Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/264889012
Article
CITATIONS READS
0 197
8 authors, including:
Abstrak: Development of science and technology today make automatic control have important role.
It gives us ease to get performance in dynamic system. Automatic control be able to less routine work
that operator always do. Automatic control tools have many kinds. Microcontroller ATMega328P is a
kind of automatic control. The function is control and record data then save it. Automatic pitcher
irrigation system constructions consist on hardware and software. Hardware consist on water level
sensor and soil moisture sensor series, microcontroller, stackable SD card shield, real time clock,
relay, battery and solenoid valve. Software is a program for microcontroller that used C/C++
language. Each sensor will be calibrated before use. Daily high water level and soil moisture data
was data obtained. The data was obtained each 5 minutes. Data in microcontroller was obtained by
record data on memory that was set in microcontroller. Calibration results express that
microcontroller capability in monitoring high water level and soil moisture has high accuracy.
Determination Coefficient calibration equation from the sensor is 0.955 for high water level sensor
and 0.887 for soil moisture sensor. Furthermore, set point for control high water level is 5 cm for
bottom margin and 14 cm for top margin.
1
PENDAHULUAN
Air merupakan sumberdaya yang sangat diperlukan mahluk hidup baik untuk
memenuhi kebutuhan maupun menopang hidupnya secara alami. Kegunaan air yang
bersifat universal atau menyeluruh dari setiap aspek kehidupan menjadi semakin
berharganya air baik jika dilihat dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Pemanfaatan air tentu akan sangat berkaitan dengan ketersedian dan jenis
pemanfaatan seperti pemanfaatan air untuk irigasi, perikanan, peternakan, industri
dan lainnya. Adanya berbagai kepentingan dalam pemanfaatan air dapat
menimbulkan terjadinya konflik baik dalam penggunaan airnya maupun cara
memperolehnya. Seiring dengan bertambahnya penduduk maka persaingan untuk
mendapatkan air untuk berbagai macam kepentingan pun terus meningkat.
Irigasi merupakan penambahan air secara buatan untuk mengatasi
kekurangan kadar air tanah. Pada dasarnya bermacam-macam cara yang dilakukan
dalam melakukan irigasi mempunyai tujuan yang sama, tetapi dalam penerapannya
dibutuhkan suatu kondisi yang berbeda. Kondisi tersebut menyesuaikan dengan
keadaan lingkungan dan kebutuhan tanaman akan air.
Sistem irigasi yang sering digunakan beragam jenisnya antara lain irigasi
kendi, irigasi permukaan, irigasi tetes, irigasi curah, dan sebagainya. Pada sistem
irigasi kendi air dirembeskan kedalam tanah di daerah perakaran. Dalam
penerapannya irigasi irigasi kendi menggunakan mariot untuk mengisi air kedalam
kendi. Hal ini membutuhkan pengecekan berkala volume air di dalam kendi ataupun
di dalam tabung mariot. Oleh sebab itu pengendalian pengairan secara otomatis pada
irigasi kendi dibutuhkan agar air di dalam kendi selalu berada pada tinggi leher kendi
sehingga penyebaran air ke daerah perakaran melalui rembesan dinding kendi
merata.
Pengendalian pengairan secara otomatis tersebut dapat dilakukan antara lain
dengan melakukan pengendalian pada tinggi muka air dalam kendi. Pengendalian
irigasi kendi secara otomatis ini sangat mendukung dikala cuaca yang susah
diprediksi akhir-akhir ini akibat adanya perubahan iklim global dan perubahan pola
hujan sehingga meningkatkan ketidakpastian ketersediaan air.
Sistem kontrol otomatis saat ini sangat berkembang pesat. Suatu perangkat
elektronik dan perangkat mekanik dapat dikendalikan dengan mikrokontroler atau
mikroprosesor sehingga dapat menghemat tenaga operator. Selain itu, sistem kontrol
memiliki tingkat kestabilan sistem yang tinggi dalam mencapai hasil yang akan
diperoleh.
Dalam penelitian ini akan dikembangkan sistem otomatisasi irigasi kendi
untuk diterepkan pada infrastruktur lahan dan pengairan yang disiapkan pada
penelitian ini untuk mendukung keberlanjutan pengembangan pertanian dengan
2
fokus penelitian pada mekanisme buka tutup katup untuk mengisi air kedalam kendi
secara otomatis. Mekanisme buka tutup katup yang dilakukan menggunakan
mikrokontroler ATMega328P.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di lahan Laboratorium Teknik Sumberdaya Air,
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertaninan Bogor. Secara garis
besar, alur prosedur penelitian ini disajikan pada Gambar 1. berikut.
3
pemrograman C/C++. Alur program perancangan sistem otomatisasi irgasi kendi
disajikan pada Gambar 2 berikut.
Sedangkan perancangan hardware terdiri atas sensor water level, sensor soil
moisture, mikrokontroler ATMega328P, solenoid valve, baterai DC 12 volt, dan
relay yang disajikan pada Gambar 3.
4
Sensor water level yang digunanakan yaitu eTape Continuous Fluid Level
Sensor PN-12110215TC-8. Sensor water level ini memiliki empat pins, dimana
setiap pins memiliki fungsi masing-masing. Dua pins 1 dan 4 sebagai pins tahanan
referensi (Rref) sedangkan dua pins sisa yaitu pins 2 dan 3 merupakan output sensor
(Rsense). Bentuk dari sensor disajikan pada Gambar 4.
Skema rangkaian dari sensor water level diatas disajikan pada Gambar 5.
dimana Vin merupakan pins 1, ground merupakan pins 2 dan Vout merupakan
penggabungan pins 3 dan pins 4.
5
Gambar 6. Skema rangkaian sensor water level dengan mikrokontroler
6
dan komunikasi dengan komputer melalui USB Serial Port. Pada antar muka serial
monitor akan ditampilkan nilai dari sensor water level, sehingga dapat mengetahui
dan mengamati nilainya.
7
Data yang diambil merupakan data pembacaan sensor water level dalam
kendi dan pembacaan sensor soil moisture terhadap interval waktu pengukuran. Dari
kedua sensor tersebut dapat dilihat perubahan tinggi muka air dalam kendi dan kadar
air tanah. Data pembacaan sensor terekam pada memori yang telah terpasang di
dalam sistem otomatisasi.
Perekaman data dilakukan setiap 5 detik. Hal ini dikarenakan pengisian air ke
dalam kendi melalui aktuator sangat cepat, sehingga dibutuhkan pembacaan sensor
yang cepat pula, agar pada saat aktuator on air tidak meluap sampai keluar kendi.
Setelah percobaan dilakukan maka dilakukan analisis hasil berdasarkan data-
data yang diperoleh dan perlakuan-perlakuan yang dilakukan untuk dijadikan rujukan
pembangunan sistem lebih lanjut.
0.7
0.6
VWC (cm3/cm3)
0.5 Air-entry
0.4 F.Capacity
PW.Point
0.3
0.2
0.1
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0
pF
Water Retention Curve
Gambar 10. Grafik hubungan nilai pF tanah dan kadar air tanah
Grafik pada Gambar 10. diatas merupakan grafik hasil pengujian tanah
berupa nilai pF tanah dan kadar air tanah. Sumbu absis merupakan nilai pF yang
didapatkan dari perhitungan menggunakan model Van Genuchten.
Data di atas nantinya digunakan untuk menentukan nilai kadar air tanah yang
harus dijaga pada nilai kadar air tanah pada saat pF antara 4.2 sampai 2.54 agar
tanaman tetap tumbuh sampai panen. Pemantauan nilai kadar air tanah digunakan
sensor kadar air tanah yang terpasang di antara kendi dan tanaman yang sebelumnya
telah dikalibrasi.
8
Setelah itu untuk mencapai kesesuaian kadar air tanah dilakukan kalibrasi sensor
dimana yang dilakukakan kalibrasi berupa sensor water level dan sensor kadar air
tanah. Sensor water level digunakan untuk menentukan nilai set point pada sistem
agar air dalam kendi tetap terjaga ketinggiannya sehingga sebaran air ke daerah
perakaran tanaman selalu merata. Sedangkan untuk sensor kadar air tanah digunakan
untuk melihat perubahan kadar air tanah yang terjadi akibat sistem selama sistem
bekerja.
Kalibrasi sensor dilakukan untuk menyesuaikan nilai yang diukur manual
dengan keluaran dari sensor. Perancangan kalibrasi sensor water level port yang
digunakan adalah port 5v, port ground dan port analog serial A0.
20
18
16
Tinggi Muka Air (cm)
14
12
10
8
6
4
2
0
220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320
y = -0.201x + 65.60
Bacaan Sensor
R² = 0.955
Pada grafik Gambar 11. di atas sumbu absis merupakan nilai yang tertampil
pada serial monitor arduino-022. Sedangkan sumbu ordinat menunjukkan tinggi
muka air yang diukur secara manual dalam satuan cm sebagai tanda kapan harus
membaca nilai yang terlihat pada serial monitor.
Dari hasil kalibrasi sensor water level tersebut diperoleh hubungan antara
nilai pada sensor dengan nilai tinggi muka air sebenarnya dengan persamaan y=-
0.201x + 65.60, persamaan ini dapat digunakan untuk menghitung tinggi muka air
sebenarnya dimana y adalah tinggi muka air dalam satuan cm dan x adalah nilai
bacaan sensor dalam satuan ekivalen bilangan biner. Adapun nilai koefisien
determinasi dari persamaan ini sebesar 0.955. hal ini menunjukkan hasil kalibrasi
dapat digunakan dengan tingkat akurasi tinggi.
Selain itu, data kalibrasi water level di atas digunakan sebagai nilai masukan
pada program kontrol yang meliputi batas atas dan batas bawah yang didefinisikan
sebagai berikut:
9
Selain itu, dilakukan kalibrasi sensor kadar air tanah dengan perancangan
kalibrasi sensor kadar air tanah. Port yang digunakan adalah port 5v, port ground
dan port analog serial A1.
Objek yang digunakan adalah tanah yang telah dikeringkan pada suhu 105 oC
selama 24 jam. Kemudian dilakukan pengukuran mulai dari kadar air tanah nol
persen sampai pada kadar air tanah jenuh yaitu 43.75 persen.
50.00
45.00
40.00
Kadar Air Tanah (%)
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0 100 200 300 400 500 600
Pada grafik Gambar 12. di atas sumbu absis merupakan nilai yang tertampil
pada serial monitor arduino-022. Sedangkan sumbu ordinat menunjukkan kadar air
tanah yang diukur secara manual dengan perlakuan penambahan air sebesar 50 mL.
Dari hasil kalibrasi kadar air tanah tersebut diperoleh hubungan antara nilai
pada sensor dengan nilai kadar air tanah sebenarnya dengan persamaan y= 0.092x –
15.48, persamaan ini dapat digunakan untuk menghitung kadar air tanah sebenarnya
dimana y adalah kada air tanah dalam satuan persen dan x adalah nilai bacaan sensor
dalam satuan ekivalen bilangan biner. Adapun nilai koefisien determinasi dari
persamaan ini sebesar 0.887. hal ini menunjukkan hasil kalibrasi dapat digunakan.
Pada percobaan dilakuakan pemantauan sensor dimana data monitoring
didapat dari dua sensor yang terpasang pada sistem, yaitu sensor water level dan
sensor kadar air tanah yang terhubung dengan mikrokontroler ATMega328P.
Pengambilan data dilakukan dengan memasang stackable SD card shield dan real
time clock pada sistem kontrol untuk merekam data yang kemudian data di ambil
setiap hari selama pengamatan.
Pengaturan tinggi muka air dalam kendi dibuat berdasarkan tinggi kendi dan
tinggi simpanan air dalam kendi. Tinggi kendi sampai leher kendi dari pengukuran
sebesar 14 cm. dan untuk tinggi simpanan kendi diambil sebesar 5 cm dari dasar
kendi hal ini dikarenakan pada saat air kendi berada pada ketinggian 5 cm, rembesan
air dalam kendi masih berada 23 cm horizontal di daerah perakaran kendi. Selain itu,
10
penentuan tinggi bawah sebesar 5 cm dikarenakan supply dari aktuator sangat besar,
sehingga dibutuhkan rentan yang cukup tinggi agar air tidak meluap keluar kendi.
Voltase yang digunakan untuk menjalankan sensor sebesar 5 volt yang
diambil dari baterai 12 volt melalui port input voltase dari mikrokontroler. Data hasil
pemantauan tinggi muka air disajikan pada Gambar 13.
Sumbu absis pada grafik menunjukkan waktu selama pelaksanaan
pengambilan data sementara sumbu ordinat primary merupakan tinggi muka air (cm)
yang telah dikonversi dari bentuk asal data keluaran dari serial monitor dengan
menggunakan persamaan kalibrasi yang sebelumnya telah dilakukan. Sedangkan
sumbu ordinat secondary merupakan nilai aktuator dimana ketika on diberi nilai 1
dan ketika off diberi nilai 0.
20.000 1
18.000
16.000
14.000
Tinggi Muka Air (cm)
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
0.000 0
8:24:00
9:36:00
10:48:00
12:00:00
13:12:00
14:24:00
15:36:00
Waktu 16:48:00
Pada grafik Gambar 13. diatas terlihat perubahan tinggi muka air dari bacaan
sensor yang diakibatkan adanya air yang merembes ke daerah perakaran, adanya
evaporasi dan pengaruh nyalanya aktuator. Untuk mengisi air ke dalam kendi,
aktuator hanya butuh waktu kurang dari 10 detik. Sehingga, ketika aktuator menyala
air dalam kendi melebihi batas atas yang telah ditentukan karena interval pembacaan
dari sensor yaitu setiap 5 detik. Selain itu penggunaan aktuator yang berupa solenoid
valve berukuran ¾” cukup besar. Sehingga bias digunakan solenoid valve yang
berukuran lebih kecil.
Untuk sensor kadar air tanah voltase yang digunakan untuk menjalankan
sensor sebesar 5 volt melalui port input voltase dari mikrokontroler. Data hasil
pemantauan kadar air tanah disajikan pada Gambar 14.
11
0.370
0.360
0.355
0.350
0.345
0.340
10:48:00
12:00:00
13:12:00
14:24:00
15:36:00
16:48:00
8:24:00
9:36:00
Waktu
KESIMPULAN
Sistem kontrol berfungsi dengan baik dalam melakukan pengaturan dan
pemantauan tinggi muka air secara otomatis. Akan tetapi masih banyak yang perlu
diperbaiki, diantaranya tegangan yang keluar kurang stabil sehingga dapat
mengganggu pembacaan sensor dan pengaktifan relay. Perancangan alat otomatisasi
irigasi kendi ini merupakan perpaduan antara software dan hardware. Software
dirancang dengan menggunakan bahasa C/C++. Sedangkan hardware terdiri atas
relay, sensor, solenoid valve, baterai, mikrokontroler, stackable SD card shield, real
time clock, dan doubler 12v to 24v. Kemampuan mikrokontroler ATMega328P
dalam memantau tinggi muka air memiiliki tingkat keakuratan yang tinggi, dengan
nilai koefisien determinasi persamaan kalibrasi dari sensor yang digunakan yaitu
12
sebesar 0.955. selain itu, dapat juga memantau kadar air tanah dengan nilai koefisien
determinasi persamaan kalibrasi dari sensor yaitu 0.887. Namun, daya baterai yang
digunakan untuk menjalankan alat kontrol masih kurang memadai karena tanpa
supply listrik baterai hanya dapat dipakai untuk satu kontrol saja. Selain itu
penggunaan doubler sangat boros terhadap baterai.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Riskiyah. 2011. Pengujian Sistem Irigasi Kendi Lapindo Pada Tanaman
Lada Perdu (Piper Ningrum L); Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Andi Dwi Cahyo, 2011. Analisis Unjuk Kerja Pengontrolan Tinggi Muka Air Pada
Sistem Irigasi Otomatis Menggunakan Perangkat Berbasis Mikrokontroler;
Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Edward. 2000. Kinerja Sistem Irigasi Kendi untuk Tanaman di Daerah Kering;
Disertasi. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Gunawan, Randi. 2008. Analisis Sumberdaya Air Daerah Aliran Sungai Bah Bolon
Sebagai Sarana Pendukung Pengembangan Wilayah Di Kabupaten
13
Simalungun dan Asahan, Wahana Hijau Jurnal Perencanaan dan
Pengembangan Wilayah Vol. 2 No. 1 Agustus 2008.
Kilian, C.T. 1996. Modern Control Technology: Components and Systems, West
Publishing Co.
Nugroho, Akbar Riyan, 2011. Rancang Bangun Modul Akuisisi Data Untuk Sistem
Irigasi Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Duemilanove; Skripsi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Ogata, K. 1996. Teknik kontrol Automatik. Erlangga. Jakarta.
Setiawan, B.I. 1998. Sistem Irigasi Kendi untuk Tanaman Sayuran di Daerah Kering.
Laporan Riset Unggulan Terpadu IV. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, Bogor. 125 hlm.
14