Sie sind auf Seite 1von 65

Bahan Ajar

Elektronika & Instrumentasi

PLC RS LOGIC
BAB I
PENGENALAN LOGIXPRO RELAY LOGIC

I.1. Instruksi-instruksi dalam RSLogix

Latihan ini dibuat untuk lebih mengenalkan user dengan operasi pada LogixPro dan agar bisa
membuat, mengedit dan mencoba program PLC yang sederhana menggunakan Instruksi-instruksi
Relay Logic yang disediakan RSLogix.

Dari menu ‘Simulation’ pilih ‘I/O Simulation’ dan pastikan toolbar instruksi seperti gambar di atas
muncul.

Pada window edit program terdapat sebuah rung ladder yang merupakan akhir dari program dan
selalu terletak pada akhir program. Jika hanya rung ini yang muncul berarti program anda masih
kosong.
Jika program sudah terisi, klik pada menu ’File’ dan pilih ’New’, maka akan muncul kotak dialog
untuk memilih tipe prosesor. Klik OK untuk memilih menu default TLP LogixPro. Kemudian
maksimalkan window.
I.2. Simulator I/O

Layar simulator akan muncul seperti gambar diatas. Utnuk latihan ini kita akan menggunakan
simulator I/O, yang terdapat 32 saklar dan lampu. Dua bagian dari 16 saklar toggle terlihat
terhubung ke 2 input simulator PLC. Demikian juga dua bagian dari 16 lampu terhubung ke dua
output PLC. Alamat dua input tersebut adalah I:1 dan I:2 sedangkan outputnya O:1 dan O:2.
Gunakan mouse untuk mengklik saklar-saklar tersebut dan catat perubahan warna pada terminal
yang terhubung pada saklar. Geser mouse pada saklar, kursor mouse harus tampak menjadi simbol
tangan, yang mengindikasikan bahwa status saklar dapat diubah dengan mengklik pada saklar
tersebut. Ketika kursor mosue melewati saklar, sebuah teksbox ’tool tip’ juga akan muncul yang
isinya “klik kanan untuk tipe saklar toggle”. Klik kanan mouse anda pada saklar dan perhatikan
perubahan pada tipe saklar.

I.3. Pembuatan Program RSLogix


Kecilkan layar simulasi pada ukuran normal lagi, maka akan lagi tampak window simulasi dan
program. Anda dapat mengubah ukuran window dengan men-drag bar sesuai ukuran yang
diinginkan.
Kemudian buatlah program ladder yang berisi sebuah instruksi input (XIC/ Examine if close) dan
sebuah instruksi output (OTE-output Energize). Ada lebih dari satu cara untuk membuat ladder ini,
tapi dalam latihan ini akan digunakan cara yang paling sering dipakai.

Pertama klik tombol ‘New Rung’ pada Instruction Bar , yang merupakan tombol pertama pada
tepi kiri Bar. Jika pointer mouse anda letakkan diatas tombol bar, maka akan muncul ‘tooltip’ yang
berisi keterangan fungsi dan nama dari tombol tersebut.

Maka rung baru akan ditambahkan seperti gambar diatas, ingat bahwa rung baru diletakkan diatas
END atau rung terakhir program. Dengan cara lain anda bisa mendrag tombol Rung ke jendela
program dan letakkan pada salah satu tempat kotak yang sudah tampak.

Sekarang klik kiri mouse pada instruksi XIC dan akan ditambahkan pada sebelah kanan bagian
yang diblok. Ingat bahwa instruksi XIC sekarang diblok. Sekali lagi anda bisa mendrag dan drop
instruksi ke jendela program.
Jika anda ingin menghapus instruksi yang telah ada, klik kiri pada instruksi untuk
memilihnya kemudian tekan tombol ’Del’ pada keyboard. Dengan cara lain anda bisa klik
kanan pada instruksi dan pilih ‘Cut’ pada menu yang muncul.

Klik kiri pada instruksi output OTE dan ditambahkan pada sebelah kanan bagian yang diblok.
Klik dua kali pada instruksi XIC dan akan muncul kotak pesan yang disediakan untuk anda isi
alamat (I:1/0) dari saklar yang akan kita amati. Gunakan tombol Backspace untuk menghapus ”?”
yang ada pada teksbox. Setelah anda tuliskan alamat, klik dimanapun diluar instruksi dan teksbox
maka kotak pesan akan tertutup.
Klik kanan pada instruksi XIC dan pilih ”Edit Symbol” pada menu yang muncul. Teksboks yang
lain akan muncul dimana anda bisa menuliskan nama (Switch-0). Seperti sebelumnya, klik
dimanapun untuk menutup teksboks.

Masukkan alamat dan simbol utnuk instruksi OTE dan program RSLogix andayang pertama telah
selesai. Sebelum melanjutkan, cek lagi apakah alamat instruksi-instruksi anda sudah benar.

I.4. Menguji Program Anda

Sekarang waktunya untuk mendownload program anda ke PLC. Pertama klik pada tombol
“Toggle” di sudut kanan atas dari panel Edit yang akan memunculkan Panel PLC.

Klik pada tombol “Download” utnuk mendownload program ke PLC. Setelah selesai, klik dalam
pilihan “RUN” utnuk memulai scanning PLC.
Besarkan jendela simulasi hingga tampak saklar dan lampu, dengan cara mendrag bar yang
memisahkan jendela simulasi dan program ke arah kanan. Sekarang klik pada saklar I:1/00 pada
simulator, maka lampu O:2/00 akan menyala.
Nyalakan dan matika saklar beberapa kali dan catat perubahan nilai pada kotak status panel PLC
yang akan berubah terus seuai scanning PLC. Coba ubah mode PLC ke mode ”PGM” dan tekan
saklar pada simulator beberapa kali dan catat hasilnya. Ubah ke mode ”RUN” lagi dan Scan akan
mulai lagi.
Anggaplah instruksi XIC seperti kontak listrik yang akan mengalirkan listrik ketika saklar ekstenal
tertutup. Instruksi OTE akan mendapat daya jika aliran listrik melewatinya. Sebenaarnya, instruksi
XIC merupakan perintah kondisional yang akan menguji alamat bit apakah dalam kondisi Benar
atau 1.

I.5. Mengedit Program

Klik tombol ”Toggle” pada panel PLC yang akan mengubah mode PLC dalam mode PGM dan
akan memunculkan kembali panel Edit.
Sekarang tambahkan Rung kedua ke program anda seperti berikut ini. Sekarang, selain bisa dengan
memasukkan alamat seperti sebelumnya, cobalah drag alamat yang sesuai, yang tampak pada
simulasi I/O dan drop pada Instruksi.
Catatan : instruksi XIO yang berfungsi menguji kondisi 0 (nol) atau Salah memiliki alamat yang
berwarna kuning. Hal ini menandakan bahwa instruksi teebut Benar, yang mana dalam kasus XIO,
berarti bahwa bit yang dialamati saat ini 0 atau salah.

Cobalah untuk melatih kemampuan dragNdrop anda. Coba pindahkan Instruksi dari satu rung ke
rung yang lain dengan menekan tombol kiri mouse pada instruksi dan geser mouse ke lokasi yang
baru. Setelah anda mahir menggunakan dragNdrop, pastikan program anda tampak seperti gambar
di atas, sekarang download program ke PLC dan ubah ke mode RUN. Tekan saklar-0 dan saklar-1,
matikan dan hidupkan beberapa kali dan amati perubahan pada lampu.

I.6. Stop/Start Mneggunakan OTL dan OTU


Untuk latihan ini, kita memerlukan saklar Momentary Normally open . dengan tombol kanan
mouse, klik pada saklar “I:1/2” dan “I:1/3”, ubahlah menjadi pushbutton N.O. kemudian tambahkan
dua buah Rung berikut ini ke program. Setelah rung dimasukkan dengan benar, download dan
jalankan program yang sudah dimodifikasi.

Aktifkan saklar start dan stop dan pastikan instruksi output OTL dan OTU meresponseperti
terlihatdalam teks. Setelah lampu menyala, dapatkah anda mematikan jika dayanya hilang di saklar
stop?
Sekarang modifikasi program anda sehingga dapat beroperasi dengan benar ketika anda mengganti
saklar stop N.O. (I:1/03) dengan saklar Normally Closed. Jika daya hilang di saklar stop N.C., apa
yang akan terjadi pada lampu (O:2/02) ?

I.7. Emulasi Kontrol Stop/Start Standar

Hapus program anda dengan memilh ”New” dari pilihan menu ”File” di bagian atas layar. Saat
kotak dialog muncul, klik saja ”OK” untuk memilih tipe PLC default. Kemudian masukkan
program berikur ini. Untuk memasukkan cabang, drag cabang (tombol) ke rung kemudian
masukkan atau drag instruksi ke cabang.
Sebelum mendownload dan menjalankan program ini, perhatikan pengunaan instruksi XIC untuk
menguji status saklar stop N.C. ketika saklar stop ditekan, apakah bit I:1/04 menjadi Benar atau
salah? Instruksi XIC menjadi Benar atau Salah ketika saklar ditekan? ...Jalankan program dan
lihatyang terjadi.... Jika daya hilang pada saklar stop, apa yang terjadi pada lampu ?... Kenapa anda
lebih memilih metode ini daripada metode OTL/OTU untuk implementasi kontrol stop.start?

I.8. Pencabangan Output dengan RSLogix

Modifikasi program menjadi seperti berikut ini:

Download dan jalankan program diatas. Operasikan saklar Stop dan Start beberapa kali dengan
saklar-0 terbuka, dan dengan Saklar-0 tertutup. Hapus instruksi XIC dari cabang output dan catat
apa yang terjadi pada lampu 3 ketika rangkaian start dan stop. Coba pindah instruksi OTE lampu 3
sehingga sederet dengan instruksi OTE lampu 2. Download, jalankan dan amati bagaimana kedua
lampu tetap hidup meskipun cabang kosong (short?).

I.9. Mengontrol Satu Lampu dari Dua Tempat

Buatlah, download dan jalankan program yang berfungsi utnuk mengontrol lampu dari dua tempat
yang berbeda. Gunakan saklar toggle (I:1/00) dan saklar I:1/01) untuk mengontrol lampu
(O:2/00)... (Hint: jika kedua saklar hidup atau kedua saklar mati, maka lampu harus hidup)
BAB II
SIMULASI PINTU MENGGUNAKAN RELAY LOGIC

III.1. Simulasi Pintu ProSim-II

Dari menu ‘Simulation”, pilih Simulasi Pintu.


Perhatikan komponen-komponen yang digunakan dalam sistem pintu, dan catat status pada limit
switch. Ketika pintu tertutup, kedua saklar pembatas dalam status aktifnya (tidak normal).
Lewatkan kursor mouse melewati tiap saklar maka akan mucul teksboks tool-tip, yang menyatakan
saklar terhubung dengan menggunakan kontak normally open. Ketika pintu tertutup penuh, sinyal
apa yang akananda lihat di input saklar pembatas I:1/03 dan I:1/04 ?
Untuk memastikan hasil pengujian pada status limit switch, ubahlah PLC dalam mode RUN.
Kemudian bukalah tabel data dengan mengklik pada ikon tabel data yang terletak pada toolbar (ke
tiga dari kanan)pada bagian atas layar.
Setelah terlihat tabel data, pilih “Input Tabel” dari daftar menu tabel. Sekarang dapat anda lihat
status setiap bit dalam input I:1. Bit pada I:1/02 seharusnya dalm kondisi ‘Tinggi’ atau ‘Benar’.
Gunakan mouse anda unruk menekan saklar stop pada Control Panel dan catat hasilnya. Jangan
melanjutkan ke latihan berikut sampai anda mengerti penjelasan yang rasional dari hasil yang
diamati.
III.2. Latihan Pemrograman 1

Pada latihanini anda harus menerapkan pengetahuan anda pada instruksi-instruksi Relay Logicutnuk
mendesain program untuk mengontrol pintu ProSimII. Sistem pintu termasuk sebuah motor,
sepasang limit switch dan sebuah Control Panel, semua terhubung ke PLC. Program yang anda buat
akan memonitor dan mengontrol semua piranti dengan mengikuti kriteria berikut ini :
• Gunakan pushbutton buka dan tutup untuk mengontrol pergeseran pintu. Pergeseran
tidak akan terjadi jika sakalr yang lain terbuka, dan karena itu saklar stop tidak diperlukan
dan tidak juga digunakan dalam latihan ini. Akan tetapi, semua input dan output lain yang
tersedia diperlukan dalam latihan ini.
• Jika saklar buka ditekan maka pintu akan bergeser ke atas (terbuka) jika belum
terbuka penuh. Pembukaan akan terus berlangsung selama saklar ditekan. Jika saklar
dilepas, atau limit switch LS1 terbuka, maka pergeseran pintu akan berhenti.
• Jika saklar tutup ditekan maka pintu akan bergeser ke bawah (tertutup) jika belum
tertutup penuh. Penutupan akan terus berlangsubg selama saklar ditekan. Jika saklar
dilepas, atau limit switch LS2 tertutup, maka pergeseran pintu akan berhenti.
• Jika pintu sudah terbuka penuh, penekanan saklar buka tidak akan berpengaruh pada
motor.
• Jika pintu sudah tertutup penuh, penekanan saklar tutup tidak akan berpengaruh pada
motor.
• Bagaimanapun juga motor tidak akan terpicu pada saat yang sama.
• Lampu Buka akan menyala jika pintu dalam posisi terbuka penuh.
• Lampu Tutup akan menyala jika pintu dalam posisi tertutup penuh.
Rancangah, dokumentasikan, debug, dan ujilah progrm anda. Hindari penggunaan instruksi OTL
atau OTU, dan usahakan meminimalkan jumlah rung yang digunakan.
Pastikan penggunaan keterangan yang efektif pada instruksi dan rung untuk dokumentasi program
yang jelas. Semua komponen I/O yang berhubunga dengan program, harus di beri label dengan
jelas dan keterangan rung harus juga ditambahkan.

III.3. Latihan Pemrograman 2

Dalam latihan ini anda harus menerapkan pengetahuan anda pada Instruksi-instruksi Relay Logic
untuk mendesain pergeseran pintu yang tepat setelah ditentukan oleh opertor. Pembukaan dan
penutupan pintu akan berlangsung sampai selesai meskipun operator melepas saklar tekan yang
menentukan pergeseran pintu. Program harus memenuhi kriteria berikut ini :
• Pergeseran pintu akan berhenti jika saklar Stop ditekan, dan akan tetap berhenti jika
saklar dilepas.
• Penekanan saklar Buka akan menyebabkan pintu terbuka jika belum terbuka penuh.
Pembukaan akan terus berlanjut meskipun saklar dilepas.
• Penekanan saklar Tutup akan menyebabkan pintu tertutup jika belum tertutup penuh.
Penutupan akan terus berlanjut meskipun saklar dilepas.
• Jika pintu sudah terbuka penuh, penekanan saklar buka tidak akan berpengaruh pada
motor.
• Jika pintu sudah tertutup penuh, penekanan saklar tutup tidak akan berpengaruh pada
motor.
• Bagaimanapun juga motor tidak akan terpicu pada saat yang sama.
• Lampu indikator akan menyala jika pintu tidak terbuka penuh atau tertutup penuh.
• Lampu Buka akan menyala jika pintu dalam posisi terbuka penuh.
• Lampu Tutup akan menyala jika pintu dalam posisi tertutup penuh.

Rancangah, dokumentasikan, debug, dan ujilah program anda. Hindari penggunaan instruksi OTL
atau OTU, dan usahakan meminimalkan jumlah rung yang digunakan.
Seperti sebelumnya, Pastikan penggunaan keterangan yang efektif pada instruksi dan rung untuk
dokumentasi program yang jelas.

III.4. Latihan Pemrograman 3

Dalam latihan ini akan dikenalkan teknik pemrograman yang sederhana untuk penambahan bit
”kedip” pada program anda. Gunakan Timer ”Free Running” pada PLC yang dapat dilihat pada
tampilan tabel data pada lokasi S2:4. Bilangan integer ini berupa angka yang akan terus bertambah
jika PLC dalam mode RUN, dan akan berguna sewaktu-waktu untuk tujuan tertentu. Dalam latihan
ini kita akan menggunakan bilangan ini seperti berikut :
PLC dalam mode RUN, tampilkan bilangan S2:4 menggunakan tampilan tabel data. Pastikan diset
dalam bilangan biner sehingga anda dapat menampilkan setiap bit bilangan. Akan terlihat tingkat
perubahaan bilangan biner setiap bit tergantung posisinya dalam bilangan. Bit 0 memiliki tingkat
yang paling tinggi, sementara bit 1 adalah ½ dari bit 0 dan bit setengah dari bit 1 dst.
Tambahkan lampu flash pada program untuk memantau status salah satu dari bit-bit tersebut
dengan instruksi XIC. Gunakan bit ke-4 untuk tujuan ini, tetapi tergantung pda kecepatan komputer
anda untuk memilih bit yang lain. Dengan PLC AB (Alan Bradley) yang sebenarnya, kecepatan
akan tetap tapi dengan Logix Pro, akan bervariasi tergantung pada kecepatan komputer.
Tempatkan perintah XIC dengan alamat S:4/4 pada rung yang juga akan mengontrol lampu buka
dan tutup pada program sebelumnya. Download dan jalankan program yang sudah dimodifikasi
untuk melihat efek ”flashing”(kedip). Seharusnya lampu aka berkedip dikarenakan kecepatannya
ketika program memicu lampu yang dipilih.
Kemudian modifikasi program anda sesuai kriteria berikut ini :
• Jika pintu terbuka penuh, lampu Buka akan menyala tetapi tidak berkedip, seperti
kasus sebelumnya.
• Jika pintu sedang membuka, lampu Buka akan berkedip ketika pintu bergerak.
• Jika pintu tertutup penuh, lampu tutup akan menyala tetapi tidak berkedip, seperti
kasus sebelumnya.
• Jika pintu sedang menutup, lampu tutup akan berkedip ketika pintu bergerak.
• Lampu indikator renggang akan berkedip jika pintu diam, dan tidak terbuka penuh
atau tertutup penuh. Lampu indikator renggang akan berkedip lambat (1/4) daripada lampu
lainnya.
• Lampu indikator renggang akan menyala terus jika pintu edang bergerak.

Seperti sebelumnya, Pastikan penggunaan keterangan yang efektif pada instruksi dan rung untuk
dokumentasi program yang jelas.

III.5. Latihan Pemrograman Tambahan 4

Kami tidak menyarankan anda melanjutkan latihan ini jika anda tidak memiliki instruktur atau
programer PLC berpengalaman sebagai asisten.

Dalam latihan ini, modifikasi program anda sehinggan memenuhi kriteria berikut ini:
• Jika pintu sedang membuka, penekanan Saklar Tutup akan menghentikan gerak
pintu. Pergerakan pintu akan tetap berhenti ketika saklar dilepas.
• Jika pintu sedang menutup, penekanan Saklar Buka akan menghentikan gerak pintu.
Pergerakan pintu akan tetap berhenti ketika saklar dilepas.
• Setelah pergerakan pintu dihentikan dengan perlakuan sebelumnya, kriteria operasi
seperti pada latihan sebelumnya akan berlaku lagi.
• Penggunaan bit-bit tabel bilangan biner atau integer untuk menandai kondisi khusus
dalam program anda akan lebih tepat. Juga, instruksi penyimpan OTL dan OTU
mungkin bisa digunakan sesuai keinginan anda.
BAB III
SIMULASI SILO MENGGUNAKAN RELAY LOGIC

IV.1. Simulasi Silo ProSim-II

Dari menu ‘Simulation” di bagian atas layar, pilih Simulasi Silo.

IV.2. Latihan 1- Operasi Kontinyu

Rancanglah dan debug diagram ladder yang berfungsi untuk menempatkan dan mengisi kotak secara
otomatis yang secara kontinu berjalan berderet di sepanjang konveyor. Pastikan memenuhi detil
berikut ini :
• Deretan kotak dapat di-stop dan di re-start kapanpun dengan menggunakan panel
yang terdiri dari saklar start dan stop.
• Lampu indikator RUN akan menyala selama sistem beroperasi secara otomatis.
• Lampu indikator RUN, motor Conveyor, dan Solenoid tidak akan mendapat daya
ketika sistem dihentikan dengan saklar STOP.
• Lampu indikator FILL akan menyala ketika kotak sedang di isi.
• Lampu indikator FULL akan menyala ketika kotak penuh dan akan tetap menyala
sampai kotak tergeser dari sensor prox.

IV.3. Latihan 2- Pengisian Kontainer dengan Re-start Manual

Ubah atau tulis ulang program anda sehingga terjadi perubahan seperti berikut ini:
• Konveyor akan berhenti ketika tepi kanan kotak terdeteksi sensor-prox.
• Satkotak di posisinya dan konveyor berhenti, ktup solenoid terbuka dan kotak terisi.
Peingisian harus berhenti ketika sampai sensor atas.
• Lampu indikator FILL akan menyala ketika kotak sedang di isi.
• Lampu indikator FULL akan menyala ketika kotak penuh dan akan tetap menyala
sampai kotak tergeser dari sensor prox.
• Setelah kotak penuh, penekanan saklar start sebentar akan memindahkan kotak dari
konveyor dan membawa kotak ke posisinya. Proses yang mengahruskan operator menekan
saklar start terus sampai kotak mencapai senor, tidak dibolehkan.

IV.4. Latihan 3- Mode Operasi Yang dapat Dipilih

Ubahlah atau tulis ulang program anda sehingga panel terdiri dari saklar pilihan yang digunakan
untuk memilih 3 mode operasi yang berbeda. Tiga mode operasi tersebut adalah seperti berikut:
• Ketika saklar pemilih dalam posisi A, sistem harus beroperasi dalam mode
“Kontinu”. Yang merupakan mode operasi yang digunakan pada latihan #1.
• Ketika saklar pemilih dalam posisi B, sistem harus beroperasi dalam mode “Restart
Manual”. Yang merupakan mode operasi yang digunakan pada latihan #2.
• Ketika saklar pemilih dalam posisi C, sistem harus beroperasi dalam mode
“Pengisian Melingkar (Bypass)”. Dalam mode ini, kotak akan melewati konveyor secara
kontinu dan melingkari operasi pengisian. Seperti dalam mode yang lain, saklar start dan
stop akan mengontrol pergerakan konveyor dan lampu indikator RUN akan beroperasi
seperti yang diharapkan.
BAB IV
PENGENALAN TIMER RSLOGIX

V.1. Timer TON....(Timer On Delay)

Dari menu ‘Simulation” LogixPro, pilih Simulasi I/O.


Hapus program yang sudah ada dengan memilih “New” pada menu File, kemudian pilih masukan
“Clear Data Table” pada menu Simulation.
Kemudian masukkan program berikut ini, dengan teliti masukkan alamat dengan tepat seperti yang
terlihat.
Pastikan anda telah memasukkan bilangan 100 sebagai nilai preset timer. Nilai tersebut menyatakan
10 detik interval pewaktu (10 x 0,1) sebagai waktu dasar diatur 0,1 detik.

Setelah program anda masukkan, dan pastikan sudah benar, download ke PLC.
Pastikan Saklar I:1/0 terbuka dan PLC dalam mode RUN.
Klik kanan pada instruksi Timer, dan pilih “Go To Data Table” pada daftar menu.
Catat nilai awal akumulator dan preset timer T4:1 pada tempat berikut. Dan juga tunjukkan status
setiap bit kontrol timer di tempat yang disediakan:
Status Awal (Saklar I:1/0 = buka):
T4:1,ACC=_____T4:1.PRE=_____T4:1/EN=_____T4:1/TT=_____T4:1/DN=____

Tutup saklar I:1/0 dan amati dengan teliti penambahan akumulator timer, dan status setiap bit
kontrol.
Setelah timer berhenti, catat nilai akhir akumulator timer T4:1, preset, dan statu bit kontrolnya
seperti berikut:
Status Akhir (Saklar I:1/0 = tutup):
T4:1,ACC=_____T4:1.PRE=_____T4:1/EN=_____T4:1/TT=_____T4:1/DN=____
Ubahlah status saklar I:1/0 beberapa kali, dan amati operasi timer dimkedua Tabel data dan pada
tampilan program diagram ladder.
Pastikan ketika rung dalam keadaan 0 , akumulator dan 3 bit kontrol reset ke nol. Tipe timer ini
adalan non-retentive (tidak bersifat menyimpan), dalam keadaan rung 1 (truth) dapat menyebabkan
akaumulator dan bit kontrol reset (=0).

Kesimpulan :
Gunakan instruksi TON untuk menyalakan atau mematikan output setelah timer hidup untuk
interval waktu preset. Instruksi output mulai menjalankan waktu ketika rung dalam keadaan “true”.
Yang akan menunggu setelah waktu tertentu (sesuai yang di set pada PRE-set), mengikuti interval
tercatat yang telah berjalan (ACCumulator), dan menge-set bit DN (done) ketika waktu ACC
(akumulator) samadengan waktu PRESET.

Selama kondisi rung tetap “true”, timer tetap menyesuaikan nilai akumulator (ACC) setiap putaran
sampai mencapai nilai preset (PRE). Nilai akumulator akan di reset ketika kondisi rung nol (false),
tidak tergantung dari apakah timer sudah ‘time out’.

V.2. Mennyusun Seri (Cascade) Timer TON


• Masukkan Rung baru yang berupa timer kedua setelah rung pertama seperti terlihat
berikut ini. Timer kedua ini (T4:2) akan aktif ketika timer pertama selesai, status T4:1/DN
true atau tinggi (1).

• Setelah selesai menambahkan program ini, download ke PLC dan jalankan (RUN).
• Ubah status saklar I:1/0 ke ON dan amati operasi timer dalam program anda.
• Tampilkan tabel data dan perhatikan cara timer terseri (cascaded). (satu timer mulai
berurutan).
• Ubahlah nilai presert salah satu timer mengklik dua kali pada nilai preset dalam
tampilan tabel data, dan masukkan nilai baru.
• Jalankan timer beberapa kali. Jangan berpindah sampai anda yakin bahwa timer
bekerja seperti yang anda harapkan.

Dalam latihan ini kita hanya mengunakan dua timer, tetapi kita bisa menyusun sebanyak mungkin
timer yang kita inginkan. Hal yang perlu di ingat adalah pengunaan bit DN (done) pada timer
sebelumnya harus di-enable pada timer berikutnya dlam urutannya. Ternyata menempatkan timer
dalam rung yang berurutan dan penomoran yang urut akan membuat program lebih mudah dibaca
dan dalam trouble-shoot.

V.3. Reset TimerOtomatis


• Ubahkah mode PLC dalam PGM, dan modifikasi rung pertama program anda seperti
berikut ini:

• Setelah program dimodifikasi, download ke PLC dan ubah ke mode RUN.


• Tutup saklar I:1/0 dan amati jalannya timer. Sekarang timer beroperasi dalam
bergantian secara kontinu, Timer1 memulai Timer2 dan setelah Timer2 selesai Timer1
direset oleh bit DN Timer2. Seperti sebelumnya, ketika Timer1 reset, mereset Timer2
yang menyebabkan bit DN Timer2 rendah (T4:2/DN=0), urutan akan kembali ke awal
lagi dan urutan akan mulai sekali lagi pada scan berikutnya.
• Hapus instruksi pertama (saklar XIC I:1/0) dari rung ke-0 program.
• Donwload dan RUN modifikasi program anda.
• Apakah operasi pewaktu kontinu seperti sebelumnya? Seharusnya !
• Dapatkan anda menghentikan urutan pewaktu? Tanpa harus menghentikan
mode RUN PLC ! dalam banyak aplikasi hampir tidak pernah memerlukan untuk
menghentikan urutan pewaktu, jadi saklar mungkin tidak digunakan atau tidak
diperlukan.
Dalam latihan ini kit mengkaskade dua timer, tetapi sepeti sebelumnya, kita bisa menyusun
sebanyak mungkin timer yang kita inginkan. Hal yang perlu di ingat adalah penggunaan bit DN
(XIC atau “NOT” done) pada timer terakhir dalam urutan untuk mereset timer pertama. Sekali lagi,
penempatan timer dalam rung yang berurutan dan penomoran yang urut akan membuat program
lebih mudah dibaca dan dalam trouble-shoot.

V.4. Timer TOF....(Timer OFF delay)


Dalamm pemrograman PLC Allen Bradley, timer TON adalah tipe timer yang sering digunakan.
Kebanyakan orang menganggap timer TON mudah digunakan dan dimengerti. Dalam
pembandingan, banyak orang menyatakan operasi timer TOF Allen Bradley tidak intuitif, tpi
terserah anda yang memutuskan.
• Pastikan saklar I:1/0 tertutup, dan masukkan atau ubah program anda sesuai yang
terlihat berikut ini :

• Setelah program anda masukkan dan yakin sudah benar, download ke PLC.
• Pastikan saklar I:1/0 tertutup, dan ubah mode PLC ke mode RUN.
• Klik kanan pada instruksi timer dan pilih “Go To Data Table” pada daftar menu .
• Catat nilai awal akumulator dan preset timer T4:1 pada tempat berikut. Dan juga
tunjukkan status setiap bit kontrol timer di tempat yang disediakan:
Status Awal (Saklar I:1/0 = buka):
T4:1,ACC=_____T4:1.PRE=_____T4:1/EN=_____T4:1/TT=_____T4:1/DN=____
• Tutup saklar I:1/0 dan amati dengan teliti penambahan akumulator timer, dan status
setiap bit kontrol.
• Setelah timer berhenti, catat nilai akhir akumulator timer T4:1, preset, dan statu bit
kontrolnya seperti berikut:
Status Akhir (Saklar I:1/0 = tutup):
T4:1,ACC=_____T4:1.PRE=_____T4:1/EN=_____T4:1/TT=_____T4:1/DN=____
• Ubahlah status saklar I:1/0 beberapa kali, dan amati operasi timer dimkedua Tabel
data dan pada tampilan program diagram ladder.
• Pastikan ketika rung dalam keadaan 0 , akumulator dan 3 bit kontrol reset ke nol.
Timer TOF seperti Timer TON adalah timer non-retentive (tidak bersifat menyimpan)
dan dapat di reset dengan mengubah keadaan rung.

Kesimpulan :
Gunakan instruksi TOF untuk menyalakan atau mematikan output setelah rung ladder timer mati
untuk interval waktu preset. Instruksi output mulai menjalankan waktu ketika rung dalam keadaan
“false”. Yang akan menunggu setelah waktu tertentu (sesuai yang di set pada PRE-set), mengikuti
interval tercatat yang telah berjalan (ACCUMM), dan me-reset bit DN (done) ketika waktu
ACCUMM (akumulator) sama dengan waktu PRESET.

Nilai akumulator akan di reset ketika kondisi rung satu (true), tidak tergantung dari apakah timer
sudah ‘time out’.

V.5. Timer RTO.....(Timer ON retentive)

• Pastikan saklar I:1/0 terbuka dan gantilah timer TOF dengan timer RTO.
• Masukkan rung baru setelah timer dan tambahkan instruksi XIC, I:1/1 dan RES,
T4:1.
• Program anda harus telihat seperti berikut ini :
• Setelah program anda masukkan dan yakin sudah benar, download ke PLC.
• Pastikan kedua saklar terbuka, dan ubah mode PLC ke mode RUN.
• Klik kanan pada instruksi timer dan pilih “Go To Data Table” pada daftar menu .
• Catat nilai awal akumulator, preset dan bit kontrol timer T4:1. Apakah kita mulai
dengan nilai yang sama pada latihan timer TON ? jawabannya YA !
• Tutup saklar I:1/0 selama 2 atau 3 detik lalu buka lagi.
• Catat bahwa timer berhenti ketika rung false, tetapi akumulator tidak reset ke 0.
• Tutup saklar lagi dan biarkan tertutup, yang akan menyebabkan timer time out
(ACC=PRE).
• Setelah time out, catat status bit kontrol.
• Buka saklar dan sekali lagi catat status bit kontrol.
• Sekarang tutup saklar I:1/1 dan biarkan tertutup. Ini akan menyebabkan instruksi
Reset menjadi Benar (True).
• Tutup saklar I:1/0 sebentar untuk melihat apakah timer akan mulai jalan lagi.
Seharusnya tidak !
• Buka saklar I:1/1 , yang akan menyebabkan instruksi Reset kembali nol (false).
• Sekarang tekan saklar I:1/0 beberapa kali dan catat, timer akan mulai jalan lagi
seperti yang diharapkan.
• Ulangi langkah-langkah di atas, sampai anda benar-benar mengerti cara kerja timer
RTO dan instruksi Reset

Kesimpulan :
Fungsi timer RTO sama dengan TON dengan pengecualian bahwa setelah timer jalan, akan tetap
menghitung meskipun rung dalam keadaan false /0, jika kesalahan tejadi, mode berubah daru RUN
ke PGM, atau daya hilang. Ketika rung kembali ke keadaan awal (rung menjadi benar (True / 1)
lagi), RTO jalan lagi dari waktu yang tercatat ketika rung mati. Dengan menyimpan nilai yang
terakumulasi, timer penyimpan (retentive) mengukur periode kumulatif selama kondisi rung True.
BAB V
KONTROL LAMPU LALU LINTAS DENGAN TIMER TON

VI.1. Latihan 1 – Kontrol Lalu Lintas dengan 3 Lampu

Dari menu ‘Simulation” LogixPro, pilih Simulasi Lampu Lalu Lintas.

Dengan menggunakan pengetahuan anda tentang Timer Kaskade, kembangkan digram ladder yang
secara berurutan akan menyalakan lampu hijau, kuning dan merah dengan cara berikut ini:
Urutan Operasi :
1. Lampu O:2/00 (merah) = menyala 12 detik
2. Lampu O:2/02 (hijau) = menyala 8 detik
3. Lampu O:2/01 (kuning) = menyala 4 detik
4. Urutan kembali ke menyala merah lagi.
MERAH HIJAU KUNING

12 Sec. 8 Sec. 4 Sec.

<-------------------------------- waktu dalam detik ------------------------------>

VI.2. Latihan 2 – Kontrol Lalu Lintas dengan 6 Lampu

Modifikasi program anda sehingga 3 lampu lalu lintas pada arah ynag lain juga dikontrol. Cobalah
untuk menggunakan enam timer untuk tugas ini, tetapi sebenarnya bisa menggunakan empat saja,
dan program anda akan lebih sedikit.

Merah = O:2/00 Hijau = O:2/02 Kuning = O:2/01

Hijau = O:2/06 Kuning = O:2/05 Merah = O:2/04

8 Sec. 4 Sec. 8 Sec. 4 Sec.

<-------------------------------- waktu dalam detik ------------------------------>

Masih menemui keganjilan? Program diatas jelas tidak memperhatikan pada lampu kuning! Tidak
memerlukan terlalu banyak pengkabelan. Anda bisa menyelesaikan masalah ini, tetapi akan lebih
banyak memerlukan pemrograman.

VI.3. Latihan 3 – Kontrol Lalu Lintas dengan penundaan Lampu Hijau

Modifikasi program anda sehingga ada waktu 1 detik saat di kedua arah menyala lampu merah.
Ingat ada 2 overlap yang diperlukan. Diagram pewaktuan berikut ini memperlihatkan enam interval
pewaktuan diskret diperlukan untuk memenuhi urutan operasi yag diinginkan, dan peng-kaskade-an
yang tepat anda bisa dengan mudah mengikuti solusi berikut ini hanya dengan enam timer.
Merah = O:2/00 Hijau = O:2/02 Kuning = O:2/01 R

Hijau = O:2/06 Kuning = O:2/05 Merah = O:2/04

8 sec. 4 sec. 1s 8 sec. 4 sec. 1s

<-------------------------------- waktu dalam detik ------------------------------>

Jika penundaan satu detik tidak mencukupi dalam peggunaan program ini, jalankan saja dan naikkan
tunda menjaddi 2 detik.
BAB VI
PENGENALAN INSTRUKSI PEMBANDINGAN KATA

VI.1. Instruksi Pembandingan dasar RSLogix

• Dari menu ‘Simulation” LogixPro, pilih Simulasi I/O.


• Hapus program yang sudah ada dengan memilih “New” dari menu ‘File’ dan pilih
“Clear Data Table” pada menu “Simulation”.
• Kemudian masukkan program berikut ini dengan teliti, masukkan alamat dan nilainya
dengan tepat.
• Setelah selesai memasukkan program anda, download ke PLC.
• Pastikan SW0 dan SW1 di set sebagai saklar Normally Open, kemudian ubah PLC ke
mode Run.
• Ubah status saklar SW0 (I:1/0) terus-menerus sambil amati keadaa rung yang
diperlihatkan dengan lampu.
• Setelah menghitung sebanyak 9 atau 10, eresetlah Counter dan ulangi urutan diatas.
Lakukan terus sampai anda yakin bahwa instruksi berjalan sperti yang digambarkan dalam
dokumentasi RSLogix.
• Terakhir, tunjukkan status lampu yang diamati, dengan melingkari nomor yang
sesuai berikut ini:
Lampu 0 Menyala saat hitungan ke : 1...2...3...4...5...6..7...8...9...10
Lampu 1 Menyala saat hitungan ke : 1...2...3...4...5...6..7...8...9...10
Lampu 2 Menyala saat hitungan ke : 1...2...3...4...5...6..7...8...9...10
Lampu 3 Menyala saat hitungan ke : 1...2...3...4...5...6..7...8...9...10

Kesimpulan :

Instruksi pembandinan dasar membandingkan nilai yang tesimpan dalam dua lokasi memori. Dua
nilai ini dapat berupa data yang disimpan di dua lokasi kata yang berbeda, atau satu dapat disimpan
di dalam kata dan yang lain disimpan sebagai nilai konstanta. Instruksi-instruksi pembandingan
dasar adalah :
• EQU.... Equal, benar jika nilai A dan B keduanya sama.
• NEQ....Not Equal, benar jika nilai A dan B keduanya tidak sama.
• LES....Less/ lebih kecil, benar jika nilai A lebih kecil dari nilai B.
• GRT....Greater than/ lebih besar dari, benar jika nilai A lebih besar dari nilai B.
• LEQ....Less than or Equal/ Lebih kecil atau sama dengan, benar jika nilai A lebih
kecil atau sama dengan nilai B.
• GEQ....Greater than or Equal/ Lebih besar atau sama dengan, benar jika nilai A
lebih besar atau sama dengan nilai B.
Karena beberapa PLC memasukkan akumulator Timer dan Counter dan preset dapat di gunakan
sebagai sumber nilai dalam beberapa instruksi pembandingan, instruksi-instruksi ini terbukti lebih
sebaguna dan lebih luas penggunaanya dalam program RSLogix.

VI.2. Instruksi LIM..... Limit Comparison

• Modifikasi atau tulis ulang poram anda hingg terlihat seperti berikut ini.
• Pastikan alamat dan nilainya tepat seperti berikut :

• Setelah selesai memodifikasimprogram anda, download ke PLC dan ubah ke mode


RUN.
• Ubah-ubah status saklar SW0 (I:1/0) sambil amati lampu 4.
• Setelah hitungan ke-10, reset counter dan ulangi urutan diatas. Lakukan terus sampai
anda yakin bahwa instruksi LIM berjalan seperti yang digambarkan dalam dokumentasi
RSLogix.
• Terakhir, tunjukkan status lampu 4 yang diamati, dengan melingkari nomor yang
sesuai berikut ini:
Lampu 4 Menyala saat hitungan ke : 1...2...3...4...5...6..7...8...9...10

Kesimpulan :
Instruksi LIM membandingkan nilai yang diuji dengan nilai batas terendah dan nilai batas tertinggi.
Instruksi ini benar jika : sama dengan atau lebih besar dari batas terendah dan lebih kecil atau sama
dengan batas tertinggi. Ladder yang ekuivalen adalah sebagai berikut:

Instruksi LIM menyediakan perintah tunggal yang mempunyai fungsi sama pada kasus yang
mengharuskan penggunaan 2 instruksi pembandingan dasar.

VI.3. Instruksi MEQ..... Masked,Equal Comparison

Instruksi MEQ terkadang dianggap sebagai instruksi tingkat lanjut yang mungkin tidak tepat
dimasukkan dalam latihan tingkat dasar. Bagaimanapun MEQ terdaftar dengan instruksi
pembandingan yang lain, jadi melihat sejenak fungsinya tidak akan merugikan. Subjek “Masking”
berhubungan dengan pengontrolan dimana bit-bit dalam nilai biner atau word melebihi yang
dimaksudkan.
Program berikut ini sangat sederhana, dan informasi yang tak ada hubungannya bisa diabaikan
dengan pengunaan (masking) yang sesuai. Ada banyak instruksi yang lain dalam RSLogix yang
menggunakan masking dan perintah lain yang mirip, tapi hanya instruksi MEQ yang dibahas di sini.
• Hapus program yang sudah ada dengan memilih “New” dari menu ‘File’.
• Kemudian masukkan program berikut ini dengan teliti, masukkan alamat dan nilainya
dengan tepat.
• Ingat : alamat I:5 adalah alamat dari input simulator I/O yang membalik saklar yang
terhubung dengamya.
Instruksi MEQ dan EQU hamper identik dalam operasinya. Hanya perbedaannya, pada instruksi
MEQ, bit-bit tertentu yabg dipilih pada ’Source’ dapat di ’tutup’ (Masked out) atau dihapus
dalam pembandingan untuk kesamaan. Dalam contoh MEQ diatas kita akan menutup semua bit
selain bit 4 yang terdapat data dari saklar putar (thumbwheel) pertama.
• Setelah selesai memodifikasimprogram anda, download ke PLC dan ubah ke mode
RUN.
• Mulailah dengan saklar thumbwheel sebelah kanan saja, naikkan dan
turunkan nilai tamplan dan catat apakah kedua lampu menyalaketika nilainya 4.
• Sekarang set saklar thumbwheel pertama menjadi 4, dan mulai
naikkan saklar kedua (puluhan). Jika program anda benar, hanya lampu 6 yang menyala.
• Terakhir set nilai thumbwheel sesuai daftar berikut ini, dannputar
angka yang sesuai jika lampu yang bersangkutan menyala.

Lampu 5 menyala saat Thumbwheel : 1...4...14...34...54...94...104.


Lampu 6 menyala saat Thumbwheel : 1...4...14...34...54...94...104.

Kesimpulan :

Instruksi MEQ memiliki fungsi yang sama dengan instruksi EQU, tetapi memungkinkan anda untuk
menutup informasi yang tak berhubungan atau bit-bit yang lebih di prioritaskan untuk dilakukan
pengujian penyamaan.

Tingkat Lanjut ? Tidak juga......., tetapi lebih memerlukan pengetahuan yang bagus dalam sistem
bilangan dan bilangan biner khusus.
BAB VII
KONTROL LAMPU LALU LINTAS DENGAN INSTRUKSI
PEMBANDINGAN

VIII.1. Latihan 1 – Kontrol Lalu Lintas dengan 1Timer

Dari menu ‘Simulation” LogixPro, pilih Simulasi Lampu Lalu Lintas.

Dengan menggunakan timer tunggal, gunakan Instruksi Pembandingan untukmengontrol simulasi


lampu lalu lintas. Urutan operasi dan durasi pewaktuan terlihat pada dafatr berikut.
Program anda harus memasukkan waktu 1 detik (tundaan hijau) ketika kedua arah menyala lampu
merah. Ingat bahwa diagram pewaktuan berikut ini hanya memperlihatkan salah satu interval 1
detik ini, tetapi sebenarnya diperlukan tundaan 2 detik.

Merah = O:2/00 Hijau = O:2/02 Kuning = O:2/01

Hijau = O:2/06 Kuning = O:2/05 Merah = O:2/04

8 Sec. 4 Sec. 1 8 Sec. 4 Sec.

Jika penundaan satu detik tidak mencukupi dalam peggunaan program ini, jalankan saja dan naikkan
tunda menjaddi 2 detik.

VIII.2. Latihan 2 – Gabungan dengan Penyeberang Jalan

Modifikasi program anda sehingga penyeberang jalan juga di kontrol. Disini tidak memerlukan
pembandingan kata, tapi ini tugas yang harus dikerjakan dan anda harus memiliki keahlian khusus
untuk menyelesaikannya. Mungkin tidak semuanya mudah!

Program anda harus seperti berikut ini:

• Ketika ditekan, saklar penyenerang jalan akan menyebabkan tanda jalan yang sesuai
akan menyala saat terjadi perpindahan berikutnya dari merah ke hijau untuk arah yang
sesuai.
• Jika lampu hijau sudah mulai menyala ketika saklar ditekan maka tanda jalan akan
ditunda sampai transisi dari merah ke hijau berikutnya.
• Setelah lampu merah menyala, maka aka tetap menyala selama durasi sinyal hijau.
• Ketika lampu kuning menyala tanda, tanda jalan akan berkedip terus sampai lampu
merah menyala.

Anda mungkin bisa menggunakan bit dari timer yang tak terpakai pada S2:4 untuk membuat efek
kedip.
BAB VIII
PENGENALAN PENCACAH (COUNTER) RSLOGIX

VIII.1. CTU dan RES - Instruksi-instruksi Counter

• Dari menu ‘Simulation” LogixPro, pilih Simulasi I/O.


• Hapus program yang sudah ada dengan memilih “New” pada menu File, kemudian
pilih masukan “Clear Data Table” pada menu Simulation.
• Kemudian masukkan program berikut ini, dengan teliti masukkan alamat dengan
tepat seperti yang terlihat.
• Pastikan anda telah memasukkan bilangan 10 sebagai nilai preset counter. Nilai
tersebut bersifat opsional yang digunakan untuk seting bit akhir counter, menandakan bahwa
peencacahan telah selesai.

• Setelah program anda masukkan, dan pastikan sudah benar, download ke PLC.
• Pastikan Saklar I:1/0 dan I:1/1 terbuka dan PLC dalam mode RUN.
• Klik kanan pada instruksi CTU, dan pilih “Go To Data Table” pada daftar menu.
• Catat nilai awal akumulator dan preset timer C5:1 pada tempat berikut. Dan juga
tunjukkan status setiap bit kontrol utama counter di tempat yang disediakan:
Status Awal (Saklar I:1/0 = buka):
C5:1,ACC=_____C5:1.PRE=_____C5:1/CU=_____C5:1/CD=_____C5:1/DN=____
• Buka dan tutup saklar I:1/00 beberapa kali dan amati penambahan akumulator dan
operasi enable dan bit DN.
• Tutup saklar I:1/01 dan amati efeknya pada instruksi ‘RES’ pada Counter.
• Cobalah untuk menaikkan pencacah saat saklar I:1/01 ditutup. Harusnya anda tidak
dapat menaikkan pencacah saat instruksi ’RES” ‘true’.
• Buka saklar I:1/01 agar instruksi ’RES’ menjadi ‘false’ dan naikkan counter sampai
akumulator sesuai dengan preset.
• Naikkan counter 2 atau 3 kali lagi dan catat nilai akhir akumulator, preset, dan status
bit C5:1 pada tabel berikut :
Status Akhir (Saklar I:1/0 = tutup):
C5:1,ACC=_____C5:1.PRE=_____C5:1/CU=_____C5:1/CD=_____C5:1/DN=____

Kesimpulan :
Instruksi output CTU menghitung setiap transisi salah-benar dari kondisi sebelumnya dan
menghasilkan output (DN) saat nilai yang terakumulasi mencapai nilai preset. Transisi rung terpicu
oleh limit switch atau oleh sesuatu yang melewati detektor dll.
Kemampuan pencacah untuk mendeteksi trnasisi salah-benar tergantung pada kecepatan (frekuensi)
sinyal masukan. Durasi on dan off sinyal masukan harus tidak lebih cepat dari waktu scan.
Setiap hitungan (akumulator) tersimpan saat kondisi rung “false” , memungkinkan penghitungan
berlanjut melebihi nilai preet. Cara ini bisa mendasarkan output pada preset tapi penghitungan
berlanjut untuk menjaga nilai yang tersimpan.
Gunakan instruksi RES (reset) dengan alamat yang sama pada pencacah, atau instruksi yang lain
pada program andauntuk mengganti nilai dari akumulator dan bit-bit kontrol.. Status on dan off
pencacah, overflow, dan bit underflow akan tersimpan. Nilai yang terkumpul dan bit-bit kontrol
akan ter-reset saat RES di Enable.
VIII.2. CTD - Instruksi Count Down (hitung mundur)

Pastikan Saklar I:1/00 dan I:1/01 terbuka dan ubah status PLC dalam mode Program, dan
masukkan rung baru yang tedapat instruksi CTD dibawah rung pertama..

• Setelah selesai membuat program, download program anda ke PLC dan pilih RUN.
• Ubah status saklar I:1/0 terus menerus sampai akumulator C5:1 meebihi preset.
• Sekarang ubah-ubah saklar I:1/02 dan kurangi counter C5:1, amati dengan teliti bit
status pencacah. Tambah dan kurangi pencacah dari ddi bawah nol sampai melebihi nilai
preset beberapa kali
Kesimpulan :
Instruksi output CTD menghitung mundur untuk setiap transisi kondisi false ke true yang terjadi
pada rung dan menghasilakn ouput ketika nilai yang tekumpul mencapai nilai preset.
Setiap hitungan (akumulator) tersimpan saat kondisi rung “false” lagi. Penghitunga tesimpan
sampai instrksi RES (reset) dengan alamat yang sama dengan penccah di aktifkan, atau jika instruksi
yanglain dalam program anda menggantikan nilainya.
Nilai yang terkumpul akan tersimpan setelah instruksi CTU dan CTD menjadi false, daya diputus
darinya dan kemudian tersimpan pada prosessor. Juga, status on dan off pencacah, overflow, dan bit
underflow akan tersimpan. Nilai yang terkumpul dan bit-bit kontrol akan ter-reset saat RES di
Enable.

VIII.3. Penerapan Instruksi Counter - Contoh Urutan naik dan turun

• Pastikan simulasi I/O masih terpilih.


• Hapus program anda dengan memilih ‘New’ pada menu File , dankemudian pilih
“Clear Data Table” pada men Simulasi.
• Perhatikan penggunaan instruksi “EQU’ pada rung 2 pada program berikut. Instruksi
input ini akan ‘True’ jika nilai yang diacu oleh sumber masukan sama dengan nilai yang
terdapat pada masukan Sumber B. Dalam contoh ini, instruksi akan ‘True’ jika akaumulator
counter sama dengan nol.
• Sekarang masukkan program berikut ini masukkan alamat dengan teliti seperti yang
terlihat.
• Setelah program anda masukkan dan anda yakin benar, download ke PLC.
• Pastikan anda telah mengatur saklar I:1/0 sebagai saklar tekan N.O (normally open)
kemudian ‘RUN’ PLC.
• Secara kontinu, buka dan tutup saklar I:1/00 amati penambahan akumulator C5:1.
• Jika anda sudah memasukkan proram anda dengan benar, seharusnya akumulator
bertambah sampai hitungan ke 10, dan kemudian mulai berkurang. Ketika hitungan
mencapai nol, bit flag B3:1/0 harus 0 dan urutan naik/turun akan berulang.
• Pastikan program anda berjalan seperti yang dijelaskan, dan amati bagaimana bit
B3:1/0 digunakan untuk mengarahkan dan mengontrol arah dari urutan pencacahan.
• Catat kondisi yang harus terjadi agar bit B3:1/0 terkunci. Instruksi XIC yang
pertama memastikan bahwa penguncian habya terjadi saat saklar tekan dilepas.
• Hapus instruksi XIC dari rung 1, kemudian download dan jalakan program lagi.
• Tanpa instruksi XIC, penguncian akan terjadi segera setelah pencacahan ke-10
tecapai dan instruksi CTD akan segera mengurangi pencacah menjadi 9.
• Aturlah kecepatan scan pada nilai yang paling rendah, dan anda harusnya melihat
pencacahan mencapai 10, tapi segera akan berkurang.
Kesimpulan :
CTU adalah instruksi yang sering digunakan dalam instruksi pencacah (Counter). Yang dapat
digunakan dalam aplikasi pencacahan bilangan yang tak terbatas dan sangat mudah dipahami dan
digunakan.
Instruksi CTD jarang digunakan. Instruksi ini sangat berguna saat di pasangkan dengan
CTU,dimana operasi pencacahan naik/turun diperlukan. Mobil masuk dan keluar area parkir,
pengisian dan pengosongan kontainer hanyalah 2 contoh aplikasi dimana pencacah CTU/CTD
digunakan.
BAB IX
PENGISIAN TANGKI PENGADUK MENGGUNAKAN
PENCACAH (COUNTER) PLC

IX.1. Latihan 1 – Pengisian Tangki Pengaduk (Batch Mixing)

Dari menu ‘Simulation” LogixPro, pilih Simulasi Pengaduk (Batch Mixing).

Dengan pengetahuan anda tentang Pencacah PLC, desainlah program yang sesuai syarat-syarat
berikut ini :
• Saat tombol start (I:I/0) ditekan, pompa P1 akan terpicu dan tangki akan mulai diisi.
Pulsa yang dibangkitkan oleh flowmeter 1 digunakan untuk menaikkan Counter.
• Saat pencacah mencapai nilai dimana tangki mendekati 90% penuh, pompa akan
berhenti dan lampu penanda ‘Penuh’ /’FULL’ pada kontrol panel akan menyala.
• Pengisian akan berhenti segera jika saklar stop di tekan.
• Saat pengujian, gunakan masukan “Reset Simulasi” dan “Reset Timer dan Counter”
dalam Menu Simulasi untuk me- Restart Program anda.

Agar lebih mudah memahami apa yang terjadi pada counter, anda bisa menambahkan ‘rung’ berikut
ini pada akhir program anda.

Jika dimasukkan dengan benar, perintah TOD (to BCD) akan mengambil nilai intejer di dalam
akumulator Counter, mengubahnya ke BCD dan mengkopi nilai BCD ini ke tampilan LED pada
konrtrol panel (O:4). Perintah TOD dapat ditempatkan dalam kelompok instruksi Compute/Math
dalam panel Edit. Pastikan mengubah masukan Sumber agar sesuai dengan nomor Counter yang
anda gunakan.

IX.2. Latihan 2 – Pengosongan Tangki Pengaduk

Modifikasi program anda sehingga sesuai persyaratan tambahan berikut ini:


• Pengaduk akan berjalan dalm 8 detik sertelah tangki penuh.
• Saat proses pengadukan selesai, pompa pengosong P3 mulai bekerja dan tangki
dikosongkan. Flowmeter 3 akan digunakan untuk mengurangi nikain pencacah, proses
pengosongan akan terus berlanjut sampai akumulator pencacah mencapai nol.
• Setelah tangki kosong lagi, penekanan tombol start akan memulai proses awal lagi.
IX.3. Latihan 3 – Operasi Berkelanjutan (Kontinu)

Modifikasi program anda sehingga proses pengisian dan pengosongan akan berulang secara terus-
menerus setelah ditekan tombol Start.
• Pastikan lampu penanda RUN menyala ketika pengaduk atau pompa lain bekerja.
• Lampu STANDBY harus menyala dan proses harus berhenti ketika tombol Stop
ditekan.
• Proses harus mulai lagi setelah berhenti jika tombol Start ditekan setelah Stop.
BAB X
SIMULASI DUAL KOMPRESOR

X.1. Latihan 1 – Simulasi Kompressor Tunggal

Pada latihan ini, saklar tekanan PE1 (I:1/02) digunakan sendiri untuk mengendalikan opserasi motor
(O:2/0) dan memantau tekanan tangki penyimapan kompressor. Jangkau tekanan akan diatur oleh
seting pada PE1. Dengan mouse anda, tentukan kedua batas (buatlah 120 Psi), dan sesuaikan seting
jangkauan PE1 (20Psi) agar cocok dengan setingyang terlihat berikut ini.
Biarkan pengguna untik memulai dan menghentikan sistem udara menggunakan panel saklar yang
sesuai, dan pastikan lampu tanda ‘RUN’ menyala ketika sistem berjalan. Lampu C1 harus menyala
hanya ketika kompresor #1 benar-benar berjalan.

Terlebih dahulu ujilah program anda, sesuaikan kecepatan aliran keluaran sistem menjadi 50%
seperti yang terlihat. Setingan harus cukup rendah hingga satu kompresor akan dapat menyuplai
keperluan khusus sistem pneumatik ini.

Setelah selesai membuat program anda, download ke PLC dan ujilah operasinya. Ketika tombol
start ditekan, kompresor harus start dan mulai memberi tekananke tangki penampung. Setelah
tekanan mencapai 120 Psi, kompresor harus berhenti, dan tetap berhenti sampai tekanan dalam
tangki penyimpan turun dibawah 100 PSi.

X.2. Latihan 2 –Kompressor Bergantian Saat Pengisian Ringan

Dalam latihan ini, tiap kompresor memberikan tekanan ke tangki penyimpan menjaga agar sesuai
dengan seting tekanan yang ditentukan. Saklar Pneumatik/elektrik PE1 akan digunakan untuk
sistem ini, dan setingan tetap sama seperti yng digunakan pada latihn sebelumnya.

Tugas pergantian balik dan terus antara pengisian tegantung pada fungsi toggle pengisian, dan
banyak metode untuk menyelesaikan ini pada relay logic. Dalam latihan ini, anda diminta tidak
hanya menggunakan instruksi tipe relay dasar ketika membuat program.
Terlebih dahulu ujilah program anda, sesuaikan kecepatan aliran keluaran sistem menjadi 50%
seperti yang terlihat. Seperti yang telah ditentukan, kecepatan aliran dapat diatur dengan kompresor
tunggal. Penambahan kompresor kedua, akan membagi pengisian dan memberi kesempatan periode
pendinginan diantara siklus.

Setelah selesai membuat program, download ke PLC dan ujialah operasinya.


Terakhir sesuaikan, kecepatan aliran dengan mengatur jumlah aliran udara dari penyimpan menjadi
80% dan kemudian 100% dan catat efeknya. Pada kecepatan aliran yang tertinggi, satu kompresor
saja tidak akan memenuhi kapasitas untuk mensuplai keperluan sistem. Jelas kita memerlukan
bantuan dari kompresor kedua.

X.3. Latihan 3 – Memenuhi Permintaan Besar untuk Udara Perumahan

Program anda sekarang harus disesuikan untuk memenuhi jangkau tekanan yang diinginkan, selama
konsumsi udara di perumahan relatif sedang. Saat konsumsi udara peruhaman mendekati kapasitas
100%, tak pelak lagi kita akan memerlukan kedua kompresor untuk memenuhi penambahan beban
ini.

Ubahlah program anda sehingga saklar tekanan PE2 akan mendeksi ketika tekanan tangki
penyimpan turun di bawah seting minimum yaitu 100 PSi. Situasi ini akan terjadi jika satu
kompresor tidak mampu memenuhi beban dan tekanan tangki akan terus menurun. Jika dan ketika
tekanan turun ke 98 PSi, kompresor yang satu harus bekerja dan kedua kompresor akan terus
bekerja sampai tekanan tangki penuh.

Kemungkinan modifikasi program anda juga akan menyebabkan kedua kompresor bekerja ketika
sistem mulai pertama kali dan tekanan tangki pertama kali belum mendekati range saklar tekanan.
Kejadian ini akan mengrangi waktu yang diperlukan untuk menaikkan tekanan sistem udara
perumahan dan karena itu lebih menguntungkan. Pastikan sitem anda bekerja dengan cara ini.

Setelah membuat program, download ke PLC dan ujilah operasi pada tingkat aliran 50% dan 100%.
Saat pengisian 50%, kompresor harus bergantian bekerja satu sama lain. Pada pengisian 100%,
kedua kompresor harus bekerja bersama ketika terdeteksi tekanan turun terus-menerus.

Program anda sekarang harus bisa menangani permintaan ringan dan berat untuk efektifitas udara.
Sebelum lanjut ke latihan berikutnya, jalankan program anda dengan kecepatan aliran 78%, 80%
dan 82%, catat hasilnya.

X.4. Latihan 4 – Mendeteksi Saat 1 Kompresor Tidak Cukup

Ketika kebutuhan udara perumahan mencapai volume maksimum yang mampu dipenuhi oleh satu
kompresor, solusi kontrol kita saat ini mampu menangani. Sangat mungkin satu kompresor dapat
beroperasi selamaberjam-jam tanpa diperhatikan, dan tak ada waktu untuk pendinginan. Seberapa
lama kompresor ini mampu beroperasi terus-menerus secara normal tergantung pada perusahaan
yang membuatnya, tapi untuk tujuan kita, hanya memastikan bahwa operasi yang berlebihan bisa
dihindari.
Saat mencari solusi masalah ini, mungkin banyak ide muncul. Jika satu kompresor beroperasi
melebihi waktu normal untuk memnuhi tekanan pada aliran 50% atau 60%, kompresor satunya
harus mulai beroperasi untuk membantu. Metode kedua adalah menunggu ketika tekanan tangki
turun dari seting maksimum ke minimum, dan tentukan sebelumnya apakah 1 atau 2 kompresor
yang perlu di gunakan.

Dengan diberikan dua gagasan, anda mungkin menemukan kesalahan pada metode diatas. Metode
pertama memungkinkan pengulangan siklus kompresor cadangan ketika beroperasi pada kecepatan
aliran tertentu terus menerus. Metode kedua mengantisipasi permintaan beban, tapi mungkin tidak
mengakomodasi perubahan cepat dalam penggunaan udara di perumahan. Mungkin anda bisa
mengkombinasi kedua metode, atau mungkin membuat metode baru. Tujuannya adalah
menganalisa sistem dan menemukan solusi terbaik yang mungkin dengan menggunakan peralatan
yang ada.

Modifikasi program anda sehingga operasi dengan hanya satu kompresor terus-menerus tidak
terjadi. Kompresor harus bergantian saat kecepatan aliran 50% - 60% atau kurang. Usahakan untuk
menyamakan penggunaan tiap kompresor dan hindari siklus yang terlalu pendek.

Gunakan PE2 untuk mendeksi jika tekanan sistem menurun dibawah batas minimal yang ditentukan,
tapi buatlah mudah untuk mengubah kedua saklar tekanan dan mekanisme pewaktuan yang
diprlukan untuk mendapatkan performa yang terbaik.

Untuk memantau seberapa baik sistem anda, sediakan alat untuk menampilkan waktu operasi yang
terkumpul untuk tiap kompresor. Gunakan kedua panel pada saklar pemilih dan LED.
BAB XI
PENGISIAN TANGKI PENGADUK (LANJUT)
SISTEM TANGKI PENGADUK YANG PROGRAMMABLE

XII.1. Latihan 1 – Mode Operasi Satu Tangki Pengaduk

Dengan pengetahuan PLC anda, rancanglah program dengan kriteria berikut ini:
• Saat 3 posisi Saklar pemilih pada
posisi “A”, proses pengadukan tangki akan berjalan dalam mode tunggal. Operator harus
menjalankan tangki pengaduk berurutan dengan cara menekan Saklar Start.
• Setelah proses pengaduk mulai, proses
dapat di hentikan dan dijalankan lagi kapanpun dengan menekan saklar start dan stop.
• Tangki yang akan diisi dengan adukan
ditentukan dari jalur isian terpisah menggunakan pompa pengisi P1 Dan P2. Pencacah akan
melacak jumlah produk dari Line1 (P1) sedang berikutnya akan diambil dari Line2 (P2).
Rasio adukan produk bisa di kontrol dengan mengatur preset pencacah. Tangki akan diisi
ketika sensor atas terdeteksi.
• Saat pengisian selesai, lampu tanda
penuh (“Full”) akan menyala. Pemanas O:2/04 dan pengaduk O:2/00 akan mulai mengaduk
serta memanaskan. Thermostat I:1/02 akan digunakan untuk mengontrol suhu.
• Pengaduk akan terus berjalan selama 4
detik setelah pengaduk mencapai suhu yang diinginkan. Saat pengaduk berhenti, pompa P3
akan digunakan untuk mengalirkan produk dari tangki. Tangki akan dikosongkan sampai
melewati sensor bawah.
• Setelah kosong, urutan proses pengisian
akan dimulai lagi dengan dengan menekan saklar Start saat saklar pemilih pada posisi ‘A’.

XII.2. Latihan 2 – Mode Operasi Tangki Pengaduk Ganda

Kembangkan program anda sehingga sesuai syarat berikut :


• Saat 3 posisi Saklar pemilih pada
posisi “B”, proses pengadukan tangki akan berjalan dalam mode ganda. Jumlah pengaduk
bisa dipilih oleh operator, dan jumlahnya ditampilkan pada display LED.
• Operator dapat memasukkan jumlah
yang diinginkan dengan menggunakan saklar putar pada panel kontrol.
• Operator dapat menentukan rasio
produk dengan memasukkan prosentase produk dengan saklar putar pada panel kontrol.
BAB XII
SIMULASI JALUR BOTOL

Selalu ada banyak cara untuk menyelesaikan masalah dalam pemrograman, tetapi instruksi
pergeseran dalam Allen Bradley merupakan tool yang ideal untuk digunakan dalam proses khusus
ini. Dalam simulasi jalur botol, kita dihadapkan dengan pendeteksian dan ‘tracking’ beberapa
ekspresi Boolean yang harus dikerjakan dengan botol yang ada pada jalur. Sensor disediakan untuk
mendeteksi keberadaan botol baru, ukuran botol, dan apakah botol benar-benar utuh. Pada dasarnya
3 pernyataan Boolean menggambarkan keadaan tiap botol yang memasuki jalur. Jika kita
menganalisa sejumlah cara yang mungkin memproses botol-botol ini, jelas sangat banyak informasi
untuk membuat keputusan, dengan asumsi kita tetap pada jalur.
Instruksi BSR atau BSL bisa digunakan untuk menyatakan status Boolean (0 atau 1) yang
menggambarkan keadaan produk. Pada latihan khusus anda akan diminta untuk menyatakan 3 nilai
Boolean yang menggambarkan tiap botol yang memasuki jalur proses. Status Boolean akan
menggambarkan ‘Ada’, ‘Besar’, dan ‘Rusak’ dan status ini akan anda buat, menggunakan 3
instruksi BSL (Bit Shift Left) terpisah. Dapat diangap ‘Ada’ tidak perlu dilacak (=Benar), sebagai
botol yang memasuki jalur dan untuk itu harus ada.

XII.1. Latihan 1 – Melacak Botol

Buatlah program yang memungkinkan operator untuk memulai dan menghentikan proses dengan
saklar yang tesedia. Ketika proses berjalan, konveyor utama harus jalan dan botol harus secara
kontinu masuk dan keluar jalur. Untuk latihan ini gunakan bit dalam word B3:0 jika dan saat bit
tunggal seperti flag diperlukan.
Gunakan LS1 (ada), instruksi BSL strobe 3 untuk menggeser 3 bit array terpisah yang terdapat 16
bit word masing-masing. Gunakan file #B3:2, #B3:4, #B3:6.

Ujilah program anda, dan gunakan tampilan tabel data, catat bagaimana bit-bit merepresentasikan
keadaan “ada”, “besar” dan “rusak” ; bergeser dengan array bit yang tepat. Anda mungkin perlu
untuk memperlambat kecepatan scan menggunakan slider dalam panel PLC untuk melihat aktifitas
lebih jelas. Jika program anda berjalan dengan benar, anda pasti tahu bagaimana cara menentukan
properties tiap botol yang melewati jalur.
XII.2. Latihan 2 – Mengunakan Data Boolean

Jika anda memperhatikan bit-bit yang bergeser pada tiap array bit, anada pasti tahu ada offset
diantara tiap 3 array. Hal ini dikarenakan faktabahwa 3 limit switch ditempatkan tepat diantara2
botol. Untuk menggunakan LS1 untuk Strobe data dari 3 saklar pada waktu yang sama, pemberian
jarak ini sebenarnya kritis, dan harus tepat kelipatan dari lebar botol. Sejumlah lebar botol
menentukan offset yang kita temukan pada array.
Kita tidak bisa dengan mudah mengganti offset saat mengunakan instruksi BSL sebab data switch
akan selalu mengisi bit 0 pada array. Mungkin ada cara untuk mengatasi ini, tapi untuk latihan ini
terserah anda untuk mengganti offset ini.

Modifikasi program anda sehingga semua botol besar berpindah ke konveyor yang dibawah yang
ada pada posisi sebelah kanan simulasi. Hal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan bit yang
tepat dalam array bit “besar” untuk mengatasai perpindahan. Dan pastikan juga botol tidak rusak
dalam proses itu.
Jika anda bisa menyelesaikan masalah diatas, anda harus mempersiapkan latihan berikut untuk
membuang botol rusak ke pembuangan.

XII.3. Latihan 3 – Pengepakan Botol rusak


Untuk menambahkan hal yang menarik pada simulasi, anda harus mengeluarkan botol rusak ke
bawah jalur. Pastikan alas kaca ada dalam kotak dan bawa botol baru ke tempat yang sesuai.

Biaya untuk menyediakan kotak kardus mungkin agak signifikan. Untuk itu anda perlu mengisi tiap
kotak pada kapasitas maksimum sehingga tidak tumpah. Karena botol kecil hanya memerlukan 2/3
alas kaca dibandingkan botol besar, anda harus menyesuaikan perbedaah ini pada program Logic
anda.
Dalam membuat Logic pada latihan ini, mungkin anda menemukan variabel-variabel awal atau
clearing counter, dll tiap anda mengedit dan restart program anda. Untuk mempermudah,
tambahkan ladder berikut ini pada awal program anda:

Tidak ada maksud untuk mengacaukan program anda dengan logic yang hanya dieksekusi sekali
tiap kali jalan, jadi tempatkan logic ini pada subrutin yang kosong dan mudah ditempatkan.

XII.4. Latihan 4 – Mengisi dan Menutup Botol

Pada operasi pengisian ini, menjalankan tube solenoid O:2/6 untuk menyiapkan proses
pingisian ke botol. Selanjutnya Anda tinggal memilih sebanyak apa produk yang diisi ke dalam
botol sesuai dengan botolnya, dimana O:2/7 untuk botol besar dan O:2/8 untuk botol kecil. Untuk itu
diperlukan data-data Boolean pada bit array untuk menentukan aksi yang benar.

Pemasangan tutup botol dilakukan pada setiap botol yang datang pada bagian pemasangan
botol. Pesangan ini dilakukan dengan menjalankan O:2/9. yang perlu iperhatikan bahwa
pemasangan botol hanya dilakukan jika ada botol yang datang. Karena jika ada kesalahan tidak
hanya membuang tutup botol, tetapi juga dapat merusak konveyor.

XII.5. Latihan 5 – Menghitung Jumlah Produksi


Pada bagian operator panel kontrol telah dilengkapi dengan empat unit quad-digit LED display
yang membuat operator lebih mudah menampilkan jumlah produksi, dan sebagainya. Untuk
mengurangi jumlah sinyal keluaran PLC dalam mengontrol banyak tampilan, digunakan multipexing
empat unit display tersebut.

16 masukan data dari masing-masing unit quad-display dihubungkan pada 16 bit data bus,
dan jalur data ini dihubungkan dengan sebuah 16 bit keluaran yang berada pada alamat O:4. Empat
keluaran dari O:2 dihubungkan ke pengendali strobe untuk masing-masing unit quad-display, satu
keluaran untuk masing-masing unit quad-display.
Multiplexed displays distulis masing-masing dengan menempatkan tampilan BCD utnuk
ditampilkan pada O:4, dan mengaktifkan strobe yang sesuai dengan cara dari low ke high dan
kembali ke low kembali. Data dapat masuk dan ditampilkan pada display ketika strobe pada keadaan
high, dan data kan secara otomatis tampil dan tidak akan berubah pada display sampai data
berikutnya masuk.
BAB XIII
SIMULASI ELEVATOR

XIII.1. Permulaan

Seperti yang kita lihat sebelumnya, program modular dan penempatan logic yang tepat ke dalam
subrutin sering menghasilkan program yang lebih mudah untuk dibaca dan dimengrti. Dalam kasus
yang ekstrim, programer bahkan bisa memilih untuk membuat modular seluruh program. Jika
pendekatan ini diambil, maka hasilnya atau program utama akan berupa tidak lebih dari daftar
pemanggilan subrutin yang detailnya tergabung pada progam. Sangat banyak seperti indeks dalam
buku. Indeks menyediakan rangkuman agar pembaca dapat dengan cepat melihat dimana topik-
topik terentu ditempatkan, dan dengan cepat dapat berpindah ke tempat tersebut untuk lebih
detailnya.
Dalam kasus simulasi elevator, tidak terlalu sulit untuk menggambarkan sebanyak apa kita membuat
modular, jika tidak semua program diperlukan. Proses membuka dan menutup pintu merupakan
kandidat yang jelas untuk modularisasi. Sebagian besar program memerlukan bagian inisialisasi dan
bahkan tugas yang memerlukan eksekusi secara kontinu, seperti penekana tombol untuk
menghentikan elevator dapat dikelompokkn kedalam subrutin, dan dipanggil setiap scanning.
Tambahkan modul untuk mengatur pergerakan elevator dan harus disiapkan outline topik untuk
indeks program kita.
Faktor lain yang kadang ada pada latihan ini adalah kita memerlukan sejumlah flag agar apa yang
kita kerjakan tetap pada jalur dan tetap dikerjakan berikutnya. Untungnya, saklar penutup yang
merupakan permintaan agar elevator datang, akan mempermudah kita untuk memasang lampu pada
saklar untuk menandakan permintaan telah dikenali. Lampu untuk saklar ini harus tetap menyala
sampai elevator tiba dan dengan begitu lampu dapat memiliki dua kegunaan sebagai penanda jika
ada penundaan permintaan, lantainya dan secara tidak langsung arah yang diingunkan.
Menggunakan I/O untuk dua tujuan ini bukan hal baru, tetapi penggunaan perintah latch (L) dan
unlatch (U) sampai saat ini cukup sulit. Anda harus mengetahui alsannya, tapi ada situasi dimana
instruksi latch sesuai untuk suatu tugas dan ini terjadi pada salah satu dari progrm ini.

XIII.2. Latihan 1 – Menyiapkan Indeks Program

Bukalah program baru dan masukkan diagam tangga berikut ini ke program utama atau LAD2.
setelah selesai, semua logic yang akan ditambahkan ke program anda harus di tempatkan pada
subrutin yang sesuai yang telah dialokasikan untuk fungsi khusus.
Anda catat bahwa sejumlah flag telah didefinisikan sebelumnya dan digunakan untuk mengatur
aliran logic dari program akhir anda. Hanya untuk lebih mempermudah, anda diminta untuk
menggunakan bit yang tak terpakai B3:0 jika dan ketika beberapa flag tambahan diperlukan.

XIII.3. Latihan 2 – Menggerakkan Elevator ke Atas

Dalam latihan ini anda akan menambahkan logic yang tepat untuk mendeksi ketika saklar lantai ke-
4 (I:1/11) ditekan. Ketika itu terjadi, elevator akan bergerak keatas sampai tiba di lantai 4 dan
berhenti. Dengan asumsi elevator dimulai pada lokasi default di lantai satu.

Sangat penting bagi anda untuk menyelesaikan tugas ini sambil menjaga kompatibelitasnya pada
struktur program sekarang. Sampai saat ini 6 subrutin digunakan dan untuk itu pertama kali masing-
masing harus di program dengan logic yang tepat untuk menyelesaikan tugas pertama ini.

U3, Inisialisasi Subrutin:


Setiap kali anda menguji program, pertama kali anda harus mereset simulator dengan pilihan yang
ada pada menu simulasi. Yang akan memastikan elevator kembali ke lantai satu dan semua
hardware pada keadaan awal. Saat anda megubah program pada mode RUN, U3 akan dieksekusi
dan disini anda harus memastikan bahwa semua flag pada keadaan awal yang benar. Khusunya flag
“DoNext” atau “Wait” harus dalam kedaan True yang memastikan subrutin U7 (Next request atau
Wait) akan di scan pada saat itu.

U4,Permintaaaim Lantai:
Pada subrutin ini, logic akan medeteksi dan bereaksi pada penutupan tombol pada lantai ke-4.
Lampu pada tombol harus menyala, tapi hal ini terjadi jika elevator belum berada di lantai 4. pada
latihan berikutnya, logic yang lain akan ditambahkan untuk tombol yang lain yang bis
mengindikasikan perubahan posisi elevator.

U5, Next Request atau Tunggu:


Subrutin ini menentukan pergerakan elevator. Lampu yang terpasang pada tombol digunakan
sebagai flag untuk mengindikasikan pergerakan elevator. Saat ini hanya diperlukan untuk memantau
flag (lampu) O:2/11 dan mengeset flag “Tutup dan Go”. Nantinya perlu ditambahkan subrutin
“Tutup pintu dan Move” (U7) yang akan menangani operasi elevator saat berjalan.

U6, Tutup pintu dan move:


Pada subrutin ini, tempatkan logic untuk menutup pintu dan memicu motor untuk menjalankan
elevator. Arah yang diinginkan jelas pada kasus ini, tapi kemudian anda akan memerlukan flag
untuk mengindikasikan arah mana yang akan diproses. Sebelum keluar dari subrutin pastikan flag
“DoNext atau tunggu’” dan “Tutup dan Go” di clear(unlatched) dan set flag “elevator bergerak”
sehingga posisinya akan terkontrol.

U7, Melacak Pergerakan Elevator:


Setelah elevator bergerak, subrutin ini mengambil alih kontrol dan menetukan dimana
menghentikannya. Pada latihan ini arah dan tujuan sudah pasti (ke atas, lantai 4) jadi anda hanya
perlu menentukan kapan elevator telah mencapai lantai 4. Setelah sampai, lokasi elevator harus di
tandai dengan mengubah lampu indikator yang tepat dan flag “Stop dan Buka” harus di set (latched)
yang akan menambahkan subrutin “Stop dan Buka pintu”. Posisi vertikal elevator dapat ditentukan
dengan membaca encoder batang motor (I:5) dan menyamakan pembacaan ini dengan yang didapat
pada tiap lantai. Hal ini perlu dicoba untuk mendapatkan nilai yang tepat, tapi hal ini dapat dibuat
mudah jika anda melambatkan kecepata scan LogixPro.

U8, Stop dan Buka Pintu:


Hal pertama yang dikerjakan di sini adalh menghentikan motor dan me reset (unlatch) flag
“Elevator Bergerak”. Anda juga harus mematikan lampu pada tombol di dinding. Lampu indikator
lantai diatas pintu dapat digunakan untuk menentukan lampu yang mana yang dimatikan. Terakhir
paling tidak diperlukan tunda sekitar 2 detik diikuti pembukaan pintu.
Setelah anda selesai dengan program dimana elevator bergerak dari lokasi asal ke lantai 4 kemudian
anda harus bisa mengembalikannya ke lantai 1.

XIII.4. Latihan 3 – Kontrol Elevator Lengkap 2 Lantai

Pada latihan ini, anda diminta untuk menambahkan logic yang diperlukan untuk
mengimplementasikan sistem pengontrol elevator lengkap 2 lantai. Lantai 1 dan 4 akan digunakan
utnuk tujuan ini, dan semua tombol dan lampu yang terdapat pada lantai ini akan dibuat beropeasi
penuh. Semua logic tambahan harus ditempatkan pada subrutin dianggap tepat untuk tugas-tugas
khusus dan flag tambahan mungkin ditambahkan jika diperlukan.

Saat tidak sedang bergerak, elevator ditempatkan pada salah satu dari dua lantai, diam dengan pintu
elevator terbuka. Pada saat diam, lampu yang menyala hanya lampu indikator lantai yang sesuai
yang ditempatkan di atas pintu. Program anda harus tidak merespon jika saklar yang ditekan
terdapat pada lokasi elevator saat ini.
Saat tiba pada sebuah lantai, lampu indikator untuk lantai itu harus padam dan lampu indikator
lantai yang sesuai harus menyala. Pintu harus terbuka 2 detik kemudian. Pintu harus tetap terbuka
untuk minimal 5 detik sebelum memproses permintaan lantai yang lain. Permintaan lantai saat
periode tunda harus tidak diabaikan tapi hanya ditunda dalam proses.
Saat mencari solusi latihan ini, tetap berpikir bahwa anda akan bisa memperluas kontrol pada 4
lantai ini. Flag yang mengindikasikan arah bergerak elevator harus ada. Untungnya, hanya dengan
2 lantai, penentuan ke arah mana bergerak adalah tugas yang mudah, tapi akan menjadi kompleks
jika lantai di tambahkan.
Setelah anda yakin anda bisa mengontrol penuh operasi elevator 2 lantai ini, anda harus
mempersiapkan latihan multi lantai.

XIII.5. Latihan 4 – Pengendali Elevator Multi Lantai

Perluasan program anda untuk menyesuaikan dengan multi lantai, akan terlihat relatif sederhana
hanya dengan menambahkan logic untuk menyesuaikan dengan tambahan saklar dan lampu.
Tentunya ini harus dikerjakan, tetapi persoalan baru muncul dalam sistem multi lantai yang
merupakan tantangan untuk menyelesaikannya.
Dengan elevator dua lantai, anda benar-benar hanya satu pilihan saat memutuskan ke arah mana
elevator bergerak. Dalam sistem multi-lantai, bagimanapun anda bisa dihadapkan pada 2 pilihan
arah ketika elevator pada posisi tengah. Anda harus juga memperhitungkan apakah elevator diam
tanpa permintaan untuk penundaan layanan atau berhenti sementara pada lantai tengah ketika
menuju lantai berikutnya yang berbeda arahnya.

Dalam sistem multi-lantai ini, elevator harus terus berjalan sesuai arah awal, berhenti pada tiap
lantai pertengahan yang ada penundaaan permintaan untuk arah yang sesuai dan berlanjut pada arah
yang sama sampai permintaan terjauh dicapai. Pada saat ini, arah berjalan kemudian berbalik jika
permintaan terjauh tertunda. Permintaaan untuk arah yang baru ini kan dilayani.

Setelah berjalan menuju permintaan lantai tejauh, elevator harus tidak berhenti pada lantai
pertengahan jika permintaan pada lantai tersebut berlawanan arah, kecuali merupakan permintaan
terjauh. Jika tidak lantai harus ditunda dan dilayani ketika elevator berikut mendekati lantai dari
arah berlawanan.
Tetap pada arah berjalan menjadi hal yang penting untuk sistem kontrol ini. Untuk itu disarankan
anda menggunakan flag “Going Up” dan “Going down” untuk membantu memutuskan pembuatan
proses. Hanya ketika tidak ada penundaaan permintaan elevator akan diam (menunggu) dan kedua
flag yang sesuai akan di set false (unlacthed). Permintaan baru yang pertama kali terdeteksi
kemudian bisa digunakan untuk menentukan arah bergerak awal dan flag yangb sesuai diset
(latched). Setelah arah telah ditandai, kemudian pergerakan dan pelayanan akan berlanjutsampai
semua tundaan permintaan dilayani. Jika diperlukan arah mungkin bisa berubah, tapi tidak sampai
semua permintaan dilayani akan menyebabkan kedua flag arah sekali lagi menjadi false.

Logic yang ada dengan penentuan arah awal, perubahan arah dan mencapai keadaan diam, idealnya
terdapat dalam subrutin “Request Berikut dan Tunggu”. Logic ini pastinya bukanlah hal mudah dan
anda diingatkan untuk menggunakan tools apapun yang anda punya pada penyelesaian anda,
termasuk pena dan kertas untuk mencapai penyelesaian yang sesuai.

Das könnte Ihnen auch gefallen