Sie sind auf Seite 1von 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF SISWA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI
KELAS VIIIG MTS NEGERI 2 MOJOKERTO

THE USE OF OPEN ENDED LEARNING MODELS IN IMPROVING STUDENTS' CREATIVE THINKING
ABILITIES SUBJECTS OF TWO VARIABLE LINEAR EQUATION SYSTEMS OF CLASS VIII G IN MTS
NEGERI 2 MOJOKERTO
Oleh: Husnuz Zaimah dan Khamim Thohari

MTsN 2 Mojokerto dan Balai Diklat Keagamaan Surabaya, Kementerian Agama


Zaimah335@gmail.com dan thoharikhamim15@gmail.com

ABSTRACT

This descriptive study, aims to (1) Know how the Open Ended learning model can improve students' creative thinking
skills; (2) Knowing how students respond after the Open Ended learning model is applied. This study used a pretest
and post test design which the research subjects were students of MTs Negeri 2 Mojokerto class VIIIG Academic Year
2018/2019. The research subjects were chosen by one class that had heterogeneous abilities. In data collection
using pretest and posttest questions, while data analysis was taken from the Creative Thinking Test I (TBK I) and
Creative Thinking Test II (TBK II). The results showed that the ability of Grade VIIIG students of MTs Negeri 2
Mojokerto in solving mathematical problems about SPLDV in TBK I and TBK II occurred changes. There were 24
students who experienced an increase in creative thinking skills with a percentage of 66.67%, 12 students did not
experience an increase or remained at 33.33%. Based on the percentages and categories that have been made,
improving students' creative thinking skills is relatively low.
Keywords: Open Ended, Creative Thinking, SPLDV

ABSTRAK
Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui bagaimana model pembelajaran Open Ended dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa; (2) Mengetahui bagaimana respon siswa setelah diterapkan model
pembelajaran Open Ended. Penelitiaan ini menggunakan desain Pretest dan Post test yang subjek penelitiannya
adalah siswa MTs NEGERI 2 Mojokerto kelas VIIIG Tahun Pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian dipilih satu kelas
yang memiliki kemampuan heterogen. Pada pengumpulan data menggunakan soal pretest dan posttest, sedangkan
analisis data diambil dari Tes Berpikir Kreatif I (TBK I) dan Tes Berpikir Kreatif II (TBK II). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas VIIIG MTs NEGERI 2 Mojokerto dalam menyelesaikan masalah
matematika tentang SPLDV pada TBK I dan TBK II terjadi perubahan. Terdapat 24 siswa yang mengalami
peningkatan kemampuan berpikir kreatif dengan presentase 66,67%, 12 siswa tidak mengalami peningkatan atau
tetap sebesar 33,33%. Berdasarkan persentase dan kategori yang telah dibuat, peningkatan kemampuan berpikir
kreatif siswa tergolong rendah.
Kata Kunci: Open Ended, Berpikir Kreatif, SPLDV

PENDAHULUAN komunikasi antar siswa dan guru dalam pembelajaran


untuk menggali kemampuan dasar siswa sejak dini
A. Latar Belakang
(Hudojo,1990:1). Pengembangan pendidikan yang
Pendidikan memiliki peran penting dalam
berkualitas akan menciptakan individu yang memiliki
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang
keterampilan dalam berpikir dan bertindak secara
berkualitas, memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
kreatif. Berpikir merupakan alat utama pemecahan
bermanfaat bagi kehidupan. Pendidikan merupakan
masalah. Kreativitas dalam memecahkan masalah
serangkaian peristiwa kompleks suatu kegiatan
sangat penting, semakin kreatif seseorang maka akan ini diharapkan masing-masing siswa memiliki kebebasan
semakin banyak jalan untuk menyelesaikan dalam memecahkan masalah menurut kemampuan dan
permasalahan. Dengan berpikir kreatif, maka hal itu minatnya. Pendekatan Open Ended diharapkan dapat
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan menjadikan siswa memiliki ketrampilan dalam berpikir
seseorang akan mampu melihat persoalan dari banyak kreatif guna memunculkan pemahaman konsep-konsep,
perspektif karena seorang pemikir kreatif akan ide-ide, gagasan dan pola serta mengembangkan
menghasilkan lebih banyak alternatif untuk memecahkan kreativitas siswa. Sehingga aktivitas pembelajaran
masalah. Matematika merupakan ilmu pengetahuan berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran
yang membutuhkan sebuah proses dalam memecahkan melalui penyelesaian soal-soal terbuka untuk
masalah matematika. Proses mencari solusi yang memecahkan masalah.
membutuhkan kemampuan berpikir dan keterampilan Berikut ini dikemukakan penelitian yang relevan
dalam menyelesaikan masalah matematika sangat dengan membahas permasalahan sesuai dengan
dibutuhkan yaitu ketrampilan dalam berpikir kreatif. penelitian ini yaitu Weni Gurita Aedi (2018) “Upaya
Berpikir kreatif untuk mencari solusi dalam Meningkatkan Minat Belajar Matematika Dengan
menyelesaikan persoalan matematika. Pendekatan Open Ended”, Jurnal Pendidikan Matematika
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru Indonesia Volume 3 Nomor 2 bulan September 2018
hendaknya dapat memilih dan menggunakan Page 41 - 46. Siti Nurjannah (2017) Peningkatan
pendekatan yang melibatkan siswa aktif belajar, baik Berpikir Kreatif dan Reprensasi Matematis Dengan
secara fisik maupun sosial. Untuk membuat siswa aktif, Pendekatan Open Ended,Program Studi Pendidikan
guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo dan
pada jawaban divergen (terbuka, dimungkinkan lebih Firdaus, Abdur Rahman As’ari, Abd. Qohar(2016)
dari satu jawaban dan penyelidikan) (Depdiknas, 2006). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Berpikir divergen membuka peluang bagi siswa untuk Siswa SMA Melalui Pembelajaran Open Ended Pada
berpikir kreatif. Dalam pembelajaran, siswa Materi SPLDV, Jurnal Pendidikan Matematika
dimungkinkan mencari jawaban atau metode lebih dari Pascasarjana Universitas Negeri Malang Volume 1 Nomor
satu terhadap persoalan yang diajukan. Hal tersebut 2 Bulan Februari Tahun 2016 Halaman 227—236
merupakan pembelajaran matematika dengan menunjukkan bahwa pendekatan Open Ended dapat
pendekatan Open Ended. Open Ended adalah pendekatan meningkatkan minat dan kraetifitas belajar matematika.
pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang Persamaan linear dua variabel memiliki
memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih indikator yang kompleks dalam mencari penyelesaian,
dari satu (Shimada, 1997:1). Sementara itu, Nohda meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
(2000) dalam Firdaus, Abdur Rahman As’ari,Abd.Qohar model matematika, menyelesaikan model dan
(2016) mengatakan tujuan pembelajaran dengan menganalisis hasil penyelesaian. dan berhubungan
pendekatan Open Ended adalah untuk membantu dengan kehidupan sehari-hari.
mengembangkan aktivitas yang kreatif dari siswa dan
B. Rumusan Masalah
kemampuan berpikir matematis mereka dalam
memecahkan masalah. Selain itu, dengan pendekatan
1. Bagaimana menerapkan model pembelajaran Open KAJIAN TEORI
Ended pada materi Sistem Persamaan Linier Dua A. Matematika
Variable (SPLDV)? Banyaknya definisi dan deskripsi yang berbeda
2. Apakah model pembelajaran Open Ended dapat dikemukakan oleh para ahli tentang matematika,
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa disebabkan oleh ilmu matematika itu sendiri.
MTs NEGERI 2 Mojokerto kelas VIIIG Tahun Pelajaran Matematika termasuk salah satu disiplin ilmu yang
2018/2019? memiliki kajian sangat luas sehingga masing-masing
3. Bagaimana respon siswa MTs NEGERI 2 Mojokerto bebas mengemukakan pendapatnya tentang
kelas VIIIG Tahun Pelajaran 2018/2019setelah matematika. Menurut kamus besar (Sitanggang,
terhadap model pembelajaran Open Ended? 2003:158), Secara etimologi matematika berasal dari

C. Tujuan Penelitian bahasa latin manthanein atau matemata yang berarti


Mendeskripsikan proses belajar mengajar dengan belajar atau hal yang dipelajari ( things that are
model pembelajaran Open Ended dengan harapan untuk learning). Dalam bahasa belanda disebut wiskunde atau
dapat digunakan untuk meningkatkan berpikir kreatif. ilmu pasti yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran
(Supatmono, 2009:5).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis B. Belajar matematika
a. Sebagai referensi yang yang dapat Belajar adalah suatu perilaku. Ketika orang belajar,

dipergunakan untuk menggambarkan sebarapa maka responnya akan lebih baik (Skinner). Sedangkan

efektif model pembelajaran Open Ended pada menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang

materi Sistem Persamaan Linier Dua Variable kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah
(SPLDV). belajar orang memiliki kemampuan. Dengan demikian
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan belajar adalah seperangkat proses kognitif yang
acuan, informasi bagi pengembangan mengubah stimulus lingkungan melewati pengolahan

penelitian sejenis. informasi menjadi kapabilitas baru. Sedangkan

2. Manfaat Praktis pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan


a. Penelitian ini diharapkan mampu digunakan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan
untuk memberikan alternatif model berkembang secara optimal (Suherman, 2003: 7).

pembelajaran bagi guru khususnya guru Belajar matematika merupakan proses belajar untuk

Matematika. lebih meningkatkan ketrampilan dan kualitas dibidang

b. Hasil penelitian ini diharapakan mampu matematika. Tujuan belajar matematika itu sendiri
memberikan pemahaman yang benar pada adalah sesuatu yang ingin dicapai setelah proses belajar
tentang model pembelajaran Open Ended, dan mengajar matematika berlangsung dengan baik untuk

mengembangkan model ini disesuaikan dengan jangka pendek maupun jangka panjang.

kondisi peserta didik, sarana prasarana, dan C. Kemampuan Berpikir Kreatif


kemampuan guru.
Menurut Purwanto (2010 : 43-46) Berpikir adalah dari satu. Pendekatan open-ended memberikan
suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. pengetahuan/ pengalaman berbagai teknik dalam
Sedangkan Utami Munandar (1995 : 25) menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah.
menyatakan bahwa kreativitas adalah suatu kemampuan Adapun masalah yang diberikan adalah masalah yang
umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai bersifat terbuka (open-ended problem) atau masalah
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru tidak lengkap (incomplete problem). Tersedianya
yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau kemungkinan dan keleluasaan bagi siswa untuk
sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan memakai sejumlah metode yang dianggapnya paling
baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. sesuai dalam menyelesaikan soal merupakan ciri
Menurut Krulik, Rudnik, dan Milou (Subanji, 2013: 5) terpenting dari masalah open-ended. Dalam arti,
berpikir kreatif merupakan bentuk penalaran tertinggi pertanyaan pada bentuk Open Ended diarahkan untuk
dari tahapan berpikir seseorang. Tahapan berpikir menggiring tumbuhnya pemahaman atas masalah yang
menurut mereka dapat digambarkan sebagai berikut. diajukan.

E. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel


Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah dua
buah persamaan linear dua variabel yang mempunyai
satu penyelesaian.
Bentuk umumnya seperti berikut :
a1x + b1y = c1
a2x + b2y = c2
Dengan a1, b1, a2, b2 adalah koefisien serta x dan y
Tahapan berpikir tertinggi adalah berpikir kreatif, yang adalah variabel.
ditandai dengan kemampuan menyelesaikan suatu Contoh :
masalah dengan cara-cara yang tidak biasa, unik, dan x + y = 3 … (i)
berbeda-beda. x - y = 2 … (ii)
D. Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended Persamaan (i) dan (ii) disebut sistem persamaan linear
Suatu pendekatan yang memungkinkan siswa dua variabel karena kedua persamaan tersebut memiliki
untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan satu penyelesaian yaitu (0,1).
minat dan kemampuan salah satu ciri pendekatan Open F. Penyelesaian Sistem persamaan Linear Dua
Ended. Pada prinsipnya pendekatan Open Ended sama Variabel
dengan pendekatan berbasis masalah yaitu menekankan Sistem persamaan linear dua variabel dapat diselesaikan
pemberian masalah pada siswa. Dalam pendapat dengan :
Shimada (Becker dan Shimada, 1997: 1) menyatakan a. Metode substitusi
bahwa pendekatan open-ended disajikan dengan
memberi masalah yang mempunyai jawaban benar lebih
Bila menggunakan metode subtitusi kita dapat Mulailah dengan menghilangkan variabel x
menggantikan suatu variabel dengan variabel dari 3x+y = 4 x1 3x + y = 4
persamaan lain. -x+2y = 1 x3 -3x+ 6y = 3 +
Contoh: 7y = 7 ……….. y = 1
3x+y=4 ……(i) Langkah Kedua
-x+2y=1 ......(ii) Hilangkan variabel y
Langkah awal 3x + y = 4 x2 6x + 2y = 8
Ubahlah salah satu persamaan dalam bentuk x = …. -x + 2y= 1 x1 -x + 2y = 1
-
atau y = …. 7x =7
Dari persamaan (i), kita dapat memperoleh : x =1
y=4-3x *) Jadi, penyelesaiannya adalah x = 1 dan y = 1, ditulis HP
= {(1,1)}.
Langkah kedua
c. Metode campuran dari metode eliminasi dan
Subtitusikan persamaan diatas ke persamaan (ii)
substitusi
sehingga diperoleh :
Cara menyelesaikan sistem persamaan linear dua
-x+2(4-3x)= 1
variabel dapat dilakukan dengan metode campuran dari
-x+8-6x = 1
eliminasi dan subtitusi.
-7x = 1-8
Contoh :
-7x = -7
3x+y = 4 …….(i)
x =1
-x+2y = 1 ......(ii)
Langkah Ketiga
Langkah awal : metode eliminasi
Nilai x=1 disubstitusikan ke persamaan *)
Hilangkan variabel x
Ambil y = 4 - 3x
3x+y = 4 x1 3x + y = 4
diperoleh :
-x+2y = 1 x3 -3x+ 6y = 3
y=4 -3(1) +
7y = 7 …… y=1
y=4-3
Langkah kedua : metode subtitusi
y=1
Masukkan nilai y = 1 ke persamaan (i) atau ke
Jadi HP {(1,1)}
persamaan ke (ii), misalkan nilai y = 1 dimasukkan ke
b. Metode eliminasi persamaan (i).
Metode eliminasi dilakukan dengan cara 3x + y = 4
menghilangkan salah satu variabel. Contoh diatas dapat 3x + 1 = 4
diselesaikan menggunakan metode eliminasi berikut. 3x = 4-1
Contoh : x=3
3x + y = 4 …….(i) Jadi, penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
-x + 2y = 1 …….(ii) diatas adalah
Langkah awal x =1 dan y=1 dituliskan HP = {(1,1)}
METODE PENELITIAN O1 = Tes kemampuan berpikir kreatif I sebelum
A. Jenis Penelitian diterapkan model pembelajaran Open Ended
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. X = Perlakuan berupa penerapan model pembelajaran
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Open Ended
proses belajar mengajar dengan model pembelajaran O2 = Tes kemampuan berpikir kreatif II untuk
Open Ended dengan harapan dapat meningkatkan mengetahui tingkat berpikir kreatif siswa setelah
berpikir kreatif. Hal yang akan dideskripsikan dalam diterapkan model pembelajaran Open Ended
penelitian ini adalah apakah model pembelajaran Open D. Prosedur penelitian
Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif 1. Tahap Persiapan
siswa dalam menyelesaikan persamaan linear dua Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan
variabel, dan melihat bagaimana respon siswa terhadap persiapan-persiapan sebagai berikut:
model pembelajaran Open Ended. a. Penyusunan perangkat pembelajaran yang terdiri
B. Subjek Penelitian dari:
Subjek penelitian ini adalah 36 siswa kelas VIII G 1) RPP
MTs Negeri 2 Mojokerto. Untuk menentukan kelas yang 2) Lembar Kegiatan (LK)
akan dijadikan subjek penelitian adalah dipilih hanya b. Menyusun instrumen penelitian
satu kelas yang memiliki kemampuan heterogen. Dalam Instrumen dalam penelitian ini adalah Tes Berpikir
penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru dalam Kreatif I dan Tes Berpikir Kreatif II serta angket respon
proses pembelajaran Open Ended. siswa
C. Rancangan Penelitian c. Menentukan sekolah untuk penelitian
Rancangan pada penelitian ini menggunakan d. Membuat kesepakatan dengan guru bidang studi
desain pretest dan post test grup desain, yaitu hanya matematika mengenai:
satu kelompok satu kelas yang diberikan perlakuan 1) Materi yang akan digunakan dalam penelitian yaitu
tertentu tanpa adanya kelompok pembanding dan dalam sistem persamaan linear dua variabel
penelitian ini menggunakan pretest berupa Tes Berpikir 2) Waktu pelaksanaan penelitian
Kreatif I (TBK I) dan post test berupa Tes Berpikir Kreatif 3) Yang bertindak sebagai guru dalam penelitian
II (TBK II). TBK I dilaksanakan sebelum model
2. Tahap Pelaksanaan
pembelajaran Open Ended diterapkan dan TBK II
Pada penelitian ini yang bertindak sebagai guru
dilaksanakan setelah model pembelajaran Open Ended
adalah peneliti. Pelaksanaan penelitian adalah sebagai
diterapkan. Kemudian dilakukan analisis terhadap
berikut:
kemampuan berpikir kreatif siswa setelah model
a) Pemberian Tes Berpikir Kreatif I
pembelajaran Open Ended diberikan.
b) Penerapan model pembelajaran Open Ended yang
Rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai
dilakukan dalam satu kali pertemuan pada materi
berikut: O1 X O2
persamaan linear dua variabel
c) Memberikan Tes berpikir Kreatif II
Keterangan:
d) Memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui a. Hasil dari Tes Berpikir Kreatif I (TBK I) dan Tes
respon siswa terhadap model pembelajaran Open Berpikir Kreatif II (TBK II) dapat digunakan untuk
Ended mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif
3. Tahap Analisis Data siswa dalam memecahakan masalah SPLDV
Tahap analisis data dalam penelitian ini adalah Langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah:
menganalisis data yang diperoleh dari Tes Berpikir 1) mengoreksi hasil Tes Berpikir Kreatif I dan Tes
Kreatif I dan Tes Berpikir Kreatif II serta angket respon Berpikir Kreatif II dengan menggunakan kunci jawaban
siswa. 2) menganalisis hasil TBK I dan TBK II dengan
menggunakan tiga komponen berpikir kreatif yaitu
3.5 Instrumen Penelitian
kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan dengan ketentuan:
Instrumen dalam penelitian ini yang digunakan
a) soal no 1 digunakan untuk mengetahui karakteristik
adalah:
kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu fleksibilitas dan
1. Lembar Tes Berpikir Kreatif
kebaruan
Tes berpikir kreatif dilaksanakan dalam dua kali tahapan
b) soal no 2 digunakan untuk mengetahui karakteristik
yaitu TBK 1 yang diberikan sebelum model pembelajaran
kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu kefasihan
Open Ended dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk
3) Mengelompokkan siswa kedalam Tingkatan
mengetahui bagaimana tingkat kemampuan dasar
Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK), yaitu TKBK 4, TKBK
kreatif siswa dan tingkatannya, terdapat 5 tingkatan
3, TKBK 2, TKBK 1 dan TKBK 0. Analisis TBK ini
kemampuan berpikir kreatif (TKBK) yaitu sangat kreatif
didasarkan pada penjenjangan kemampuan berpikir
(TKBK 4), kreatif (TKBK 3), cukup kreatif (TKBK 2),
kreatif oleh Siswono (2008), seperti pada tabel berikut:
kurang kreatif (TKBK 1), dan tidak kreatif (TKBK 0)
Tabel 2. Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kreatif
2. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui respon Interval Kriteria

siswa terhadap model pembelajaran Open Ended. 80% ≤ PBK ≤100% Sangat Tinggi
Angket yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 65% ≤ PBK < 80% Tinggi
20 butir pertanyaan. Terdiri dari pernyataan positif dan
50% ≤ PBK < 65% Rendah
negatif.
PBK < 50% Sangat Rendah
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Pretest dan Post test 8. Menyimpulkan peningkatan kemampuan berpikir

Untuk memperoleh data hasil belajar, maka diadakan kreatif siswa dalam memecahkan masalah

pretest dan post test. berdasarkan kategori di atas

Pretest dalam penelitian ini adalah tes yang diberikan b. Data dari Hasil Angket

pada awal penelitian tentang persamaan linear dua Hasil Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa

variabel. Post test dalam penelitan ini adalah tes yang setelah model pembelajaran Open Ended dilaksanakan.

dilakukan setelah penerapan model pmbelajaran Open Analisis respon siswa dihitung melalui skala Likert yang

Ended diterapkan tentang persamaan linear dua variabel digunakan untuk mengukur kecenderungan sikap dan
perilaku siswa terhadap pernyataan yang diajukan.
Siswa memberikan nilai terhadap pernyataan yang NRS KS= ∑ R x 2
diajukan. Siswa memberikan nilai terhadap suatu NRS TS= ∑ R x 3
pernyataan dengan rentang nilai Sangat Setuju (SS), Keterangan:
Setuju (S), Kurang Setuju ( KS), dan Tidak Setuju (TS). NRS SS= Nilai Respon Siswa untuk jawaban Sangat
Angket respon siswa terdiri dari dua jenis pernyataan, Setuju
yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. NRS S= Nilai Respon Siswa untuk jawaban Setuju
Kategori Nilai untuk Butir NRS KS= Nilai Respon Siswa untuk jawaban kurang
Jawaban
Siswa Favorable Unfavorable Setuju
TS 0 3 NRS TS= Nilai Respon Siswa untuk jawaban Tidak
KS 1 2 Setuju

S 2 1 c. Menjumlahkan nilai respon siswa tiap jawaban

ST 3 0 untuk tiap butir pernyataan


d. Menghitung presentase jumlah nilai respon siswa
Langkah-langkah analisis data yang digunakan adalah:
tiap jawaban untuk tiap butir pernyataan dengan
a. Menghitung banyaknya siswa yang memberikan rumus sebagai berikut:
respon sangat Sangat Setuju (SS), Setuju (S), %NRS =
Kurang Setuju (KS), dan Tidak Setuju (TS) pada
masing-masing pernyataan dalam angket.
Keterangan:
b. Menghitung nilai respon siswa dengan mengalikan
%NRS = Persentase nilai respon siswa
jumlah respon dengan skor pilihan jawaban.
∑NRS = total nilai yang diperoleh dari NRS SS + NRS S+
Rumus yang digunakan adalah:
NRS + NRS KS + NRS TS
NRS maksimum = ∑R x skor maksimum= ∑R x 3
Keterangan: e. Mentukan kriteria presentase nilai respon siswa
NRS = Nilai Respon Siswa dengan kategori yang telah ditetapkan sebagai berikut:
∑ R= jumlah responden yang memilih jawaban kriteria persentase nilai respon siswa per butir
Karena ada empat pilihan jawaban, maka rumus pernyataan
untuk menghitung nilai respon siswaa dalah sebagai Tabel 4. Predikat Respon Siswa
berikut: Interval Kriteria

1) Untuk pernyataan positif ( favorable) 0% ≤ % NRS ≤ 20 % Sangat Lemah

NRS SS= ∑ R x 3 20% < % NRS ≤ 40 % Lemah

NRS S= ∑ R x 2 40% < % NRS ≤ 60 % Cukup

NRS KS= ∑ R x 1 60% < % NRS ≤ 80 % Kuat

NRS TS= ∑ R x 0 80% < % NRS ≤ 100 % Sangat Kuat

2) Untuk pernyataan negatif (unfavorable) (Riduwan, 2002:15 dalam Waluyo)


NRS SS= ∑ R x 0
NRS S= ∑ R x 1
f. Menghitung banyaknya kriteria sangat lemah, lemah, 10 √ - - 1
cukup, kuat, dan sangat kuat dari seluruh butir 11 - - - 0
pernyataan. 12 - - - 0
g. Membuat kategori untuk seluruh butir pernyataan 13 √ - - 1
yaitu: 14 √ - - 1
1) Jika ≥50% dari seluruh butir pernyataan termasuk
15 - - - 0
dalam kategori sangat kuat atau kuat maka respon siswa
16 - - - 0
dikatakan positif
17 √ - - 1
2) Jika<50% dari seluruh butir pernyataan termasuk
18 √ √ - 3
dalam kategori sangat kuat atau kuat maka respon siswa
19 - - - 0
dikatakan negatif
20 √ - - 1
b.Menyimpulkan respon siswa terhadap model
pembelajaran Open Ended berdasarkan kategori di atas. 21 - - - 0
22 - - - 0
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
23 - - - 0
A. Temuan
24 √ √ - 3
Terdapat dua tes berpikir kreatif, yaitu tes berpikir
25 - - - 0
kreatif I dan Tes Berpikir kreatif II. Dari kedua tes
tersebut dapat diketahui peningkatan kemampuan 26 √ - - 1

berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah 27 - - - 0

SPLDV. TBK I dan TBK II diberikan kepada seluruh siswa 28 - - - 0


VIII G yang berjumlah 36 siswa. 29 - √ - 2
1. Tes Berpikir Kreatif I 30 - - - 0
Hasil tes berpikir kreatif I dapat dilihat pada tabel 31 √ - - 1
berikut: 32 √ - - 1
Tabel 4.1 Daftar hasil Tes Berpikir Kreatif 33 - √ - 2

No TBK I Tingkat 34 √ - - 1
Absen KF FKB
35 √ √ - 3
1 √ - - 1
36 - √ - 2
2 √ - - 1
Dari keterangan di atas terdapat 17 siswa yang tingkat
3 - - - 0
berpikir kreatifnya terdapat di tingkat 0 atau tidak
4 - - - 0
kreatif, 12 siswa terdapat ditingkat 1 atau kurang
5 √ - - 1
kreatif, 7 siswa terdapat di tingkat 2 dan 3 atau kreatif.
6 - - - 0
Dari uraian data tersebut dapat simpulkan bahwa
7 - - - 0
kemampuan berpikir kreatif siswa masih sangat rendah.
8 - - - 0
1. Tes Berpikir Kreatif II
9 - √ - 2
Hasil tes berpikir kreatif II dapat dilihat pada tabel 32 √ - - 1

berikut: 33 √ √ - 3

Tabel 4.2 Daftar hasil tes berpikir kreatif II 34 √ - - 1

TBK II Tingkat 35 √ √ - 3
NO
ABSEN KF F KB 36 - √ - 2
1 √ √ - 3
Dari keterangan tabel diatas terdapat 3 siswa yang
2 √ √ - 3
berada ditingkat 4 atau sangat kreatif, 12 siswa berada
3 - - - 0
ditingkat 3 atau kreatif, 8 siswa berada ditingkat 2 atau
4 - - - 0
cukup kreatif, dan 13 siswa masih tetap berada di
5 - √ - 2
tingkat 0 dan 1 atau tidak kreatif.
6 - - - 0
Dari uraian data tersebut setelah diberikan model
7 - - - 0
pembelajaran Open Ended mengalami perubahan yang
8 - - - 0
lebih baik.
9 - √ - 2
1. Data hasil respon siswa
10 - - √ 2
Data mengenai respon siswa terhadap model
11 - - √ 2
pembelajaran Open Ended yang diperoleh melalui
12 - - - 0
angket. Terdapat 10 pernyataan positif dan 10
13 √ - - 1
pernyataan negatif. Data hasil respon siswa dapat di
14 √ √ - 3
lihat pada tabel berikut:
15 √ - - 1 Tabel 4.3 Data hasil respon siswa
16 - - - 0 Kriteri
NO PERNYATAAN %NRS
a
17 - √ - 2
Model Open Ended lebih baik
18 √ √ - 3 1 dalam belajar matematika 55,17 % Cukup
membuat kreatif
19 - √ - 2
Menurut saya, model open ended
Sangat
2 dalam pembelajaran matematika 88,51 %
20 √ √ - 3 itu membosankan
kuat

21 √ - - 1 Belajar matematika dengan model


Open Ended membuat saya lebih
3 79,31 % Kuat
22 √ √ - 3 terampil dalam menjawab
pertanyaan
23 √ - - 1
Model Open Ended membuat Sangat
4 95,40 %
saya kurang terampil kuat
24 √ √ - 3
Model Open Ended mempersulit
25 - √ - 2 5 saya dalam menyelesaikan 75,56 % Kuat
persoalan matematika
26 √ √ √ 4
Model Open Ended membuat
6 56,72 % Cukup
27 √ √ - 3 saya menemukan ide-ide saya

28 √ √ - 3 Belajar matematika dengan model


7 Open Ended membuat saya 75,56 % Kuat
tertekan
29 - √ √ 4
Saya kurang mengerti materi, saat
30 √ √ - 3 8 belajar matematika dengan model 64,37 % Kuat
Open Ended
31 - √ √ 4
9 Belajar matematika menggunakan 77,01% Kuat
model Open Ended membuat
saya lebih memahami materi 3 - - - 0 - - - 0 Tetap

Model Open Ended kurang Sangat 4 - - - 0 - - - 0 Tetap


10 81,61 %
bermanfaat untuk belajar kuat
matematika
5 √ - - 1 - √ - 2 Meningkat
Pembelajaran matematika
11 70,24 % Kuat
menggunakan model Open Ended
membuat saya bosan 6 - - - 0 - - - 0 Tetap
Belajar matematika menggunakan
12 model Open Ended membuat saya 77,01 % Kuat
7 - - - 0 - - - 0 Tetap
lebih termotivasi
Saya tidak dapat mengemukakan Sangat
13 pendapat, saat belajar matematika 91,95 % 8 - - - 0 - - - 0 Tetap
kuat
menggunakan model Open Ended
Belajar matematika menggunakan 9 - √ - 2 - √ - 2 Tetap
14 77,01 % Kuat
model Open Ended membuang-
buang waktu belajar saya
10 √ - - 1 - - √ 2 Meningkat
Belajar matematika dengan model
15 Open Ended dapat 40,23 % Cukup
mengeksplorasi kemampuan saya 11 - - - 0 - - √ 2 Meningkat
sendiri
Belajar matematika dengan 12 - - - 0 - - - 0 Tetap
16 menggunakan model Open Ended 75,86 % Kuat
melatih saya untuk bisa
mengerjakan dengan banyak cara 13 √ - - 1 √ - - 1 Tetap
Belajar matematika menggunakan
17 model Open Ended membuat saya 64,37 % Kuat 14 √ - - 1 √ √ - 3 Meningkat
lebih bebas dalam memilih cara
yang saya sukai
Belajar matematika menggunakan 15 - - - 0 √ - - 1 Meningkat
18 model Open Ended membuat 66,67 % Kuat
materi mudah diingat 16 - - - 0 - - - 0 Tetap
Model Open Ended membuat
19 pelajaran matematika lebih 63,22 % Kuat
17 √ - - 1 - √ - 2 Meningkat
menarik untuk dipelajari
Saya merasa rugi belajar
Sangat
20 matematika menggunakan model 82,76 % 18 √ √ - 3 √ √ - 3 Tetap
kuat
Open Ended
19 - - - 0 - √ - 2 Meningkat
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh informasi bahwa
20 √ - - 1 √ √ - 3 Meningkat
respon siswa dari 20 butir pernyataan yang di ajukan, 5
butir pernyataan mendapat kategori respon “sangat 21 - - - 0 √ - - 1 Meningkat

kuat” dari responden, 12 butir pernyataan mendapat 22 - - - 0 √ √ - 3 Meningkat

respon “kuat”, dan 3 butir pernyataan mendapat respon 23 - - - 0 √ - - 1 Meningkat

“cukup” dari responden.


24 √ √ - 3 √ √ - 3 Tetap

25 - - - 0 - √ - 2 Meningkat
B. PEMBAHASAN
26 √ - - 1 √ √ √ 4 Meningkat
Tes Berpikir Kreatif
27 - - - 0 √ √ - 3 Meningkat
Berdasarkan hasil data tersebut dapat dibahas hasil-hasil
tersebut, sebagai berikut: 28 - - - 0 √ √ - 3 Meningkat

Tabel 4.4 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 29 - √ - 2 - √ √ 4 Meningkat

Keterang
TBK I TBK II 30 - - - 0 √ √ - 3 Meningkat
an
No
K K 31 √ - - 1 - √ √ 4 Meningkat
F KB F KB
F F
32 √ - - 1 √ - - 1 Tetap
1 √ - - 1 √ √ - 3 Meningkat

33 - √ - 2 √ √ - 3 Meningkat
2 √ - - 1 √ √ - 3 Meningkat

34 √ - - 1 √ - - 1 Tetap
35 √ √ - 3 - √ - 3 Tetap fleksibilitas, dan kebaruan dalam memecahkan masalah

36 - √ - 2 - √ - 2 Tetap matematika. Pada komponen berpikir kreatif yaitu


fleksibilitas, siswa menggunakan cara yang mereka
a. Terdapat 17 siswa pada TBK I menempati TKBK 0 dan
senangi dan memiliki jawaban ynag benar dalam
naik 3 tingkat pada TBK II menjadi TKBK 3 sebanyak
penyelesaikan masalah matematika. Pernyataan butir
4 siswa. Pada TBK II, hampir semua siswa mampu
15 yang berbunyi” Saya tidak dapat mengemukakan
menyelesaikan soal dengan baik.
pendapat, saat belajar matematika menggunakan model
b. Terdapat 17 siswa pada TBK I menempati TKBK 0 dan
Open Ended“ mendapat dukungan sebesar 91,95%
naik 2 tingkat pada TBK II menjadi TKBK 2 sebanyak
pernyataan tersebut merupakan pernyatan negatif yang
3 siswa. Pada TBK II, hampir semua siswa mampu
mendapat dukungan dari reaponden “ sangat kuat”,
menyelesaikan soal dengan baik.
maksudnya adalah siswa memberikan dukungan sangat
c. Terdapat 17 siswa pada TBK I menempati TKBK 0 dan
kuat untuk menolak pernyatan tersebut, hal ini
naik 1 tingkat pada TBK II menjadi TKBK 1 sebanyak
ditunjukkan dengan sebagian besar responden
2 siswa. pada TBK II, hampir semua siswa mampu
memberikan respon kurang setuju dan tidak setuju
menyelesaikan soal dengan baik.
dengan pernyataan tersebut. Jadi modal pembelajaran
d. Terdapat 12 siswa pada TBK I menempati TKBK 1 dan
Open Ended dapat membuat responden (siswa) berani
naik 3 tingkat pada TBK II menjadi TKBK 4 sebanyak
untuk menngunakan cara yang mereka senangi dan
1 siswa. Pada TBK II, hampir semua siswa mampu
memiliki jawaban yang benar dalam menyelesaikan
menyelesaikan soal dengan baik.
masalah/soal.
e. Terdapat 12 siswa pada TBK I menempati TKBK 1 dan
Pernyatan butir no 16 mendapat kategori respon “kuat”
naik 2 tingkat pada TBK II menjadi TKBK 3 sebanyak
dengan persentase 75,86 % yang berbunyi “ Belajar
4 siswa. Pada TBK II, hampir semua siswa mampu
matematika dengan menggunakan model Open Ended
menyelesaikan soal dengan baik.
melatih saya untuk bisa mengerjakan dengan banyak
f. Terdapat 12 siswa pada TBK I menempati TKBK 1
cara”. Pernyataan no 16 merupakan pernyatan positif.
dan naik 1 tingkat pada TBK II menjadi TKBK 2
Dukungan yang diberikan responden terhadap
sebanyak 3 siswa. Pada TBK II, hampir semua siswa
penyataan tersebut adalah “ kuat”, ini menunjukkan
mampu menyelesaikan soal dengan baik.
bahwa sebagian besar responden memberikan respon
g. Terdapat 4 siswa pada TBK I menempati TKBK 2 dan
sangat setuju dan setuju terhadap pernyataan tersebut.
naik 2 tingkat pada TBK II menjadi TKBK 4 sebanyak
Jadi pada pembelajaran Open Ended siswa dilatih untuk
1 siswa. Dan 1 siswa tetap berada di tingkat TKBK 2
menggunakan banyak cara dalam menyelesaikan
Pada TBK II, hampir semua siswa mampu
masalah/soal.
menyelesaikan soal dengan baik.

PENUTUP
Respon Siswa
1. Simpulan
Salah satu tujuan model pembelajaran Open Ended
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan
adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir
sebagai berikut:
kreatif yang di indikasikan dengan kefasihan,
1. Kemampuan siswa kelas VIII G MTs Negeri 2 2. Rekomendasi
Mojokerto dalam menyelesaikan masalah matematika Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saya
tentang SPLDV pada TBK I dan TBK II terjadi memberikan saran sebagai berikut:
perubahan. Terdapat 24 siswa yang mengalami 1. Pembelajaran matematika dengan penerapan model
peningkatan kemampuan berpikir kreatif dengan pembelajaran Open Ended hendaknya diterapkan
presentase 66,67%, 12 siswa tidak mengalami pada soal yang memiliki banyak cara penyelesaian.
peningkatan atau tetap sebesar 33,33%. 2. Guru memperhatikan pendapat siswa yang lebih
Berdasarkan persentase dan kategori yang telah menyukai caranya sendiri dalam mengerjakan soal
dibuat, peningkatan kemampuan berpikir kreatif 3. Bagi peneliti lainnya yang berminat meneliti tentang
siswa tergolong rendah. penggunaan metode Open Ended diharapkan dapat
2. Respon siswa kelas VIII G MTs Negeri 2 Mojokerto mendapatkan referensi dari penelitian ini. Semoga
setelah mengikuti model pembelajaran Open Ended peneliti selanjutnya dapat meningkatkan penerepan
pada materi SPLDV adalah respon yang positif metode Open Ended baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Becker, J.P. & Shimada, S. 1997. The Open-Ended approach: A New Proposal for teaching mathematics. Virginia:
the National Coucil of Teachers of mathematics dalam Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas XI Pemasaran 1 SMK MA’ARIF NU 04 PAKIS
(Mohammad Kholil, 2016)
Desmita.2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Posdakarya.
Hamzah dan Masri. 2009. Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hudojo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang.
Kerami, Djati dan Sitanggang, Cormentyna. 2002. Kamus Matematika. Jakarta: Balai Pustaka.
Munandar, Utami.1999. Kreativitas Dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi kreatif dan Bakat. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka.
Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Emosi dan Kreativitas. Jakarta: Rineka Cipta
Nohda, N. 2000. A Study of “Open-Approach” Method in School Mathematics Teaching. Paper Presented at the 10th
ICME, Makuhari, Japan dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMA Melalui
Pembelajaran Open Ended Pada Materi SPLDV Firdaus, Abdur Rahman As’ari, Abd.Qohar (2016)
Purwanto, Ngalim 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Siswono. 2008. Model Pembelajaran Matematika Berbasis pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif.Surabaya: Unesa University Press.
Subanji. 2013. Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif. Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press)
Sudjana, Nana.2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: CV. ALFABETA
Suherman, Erman, dkk.2000. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI. http:// File.UPI.
edu/ Direktori/ FPMIPA/JUR_PEND_MATEMATIKA/ 19680511
Supatmono, Catur. 2009. Matematika Asyik. Jakarta: Grasindo.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka cipta.
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Bumi Aksara
Waluyo, Didik Dwi.2010. Peningkatan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Melalui Model Pembelajaran Pemecahan
Dan Pengajuan Masalah (JUCAMA). Tidak dipublikasikan. Surabaya: Pasca Sarjana Unesa

Das könnte Ihnen auch gefallen