuk industri marmer banyak Hasil analisa batugamping
menemui kendala baik dari sifat fisik alamiah kandungan CaO berkisar antara 50 – 55 %,
maupun kesampaiannya, seperti harus bebas kandungan tertinggi sebesar 55,3 % terdapat
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
12-6
di daerah Oepuah, Kecamatan Biboki Selatan diaktifkan dapat digunakan sebagai penjernih
(Ls 01), merupakan batu gamping kristalin yang termasuk dalam Mutu I dan Mutu II.
berwarna krem, berbutir halus dan padat.
Kandungan terendah sebesar 50,86 % terdapat Lempung
di daerah Eutleu, Banain, Kecamatan Endapan lempung terdapat di S.
Miomaffo Timur (Ls 05), merupakan Insana, Desa Fafinusu A, Insana (Cly-01),
batugamping merah, berkristal kasar dan lempung berwarna abu-abu kehitaman,
berlapis. Batugamping dengan kadar CaO 52 tersingkap di dasar sungai Insana, setebal ± 1
% sebanyak dua lokasi, 52 % satu lokasi, 53 m dengan arah dan kemiringan N 50oE/40o.
% lima lokasi dan 54 % enam lokasi. Terdapat pula dalam Formasi Bobonaro
Batugamping di daerah penyelidikan dapat berwarna kelabu muda, kelabu tua sampai
digunakan sebagai bahan bangunan maupun kehitaman, tersebar sesuai sebaran Formasi
dalam berbagai industri, seperti industri Bobonaro. Selain itu terdapat sebagai endapan
semen, peleburan dan pemurnian baja, residu hasil pelapukan berupa lempung
penjernih air, sampai industri gula. berwarna merah seperti yang terdapat di Desa
Maubesi Kecamatan Insana (Cly-02).
Gipsum
Terdapat di Desa Oenaem, Batumulia
Kecamatan Biboki Selatan (Gy-02). Gipsum Batumulia yang terdapat di wilayah
berwarna bening, putih, kuning, merah Kab.TTU, merupakan batuan setengah
merupakan sisipan pada lempung yang permata berupa kalsedon, rijang, agat yang
berwarna abu-abu kebiruan, merah dan putih. diduga hasil rekristalisasi dari larutan yang
Tebal lapisan gipsum bervariasi dari beberapa kaya akan silika yang berasal dari rijang,
cm sampai 10 cm. Sebaran batu lempung yang radiolaria dan tuf, terdapat di Desa Nian dan
mengandung gipsum membentuk pedataran di sekitar Tualeu, Desa Lanaus.
bergelombang seluas ± 5 Ha. Merupakan
hasil pengayaan supergene pada lapisan Zeolit
lempung Formasi Bobonaro, berupa sisipan Merupakan bintik-bintik putih
tipis pada satuan lempung, berkristal halus berbentuk bulat dengan ukuran dibawah 0,5
sampai kasar, sebagian banyak mengandung cm mengisi pada rongga-rongga batuan lava
kotoran sehingga berwarna kusam (tidak bersusunan basal. Sebaran membentuk bukit
bening). Hasil analisa gypsum secara kimia kecil di Desa Lokomea Kecamatan Biboki
cukup bagus, bisa digunakan bagi keperluan Utara. Merupa kan mineral sekunder yang
plastermaupun industri semen. terdapat pada satuan batuan lava basal,
mengisi rongga-rongga pada batuan tersebut
Lempung bentonitan
Lempung yang terdapat di wilayah Magnesit
Kabupaten Timor Tengah Utara tersebar di Berwarna putih, berupa urat-urat
beberapa tempat pada satuan lempung setebal beberapa milimeter sampai 2 cm,
Formasi Bobonaro, sebagian bentonitan. sebagian tak teramati, terdapat pada batuan
Diantaranya yang diduga bentonit adalah : ultrabasa, merupakan hasil alterasi (ubahan)
Desa Haumeni, Kec.Miomaffo Timur (Btn.02, pada batuan tersebut. Magnesit dapat
Btn.03). Lempung berwarna putih sampai abu- digunakan sebagai bahan baku bata tahan api
abu terang, tekstur jagung berondong, diduga yang digunakan dalam tungku refraktori.
bentonitan tersingkap sepanjang ± 50 m,
setebal ± 2 m setempat berwarna abu-abu 3.3. Sumberdaya Bahan Galian.
kehijauan.
Analisa yang dilakukan terhadap Bahan galian yang dapat dihitung
conto bentonit adalah analisa bleaching power sumberdayanya hanya batugamping, marmer
(BP) dan kapasitas tukar ion (CEC). Hasil dan diorit, bahan galian lainnya hanya berupa
analisa nilai BP sebelum dan sesudah keterdapatan (occurrences).
diaktifkan menunjukkan perbedaan yang
signifikan, hal ini disebabkan oleh berbagai Batugamping di daerah penyelidikan
faktor, diantaranya jenis mineral, banyaknya terdiri dari batugamping Formasi Cablac,
pengotor yang menutupi permukaan. Sebelum Maubisse dan batugamping koral. Tersebar
diaktifkan tidak dapat digunakan sebagai luas dibeberapa lokasi (sekitar 27 lokasi),
penjernih minyak kelapa, namun setelah yang dihitung sumberdayanya 23 lokasi.

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
12-7
Jumlah sumberdaya tereka sekitar 2.111 juta lokasi sirtu lainnya di wilayah Kabupaten
m3. Timor Tengah Utara, sehingga dapat
Marmer di wilayah ini berupa digunakan untuk konstruksi bangunan tertentu
batugamping kristalin dan batugamping yang (sedang dan berat).
termalihkan, berwarna kelabu, krem, putih, Sirtu dengan sumberdaya yang cukup banyak
abu-abu kemerahan, kekuningan sampai (1.000 juta m3) berupa breksi volkanik yang
kecoklatan, batugampingnya merupakan masih padu terdapat di Desa Manamas
batugamping Formasi Cablac dan Formasi Kecamatan Miomaffo Timur dan Kecamatan
Maubisee, tersebar di 7 (tujuh) lokasi terutama Insana Utara.
di wilayah Kecamatan Miomaffo Barat dan
Insana. Yang dihitung sumberdayanya 6 Diorit
lokasi. Jumlah sumberdaya terekanya sekitar Berdasarkan pengamatan di lapangan
pada batuan diorit yang masih segar, yaitu
505 juta m3.
pada bongkah-bongkah yang tersebar di
wilayah Bakitolas, dan berdasarkan hasil
Diorit terdapat di Desa Benus,
analisa petrografi, diperkirakan batuan
Kecamatan Miomaffo Timur (Dio-01).
tersebut dapat digunakan untuk bahan
berwarna abu-abu, berbutir halus sampai
bangunan dengan konstruksi ringan, sedang
kasar, singkapan di tepi jalan raya berupa
sampai berat. Dapat dibuat batu split (agregat
bongkah-bongkah besar, berserakan di lereng-
beton) maupun batu dimensi seperti ubin
lereng perbukitan yang di tumbuhi oleh pohon
lantai dan dinding serta ornamen.
kayu putih, sebaran cukup luas sekitar (3 x 1)
km2, dengan tebal rata-rata sekitar 20 m. Batuan ultra basa
Sumberdaya terekanya sekitar (5000 x 1000 x Penggunaan batuan ultra basa dalam
20) m3 = 200.000.000 m3. bangunan sama seperti pada batuan diorit,
yaitu sebagai agregat beton, pondasi jalan
3.4. Prospek dan Kendala Pemanfaatan. maupun bangunan. Berdasarkan pengamatan
Untuk memudahkan memperoleh di lapangan batuan ultra basa di wilayah ini
gambaran pemanfaatan bahan galian, maka hanya dapat digunakan sebagai bahan
bahan galian yang terdapat di wilayah pengeras jalan bahkan cenderung sebagai
Kabupaten TTU akan dikelompokkan tanah urug, hal ini disebabkan oleh sifat yang
berdasarkan pemanfaatannya secara umum, dimiliki oleh batuan tersebut diantaranya
yang terbagi atas kelompok : mudah hancur, banyak mengandung
− Bahan Galian Bangunan, meliputi : sirtu, komponen yang telah lapuk dan kandungan
diorit, batuan ultra basa, marmer, obsidian mineral rapuhnya relatif tinggi, seperti mineral
dan batuapung. mika misalnya. Batuan ultrabasa di daerah
− Bahan Galian Industri, meliputi : zeolit, penyelidikan sebagian mengandung magnesit,
batugamping, gypsum dan lempung untuk mengetahui sebaran dan kandungan
bentonitan. magnesit perlu pemetaan lebih rinci terhadap
− Bahan Galian Batumulia, meliputi : agat, sebaran batuan ultrabasa.
kalsedon, "blood steen" dan kristal kuarsa.
− Bahan Galian Keramik, meliputi : Marmer
lempung dan magnesit. Marmer umumnya digunakan sebagai
ubin lantai dinding maupun interior. Untuk
3.4. 1. Bahan Galian Bangunan penggunaan ubin lantai dan dinding marmer
Sirtu yang digunakan harus memenuhi syarat SII-
Secara umum sirtu yang terdapat di 0374-80. Umumnya batugamping marmeran
wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara dapat di daerah penyelidikan mempunyai rekahan-
digunakan sebagai bahan bangunan, baik rekahan, hal ini menyulitkan untuk membuat
untuk pengerasan jalan maupun bangunan blok-blok yang memadai untuk dijadikan ubin.
lainnya. Sirtu di S. Sekon, Kecamatan Penggunaan lain dari bahan galian ini adalah
Miomaffo Timur (berbatasan dengan dalam industri, karena komposisi kimianya
Kecamatan Insana Utara, No.lokasi Gra-01 cukup memadai misalnya pembuatan kapur
dan 09) yang fragmen batuannya mengandung tohor untuk pemurnian emas, maupun smelter
batuan beku, yaitu andesit, diorit dan basal, lainnya, indusri karbid dsb.
sebagian dalam bentuk bongkah besar.
Dengan demikian sirtu pada lokasi (Gra-01
dan 09) mempunyai kualitas lebih baik dari
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
12-8
Obsidian dan perlit
Obsidian digunakan dalam bahan 3.4.3. Bahan Galian Batumulia
bangunan adalah sebagai agregat ringan, bila Batumulia yang terdapat di wilayah
pengembangan setelah dipanaskan cukup ini berupa kalsedon, agat, kristal kuarsa,
tinggi. Jumlah sumberdaya bahan galian ini ametyst, krisopras, citrine dan "blood steen"
relatif kecil. (variasi dari hematit) yang sebenarnya
semuanya merupakan batu setengah permata.
Batuapung Jumlah konsentrasi batuan batumulia yang
Penggunaan batuapung pada relatif banyak terdapat di Desa Nian,
bangunan sebagai bahan pembuatan genteng Kecamatan Miomaffo Barat dan Desa Niola,
dan beton ringan. Dalam bidang industri Kecamatan Miomaffo Timur.
batuapung digunakan sebagai bahan abrasif
dan kosmetik. Sebaran dan jumlah sumber 3.4.4. Bahan Galian Keramik
daya bahan galian tersebut kecil. Lempung
Lempung di daerah penyelidikan
3.4.2. Bahan Galian Industri dapat digunakan sebagai bahan baku semen
Batugamping dan untuk gerabah (keramik kasar). Meskipun
Berdasarkan hasil analisa terhadap sebarannya cukup luas dan sumberdayanya
batugamping dari daerah penyelidikan maka cukup banyak namun diperlukan suatu
batugamping tersebut dapat digunakan sebagai penyelidikan lanjutan yang dapat melokalisir
bahan baku : semen, flux dalam industri area sebaran bahan galian tersebut yang
metalurgy, penjernih, bahan baku industri mempunyai kualitas memadai bagi industri
karbid, industri gula, pemutih dalam industri keramik.
kertas. Batugamping pada daerah tertentu Magnesit
sebelum digunakan perlu dilakukan pemurnian Mineral magnesit terdapat dalam
terlebih dahulu, untuk menghilangkan unusur- stuan batuan ultra basa, untuk dapat digunakan
unsur yang tidak diharapkan dan menaikkan perlu proses pemisahan bahan galian tersebut
kadar unsure yang diperlukan, namun secara dari batuan induknya. Magnesit dapat
umum batugamping di wilayah ini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
digunakan dalam berbagai bidang industri. bata tahan api (refraktori) dan keramik halus.
Berdasarkan kesampaian daerahnya
batugamping yang mungkin dikembangkan IV. KESIMPULAN
untuk industri semen ada dua daerah, yaitu di Kesimpulan
daerah Fatuhau, Desa Fafinusu B, Kecamatan − Bahan galian yang terdapat di wilayah
Insana Utara (Ls 04, Ls 11 dan Ls 29). Lokasi Kabupaten Timor Tengah Utara terdapat
tersebut dapat dicapai dari Wini sekitar 20 km, sekitar 13 komoditi, antara lain : sirtu,
dan di daerah Naupun, Desa Atmen, diorit, batuan ultra basa, batuapung,
Kecamatan Insana (Ls 24) dan Lapeom marmer, batugamping, gypsum, lempung
Kecamatan Kota Kefa (Ls 13-23), kedua bentonitan, obsidian, lempung, zeolit,
daerah tersebut berdekatan, berjarak sekitar 14 magnesit dan batumulia.
km dari Kefamenanu. − Bahan galian yang prospek untuk
dikembangkan di wilayah ini adalah :
Gypsum batuan diorit, marmer, lempung dan
Berdasarkan pengamatan di lapangan batugamping.
dan hasil laboratorium gypsum pada lokasi − Jumlah sumberdaya tereka, bahan galian
(Gy-01), Desa Oenaem, Kecamatan Biboki di wilayah ini adalah :
Selatan dapat digunakan dalam industri semen
• Marmer sekitar 505 juta m3
maupun "Plaster of Paris". Sifat sebarannya
yang terpencar di beberapa tempat dan jumlah • Batuan diorit sekitar 200 juta m3
sumberdaya yang relatif kecil, bahan galian ini • Batugamping sekitar 2.111 juta m3
hanya cocok bagi tambang rakyat. − Industri bahan galian yang mungkin
dikembangkan di wilayah ini adalah :
Lempung bentonitan • Industri batu split (agregat beton) dan
dimensi dari batuan diorit.
Berdasarkan hasil pengujian laboratorium • Industri marmer
bentonit di daerah penyelidikan dapat • Industri kalsium karbida
digunakan sebagai penjernih minyak kelapa • Industri kapur pertanian
setelah diaktifkan. • Industri semen.
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
12-9
Saran DAFTAR PUSTAKA

− Batugamping merupakan bahan galian 1. Annibale Mottana, et all, 1977; "Rocks &
yang prospek dikembangkan di wilayah Minerals", Simon and Schuster's, New
ini. Untuk memperoleh manfaat yang York.
optimal dari bahan galian tersebut, perlu 2. Badan Pusat Statistik Kabupaten Timor
penataan, perencanaan dan penyelidikan Tengah Utara, 2001, Kabupaten Timor
yang memadai, sehingga dampak yang Tengah Utara Dalam Angka 2001.
ditimbulkan oleh industri tersebut tidak 3. Dinas Pertambangan dan Energi
terlalu besar. Kabupaten Timor Tengah, NTT, 2002,
− Industri batumulia, karena sifatnya tidak Inventarisasi dan Pemetaan Bahan Galian
membutuhkan bahan baku dalam jumlah Golongan C, di Kecamatan Miomaffo
yang besar, dapat dilaksanakan secara Timur dan Kecamatan Kota Kefamenanu,
home industri oleh penduduk setempat. Kabupaten Timor Tengah Utara.
4. Sinha R.K., 1982; "Industrial Minerals"
Mohan Primlani for Oxford & IBH
− Bahan galian magnesit merupakan hasil
Publishing co., New Delhi.
ubahan pada batuan ultrabasa, perlu
5. Suwitodirdjo S., Tjokrosapoetro S.,1979;
penyelidikan lanjutan untuk mengetahui
Peta Geologi Lembar Kupang - Atambua,
keberadaannya.
Timor, skala 1:250.000, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi, Direktorat
Jenderal Geologi dan Sumberdaya
Mineral, Departemen Pertambangan dan
Energi, Bandung
6. R. Hidayat W., Darajat Hadiana, 1989,
Penyelidikan Pendahuluan Bahan Galian
Industri di Kabupaten Kupang, TTS,
TTU, Belu, Nusa Tenggara Timur, Sub
Dit. Mineral Industri dan Batuan,
Direktorat Sumberdaya Mineral,
Bandung.

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
12-10
Gambar 1. Peta Sebaran Lokasi Bahan Galian Non Logam Di Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT.

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
12-11

Das könnte Ihnen auch gefallen