Sie sind auf Seite 1von 14

Sosialisasi Narkoba melalui Penyuluhan P4GN Sebagai Upaya Pencegahan

Perilaku Penyimpang di SMA Negeri 1 Bergas


Irma Dwi Oktaviani, Gustin Restu Pangestu, Rachmat Waluyo, Amidi
Universitas Negeri Semarang, amidi@mail.unnes.ac.id

Abstract

Drug abuse among teenagers is undeniable that there are still many who consume it
in the environment around us, such as school. The effects of drug recovery on
health and the future are few. Dangers of drugs for addicts and adolescents,
students are very numerous and do not need to be excluded from the habit of
consuming drugs, this will worsen the health of users and will damage the future of
their lives. Drug prevention counseling which is a work program of KKN
Alternative II B of Universitas Negeri Semarang is intended as an initial step to
prevent drug distribution early. This dedication was carried out on the students of
SMA Negeri 1 Bergas in class X Natural Sciences and Social Sciences held on
Wednesday-Thursday, 9-10 October 2019. Participants from this counseling
totaled 34 students in each class. The socialization provided was in the form of
P4GN counseling which included the Prevention, Eradication, Abuse and Illicit
Narcotics Circulation as well as awareness raising and understanding for students
of SMA Negeri 1 Bergas regarding the importance of knowledge and ways to
prevent drug abuse. Through this service, it is expected to be able to provide an
understanding to students of SMA Negeri 1 Bergas about the dangers suffered due
to drug abuse, types of narcotics and how to deal with them. The method used
provides a correct understanding of drug awareness, discussion, question and
answer, danger and effective steps so that students of SMA Negeri 1 Bergas
suppress negative behavior and drug abuse and dangerous additives. In the
activities carried out for approximately 2 hours of learning, children are very
enthusiastic and become aware of the definition, forms, uses and dangers of drugs
and are committed not to use them in the future.

Keywords: Socialization, Drug, P4GN, SMA Negeri 1 Bergas

Abstrak

Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja tidak dapat dipungkiri ternyata masih


banyak yang mengkonsumsinya di lingkungan sekitar kita, seperti sekolah.
Dampak penyalahgunaan narkoba bagi kesehatan dan masa depan tidaklah sedikit.
Bahaya narkoba bagi pecandu dan kalangan muda, para pelajar sangat banyak dan
jika tidak segera dihentikan kebiasaan mengkonsumsi narkoba maka hal ini akan
memperburuk kesehatan penggunanya dan akan merusak masa depan kehidupan
mereka. Penyuluhan pencegahan narkoba yang merupakan program kerja KKN
alternatif II B Universitas Negeri Semarang ini dimaksudkan sebagai langkah awal
pencegahan peredaran narkoba sejak dini. Pengabdian ini dilakukan pada siswa
SMA Negeri 1 Bergas kelas X IPA dan X IPS yang diselenggarakan pada hari
Rabu-Kamis, 9-10 Oktober 2019. Peserta dari penyuluhan ini berjumlah 34 siswa
pada setiap kelasnya. Sosialisasi yang diberikan berupa penyuluhan P4GN yang
meliputi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba serta sosialisasi tentang penyadaran dan peningkatan pemahaman bagi
siswa-siswi SMA Negeri 1 Bergas terkait pentingnya pengetahuan dan cara
1
pencegahan penyalahgunaan narkoba. Melalui kegiatan pengabdian ini diharapkan
mampu memberikan pemahaman kepada siswa SMA Negeri 1 Bergas tentang
bahaya yang diderita akibat penyalahgunaan narkoba, jenis jenis dan macam-
macam narkotika serta bagaimana cara menanggulanginya. Metode yang
digunakan memberikan sosialisasi pemahaman yang benar tentang narkoba ,
diskusi, tanya jawab, bahaya dan langkah-langkah yang efektif agar siswa SMA
Negeri 1 Bergas menekan perilaku negatif dan penyalahgunaan narkoba serta zat
aditif berbahaya. Dalam kegiatan yang dilakukan selama kurang lebih 2 jam
pelajaran, anak-anak sangat antusias dan menjadi mengerti tentang defenisi,
bentuk, kegunaan dan bahaya dari narkoba dan berkomitmen untuk tidak
menggunakannya dikemudian hari.

Kata Kunci: Sosialisasi, Narkoba, P4GN, SMA Negeri 1 Bergas

A. PENDAHULUAN kerusakan atau gangguan fungsi organ-organ

Pembangunan nasional Indonesia tubuh, kerusakan otak dan perubahan fisik

bertujuan agar masyarakat Indonesia tubuh serta risiko terkena penyakit menular

seluruhnya adil, makmur, sejahtera dan damai berbahaya seperti hepatitis dan HIV/AIDS

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang akibat penggunaan jarum suntik secara

Dasar 1945. Untuk mewujudkan masyarakat bergantian serta menimbulkan gangguan

Indonesia yang sejahtera tersebut dibutuhkan psikis remaja baik mental, emosional,

peningkatan secara terus-menerus di bidang persepsi diri, kendali diri, dan mampu

pengobatan dan pelayanan kesehatan membuat remaja melakukan tindakan diluar

termasuk ketersediaan narkoba sebagai obat, kesadaran.

di samping usaha pengembangan ilmu Ketergantungan narkoba diakibatkan

pengetahuan meliputi penelitian, oleh penyalahgunaan zat yang disertai dengan

pengembangan, pendidikan, dan pengajaran adanya toleransi zat (dosis semakin tinggi)

sehingga ketersediaannya perlu melalui dan gejala putus asa, yang memiliki sifat-sifat

kegiatan produksi dan impor (Eleanora 2011). keinginan yang tak terhankan, kecenderungan

Narkoba merupakan zat psikoaktif untuk menambah takaran (dosis),

narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif ketergantungan fisik dan psikologis. World

lainnya yang jika masuk ke dalam tubuh baik Drug Report (2017) menyatakan sekitar 255

secara oral (dimakan, diminum, ataupun juta penduduk dunia berusia 15-64 tahun

ditelan), dihisap, dihirup, atau disuntikkan merupakan penyalahguna narkoba dengan

dapat mengubah suasana hati, perasaan dan estimasi global kematian terkait narkoba

perilaku seseorang (Kusmiran, 2012). sejumlah 207.400 jiwa pertahunnya

Menurut BNN (2009) dampak dari (UNOCD, 2017).

penyalahgunaan narkoba menyebabkan

2
Hasil Survei BNN 2014 menyebutkan Sekolah menengah atas adalah
prevalensi penyalahgunaan narkoba di pendidikan formal untuk remaja berusia
Indonesia sebesar 2,18% atau sejumlah antara 14 hingga 18 (Herijanto et al., 2017).
4.022.702 orang, dimana kelompok pelajar Pendidikan narkoba di sekolah perlu
penyalahguna narkoba menyumbang angka diperjuangkan sebagai aspek penting dari
27,32% atau sebanyak 1.099.002 orang sekolah, untuk membujuk kaum muda untuk
dengan korban yang meninggal sebanyak hanya mengatakan tidak dan menanamkan
12.044 per tahunnya (BNN RI, 2015). etika bebas narkoba (Tupper, 2008). Ada
Kecenderungan peningkatan jumlah banyak perubahan dalam kehidupan seorang
pengguna dengan korban penyalahgunaan remaja termasuk fisik, mental, emosional dan
narkoba menunjukkan suatu fakta bahwa sosial. Penelitian menunjukkan bahwa remaja
narkoba merupakan ancaman yang sangat cenderung menggunakan jalur emosional
serius, karena pada kenyataannya banyak mereka daripada kognitif mereka (Smith et
kalangan pelajar adalah pengguna narkoba al., 2013). Banyak remaja yang memulai
(Ismail, 2017). Saat ini penyebarluasan penggunaan narkoba di sekolah menengah
peredaran dan penyalahgunaan narkoba dan kemudian, seiring dengan bertambahnya
semakin meluas dan hampir tidak bisa usia, penggunaan narkoba cenderung
dicegah. Mengingat setiap orang dapat meningkat secara drastis. Sebagai contoh,
dengan mudah memperoleh narkoba dari siswa kelas 8 dilaporkan merupakan
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. konsumen alkohol, ganja, rokok, dan
Hal ini sering didengar dari wacana yang tembakau yang meningkat pada saat mereka
marak beredar di masyarakat bahwa bandar naik ke kelas 12 (Johnston et al., 2018).
narkoba saat ini tidak hanya senang mencari Monitoring survei di masa depan tentang
mangsa didaerah diskotik, tempat pelacuran, penggunaan narkoba oleh siswa sekolah
dan tempat-tempat perkumpulan termasuk menengah menunjukkan bahwa hampir
genk remaja, bahkan telah merambat ke separuh dari semua siswa sekolah menengah
lingkungan sekolah dan kampus. Tentu saja akan mencoba ganja pada saat mereka lulus
hal ini membuat para orang tua, masyarakat (Rosenbaum, 2016).
dan pemerintah, pimpinan sekolah maupun Banyak upaya yang telah dilakukan
perguruan tinggi khawatir akan penyebaran untuk meningkatkan pengetahuan tentang
narkoba yang begitu meraja rela (Rahayu et narkoba, salah satunya adalah dengan
al., 2014). mempromosikan bahaya penyalahgunaan
narkoba dalam bentuk iklan. Banyak iklan

3
yang terpampang, baik di media cetak mempelajari kebiasaan, sikap ide-ide, pola
maupun elektronik, di berbagai tempat umum. nilai dan standar tingkah laku dalam
Akan tetapi, semakin banyak pula masyarakat dimana individu tersebut berada.
penyalahgunaan narkoba di masyarakat. Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari
Semakin meningkatnya penyalahgunaan dalam proses sosialisasi itu disusun dan
narkoba dimungkinkan kurang efektifnya dikembangkan sebagai suatu kesatuan sistem
iklan dalam upaya mencegah dan dalam diri atau pribadinya. Dengan proses
menanggulangi penyalahgunaan narkoba. sosialisasi individu berkembang menjadi
Untuk mencegah penyalahgunaan narkoba suatu pribadi dan makhluk sosial yang
perlu adanya suatu terobosan lain agar tumbuh menjadi remaja harapan bangsa.
program pencegahan penyalahgunaan narkoba Remaja dirumuskan oleh sebagian
dapat berjalan dengan efektif. peneliti sebagai masa dimana seorang anak
Penyuluhan adalah kegiatan pendidikan mulai berkembang dan mengeksploitasi
yang dilakukan dengan menyebarkan pesan dirinya sendiri dalam rangka mencari jati diri
dan menanamkan kenyakinan sehingga sebagai bentuk pembuatan identitas diri yang
masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan nyata. Bukan lagi sekedar nama dan garis
mengerti tetapi juga mau dan dapat keturunan tapi lebih pada pengenalan sikap,
melakukan suatu anjuran yang hubungannya minat, hobi dan bakat serta berbagai
dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan kecenderungan lain yang sejatinya hanya
dapat berupa penyuluhan yang dapat didasarkan pada kemungkinan remaja untuk
meningkatkan pengetahuan tentang narkoba lebih berperan atau mendapatkan otonomi
dan bagaimana menggunakan pengetahuan dalam lingkungan dimana dia merasa nyaman
tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan diterima dengan baik. Beberapa hal
sehingga dapat terhindar dari penyalahgunaan merupakan cermin bahwa perkembangan
narkoba (Rozi, 2015). Penyuluhan juga sosial anak sangat penting agar tidak terjadi
bertujuan untuk mengurangi atau atau muncul perilaku menyimpang dikalangan
menghilangkan kesenjangan hasil yang anak. Pertemanan merupakan langkah awal
diperoleh dari kemampuan seseorang dengan dimana remaja akan lebih kuat dan berani
hasil yang dikehendaki (Kroehnert, 1995). secara bersama melakukan berbagai
Sekolah sebagai lembaga pendidikan kenakalan termasuk mengunakan narkoba,
memiliki fungsi melakukan pengajaran dan sebagai salah satu dari penyimpangan
sosialisasi nilai-nilai serta norma pada dikalangan anak dan remaja.
individu. Dalam proses sosialisasi individu

4
Berdasarkan berbagai fakta yang terjadi Permasalahan yang krusial di negara
dan untuk mecegah berbagai kondisi yang ada Indonesia tidak lain adalah banyaknya para
di SMA Negeri 1 Bergas Kabupaten pemuda yang salah dalam pergaulan sehingga
Semarang. Penyuluhan P4GN (Pencegahan, terjerumus ke dalam jeratan narkoba. Sama
Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan halnya dengan para publik figur yang
Peredaran Gelap Narkoba) ini sebagai bentuk terjerumus ke dalam jeratan narkoba yang
pencegahan sejak dini dari salah satu perilaku semakin merajalela. Untuk itu, kegiatan
yang menyimpang yang berlokasi di SMA sosialisasi ini mengusung tema Generasi Anti
Negeri 1 Bergas Kabupaten Semarang. Narkoba guna mengurangi jumlah pengguna
Harapannya, jika telah mengetahui sejak dini, yang terjerumus ke dalam narkoba.
siswa dapat memiliki benteng pikiran yang Pelaksanaan kegiatan berupa
kuat sehingga nantinya tidak menjerumuskan penyuluhan P4GN sebagai salah satu perilaku
diri ke hal-hal negatif. menyimpang terhadap remaja dilakukan di
SMA Negeri 1 Bergas. Penyuluhan program
B. PELAKSANAAN DAN METODE
ini diawali dengan observasi dengan siswa
Metode yang digunakan dalam kegiatan dan Guru Mata Pelajaran Bimbingan
ini berupa sosialisasi kepada siswa-siswi kelas Konseling SMA Negeri 1 Bergas, selanjutnya
X IPA dan X IPS SMA Negeri 1 Bergas yang mempersiapkan narasumber yang diambil dari
diselenggarakan pada hari Rabu-Kamis, 9-10 mahasiswa KKN sendiri, dan materi
Oktober 2019. Sebelum melaksanakan penyuluhan, melakukan tanya jawab dengan
kegiatan tersebut, mahasiswa KKN meminta anak-anak dan memberikan contoh-contoh
izin kepada Kepala Sekolah dengan gambar bahan-bahan berbahaya berupa
mengirimkan surat perizinan mengadakan narkoba. Penyuluhan ini belangsung selama 2
kegiatan. Peserta dari penyuluhan ini jam pelajaran di setiap kelasnya. Adapun
berjumlah 34 siswa pada setiap kelasnya. kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan
Sosialisasi yang diberikan berupa penyuluhan menggunakan metode tanya jawab dan
P4GN yang meliputi Pencegahan, diskusi, ceramah, demonstrasi, dan evaluasi
Pemberantasan, Penyalahgunaan dan hasil kegiatan.
Peredaran Gelap Narkoba serta sosialisasi
tentang penyadaran dan peningkatan C. HASIL DAN PEMBAHASAN

pemahaman bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Kegiatan penyuluhan P4GN dalam


Bergas terkait pentingnya pengetahuan dan upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika
cara pencegahan penyalahgunaan narkoba. pada siswa SMA Negeri 1 Bergas berjalan

5
dengan lancar, peserta sangat kooperatif dari jenis zat yang sama. Kata “Narkotoka” sendiri
awal sampai akhir kegiatan berlangsung. berasal dari Bahasa Yunani “Narkoum” yang
Kegiatan ini dapat memberikan tambahan berarti membuat lumpuh atau membuat mati
pengetahuan dan keterampilan dalam upaya rasa. Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang
pencegahan, penyalahgunaan dan Narkotika disebutkan pengertian dari:
penanggulangan narkotika, sehingga siswa Narkotika adalah “Zat atau obat yang berasal
lebih mudah untuk menghindari hal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
penyalahgunaan narkotika. maupun semi sintetis yang dapat
Hasil dari kegiatan ini yaitu menyebabkan penurunan atau perubahan
memberikan informasi dan penyuluhan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
kepada siswa tentang bahaya penggunaan sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
narkotika terhadap kesehatan, memahami menimbulkan ketergantungan” (Undang-
tentang dampak/bahaya negatif terhadap Undang No. 35 tahun 2009). Narkotika
penggunaan narkotika, menganjurkan kepada digolongkan menjadi tiga golongan
siswa untuk menyelenggarakan diskusi sebagaimana tertuang dalam lampiran 1
tentang narkotika dengan segala aspeknya, undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis
memberikan pengertian kepada siswa agar narkotika adalah: Tanaman papaver, opium
berani menolak ajakan teman andai disuruh mentah, opium masak (candu, jicing,
mengkonsumsi narkotika, menganjurkan jicingko), opium obat, morfina, kokaina,
siswa agar mau memberikan pengertian ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
kepada teman-teman sebayanya tentang Garam-garam dan turunan-turunan dari
bahaya/dampak mengkonsumsi narkotika, morfina dan kokaina, serta campuran-
sehingga mereka tidak mengkonsumsi campuran dan sediaan-sediaan yang
narkotika. mengandung bahan tersebut di atas.
Narkoba kepanjangan dari Narkotika, Psikotropika adalah “zat atau obat, baik
Psikotropika dan Obat Berbahaya. Selain alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu selektif pada susunan saraf pusat yang
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai mental dan perilaku”.Obat atau zat-zat
oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. berbahaya adalah “berbagai macam jenis obat
Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari yang diproduksi untuk keperluan dunia medis
kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga untuk pengobatan. Karena daya kerjanya

6
obat-obat tersebut sangatlah keras, sehingga Penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh
penggunaannya pun harus melalui resep beberapa faktor diantaranya adalah sebagai
dokter”. Zat adiktif adalah “obat serta bahan berikut:
atau zat bukan narkotika maupun psikotropika Kurangnya pengendalian diri
tetapi dapat menimbulkan ketergantungan”. orang yang coba-coba menyalahgunakan
Bahaya narkoba yang ditimbulkan akibat narkoba biasanya memiliki sedikit
memakai Narkoba menurut efeknya: 1. pengetahuan tentang narkoba, bahaya yang
Halusinogen, efek dari narkoba ini bila ditimbulkan, serta aturan hukum yang
dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat melarang penyalahgunaan narkoba.
mengakibatkan seseorang menjadi Konflik individu/emosi yang belum stabil
berhalusinasi dengan melihat suatu hal/benda orang yang mengalami konflik akan
yang sebenarnya tidak ada/tidak nyata mengalami frustasi. Bagi individu yang tidak
contohnya kokain dan LSD. 2. Stimulan, efek biasa dalam menghadapi penyelesaian
dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja masalah cenderung menggunakan narkoba,
organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja karena berpikir keliru bahwa cemas yang
lebih cepat dari kerja biasanya sehingga ditimbulkan oleh konflik individu tersebut
mengakibatkan seseorang lebih bertenaga dapat dikurangi dengan mengkonsumsi
untuk sementara waktu, dan cenderung narkoba.
membuat seorang pengguna lebih senang dan Terbiasa hidup senang/mewah.
gembira untuk sementara waktu. 3. Depresan, Orang yang terbiasa hidup mewah kerap
efek dari narkoba ini bisa menekan sistem berupaya menghindari permasalahan yang
syaraf pusat dan mengurangi aktivitas lebih rumit. Biasanya mereka lebih menyukai
fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa penyelesaian masalah secara instan, praktis,
tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur atau membutuhkan waktu yang singkat
dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw. 4. sehingga akan memilih cara-cara yang simple
Adiktif, Seseorang yang sudah mengkonsumsi yang dapat memberikan kesenangan melalui
narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi penyalahgunaan narkoba yang dapat
karena zat tertentu dalam narkoba memberikan rasa euphoria secara berlebihan.
mengakibatkan seseorang cenderung bersifat Lingkungan Sosial
pasif, karena secara tidak langsung narkoba Motif ingin tahu: di masa remaja
memutuskan syaraf-syaraf dalam otak, seseoraang lazim mempunyai rasa ingin lalu
contohnya ganja, heroin, putaw. setelah itu ingin mencobanya. misalnya
dengan mengenal narkotika, psykotropika

7
maupun minuman keras atau bahan berbahaya Tanda atau gejala kemungkinan adanya
lainnya. penyalahgunaan narkoba pada seseorang
Adanya kesempatan: karena orang tua dapat dilihat dalam beberapa hal berikut :
sibuk dengan kegiatannya masing-masing, Gejala fisik, antara lain :
mungkin juga karena kurangnya rasa kasih Berat badan turun drastic, mata terlihat
saying dari keluarga ataupun karena akibat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir
dari broken home. kehitam-hitaman, tangan penuh dengan
Sarana dan prasarana: karena orang tua bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan
berlebihan memberikan fasilitas dan uang nyamuk dan ada tanda bekas luka sayatan.
yang berlebihan, merupakan sebuah pemicu Goresan dan perubahan warna kulit di tempat
untuk menyalahgunakan uang tersebut untuk bekas suntikan, buang air besar dan buang air
membeli narkotika untuk memuaskan rasa kecil kurang lancer, sembelit atau sakit perut
keingintahuan mereka. tanpa alasan yang jelas.
Kepribadian Emosi, antara lain :
Rendah diri : perasaan rendah diri di dalam Sangat sensitif dan cepat merasa bosan
pergaulan di masayarakat ataupun di Bila ditegur atau dimarahi, menunjukkan
lingkungan sekolah, kerja dan sebagainya, sikap membangkang ,Emosi naik turun dan
mereka mengatasi masalah tersebut dengan tidak ragu untuk memukul orang atau
cara menyalahgunakan narkotik, psykotropika berbicara kasar terhadap anggota keluarga
maupun minuman keras yang dilakukan untuk atau orang di sekitarnya nafsu makan tidak
menutupi kekurangan mereka tersebut menentu
sehingga mereka memperoleh apa yang Perilaku: Malas dan sering melupakan
diinginkan seperti lebih aktif dan berani tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya
Emosional dan mental : Pada masa-masa ini Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari
biasanya mereka ingin lepas dari segala keluarga Sering bertemu dengan orang yang
aturan-aturan dari orang tua mereka. Dan tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit, dan
akhirnya sebagai tempat pelarian yaitu dengan pulang tengah malam,Suka mencuri uang di
menggunakan narkotik, psikotropika dan rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan
minuman keras lainnya. Lemahnya mental menggadaikan barang-barang berharga di
seseorang akan lebih mudah dipengaruhi oleh rumah. Begitu pun dengan barang-barang
perbuatan-perbuatan negatif yang akhirnya berharga miliknya, banyak yang hilang, selalu
menjurus ke arah penggunaan narkotik, kehabisan uang, waktu di rumah kerap
psikotropika dan minuman keras lainnya. dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang,

8
ruang yang gelap, kamar mandi, dan tempat- atau emosi), psikomotor (perilaku), dan aspek
tempat sepi lainnya. Takut dengan air dan sosial. Berbagai upaya untuk mengatasi
malas mandi. Apabila terkena air akan terasa berkembangnya pecandu narkoba telah
sakit, sering batuk-batuk dan pilek dilakukan, namun terbentur pada lemahnya
berkepanjangan, sering berbohong dan ingkar hukum. Beberapa bukti lemahnya hukum
janji dengan berbagai macam alasan sering terhadap narkoba adalah sangat ringan
menguap, mengeluarkan keringat berlebihan, hukuman bagi pengedar dan pecandu, bahkan
sering mimpi buruk, sering nyeri di kepala. minuman beralkohol di atas 40 persen (minol
Berikut tanda-tanda fisik penyalahgunaan 40 persen) banyak diberi kemudahan oleh
narkoba yaitu kesehatan fisik dan penampilan pemerintah. Sebagai perbandingan, di
diri menurun dan suhu badan tidak beraturan, Malaysia jika kedapatan pengedar atau
jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis pecandu membawa dadah 5 gram ke atas
(acuh tak acuh), mengantuk, agresif, nafas maka orang tersebut akan dihukum mati.
sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit Masa remaja merupakan suatu fase
teraba dingin, nafas lambat/berhenti, mata dan perkembangan antara masa anak-anak dan
hidung berair,menguap terus masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam
menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut masa anak-anak dan remaja akan membentuk
air sehingga malas mandi,kejang, kesadaran perkembangan diri orang tersebut di masa
menurun, penampilan tidak sehat,tidak peduli dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak
terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram
terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan atau bahkan hancurlah masa depannya.
pada lengan atau bagian tubuh lain (pada Pada masa remaja, justru keinginan untuk
pengguna dengan jarum suntik). Adapun mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya
bahaya narkoba bagi remaja dan pelajar hidup, serta bersenang-senang besar sekali.
adalah sebagai berikut : Walaupun semua kecenderungan itu wajar-
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan wajar saja, tetapi hal itu bisa juga
efek negatif yang akan menyebabkan memudahkan remaja untuk terdorong
gangguan mental dan perilaku, sehingga menyalahgunakan narkoba. Data
mengakibatkan terganggunya sistem neuro- menunjukkan bahwa jumlah pengguna
transmitter pada susunan saraf pusat di otak. narkoba yang paling banyak adalah kelompok
Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan usia remaja.
mengakibatkan tergangunya fungsi kognitif Masalah menjadi lebih gawat lagi bila
(alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, karena penggunaan narkoba, para remaja

9
tertular dan menularkan HIV/AIDS di hobbi.Setiap orang mempunyai kelebihan dan
kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari kekurangan pada diri masing-masing, temu-
pemakaian narkoba melalui jarum suntik kenali kelebihan dan kekurangan tersebut,
secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan kembangkan hal yang positif dan sadari serta
remaja yang sangat banyak akibat tinggalkan hal yang negatif. Hadapi dan
penyalahgunaan narkoba dan merebaknya pecahkan masalah itu, bukan hindari, apalagi
HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan dengan melarikan diri kepada
kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa. penyalahgunaan narkoba Komitmen
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan merupakan cara paling ampuh dalam
terlarang di kalangan generasi muda dewasa mencegah pengaruh dari teman untuk
ini kian meningkat Maraknya penyimpangan mengkonsumsi narkoba. Fokuslah pada tujuan
perilaku generasi muda tersebut, dapat dalam menjalani segala sesuatu. Katakanlah
membahayakan keberlangsungan hidup “tidak” bila kita diajak oleh teman untuk
bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda mengkonsumsi narkoba . Bertemanlah
sebagai generasi yang diharapkan menjadi dengan teman yang dapat dipercaya. 2. Dari
penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh pihak lain yaitu peran orang tua, Orang tua
digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. perlu memantau perkembangan anak, bisa
Sehingga pemuda tersebut tidak dapat dengan berkumpul, berbincang-bincang
berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan paling tidak 15 menit tiap hari. Motivasi dari
bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan teman sebaya, teman yang baik adalah teman
tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran yang mau memberi motivasi kepada kita.
narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Lingkungan tempat tinggal dimana kita
Kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini tinggal disitu kita juga akan mendapatkan
adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 pembelajaran baik yang bersifat positif
sampai 24 tahun. Hal tersebut maupun bersifat negative, semua itu
mengindikasikan bahwa bahaya narkoba tergantung dengan kondisi lingkungan dimana
sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita tinggal. Pencegahan penyalahgunaan
kita kapan saja. narkoba dilakukan di dalam keluarga,
Cara mengantisipasi bahaya narkoba, yaitu sekolah, komunitas, tempat kerja, dan
: 1. Dari dalam diri sendiri yaitu mencintai masyarakat luas, melalui kegiatan
dan mensyukuri hidup sebagai anugrah Tuhan komunikasi, informasi dan edukasi dengan
Yang Maha Kuasa, temu-kenali dan menggunakan berbagai media (antar pribadi,
kembangkan daya, minat, bakat, serta massa cetak atau elektronik). Program

10
pencegahan ditunjukan kepada pencegahan perilaku menyimpang pada
pengembangan positif dan tanggung jawab remaja, siswa SMA Negeri 1 Bergas memiliki
terhadap diri, keluarga dan masyarakat; pengetahuan baru tentang narkoba, bentuk,
pengembangan kemampuan pemecahan akibat dan cara menghindarinya. Dalam
masalah (problem coping capacity). pelaksanaan program ini anak- anak begitu
Pendidikan keterampilan hidup; pendidikan antusias karena bermanfaat dan menjadi bekal
keorang-tuaan, pendidikan hidup sehat. dalam kehidupannya dimasa mendatang. Hal
Masyarakat Indonesia yang majemuk lain yang diharapkan dari kegiatan program
memerlukan metoda, teknik media dan penyuluhan ini seluruh siswa dalam hal ini
komunikasi yang bervariasi untuk siswa SMA Negeri 1 Bergas terhindar dari
masingmasng masyarakat, etnis, budaya perilaku menyimpang.
kelompok usia, tingkat pendidikan serta
tingkat sosial ekonomi. Penciptaan
lingkungan sekolah. lingkungan kerja dan
lingkungan sosial yang sehat dan harmonis,
adalah penting untuk mencegah
penyalahgunaan narkoba. Dalam hubungan
ini peran, kepedulian, tangung jawab: guru,
kepala sekolah, pimpinan perusahaan tokoh
Gambar 1. Pemberian Materi P4GN
masyarakat dan tokoh agama juga sangat
penting. Hindarilah kebiasaan merokok.
Dengan demikian, pemerintah dan masyarakat
harus berperan dan menjalankan fungsinya
dengan baik sehingga anak-anak dan remaja
akan terhindar dari narkoba dan dapat
menyelamatkan bangsa ini dari bahaya
narkoba. Pelaksanaan program pengabdian
masyarakrat yang dilakukan mendapat respon
yang sangat baik terlihat dari antusiasme Gambar 2. Sesi Tanya Jawab dan Evaluasi

siswa mengikuti program penyuluhan dan


D. PENUTUP
pengenalan bahaya narkoba. Setelah
Simpulan
mendapat sosialisasi tentang penyuluhan dan Narkoba dapat menimbulkan berbagai
pengenalan bahaya narkoba sebagai upaya dampak bagi kehidupan manusia,

11
dianataranya dampak fisik, emosi, perilaku, Negeri 1 Bergas, Guru Mata Pelajaran
psikis dan sosial. Diharapkan para guru dan Bimbingan Konseling, Siswa-Siswi kelas X
orang tua senantiasa menjaga dan melindungi IPA dan X IPS, dan teman-teman KKN
anak-anak dari bahaya narkoba dengan Alternatif II B Universitas Negeri Semarang.
memberikan sosialisasi sejak dini. Ada
E. DAFTAR PUSTAKA
beberapa pendeketan yang dapat dilakukan
yaitu: pendekatan agama, pendekatan BNN. 2009. Advokasi Pencegahan
Penyalahgunaan Narkotika bagi Petugas
psikologis, dan pendekatan sosial. Program Lapas dan Ruta. Jakarta: Pusat
pengabdian berjalan dengan baik yang diikuti Pencegahan Lakhar, BNN.

oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Bergas BNN RI. 2015. Laporan Akhir Survei
Nasional Perkembangan Penyalahgunaan
Kabupaten Semarang sesuai dengan target Narkoba Tahun Anggaran 2014. Jakarta:
yang diharapkan yaitu sebanyak 50 siswa BNN.

diharapakan mampu memahami dan Eleanora, F. N. 2011. Bahaya


Penyalahgunaan Narkoba serta Usaha
mengetahiui bahaya narkoba serta Pencegahan dan Penanggulangannya.
berkomitmen untuk menjauhi sehingga akan Jurnal Hukum 25 (1): 439-452.
Herijanto, Y. Y., L. Saputra, M. Dhamayanti.
terhindar dari bahaya narkoba. Adapun
2017. Relationship berween Drugs Use and
kekurangan dari kegiatan sosialisasi narkoba Sexual Risk Behaviors among Senior High
School Students. Althea Medical Journal 4
ini adalah kondisi ruang kelas kurang
(1): 125-128.
terkoordinir sehingga sebagian siswa kurang
Ismail, Wahyuni. 2017. Teori BIologi
memahami materi penyuluhan P4GN. Tentang Perilaku dan Penyalahgunaan
Narkoba. Biotek 5: 127-143.
Saran
Jonhston, L. D., R. A . Miech, P. M.
1. Memperluas wilayah sosialisasi yang O’Malley, J. G. Bachman, J. E.
mencakup semua tingkatan kelas di SMA Schulenberg, M. E. Patrick. 2018.
Monitoring the Future National Survey
Negeri 1 Bergas. Results on Drug Use, 1975-2017:
2. Mengembangkan modul penyuluhan Overview, Key Findings on Adolescent
Drug Use. Ann Arbor, MI: Institute for
P4GN yang disusun berdasarkan asesmen Social Research, The University of
kebutuhan penyuluhan narkoba guna Michigan.
meningkatkan pengetahuan dan Kroehnert, G. 1995. Basic Training for
Trainers Second Edition: A Handbook for
pemahaman siswa SMA Negeri 1 Bergas. New Trainers. Sidney: McGraw Hill. Inc.
Ucapan Terima Kasih Kusmiran, Eny. 2012. Kesehatan Reproduksi
Terima kasih kepada semua pihak Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika.
yang telah membantu mensukseskan kegiatan
Rahayu, S., B. Subiyantoro, Y. Monita, dan
ini, diantaranya yaitu Kepala Sekolah SMA D. Wahyudhi. 2014. Penyuluhan

12
Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di
Kalangan Mahasiswa. Jurnal Pengabdian
pada Masyarakat 29 (4): 31-42.
Rosenbaum, M. 2016. New Perspectives on
Drug Education/Prevention. Journal Of
Psychoactive Drugs: 1-3.
Rozi, F. 2015. Meningkatkan Peran Orang
Tua Siswa dalam Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba melalui
Penyuluhan Narkoba Berdasarkan
Asesmen Kebutuhan Penyuluhan. Jurnal
Ilmiah Peneliian Psikologi: Kajian
Empiris & Non-Empiris 1 (1): 17-23.
Smith, A. R., J. Chein, L. Steinberg. 2013.
Impact of Socio-emotional Context, Brain
Development, and Pubertal Maturation an
Adolescent Risk-taking. Hormones and
Behavior 64: 323-332.
Tupper, K. W. 2008. Drugs, Discourses and
Education: A Critical Discourse Analysis
of a High School Drug Education Text.
Discourse: Studies in the Cultural Politics
of Education 29 (2): 223-238.
UNODC. World Drug Report. 2017. New
York: UNITED NATIONS.

13

Das könnte Ihnen auch gefallen