Sie sind auf Seite 1von 3

PROCEEDINGS HIMPUNAN AHLI GEOFISIKA INDONESIA

st
The 31 Annual Scientific Meeting (PIT) HAGI, Semarang, 13-15 November 2006

GROUND MOTION SIMULATION


OF MAY 26TH, 2006 JOGJAKARTA EARTHQUAKE

Afnimar, PhD

Geophysics Research Group


Faculty of Earth Sciences & Mineral Technology (FIKTM)
Bandung Institute of Technology (ITB)

ABSTRACT

The ground shaking caused by the May 26 th, 2006 earthquake has destroyed many constructions and houses in
the city of Bantul, Yogyakarta, Klaten and the surrounding area. A number of Seismologists have offered some
thought on the event from the concepts of source directivity and site amplification effect caused by the
existence of basin like low velocity zone. However, detailed explanation on how the quake propagates and
destroys all along its pathways still seems to be overlooked.

For this purposes, an experiment is conducted by performing simulation of the ground shaking caused by the
quake. This is done by employing finite difference method (FDM) approximation to solve the elastodynamic
equation. The focal mechanism solution from USGS is applied. The epicenter position is 7.935 O S 110.43 E
with 10 km depth. Moment seismic (Mo) is 4.2 10 18 Nm, strike is 241O, dip 85O and rake is 10O. The low
velocity structure near the surface is calculated from Bougeur anomaly data.

The simulation results show that most of the destructive areas are caused mainly by site effect. In other word it
is caused by constructive interference of many waves in the basin. An experiment has also been made by putting
the source right underneath the city of Bantul. However, simulation results show that it can not well explained
the destructive area observed. This is perhaps showing that the effect of basin like structure is more significant
in generating the ground shaking. Knowledge on the subsurface, especially the near surface structures should be
more explored in the future.
perlu dilakukan studi perambatan gelombang
Pendahuluan seismik dari pusat gempa tersebut.

Pada tanggal 26 Mei 2006 telah terjadi suatu gempa Studi ini dengan melakukan simulasi gelombang
bumi yang berkekuatan tinggi dengan magnitudo seismik dari pusat gempa (hiposenter) dengan
Mw 6.3. Gempa tersebut telah menghancurkan menerapkan persamaan elastodinamika. Persamaan
banyak bangunan dan memakan banyak korban ini dihampiri dengan pendekatan metoda beda
jiwa. Kerusakan tersebut terutama terdapat di hingga yang powerfull untuk diterapkan pada
daerah Bantul (lihat gambar 1), padahal lokasi medium heterogen dan mudah untuk
tersebut relatif cukup jauh dari pusat gempanya mengaplikasikan model sumber gempa double
(USGS, 2006) yang berada di arah selatan kota couple.
Bantul. Walaupun ada perhitungan pusat gempa
yang berbeda dengan USGS, tapi distribusi Metodologi
aftershock (Kirbani et al, personal comunication)
ada di sekitar lokasi Metodologi yang akan digunakan dalam riset ini
adalah penerapan metoda beda hingga pada
persamaan umum elastodinamika
episenter yang diestimasi oleh USGS tersebut. ∂ vi
Untuk mengkaji fenomena ini, ρ =τ ij , j +f i
∂t (1)
PROCEEDINGS HIMPUNAN AHLI GEOFISIKA INDONESIA
st
The 31 Annual Scientific Meeting (PIT) HAGI, Semarang, 13-15 November 2006

dan persamaan konstitutif Terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh efek


τ ij =λδ ij e kk +2 μeij (2)
basin yang diisi oleh sedimen yang berkecepatan
yang lebih kecil dari daerah sekitarnya akan
dimana τ ,e, ρ ,v , λ,μ ,δ dan f adalah stress, memberikan fenomena interferensi konstruktif
strain, densitas, kecepatan gerak tanah, dua buah gelombang-gelombang yang ada dalam basin
kosntanta Lame, delta kronecker dan gaya bodi tersebut. Jadi di sini efek directivity lebih kecil
yang berhubungan dengan sumber gempa. pengaruhnya.

Simulasi ini jelas tergantung pada model sumber REFERENSI


gempa dan struktur bawah permukaan. Untuk itu,
studi ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu : Afnimar, Koketsu, K., and Komazawa, M., 2006, 3-
 Pendefinisian model sumber gempa. Model D structure of the Kanto Basin, Japan from joint
sumber untuk simulasi ini diambil dari solusi inversion of refraction and gravity data, Journal
momen tensor dari USGS. Kemudian model Geophysical Research (in press).
ini diterapkan dalam bentuk sumber momen
tensor (Pitarka, 1999) untuk pendekatan beda Koketsu, K., Afnimar, and Furumura, T., 2003, 3-D
hingga. modeling of seismic ground motion propagation in
 Estimasi struktur bawah permukaan. the Kanto Basin, Japan, IUGG XXIII 2003,
Estimasi ini dilakukan dengan memakai data Sapporo, Japan.
gravitasi anomali Bougeur untuk menentukan
struktur basin yang ada di daerah tersebut. Afnimar, Koketsu, K. and Nakagawa, K., 2002.
Walaupun estimasi karakter elastik dari data Joint inversion of refraction and gravity data for
ini kurang akurat, geometri bawah three-dimensional topography of a sediment-
permukaan sudah cukup bagus (Afnimar et basement interface, Geophysical Journal
al, 2002, 2006). International, 151, 243-254.
 Tahap Simulasi gelombang. Pada tahap ini
dilakukan simulasi perambatan gelombang Pitarka, A., 1999, 3D elastic finite-difference
dengan metoda beda hingga (Koketsu et al, modeling of seismic motion using staggered grids
2003), yang diimplementasikan pada with non-uniform spacing, Bull. Seism. Soc. Am,
komputer paralel dengan 8 CPU Xeon 3.0 89, 54-68.
GHz. Hal ini perlu dilakukan karena metoda
ini butuh waktu running yang lama dan
memori yang besar.

Diskusi

Simulasi ini memerlukan waktu 36 jam untuk


10.000 iterasi. Hasil dari simulasi dapat dibuat peta
PGA seperti terlihat dalam gambar (2). Dari gambar
ini terlihat bahwa kerusakan yang terjadi di Bantul
lebih banyak disebabkan oleh efek basin. Untuk
meyakinkan hal ini, perlu dilakukan simulasi
dengan meletakan sumber di bawah area Bantul.

Hasil simulasinya dapat dilihat dalam gambar (3).


Dari hasil terlihat bahwa harga PGA disekitar
Bantul relatif lebih kecil. Malah kerusakan akan
lebih parah di sekitar Yogyakarta dibandingkan
dengan area Bantul.
PROCEEDINGS HIMPUNAN AHLI GEOFISIKA INDONESIA
st
The 31 Annual Scientific Meeting (PIT) HAGI, Semarang, 13-15 November 2006

Gambar 1. Peta kerusakan akibat gempa 26 Mei 2006 (UNOSAT, 2006)

Gambar 2. PGA hasil simulasi dengan posisi sumber sesuai dengan solusi USGS.

Gambar 3. PGA hasil simulasi dengan posisi sumber di bawah area Bantul.

Das könnte Ihnen auch gefallen