Sie sind auf Seite 1von 91

PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII B

PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTS AL- MA’ARIF 01

SINGOSARI

SKRIPSI

Oleh
Yusnia Sasmita
06130059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2010
PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII B

PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTS AL- MA’ARIF 01

SINGOSARI

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim (UINMMI) Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh
Yusnia Sasmita
06130059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2010
PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII B
PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTS AL- MA’ARIF 01
SINGOSARI

SKRIPSI
Oleh

Yusnia Sasmita
06130059

Disetujui Oleh,

Dosen Pembimbing

Ni’matuz Zuhroh M.Si


197301212 200604 2 001

Disahkan Pada Tanggal, 19 Juli 2010

Mengetahui,

Ketua Jurusan IPS

Drs. Moh. Yunus, Msi.


NIP.19690324 199603 1 002
HALAMAN PENGESAHAN
PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DIKELAS
VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERAPADU DI MTs
AL- MA’ARIF 01 SINGOSARI-MALANG

SKRIPSI
Dipersembahkan dan disusun oleh:
Yusnia Sasmita (06130059)
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 28 Juli 2010.
Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
Gelar Strata Satu (S-1) Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Pada tanggal: 28 Juli 2010
Panitia Ujian Tanda Tangan
Ketua Sidang
Drs. H. Hadi Masruri, Lc, M.Ag
: _____________
NIP. 19670816 2003121002

Sekretaris Sidang
Ni’matuz Zuhroh M.Si
: _____________
197301212 200604 2 001

Pembimbing
Ni’matuz Zuhroh M.Si
: _____________
197301212 200604 2 001

Penguji Utama
Dr. H. Asmaun Sahlan, M,Ag
: _____________
NIP. 195211101983031004

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. H. M. Zainuddin, MA
NIP. 19620507 199503 1 001
Motto
∩⊆⊆∪ Ž× Ç
Å Ft ΖΒ• ì
Ó ŠΗÏ d ß tø Υ
s  t θ9ä θ)
w β à ƒt Π÷ &r
. Atau Apakah mereka mengatakan: "Kami adalah satu golongan yang
bersatu yang pasti menang."

(QS Al Qomar 44)


PERSEMBAHAN

Rasa puja dan puji syukur


syukur ku panjatkan kepada-
kepada-Mu ya Allah,,,atas segala
rahmat dan keni’matan di dunia yang engkau berikan padaku,,,,serta atas karunia dan
petunjuk-
petunjuk-Mu yang engkau beri disegala kesempatan hidup. Kupersembahkan karya
kecil ini sebagai rasa terima kasihku kepada:
kepada:
Ayahanda dan Ibundaku tercinta,,,
Ketulusanmu dan keikhlasanmu selama ini merawatku, memberikan aku kasih sayang
yang tak seorangpun bisa menggantikannya. Do’a yang engkau panjatkan untuk selalu
membaluriku, pengorbanan dan perjuanganmu untuk masa depanku,,,
depanku,,,
Pahlawanku,,,Guru-
Pahlawanku,,,Guru-guru dan Dosen- Dosen-dosenku,,,di mana tempatku menimba
ilmu dan engkaulah yang t’lah mengukir jiwaku dengan ilmu
Adikku tersayang,,,
Adikku Lely Nova Pratiwi, Aji Ahmad Syaifullah, serta keluarga besarku yang
selalu memberi semangat yang amat berarti hingga aku lulus Perguruan Tinggi Negeri
Spesial something Muhammad Fariz Ibnu Hata,,, terima kasih atas segala
nasehat, motivasi, dan kesabarannya dalam mendukung penyelesaian karyaku ini.
Denganmu hidupku terisi berbagai macam makna kehidupan,,,
kehidupan,,,
Dulur-
Dulur-dulurku di UKM teater komedi kontemporer (TK2), bagong, mas
tile, mas boncu, dan dulur-
dulur-dulur yang lainnya matursuwun atas segala bantuannya,,,
Thank’s for all my friends,,, sahabat-
sahabat-sahabatku angkatan 2006 khususnya mbak
galuh”,,,-
galuh”,,,- Semua bentuk masukan, nasehat, saran serta motivasi akan selalu ku ingat
dan tak lupa aku ucapkan thank you very much,,,semoga ALLAH SWT membalas
kebaikan kalian, Amiin,,,
Ni’matuz Zuhroh, M.Si
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Malana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Yusnia Sasmita Malang, 22 Juli 2010


Lamp : 4 (Empat) Eksemplar

Kepada Yth.
Dekan Fakultas tarbiyah UIN MMI Malang
di
Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi tersebut dibawah ini:
Nama : Yusnia Sasmita
NIM : 06130059
Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial
Judul Skripsi : Penerapan Strategi Team Teaching Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B
Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di MTs Al-
Ma’arif 01 Singosari Malang

maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing,

Ni’matuz Zuhroh, M.Si


19731212 200604 2 001
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 18 Juli 2010

Yusnia Sasmita
NIM: 06130059
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan

kepada Allah SWT., yang telah memberikan rahmat, nikmat, taufik serta

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang

merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Universitas

Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kehadirat

junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, para

sahabatnya, dan seluruh pengikutnya.

Bukanlah suatu hal yang mudah bagi penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini, karena terbatasnya pengetahuan dan sedikitnya ilmu yang

dimiliki penulis. Akan tetapi berkat rahmat Allah SWT dan dukungan

serta bantuan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan.

Oleh karena itu penulis dengan tulus menyampaikan rasa terimakasih

kepada:

1. Ayahanda Yunus Afriyanto dan Ibunda Tamami, dengan segenap kasih

sayangnya telah merawat dan membesarkan serta membimbingku sampai

saat ini dan selalu membaluri doa untukku, serta tak henti-hentinya

memberikan dukungan berupa moril, materiil maupun spirituilnya


sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga

ALLAH SWT selalu melindungi beliau, dan membalas segala

pengorbanan yang telah diberikan.

2. Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Dr. M. Zainuddin, MA selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam

Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Drs. Muh. Yunus, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

5. Ni’matuz Zuhroh, M.Si. selaku dosen pembimbing, terima kasih atas

segala nasehat, petunjuk serta kesabaran selama membimbing penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

Malik Ibrahim Malang, khususnya Bapak dan Ibu Dosen Fakultas

Tarbiyah, jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial, atas segala

bimbingan dan bantuan.

7. Bapak Drs. H Imam Syafii, MA.P selaku Kepala Sekolah MTs Al-maarif

01 singosari, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

mengadakan penelitian.

8. Drs. Hasbullah Huda. S.Pd selaku guru IPS. Terima kasih atas waktu dan

kesediaan serta informasi yang telah diberikan kepada penulis.

9. Bapak, Ibu Guru dan Staf Karyawan MTs Al-maarif 01 singosari yang

telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.


10. Teman-temanku tiyang PIPS mulai aku masuk kuliah hingga aku lulus

perguruan tinggi dan semua pihak yang telah membantu dan turut serta

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Semoga amal kebaikan mereka dapat diterima serta mendapat

balasan dari Allah SWT. Semoga dicatat sebagai amal yang shaleh dan

bermanfaat, Amin. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat

bagi masyarakat pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis mencurahkan segala

kemampuan, namun penulis mengakui masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan. Dengan rendah hati penulis mohon bimbingan untuk

kemajuan di masa mendatang. Akhirnya hanya kepada Allah SWT.,

penulis senantiasa memohon maghfiroh dan ridho ALLAH SWT atas

penyusunan dan penulisan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat,

Amin Ya Robbal Alamin.

Malang, 18 mei

2010

Penulis
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 :Persamaan dan Perbedaan Penelitian ini Dengan Penelitian


Terdahulu………………………………………………10
Table 4.1 :Skor penilaian prestasi belajar pada pos test pada siklus
satu……………………………………………………….61
Tabel 4.2 : skor penilaian diskusi dan presentasi siswa pada siklus
satu……………………………………………………….63
Table 4.3 : Skor Penilaian Prestasi Belajar Pada Post Test Siklus
Dua……………………………………………………70
Tabel 4.4 :Skor Penilaian Presentasi Siswa Pada Siklus Dua……...71
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Penelitian


Lampiran 2 : Perangkat Pembelajaran Guru IPS
Lampiran 3 : Foto Dukumentasi Penelitian
Lampiran 4 : Bukti Konsultasi
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 7 : Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGAJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ............................................................................ I
DAFTAR ISI .................................................................................... ...IV
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... VI
DAFTAR TABEL..............................................................................VII
ABSTRAK ........................................................................................ VIII

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... I


A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
E. Sistematika Pembahasan ............................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... 8


Kajian Penelitian Terdahulu ............................................................ 8
Kajian Teoritis ............................................................................... 10
A. pengertian Team Teaching ........................................ 10
B. Tahapan Pembelajaran Team teaching ...................... 12
C. Kelebihan Dan Kekurangan Team Teaching ............. 15
D. Manfaat Team Teaching ............................................ 18
E. Pengertian Prestasi Belajar.........................................19
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Siswa....21
G. Pengertian IPS Terpadu…………………………,….27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 30
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................... 30
B. Kehadiran Peneliti ................................................................ 31
C. Lokasi Penelitian .................................................................. 32
D. Sumber Data ......................................................................... 32
E. Prosedur Pengumpulan Data ............................................... 34
F. Teknik Analisis Data ............................................................ 36
G. Pengecekan keabsahan Data ................................................ 36
H. Tahap-Tahap Penelitian ....................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN......................................................... 42


A. ................................................................................... Sejara
h Berdirinya MTs Al-Ma’arif 01 Singosari
Malang ......................................................................... 42
B. Visi dan Misi MTs Al-Ma’arif 01 Singosari.................44
C. Paparan Data Sebelum Tindakan ……………………...45
D. Paparan Data Setelah Tindakan………………………..46

BAB V PEMBAHASAN ..................................................................... 68


A. Proses Perencanaan Pada Siklus Satu Dan Dua ................... 69
B. Proses Pelaksanaan Pada Siklus Satu Dan Dua ................... 69
C. Proses Peneliaian Pada Siklus Satu Dan
Dua……………………………………………………………70

BAB VI PENUTUP ............................................................................. 72


Kesimpulan ..................................................................................... 72
Saran ............................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
ABSTRAK

Sasmita, Yusnia.2010 Penerapan Straregi Team Teaching Dalam Meningkatkan


Prestasi Belajar Siswa Di Kelas VIII B Pada Mata
Pelajaran Ips Terpadu Di Mts Al- Ma’arif 01 Singosari
. Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS (Pendidikan ekonomi),
Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang.
Dosen Pembimbing : Ni’matuz Zuhroh, M.Si

Kata Kunci : Penerapan Team Teaching, Prestasi Belajar IPS


TERPADU

Pendidikan adalah suatu proses pendidikan yang sangat dibutuhkan oleh


manusia. Melalui pendidikan manusia dapat belajar menghadapi problematika
yang ada di alam semesta demi mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan
manusia akan pendidikan merupakan suatu yang sangat mutlak dalam hidup ini,
dan manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pendidikan. Pendidikan secara
alami merupakan kebutuhan hidup manusia, upaya melestarikan kehidupan
manusia dan telah berlangsung sepanjang peradaban manusia itu ada.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu aspek di
dalam pembangunan pendidikan Indonesia dewasa ini. Salah satu pemecahan
masalah guna peningkatan kualitas pendidikan adalah melalui penelitian
pendidikan. Sayangnya sampai saat ini hasil temuan penelitian jarang dapat
dimanfaatkan oleh guru. Tidak termanfaatkannya temuan penelitian tersebut dapat
disebabkan oleh temuan tersebut kurang praktis dan guru sendiri kurang mampu
mengoperasionalkan serta mewujudkannya. 0leh karena itu guru harus senantiasa
belajar dan teliti dalam menghadapi persoalan yang ada. Guru dituntut untuk
senantiasa meneliti persoalan yang dialami oleh peserta didiknya. Dalam hal ini
salah satunya melalui penelitian tindakan kelas. Pemanfaatan hasil penelitian
untuk perbaikan kualitas pendidikan praktis dilakukan dengan pendekatan ”.
Penerapan Strategi Team Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Di Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di Mts Al- Ma’arif 01
Singosari Malang

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan PTK dengan teknik


pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun
untuk menganalisis data digunakan metode deskriptif kualitatif, yakni uraiannya
didasarkan pada gejala-gejala yang tampak.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa Penerapan
Strategi Team Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Kelas
VIII B Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts Al- Ma’arif 01 Singosari sudah
berjalan baik, meskipun masih ada kekurangan-kekurangan. Hal ini dapat dilihat
dari berbagai macam strategi pembelajaran yang digunakan oleh peneliti
berdasarkan materi yang akan disampaikan, sehingga mempermudah proses
belajar mengajar di kelas. Adapun hasil yang dapat dicapai dalam penelitian ini
(1) pertemuan pertama peneliti melakukan tanya jawab untuk mengetahui tingkat
pemehaman siswa, (2) peneliti mengadakan pre test untuk mengetahui
kemampuan siswa pada pemahaman materi, (3) pertemuan kedua siswa masih
belum terbiasa pada model pembelajaran berkelompok dan disertai dengan
presentasi (4) pemberian tugas oleh kedua peneliti tentang model pembelajaran
dengan berkelompok benar-benar memanfaatkan waktu siswa dengan baik, (5)
pembelajaran dengan dua orang guru ternyata dapat memberikan pengetahuan
yang bervariasi baik terhadap guru maupun siswa, (6) mempresentasikan hasil
diskusi dapat melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat di depan
banyak orang, (7) penerapan strategi team teaching dengan model belajar
kelompok, diskusi, dan presentasi terbukti dapat meningkatkan keaktifan,
kreativatas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu. Pada
pertemua ketiga pelaksanaan tindakan yang menunjukkan bahwa (1) siswa sudah
mulai terlahat terbiasa dalam model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi
dengan strategi team teaching, (2) siswa dapat mengerjakan soai post test tanpa
mendapat kesulitan, (3) penerapan model belajar kelompok, diskusi, dan
presentasi dengan strategi team teaching terbukti dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.

Dengan adanya strategi pembelajaran yang bervariasi yang dilakukan oleh


peneliti, maka proses belajar mengajar akan kondusif dan siswa akan lebih
mempunyai gairah untuk aktif belajar IPS Terpadu. Peran, tugas dan tanggung
jawab yang dilakukan oleh peneliti sebagai sebuah penelitian sudah terlaksana
dengan baik.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses mengembangkan daya pikir, dan

merupakan suatu informasi bagi siswa. Prosesnya melalui persepsi,

penyimpanan informasi, dan pemanfaatan kembali informasi tersebut untuk

memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa

dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian guru, perlu

memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam

membangun gagasan. Selain itu seorang guru bertanggung jawab pula untuk

‘menciptakan’ situasi yang mendorong motivasi, dan tanggung jawab siswa

untuk belajar sepanjang hayat. Berdasarkan uraian di atas jelas terlihat bahwa

siswa merupakan ‘aktor utama’ dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain

pemahaman konsep siswa terhadap mata pelajaran tergantung sepenuhnya

pada diri siswa, mereka harus dapat memanfaatkan situasi yang diciptakan

guru yang berperan sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator mutlak harus

menguasai metode/teknik pembelajaran yang efektif, efisien dan tepat

sasaran. Penentuan metode/teknik mengajar yang akan digunakan harus

senantiasa diawali dari situasi real (nyata) di dalam kelas. Bila situasi dan

suasana di dalam kelas berubah maka metode/tekhnik mengajar pun juga

harus berubah. Karena itulah seorang guru sebagai ”pengendali” kegiatan

belajar mengajar di dalam kelas harus menguasai dan tahu kelebihan dan

kekurangan beberapa macam metode pengajaran dengan baik, sehingga guru

1
mampu memilih dan menerapkan metode pengajaran yang dinilai paling

efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Perubahan situasi dan tujuan pembelajaran di dalam kelas

memerlukan kepekaan guru, artinya seorang guru harus mampu mendiagnosis

masalah yang muncul dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu

guru juga dituntut mampu menganalisis dan mendeskripsikan penyebab dari

masalah tersebut serta mampu memilih metode yang paling tepat untuk

digunakan memecahkan masalah tersebut.1

Pendidikan harus diarahkan untuk pengembangan kualitas SDM yang

meliputi segala aspek perkembangan manusia. Salah satu upaya yang telah

dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional adalah pengembangan

sekolah-sekolah unggulan yang dalam perspektif global akan

menyumbangkan nilai strategis. Sejalan dengan perkembangan teknologi,

komunikasi dan informasi. Seorang guru yang profesional (al-mu'alim al-

mihni) sangat mengenal "latar belakang" siswa serta keharusan menerapkan

dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang

disesuaikan dengan topik yang akan diajarkan dan ditambah dengan bahan

tambahan yang terkini. Perubahan dan pengetahuan baru (yang berkembang)

harus disiapkan ke dalam pengetahuan yang telah diprogramkan. Para guru

adalah manager di pusat-pusat pembelajaran dan siswa adalah klien.2

1
Eni titikusuma, Penelitian Tindakan Kelas (http:www.yahoo.com,di akses 6 april 2010)

2
Ahmadi dan sudrajat,Kurikulum Dan Pembelajaran Team Teaching (http:www.yahoo.com,di
akses 3 januari 2010)
Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam

menciptakan sekolah berbasis pengetahuan yaitu pemahaman tentang

pembelajaran, kurikulum dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar.

Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervise

manajerial kepala sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi

akademik. Dalam pembinaan guru tentu harus mengacu pada kompetesi guru,

terutama kompetensi profesional berkaitan dengan proses pembelajaran.

Sejalan dengan perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran, maka

guru pun dituntut mampu menguasai dan memilih strategi pembelajaran yang

tepat,sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif, dan belajar dalam suasana

senang serta efektif. Oleh karna itu dengan melihat realitas di atas maka

peneliti mengambil judul penelitian PENERAPAN STRATEGI TEAM

TEACHING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

KELAS VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTs Al

MAARIF 01 SINGOSARI MALANG

Prinsip Team Teaching adalah, ketika kegiatan belajar-mengajar

berlangsung di sebuah kelas, di situ ada lebih dari satu guru. Sebenarnya ada

beberapa model team teaching, dan kemungkinan lebih dari satu model dapat

di lakukan dalam satu jam pelajaran.

Strategi yang baik adalah bila dapat melahirkan metode yang baik

pula, sebab metode adalah merupakan suatu cara pelaksanaan strategi.

Dengan demikian strategi pendidikan Islam adalah seperti yang ditunjukkan

Allah dalam firman-Nya, antara lain:


š∅ÏΒ y7t7ŠÅÁtΡ š[Ψs? Ÿωuρ ( nοtÅzFψ$# u‘#¤$!$# ª!$# š9t?#u !$yϑ‹Ïù ÆtGö/$#uρ

( ÇÚö‘F{$# ’Îû yŠ$|¡xø9$# Æö7s? Ÿωuρ ( šø‹s9Î) ª!$# z|¡ômr& !$yϑŸ2 Å¡ômr&uρ ( $u‹÷Ρ‘‰9$#

∩∠∠∪ tωšøßϑø9$# =Ïtä† Ÿω ©!$# ¨βÎ)


Artinya: ”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan (Al-Qashas: 77).3
Team teaching adalah sebuah metode dimana dua orang guru

mengajar dalam satu kelas dan mereka berbagi tanggung jawab yang sama

dalam mengajar pada siswa-siwanya dan secara aktif terlibat dalam proses

pembelajaran selama jam pelajaran berlangsung. Misalnya, salah satu guru

melaksanakan pembelajaran, sedangkan guru yang satunya lagi menulis atau

membuat catatan di papan tulis. Model-model yang lebih menantang dan

signifikan dapat meningkatkan mutu pendidikan, antara lain: (1) “Supported

Instruction” adalah sebuah bentuk team teaching dimana salah seorang guru

menyampaikan materi ajar dan satu guru lainnya melakukan kegiatan tindak

lanjut dari materi yang telah disampaikan rekan satu timnya tadi, (2)

“Parallel Instruction” adalah sebuah bentuk team teaching yang

pelaksanaannya siswa dibagi menjadi dua kelompok dan masing-masing guru

dalam kelas tersebut bertanggungjawab untuk mengajar masing-masing

kelompok, (3) “Differencaiated Split Class” adalah team teaching yang

pelaksanaannya dengan cara membagi siswa ke dalam dua kelompok

3
Alqur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT Intermasa, 1974), hlm. 623.
berdasarkan tingkat ketercapaiannya. Salah satu guru melakukan pengajaran

remedial kepada siswa yang tingkat pencapaian kompetensinya kurang / tidak

mencapai KKM (ketuntasan kriteria minimal) sedang guru yang lain

melakukan pengayaan kapada mereka yang telah mencapai dan/atau yang

telah melampaui tingkat ketercapaian kompetensinya (mencapai atau

melebihi KKM), (4) “Monitoring Teacher” adalah model lain dari team

teaching. Model ini dilaksanakan dengan cara salah satu guru dipastikan

melakukan peran sebagai pengajar yang memberikan pembelajaran di kelas,

sedangkan yang lainnya berkeliling kelas memonitor perilaku dan kemajuan

siswa.4

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan srategi team teaching dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas VIII B di MTs Al-Maarif 01 Singosari?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penerapan strategi team teaching dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa VIII B di MTs Al-Maarif 01 Singosari

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat memberikan

sumbangan ke berbagai pihak, antara lain:

4
Ibid..
1. Bagi guru

Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan tambahan wawasan,

serta profesionalisme guru IPS di tengah-tengah masyarakat modern.

2. Bagi peneliti

Dalam penelitian ini sangat penting bagi peneliti guna meningkatkan

wawasan, sebagai pedoman bagi peneliti, sebagai calon sarjana yang

professional.

3. Bagi siswa

1. Dapat meningkatkan makna bekerjasama

2. Dapat meningkatkan makna pembelajaran bagi siswa.

E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Pada sistematikaa pembahasan ini, peruntutannya adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian da

BAB II KAJIAN PUSTAKA, pada bab ini memaparkan tentang penelitian n

sistematika pembahasan. terdahulu dan kajian teoritis.

BAB III METODE PENELITIAN, pada bab ini merupakan pendekatan dan

jenis penelitian kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur

pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV, pada bab ini merupakan hasil panelitian

BAB V, pada bab ini terdapat pembahasan


BAB VI, pada bab ini terdapat hasil kesimpulan, kritik dan saran pada metode

penelitian yang dilakukan oleh peneliti

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

I. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu

pendidikan Universitas Bengkulu pada siswa kelas XI IPA II SMAN 4

bengkulu dengan menerapkan model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment

Interaction) dengan pengajaran Team Teaching dan terdiri dari tiga orang

pengajar. Tujuan penelitian ini adalah 1) meningkatkan hasil belajar kimia

dengan menerapkan model pembelajaran ATI dengan pengajaran team

teaching, 2) meningkatkan keaktifan siswa dengan menerapkan model

pembelajaran ATI dengan pengajaran team teaching. Dalam penelitian ini,

peneliti melakukan tiga siklus. Dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap,

yaitu, 1) perencanaan, 2) pelaksaan, 3) observasi, 4) refleksi. Pengumpulan

data dilakukan dengan menggunakan tes dan lembar observasi. Dimana dari
analisis data hasil belajar untuk siswa berkemampuan tinggi untuk ketuntasan

hasil belajar pada siklus satu sebesar 73,33%, dua sebesar 76,92%, dan siklus

tiga sebesar 86,61%. Keaktifan siswa pada siklus satu sebesar 13 memenuhi

kriteria cukup, siklus dua sebesar 16 memenuhi (kriteria baik), dan siklus tiga

17,5 memenuhi (kriteria baik). Untuk siswa berkemampuan sedang

ketuntasan belajar pada siklus satu sebesar 84,61%, siklus dua sebesar

86,66%, siklus tiga sebesar 92,30%.keaktifan siswa pada siklus satu sebesar

17 (kriteria cukup), siklus dua sebesar 22 (kriteria baik), siklus tiga sebesar 23

(kriteria baik). Untuk siswa berkemampuan rendah ketuntasan belajar pada

siklus satu sebesar 75,61%, siklus dua sebesar 85,36%, dan siklus ke tiga

sebesar 87,80%. Keaktifan siswa pada siklus satu sebesar 27,5 (kriteria baik),

siklus dua sebesar 31 (kriteria baik), dan siklus tiga sebesar (kriteria baik).

Berdasarkan analisis deskripsi tersebut dapat dikatakan bahwa model

pembelajaran Aptitude Treatment Interaction dengan pengajaran team

teaching efektif diterapkan dalam proses pembelajaran.5

Tabel 2.1 perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian yang

dilakukan

no peneliti judul penelitian Hasil penelitian Persaman perbedaan

1 Amrus Model Penerapan model Strategi Pencapaian


Dian Pembelajaran pembelajaran pembelajaran peneliti untuk
dkk ATI (Aptitude ATI (Aptitude team meningkatkan
Treatment Treatment teaching prestasi siswa
Interaction) Interaction) Sedangkan pada
Dengan dengan penelitian

5
Amrus Dian, dkk. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswakelas XI IPA II SMA
Negeri 4 Bengkulu Melalui Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction Dengan
Pengajaran Team Teaching. (http:www.yahoo.com, diakses 11 juli 2010)
Pengajaran Team pengajaran Team sebelumnya
Teaching Pada Teaching meningkatkan
Siswa Kelas XI meningkatkan hasil belajar
IPA II SMAN 4 hasil belajar dan meningkatkan
Bengkulu meningkatkan keaktifan siswa
keaktifan siswa
Pada Peneliti ini
pencapaiannya
tingkat prestasi
pada balajar
siswa dengan
strategi team
teaching

Dengan adanya penelitian tersebut peneliti dapat mengetahui tentang

pembelajaran pada strategi team teaching dapat meningkatkan berbagai aspek

dalam pembelajaran. Hasil penelitian dari Amrus Dian dkk (Model

Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Dan Meningkatkan Keaktifan Siswa Dengan Pengajaran Team

Teaching Pada Siswa Kelas XI IPA II SMAN 4 Bengkulu) dengan adanya

Model Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) dengan

pengajaran Team Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan

keaktifan siswa.terdapat perbedaan dalam subyek penelitian peneliti yang

melakukan penelitian di MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang. Hasil pada

penelitian ini maka dapat diketahui bahwa penelitian tentang strategi Team

Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan kemampuan lain yang

diterapkan dalam model belajar oleh penelit dalam kerjasama kelompok,

kecakapan dalam presentasi.

II. Kajian Teoritis

A. Pengertian Team Teaching


Team Teaching adalah strategi pembelajaran yang kegiatan proses

pembelajarannya dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan

pembagian peran dan tanggung jawabnya masing-masing yang dilakukan

dalam satu kelas dalam satu materi dan waktu yang bersamaan.Rumus : Satu

rombongan siswa, satu kelas bisa 20-50 siswa, dengan dua orang guru

(pemateri dan pendamping). Tugas keduanya membuat Rancangan

Perencanaan Pembelajaran (RPP), melaksanakan bersama RPP di kelas, dan

melakukan evaluasi. Keuntungan dari team teaching adalah dapat

menyeratakan kemampuan siswa dalam menyerap materi, menjadikan siswa

dan guru sebagai mitra, mudah dalam memonitoring kemampuan siswa dan

pengondisian siswa.Selain itu, penggunaan waktu dan ruang belajar yang

maksimal. Yang biasanya dipakai 4-8 jam pelajaran dalam dua kelas, bisa

dilakukan dua jam dalam satu kelas, bisa menekan biaya sekolah, yang

biasanya membayar dua guru dalam 4-8 jam pelajaran, sekolah hanya bayar

dua guru dalam dua jam pelajaran, serta lebih mudah dalam melakukan

evaluasi, baik evaluasi siswa maupun antarguru dalam team teaching. Strategi

ini walau tidah mudah, tetapi mampu menghasilkan out put siswa yang

signifikan, dan bisa dijadikan alternatif dalam meningkatkan kemampuan

siswa bagi sekolah yang masih mempunyai banyak kekurangan, baik

kekurangan sarana maupun finansial6

Penyajian secara team teaching ini dilaksanakan dengan tujuan untuk

membantu siswa agar lebih lancar terjadinya interaksi mengajar belajar secara

6
Martiningsih. (2007). Team Teaching. (http://martiningsih.blogspot.com).(Diakses 4 februari
2010).
kuantitatif maupun kualitatif, juga meringankan guru sehingga bisa

bertanggung jawab bersama terhadap pelajaran yang diberikan, dapat saling

membantu antar guru, meningkatkan kerja sama, , saling mengisi, dan saling

memikirkan bersama pengembangan mata pelajarannya.

Teknik penyajian ini banyak menguntungkan karena jalan interaksi

belajar mengajar akan lebih lancar. Siswa akan memperoleh pengetahuan

yang luas dan mendalam sebab diberikan oleh beberapa orang guru.

Akibatnya guru juga lebih ringan dalam melaksanakan tugas mengajarnya,

sehingga cukup waktu untuk menyiapkan diri dalam membuat perencanaan.

Mata pelajaran yang disajikan sistem beregu (team), pelajaran akan lebih

dapat dipertanggung jawabkan, karena ditangani oleh beberapa orang guru. 7

©!$# ¨βÎ) ( ©!$# (#θà)¨?$#uρ 4 Èβ≡uρô‰ãèø9$#uρ ÉΟøOM}$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès? Ÿωuρ ( 3“uθø)−G9$#uρ ÎhŽÉ9ø9$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès?uρ

∩⊄∪ >$s)Ïèø9$# ߉ƒÏ‰x©

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,


dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.(
QS. Al- Maidah : 2)

B. Tahapan pembelajaran Team Teaching

1. Tahap Awal

a. Perencanaan Pembelajaran Disusun secara Bersama

Perencanaan pembelajaran atau yang saat ini lebih populer dengan

istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus disusun secara

bersama-sama oleh setiap guru yang tergabung dalam Team Teaching.

7
Roestiyah. Srtategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta 1991), hlm. 96
Agar setiap guru yang tergabung dalam team teaching memahami tentang

apa-apa yang tercantum dalam isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) tersebut, mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan

indikator yang harus diraih oleh siswa dari proses pembelajaran, sampai

kepada sistem penilaian hasil evaluasi siswa.

b. Metode Pembelajaran Disusun Bersama

Selain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang harus

disusun bersama oleh team, metode yang akan digunakan oleh mereka

dalam proses pembelajaran Team Teaching pun harus direncanakan

bersama-sama oleh anggota Team Teaching. Perencanaan metode secara

bersama ini dilakukan agar setiap guru Team Teaching mengetahui alur

proses pembelajaran dan tidak kehilangan arah pembelajaran.

c. Partner Team Teaching Memahami Materi dan Isi Pembelajaran

Guru sebagai partner dalam Team Teaching bukan hanya harus

mengetahui tema dari materi yang akan disampaikan kepada siswa saja,

lebih jauh dari itu, mereka juga harus sama-sama mengetahui dan

memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Hal ini agar keduanya bisa

saling melengkapi kekurangan pengetahuan yang ada di dalam diri

masing-masing. Terutama ini dapat dirasakan manfaatnya dalam

penyampaian materi pada siswa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan

siswa atas penjelasan guru.

d. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab Secara Jelas


Dalam Team Teaching, pembagian peran dan tanggung jawab

masing-masing guru harus dibicarakan secara jelas ketika merencanakan

proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar ketika proses

pembelajaran berlangsung di dalam kelas, mereka tahu peran dan tugasnya

masing-masing. Tidak ada lagi yang namanya ketidak jelasan peran dan

tanggung jawab dalam hal ini.

2. Tahap Inti

1) Satu guru sebagai pemateri dalam dua jam mata pelajaran penuh, dan

satu orang sebagai pengawas dan pembantu team.

2) Dua orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran,

dalam hal ini berarti tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam

pelajaran yang ada.

3. Tahap Evaluasi

a. Evaluasi Guru

Evaluasi guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh partner

team setelah jam pelajaran berakhir. Evaluasi dilakukan oleh masing-

masing partner dengan cara memberi kritikan-kritikan dan saran yang

membangun untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. Dalam hal

ini setiap guru yang diberi saran harus menerima dengan baik saran-saran

tersebut, karena hakekatnya itulah kelebihan dari team teaching. Setiap

guru harus merasa bahwa mereka banyak mengalami kekurangan dalam

diri mereka, tidak merasa diri paling benar dan paling pintar. Evaluasi ini
dilakukan di luar ruang kelas, ini dilakukan untuk menjaga image masing-

masing guru dihadapan siswa.

b. Evaluasi Siswa

Evaluasi siswa dalam hal ini mencakup pembuatan soal evaluasi

dan merencanakan metode evaluasi, yang semuanya dilakukan secara

bersama-sama oleh guru Team Teaching. Atas kesepakatan bersama guru

harus membuat soal-soal evaluasi yang akan diberikan kepada siswa,

disini guru Team Teaching harus secara bersama-sama menentukan bentuk

soal evaluasi, baik lisan ataupun tulisan, baik pilihan ganda, uraian, atau

kombinasi antara keduanya.8

C. Kelebihan Dan Kekurangan Team Teaching

a. Kelebihan Team Teaching

Dalam sebuah praktek, team teaching mempunyai format yang

berbeda-beda tetapi pada umumnya team teaching merupakan strategi

dalam mengorganisasikan guru, sehingga dapat memacu percepatan dan

peningkatan mutu pembelajaran.

Kelompok atau team terdiri atas guru-guru yang mempunyai

kompetensi dan keahlian yang mungkin saja berbeda, tapi mereka harus

bergabung dalam satu team work untuk merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran pada jam pelajaran dan kelas atau rombongan belajar yang

8
Ahmadi dan sudrajat,Kurikulum Dan Pembelajaran Team Teaching (http:www.yahoo.com,di
akses 3 januari 2010)
sama. Untuk memfasilitasi proses ini ruang kelas yang biasa diergunakan

dapat ditata sedemikian rupa sehingga menyenangkan.

a. Beberapa kelebihan dari team teaching:

1. Team Teaching, diharapkan dapat membangun budaya kemitraan

yang positif diantara guru sehingga terjalin kerja sama (kolaborasi)

dalam meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik.

2. Team-teaching dapat lebih mematangkan kegiatan perencanaan dan

persiapan mengajar. Dua orang guru atau lebih bisa saling berdiskusi

untuk menyusun perencanaan pembelajaran, sehingga dapat

mengantisipasi berbagai kendala dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Team teaching dapat menjamin pengawasan pembelajaran secara

efektif. Dengan melibatkan lebih dari satu orang guru di dalam satu

kelas, maka masing-masing siswa bisa mendapatkan perhatian yang

cukup dalam memahami pelajaran yang diberikan. Hal ini membuat

guru semakin peka terhadap situasi-situasi aktual di kelas.

4. Team-teaching dapat menjalin komunikasi yang intensif antar guru.

Apabila team-teaching ini terdiri guru senior dan pemula, maka guru

yang berpengalaman (senior) dapat membagi pengalamannya kepada

guru pemula dan masing-masing juga saling melengkapi

kekurangannya. Sehingga team-teaching ini secara tidak langsung

bisa menjadi sarana pelatihan dan bimbingan bagi guru pemula yang

baru dalam menjalankan tugasnya.


5. Team Teaching dapat menjadi alternatif untuk memenuhi beban

mengajar 24 jam dalam satu minggu, sebagaimana tuntutan yang

terdapat dalam PP no 74 tahun 2008 Bab IV pasal 52 ayat 2 tentang

Beban Kerja guru, terutama bagi sekolah yang memiliki ratio jumlah

guru dengan siswanya yang tidak seimbang.

b. Kelemahan team teaching

Dalam melaksanakan team teaching para guru dituntut untuk

mempunyai waktu ekstra dalam sinkronisasi pemikiran, pendapat dan

ide-ide cemerlang agar dalam menghadapi kelas mereka adalah satu

kesatuan yang kompak dan solid, dan ini perlu pembiasaan serta

kedisiplinan yang tinggi. Sebab apabila salah satu anggota team tidak

disiplin dan tidak mau berbagi pengalaman maka akan rusaklah team

teaching yang dibentuk tersebut.

Beberapa kelemahan team teaching:

1) Sebagian guru resisten terhadap satu macam metode pengajaran

saja yaitu pengajaran single teacher teaching sehingga team

teaching dirasakan suatu hal yang mengungkungnya.

2) Sebagian guru tidak suka dengan anggota teamnya sehingga hal ini

akan menghambat kerjasama diantara anggota team.


3) Sebagian lainnya merasa bahwa mereka bekerja lebih banyak dan

lebih keras, namun gajinya sama dengan anggota teamnya yang

nota bene bekerjanya lebih malas.

4) Ada pula yang tidak mau berbagi ilmu dengan anggota teamnya,

karena mereka merasa susah untuk mendaptkan ilmu tersebut

sehingga mereka menikmatinya sendiri.

5) Team Teaching memerlukan energi dan pemikiran lebih banyak

dibanding dengan mengajar secara individu.9

D. Manfaat Team teaching

Engkoswara, (1984 : 70) menyatakan bahwa metode pengajaran team

teaching memiliki manfaat yaitu.

1. Persiapan dan perencanaan mengajar lebih lengkap bila dikerjakan oleh

team yang kompak dan penuh tanggung jawab.

2. Bila salah seorang guru tidak dapat mengajar tidak perlu ada pembebasan

kelas. Guru yang lainnya dapat melanjutkan pelajarn menurut rencana

yang telah ditetapkan bersama.

3. Guru-guru saling membantu bila diantara mereka (anggota) ada yang

kurang memahami salah satu mata pelajaran.

4. Anak-anak memperoleh sumber dan bahan pelajaran dari beberapa orang

yang berbeda kecakapannya.

5. Anak memilih dan melaksanakan tugas sesuai dengan minat dan

kecakapan belajar masing-masing.

9
Agus santosa’s, Antara Team Teaching Dan Mengajar Disekolah Lain (http:www.yahoo.com,di
akses 12 januari 2010)
6. Team teaching memberi kesempatan kepada orang-orang yang

mempunyai kecakapan khusus yang tidak mempunyai profesi guru, tetapi

mau membantu guru mengajar.10

E. Pengertian Prestasi Belajar

1) Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa melalui proses

belajar hal ini sesuai dengan ungkapan Tu’u, prestasi belajar siswa adalah

hasil belajar yang di capai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas

serta kegiatan pembelajaran di sekolah.11

Sedangkan menurut Bloom dalam arikunto merumuskan prestasi

belajar sebagai perubahan tingkah laku, meliputi tiga ranah yaitu, ranah

kognitif, ranah efektif, ranah psikomotorik. Ranah kognitif adalah perilaku

yang menyangkut masalah pengetahuan, inoformasi, dan masalah kecakapan

intelektual.12 ranah afektif adalah perilaku yang berupa sikap, nilai-nilai, dan

prestasi, sedangkan psikomotorik adalah yang terutama berkaitan dengan

keterampilan / kelincahan dan kondisinya.13

Bloom mengatakan bahwa, ranah kognitif terbagi menjadi enam

katagori, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

10
Engkoswara, (1984 : 70)
11
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa (Jakarta: Gramedia Widia
Sarana), Hal. 75
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hal. 117
13
Ibid..
evaluasi. Pengetahuan menyangkut kesiapan individu yang penekanannya

pada mengingat atau mengenal gagasan metode / materi yang pernah

dielajari. Pemahaman meliputi kemampuan siswa untuk menyerap makna

dari apa yang telah dipelajari. Perapan merupakan kemampuan individu untuk

menggunakan apa yang telah dipelajari kedalam situasi konkrit yang baru.

Analisis menurut pemahaman dan penerapan yang penekanannya pada

kemampuan untuk menorganisasikan atau mengiraikan suatu materi menjadi

bagian-bagian yang lebih kecil. Sintesis menyangkut kemampuan untuk

mengembangkan bagian-bagian kecil menjadi bentuk yang bermakna.

Sedangkan evaluasi menyangkut kemampuan untuk menilai suatu pengertian

yang dipelajari dan kemampuan untuk memulai suatu masalah berdasarkan

kriteria yang di definisikan dengan jelas.14

2) Pembelajaran Dalam Prespektif Islam

Belajar dalam islam merupakan suatu kewajiban yang harus dimiliki

oleh setiap insan. Agar manusia memiliki ilmu pengetahuan yang cukup serta

memiliki kematangan dan integritas atau kesempurnaan pribadi dan

terbentuknya kepribadian muslim15

Menurut Imam Gozali, manusia dapat mencapai kesempurnaan

apabila mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya mengamalkan fadilah

melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Fadilah ini selanjutnyadapat

14
Ibid..
15
Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung:CV Pustaka Setia.1998)
Hal.59
membawanya untuk dekat kepada Allah SWT dan akhirnya

membahagiakannya hidup didunia dan di akherat.16

Mas’ud Said Abdul Qohar: Prestasi adalah apa yang telah kita dapat

ciptakan hasil pekerjaan.17 Dari beberapa uraian tersebut sangat jelas bahwa

islam menghendakiagar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan

tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Hal ini

diketahui dari ayat 56 surat al-dzariyat:

∩∈∉∪ Èβρ߉ç7÷èu‹Ïω9 āÎ) }§ΡM}$#uρ £Ågø:$# àMø)n=yz $tΒuρ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya


mereka mengabdi kepada-Ku”.(QS. Al-Dzariyat:56)18

Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa proses belajar pada

pendidikan islam yang total dan meliputi segala aspek kemampuan manusia

tentang prestasi yang akan dicapai memerlukan landasan yang mengarahkan

pada proses pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan ajaran islam.

Mengarahkan berbagai metode tersebut dapat didayagunakan agar efektif

untuk mencapai suatu prestasi yang baik.

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Di depan telah dikemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang

menimbulkan terjadinya sutu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah

laku atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu tercapai atau dengan

16
Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung:CV Pustaka Setia.1998)
Hal.72
17
Syaiful Bahri, Djamarah. Perstasi Belajar Dan Kompetensi Guru. (Surabaya: Usaha Nasional:
1994), hal. 15
18
Al-qur’an dan terjemahnya.
kata lain, berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada berbagai faktor

yang mempengaruhinya

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama

yaitu faktor dari dalam siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar

siswa atau faktor lingkungan. faktor yang kemampuan yang dimiliki siswa

besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi yang dicapai.

Disamping faktor yang dimiliki siswa, ada juga faktor lain seperti

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan,

sosial ekonomi, fisik dan psikis.

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

1. Faktor internal siswa

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, baik

dari segi fisik maupun psikis, yang meliputi:

a. Kematangan seorang anak akan belajar dengan baik apabila saat


kematangan telah tiba, sebaliknya belajar akan sukar apabila
kematangan belum tiba.
b. Kondisi fisik, kondisi jasmani yang sehat dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi
tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah kognitif
sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak membekas.
Sedangkan yang termasuk aspek psikologis adalah: intelegensi,
peserta didik yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan
belajar karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran
dengan lebih mudah mengingatnya. Peserta didik yang cerdas akan
lebih mudah berfikir kreatif dan cepat mengambil keputusan.19
c. Bakat siswa, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan dimasa yang akan datang.
Dengan demikian setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai
dengan kapsitas masing-masing.
d. Motivasi siswa, motivasi belajar meripakan kekuatan mental yang
mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri
siswa dapat menjadi lemah sehingga akan melemahkan kegiatan
belajar. Selanjutnya prestasi belajar akan menjadi menjadi rendah.
Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, maka hendaknya
diciptakan suasana belajar yang menarik dan menggembirakan.
e. Rasa percaya diri, rasa percaya diri timbul dari keinginan bertindak
dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat
timbul berkat adanya penakuan dan dukungan dari lingkungannya.
Dalm proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan
tahap pembuktian “perwujudan diri” yang di akui oleh guru dan
rekan sejawatnya. Makin sering menyelesaikan tugas, maka ia akan
sering memperoleh pengakuan umum dan dapat menimbilkan rasa
percaya diri yang semakin kuat. Sebaliknya kegagalan yang
berulang kali dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri, dan
bahkan dapat menurunkan prestasi belajar siswa.
f. Cita-cita siswa,. Pada umumnya setiap siswa memiliki suatu cita-
cita dalam kehidupannya. Cita-cita sebagai motivasi perlu di
didikkan. Didikan memiliki cita-cita harus ditanamkan dan dimulai
sejak dini, agar anak itu termotivasi untuk mencapai cita-citanya.
Cita-cita merupakan wujud eksplorasi diri siswa. Didikan pekilikan
dan pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan

19
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.( Bandung: PT Remaja Rosda
Karya 2000), hlm. 132-134
berprestasi, dimulai dari hal yang sederhana sampai hal yang paling
sulit.20
2. Faktor eksternal siswa

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa itu

sendiri, baik dari lingkungan sosial maupun non sosian, yang meliputi:

a. Keadaan keluarga. Lingkungan sosial yang lebih banyak


mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga
siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga, dan letak rumah semuanya dapat memberi
dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil
yang dicapai oleh siswa
b. Masyarakat. Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetannga,
teman-teman sepermainan disekitar rumahnya. Kondisi masyarakat
dilingkungan yang kumuh yang serba kekurangan dan dan banyak
anak-anak pengangguran akan mempengaruhi aktivitas belajar
siswa. Karena banyak anak-anak yang tidak sekolah ia akan merasa
kesulitan untuk bertukar pendapat mengenai pelajaran yang belum
dipahaminya atau bahkan dirinya ikut-ikutan tidak bersekolah
karena teman-temannya banyak yang tidak bersekolah.
c. Keadaan iklim, iklim yang panas pada umumnya tidak
menguntungkan proses belajar sebab selain suhunya yang panas
juga dapat menyebabkan proses belajar cepat melelahkan.
Sebalikmya udara yang dingin dapat membantu proses belajar.21
d. Sarana dan prasarana pembelajaran. sarana pembelajaran meliputi
buku pelajaran, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan
berbagai media pembelajaran lainnya, sedangkan prasarana
pembelajan dapat meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan
olah raga, ruang ibadah dan lain-lain. Sekolah yang cukup memiliki
20
Dimyati Dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta 1999), hlm 239-245
21
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (bandung: pt remaja rosda
karya 2000), hlm. 138-139
sarana dan prasarana yang di perlukan untuk belajar ditambah
dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan
guru dalam menngunsksn slst-slst itu akan mempermudah dan
mempercepat belajar siswa.
e. Menurut Siti Rahayu Haditono di Indonesia ditemukan banyak
siswa memperoleh angka hasil belajar yang rendah. Hal itu
disebabkan oleh faktor-faktor seperti: a). kurangnya fasilitas
sekolah, b). siswa makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan
mereka merasa ragu dan takut gagal, c). kurangnya dorongan
memtal dari orang tua, karena orang tua tidak memahami apa yang
dipelajari anaknya diseklah dan d). keadaan gizi yang rendah,
sehingga siswa tidak mampu belajar lebih giat.22
f. Kesempatan belajar. Pada kenyataannya banyak siswa yang tidak
dapat belajar dengan baik dengan hasil yang baik dan tidak dapat
meningkatkan hasil belajarny, akibatnya tidak adanya kesekpatan
yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari.23
3. Faktor pendekatan belajar

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal pada siswa

sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, faktor pendekatan belajar juga

berpengaruh pada taraf keberhasilan proses penbelajaran siswa tersebut.

Di antara pendekatan belajar itu adalah:

Pendekatan bigss dapat dikelompokkan kedalam tiga bagian yakni:

1. Pendekatan survace (bersifat lahiriyah) misalnya mau belajar

karena dorongan dari luar antara lain takut tidak lulus yang

mengakibatkam dia malu. Oleh karena itu gaya belajarnya santai

asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.

22
Dimyati dan Mudjiono. Belajar Dan Pembelajaran.( Jakarta: PT. Rineka cipta 1999), hlm 246
23
Ngalim, Purwanto. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosda Karya. 2002), hlm. 105
2. Pendekatan deep (mendalam) siswa yang menngunakan deep

biasanya mempelajari materi karena dia tertarik dan merasa

membutuhkan. Oleh karena itu gaya belajarnya serius dan berusaha

memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara

mengaplikasikannya.

3. Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinngi) yaitu ambisi

pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi setinggi-tingginya.

Menurut Wasty Soemanto faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar dapat digolongkan menjadi empat macam yaitu:

1) Faktor stimulus belajar

Yang di maksud dengan stimulus belajar adalah segala hal diluar

individu yang merangsang individu itu untuk melakukan reaksi atau

perbuatan belajar.

2) Faktor metode belajar

Metode belajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode

balajar yang dipakai oleh siswa. Dengan kata lain, metode yang

dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses

belajar.

3) Faktor-faktor individual

Faktor individual sangat mempengaruhi terhadap prestasi belajar

siswa seperti, kematangan yang dicapai oleh undividu dari proses

pertumbuhan fisiologisnya

4) Faktor usia
Pertambahan dalam hal usia selalu diberengi dengan proses

pertumbuhan dan perkembangan. Semakin tua usia individu semakin

meningkat pula berbagai fungsi fisiologisnya. Faktor-faktor diatas

saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam

mencapai prestasi.24

Berikut yang juga termasuk faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar adalah beberapa sifat peserta didik dalam belajar yaitu:

1. Cepat dalam belajar

2. Lambat dalam belajar

3. Anak kreatif

4. Anak dropout

5. Anak berprestasi kurang.25

G. Pengertian IPS Terpadu

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB, bahkan

sampai pada jenjang SMK. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang

pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi

Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,

peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang

demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
24
Wasty Soemanto. Psikologi Perkembangan. (Jakarta: Rineka Cipta 1998), hlm. 113-120
25
Tabrani Rusyan. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remadja Karya
1989), hlm 82
Pembelajaran IPS dalam kurikulum 2006 merupakan IPS Terpadu

yang merupakan gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang

terdiri atas beberapa bagian disiplin ilmu terseleksi seperti Geografi,

Sosiologi, Ekonomi, dan Sejarah, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi

terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Hal ini memberikan

implikasi terhadap guru yang mengajar di kelas. Seyogianya (idealnya) guru

dalam pembelajaran IPS dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran, yakni

Guru Mata Pelajaran IPS. Hal demikian juga ditunjukan oleh temuan

penelitian Wahidmurni (2006: 60) yang menunjukkan bahwa telah terjadi

perubahan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dari

kurikulum 1994 ke kurikulum 2004 dan bahkan telah diterbitkan kurikulum

2006 yang pada saat ini sedang disosialisasikan pada lembaga-lembaga

pendidikan di seluruh Indonesia.26

Untuk mengatasi kondisi di atas, sesungguhnya dapat dipecahkan

dengan model pembelajaran team teaching, yakni suatu model pembelajaran

yang terdiri dari beberapa orang guru (guru-guru mata pelajaran Sejarah, guru

mata pelajaran Ekonomi, guru mata pelajaran Geografi, dan guru mata

pelajaran Sosiologi dalam kurikulum 1994) bergabung menjadi satu tim yakni

tim guru mata pelajaran IPS. Selanjutnya tim inilah yang bekerja memetakan

berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum mata

pelajaran IPS dan meramunya menjadi berbagai sajian pembelajaran

berdasarkan tema yang disepakati bersama. Adapun dalam pelaksanaan

26
Wahid Murni , Pembelajaran IPS Terpadu (http www @yahoo.co.id) di akses 30 juli 2010
pembelajaran guru yang tergabung dalam tim harus masuk ke kelas-kelas

pembelajaran secara bersama-sama. Dalam pelaksanaan pembelajaran

pembagian tugas di antara anggota tim dapat dilakukan, misalnya ketika sesi

pembelajaran saat itu adalah pencapaian kompetensi dasar dari disiplin ilmu

Ekonomi, maka guru intinya adalah guru Ekonomi sedang anggota tim yang

lain bertugas membantu menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih

kondusif. Model pembelajaran seperti ini dapat dilaksanakan dengan baik jika

dalam setiap sesi pembelajaran benar-benar menerapkan strategi

pembelajaran aktif, di samping itu dengan menerapkan model pembelajaran

team teaching ini beban mengajar guru sebanyak 24 jam perminggu dapat

diatasi

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis penelitian


Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis (PTK) dengan

pendekatan kualitatif deskriptif. Hal ini karena data yang dikumpulkan adalah

memiliki makna/informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan metode team teaching, yakni dimana peneliti

bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelaran

ekonomi kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Ma’arif 01 Singosari

Malang. Data tersebut telah terkumpul kemudian di analisis secara induktif

pada waktu penelitian dan seyelah penelitian berlangsung. Hal tersebut sesuai

dengan konsep dasar analisis data yang dikemukakan oleh Moleong.27

Untuk mengimplementasikan strategi tersebut, perlu dilakukan

tindakan penelitian tindakan. Sesuai dengan PTK, masalah penelitian yang

dikaji berkaitan dengan usaha memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran

secara professional. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian

tindakanyaitu masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal dari

persoalan pembelajaran dikelas.

Menurut Suyanto pengertian PTK adalah suatu bentuk penelitian yang

bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas

secara professional.28

Hal ini karena proses siklus


30dari rangkaian pengembangan planning

(perencanaan), melakukan tindakan sesuai dengan rencana, melakukan

observasi terhadap tindakan, dan kesuksesan hasil yang diperoleh. Langkah-

27
Moleong, Metodologo Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT remaja rosda karya. 2002), hlm. 104
28
Suyanto, Pedoman Peleksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Ikip Yogyakarta 1997), hlm. 4
langkah dalam penelitian ini mengikuti langkah penelitian yang digambarkan

oleh kemmis yaitu (1) penelitian, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini instrument utama adalah peneliti sendiri (human

instrument ) karena sifat data harus dikumpulkan, diseleksi dan ditafsirkan.

Semua itu hanya dapat dilakukan dengan ketekunan, pengetahuan,

pengalaman relevan, ketajaman pikiran dan imajenasi peneliti itu sendiri dan

tidak mungkin dilakukan dengan instrument lain..

Moleong menegaskan bahwa pemakaian instrument manusia

berdasarkan pertimbangan bahwa, jika memanfaatkan alat yang bukan

manusia dan mempersipkannya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan

dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan

penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada dilapangan. Berkaitan

dengan itu, data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik (1)

observasi, (2) wawancara, (3) catatan lapangan, (4) dokumentasi, dan, (5)

tes.29

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah

(MTs) Al Maarif 01 Singosari Malang: yang terletak diwilayah Singosari

yaitu jalan masjid desa pagentan kode post 65153.

Penelitian ini dilakukan pada semester VIII (delapan) tahun ajaran

tahun 2009/2010, pemilihan Madrasah Tsanawiyah Al-Ma’arif 01 Singosari

29
Ibid. hlm 4-5.
Malang, sebagai tempat penelitian berdasarkan pertimbangan ( 1)

pembelajaran metode team teaching belum pernah dilakukan, (2) materi

pelajaran yang diberikan ada dikelas VIII B.

D. Sumber Data

Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar

kajian (analisis atau kajian), untuk itu jenis data harus diungkap dalam bagian

ini. Sedangkan sumber data merujuk pada asal data penelitian itu diperoleh,

baik berasal dari orang maupun bukan orang. Untuk itu perlu disebutkan

identitas informan, identitas situs sosial untuk data yang diperoleh melalui

pengamatan, dan identitas dokumen untuk data yang diperoleh melalui

pedoman dokumentasi.30

Dalam penelitian ini bersumber dari siswa kelas VIII B Madrasah

Tsanawiyah Al-Ma’arif 01 Singisari Malang. Pada tahun ajaran 2009/2010.

Data tersebut dari proses pembelajaran ketenagakerjaan denga menerapkan

metode team teaching.

Data penelitian ini berupa pengamatan , wawancara, catatan lapangan,

evaluasi, dokumen dan tes dari setiap tindakan. Data tersebut sangat berkaitan

dengan data perencanaan, pelaksanaan, dan data hasil pembelajaran. Data

perencanaan tercakup dalam persiapan mengajar guru secara tertulis seperti

merumuskan tujuan pembelajaran, pemilihan media serta perencanaan

evaluasi.

30
Wahid Murni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan, (Malang: UM
Press, 2008), hlm. 41-42.
Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas VIII B Madrasah

Tsanawiyah Al-Ma’arif 01 Singosari Malang sebagai sumber data dengan

alasan (1) diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuan siswa

dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan ketenagakerjaan, memahami

konsep dan teori serta serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi

khususnya dalam bidang ketenagakerjaan yang terjadi pada masyarakat

Indonesia, (2) materi yang digunakan sebagai bahan penelitian terdapat

dikelas VIII B. Dalam penelitian ini peneliti mendasarkan pada beberapa

pertimbangan-pertimbangan yaitu (1) memiliki pengalaman mengajar yang

cukup, (2) memiliki kemampuan dan profesionalisme seorang guru, (3)

bersikap terbuka terhadap inovasi-inovasi dalam pembelajaran, (4) bersedia

berkolaborasi dengan baik dengan rekan atau timnya terhadap pelakasanaan

Penelitian Tindakan Kelas.

E. Prosedur pengumpulan data

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mengamati

tindakan penerapan metode team teaching dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII B Madrasah

Tsanawiyah Al-Ma’arif 01 Singisari Malang. Hal ini dilakukan secara

intensif, objektif, dan sistematis. Dalam penelitian ini yang dikumpulkan

menggunakan teknik (1) observasi, (2) wawancara, (3) catatan lapangan, (4)

dokumentasi dan, (5) tes.

Observasi dilakukan ketika peneliti mengamati sekaligus

berpartisipasi dalam latar dan suasana berlangsungnya pembelajaran. dengan


berpedoman pada lembar-lembar observasi, peneliti mengamati apa yang

yang terjadi dalam proses pembelajaran, yakni (1) pada tahap

mengidentifikasi masalah peneliti mengamati keterlibatan siswa dalam

mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan dikaji, (2) pada tahap

pengumpulan informasi peneliti mengamati keterlibatan siswa dalam

mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji, dalam hal ini

adalah tentang ketenagakerjaan, dan (3) pada tahap observasi peneliti

mengamati jalannya proses presentasi kelompok didepan kelas dan keaktifan

siswa dalam memperlancar berjalannya proses pembelajaran.

Untuk melakuakn observasi secara efektif dan terarah, peneliti

menggunakan format observasi, dengan tujuan agar dapat melihat,

mengamati, dan mencatatat perilaku seta segala kejadian yang terjadi pada

saat pembelajaran ketenagakerjaan yang berlangsung dengan menerapkan

metode team teaching. Dengan demikian seluruh informasi yang diperlukan

dapat diperoleh.

Wawancara digunakan untuk memperkuat data observasi yang

terjadi dikelas (lapangan). Dari hasil wawancara tersebut, peneliti dapat

mengetahui secara mendalam hambatan-hambatan yang duhadapi siswa

dalam pembelajaran ketenagakerjaan dengan meneraokan metode team

teaching.

Cacatan lapangan dilakukan untuk membantu kegiatan siswa

yang berkaitan dengan penerapan metode team teaching untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi. Infomasi yang dicatat adalah
segala perilaku yang dilakukan ileh siswa pada setiap pembelajaran IPS

Terpadu pada tahap mengidentifikasi masalah, pengumpulan informasi, dan

penyajian metode team teaching.

Dokumen dilakukan terhadap peristiwa-peristiwa tentang proses

pembelajaran penerapan strategi team teaching dan pokok pembahasan

ketenagakerjaan yang dilakukan oleh siswa. Bentuk-bentuk kegiatan yang

derencanakan untuk dilaksanakan, pendekatan dan strategi yang digunakan,

serta bentuk hasil tugas yang dikerjakan yaitu dengan mengambil dokumen

nilai siswa dan hasil ujian maupun lembar kerja siswa, serta dokumen-

dokumen lainnya yang dibutuhkan.

Instrumen Pengumpulan Data, data dalam pengembangan team

teaching ini menggunakan instrument analisis tugas berupa study kasus mata

pelajaran IPS dalam hal ketenagakerjaan, dan memberikan kesempatan

berpikir secara cermat dan teliti untuk mempelajari isi yang terdapat dalam

study kasus tersebut.

Tes, akan diberikan pada awal dan akhir tindakan dan pada waktu

terakhir, tes bertujuan untuk mengetahui kualitas hasil belajar siswa tentang

materi permasalahan ekonomi dan ketenagakerjaan.

F. Tehnik Analisis data

Tehnik analis data dalam proses penerapan metode team teaching

pembelajaran tergolong dalam jenis data penelitian tindakan kelas (PTK).

Dalam pengolahan data ini kerupakan kegiatan pengembangan trerutama bila

di inginkan kesimpulan tentang masalah yang diteliti.


G. Pengecekan keabsahan temuan

Keabsahan dalam penelitian ini menggunakan tehnik sebagaimana

dikemukakan oleh Moleong, yaitu (1) ketekunan pengamatan, (2)

triangulasi, (3) kecukupan refrensi.31

Pertama, pengujian keabsahan data dengan ketekunan pengamatan

dilakukan dengan cara menganati dan membaca secara cermat sumber data

penelitian sehingga data yang diperlukan dapat diidentifikasi, dipilih, dan

diklasifikasikan. Selanjutnya dapat diperoleh deskripsi-deskripsi hasil yang

akurat dalam proses perincian maupun penyimpulan.

Kedua, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembnading terhadap data itu.32

Dalam hal ini peneliti menggunakam triangulasi yang digunakan

untuk pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain

dari luar data itu unutk keperluan pengecekan atau pembanding data. Dalam

kaitan ini, ada dua macam triangulasi yang digunakan untuk pemeriksaan

data , yaitu (1) Triangulasi metode dan tehnik pengumpulan data. Dalam

kaitan ini, metode dan teknik pengumpulan data tidak hanya digunakan untuk

sekedar mendapat data atau menilai keberadaan data, tetapi juga untuk

menentukan keabsahan data, dan (2) Triangulasi data dengan pengecekan

yang akan dibantu oleh dosen pembimbing, teman sejawat, serta pihak-pihak

yang telah memahami hakekat penelitian ini.


31
32
Lexy J. Moleong, op. cit., hlm. 330.
Ketiga, pengujian keabsahan data dengan kecukupan referensi

dilakukan dengan cara membaca dan menelaah sumber-sumber data dan

sumber pustaka yang relefan dengan masalah penelitian secara berulang-

ulang agar diperoleh pemahaman yang memadai.33

H. Tahap-tahap penelitian

Tahapan-tahapan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Peneliti menentukan objek penelitian dengan pertimbangan bahwa

letak MTs Al-Ma.arif 01 Singosari sangat mudah dijangkau. Selain itu, MTs

Al-Ma.arif 01 Singosari merupakan salah satu sekolah lembaga umum yang

telah akreditasi A. Untuk memperlancar pada tahap berikutnya, yakni tahap

pelaksanaan penelitian, maka peneliti mengurus surat izin penelitian dari

Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik

Ibrahim Malang.

Setelah persiapan administrasi selesai, maka peneliti membuat

rancangan penelitian agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, membuat

pertanyaan-pertanyaan sebagai pedoman wawancara dan observasi yang

berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Peneliti memulai

penelitian di MTs Al-Ma.arif 01 Singosari pada tanggal 14 mei 2010.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan inti dari suatu penelitian karena

peneliti mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan. Tahap ini dapat

33
Moleong, Metodologi Penelitian Kualialitatif. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2002). hlm
175-178
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: pertama, peneliti melakukan

wawancara terhadap siswa kelas VIII B untuk memperkuat data hasil

wawancara tentang strategi guru dalam meningkatkan prestasi pembelajaran

IPS Terpadu oleh guru IPS. Kedua, peneliti melakukan pengecekan kembali

terhadap hasil penelitian agar dapat diketahui hal-hal yang masih belum

terungkap. Ketiga, peneliti melakukan perpanjangan penelitian guna

melengkapi data yang kurang, sehingga memperoleh data yang lebih valid.

3. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian merupakan tahap yang paling akhir dari sebuah

penelitian. Pada tahap ini, peneliti menyusun data yang telah dianalisis dan

disimpulkan dalam bentuk karya ilmiah, yaitu berupa laporan penelitian

dengan mengacu pada peraturan penulisan karya ilmiah yang berlaku di

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Pelaksaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan mengikuti alur

tindakan yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dari Deakin

University Australia, dalam suyantu yang meliputi kegiatan (1) perencanaan,

(2) pelaksaan, (3) observasi dan, (4) refleksi.34

1. Rencana penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a) Menyusun rencana.

b) Menyiapkan lembar tugas analisis, observasi dan wawancara.

c) Menyiapkan perangkat test akhir tergadap hasil belajar.

34
Suyanto, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. (Ikip Yogyakarta,1997)
2. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan tindakan yang dilakuakn pada tahap ini adalah melakukan

tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran. kegiatan

pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajaran siswa terhadap konsep

ketenagakerjaan melalui penerapan strategi team teaching.

Siklus 1

Pembelajaran ketenagakerjaan, dan mengerjakan soal-soal awal pre test

tentang ketenagakerjaan serta menganalisis study kasus pada tugas yang

dibagikan oleh guru

Siklus II

Penyajian data hasil akhir dan pos test tentang ketenagakerjaan yang telah

dilaksanakan.

3. Observasi

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah

mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pemberian

tindakan. Observasi dilakukan kedua peneliti sebagai team yang telah

melakukan penelitian sesuai dengan metode pembelajaran yang diterapkan

yaitu metode team teaching denga menggunakan lembar observasi yang telah

disiapkan sebelumnya. Untuk menindaklanjuti hasil observasi akan dilakukan

wawancara terhadap subjek penelitian. Pengamatan terhadap peneliti

(pelaksanaan pembelajaran) meliputi penerimaan pertanyaan, pemberiam

tugas, mengarahkan tugas berdiskusi, mengajarkan presentasi siswa dari

penyajian hasil akhir didepan kelas, membimbing dalam membuat analisis


dan menjelaskan bagaimana proses dari analisis. Pada bagian saran-saran

yang diperlukan untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Pengamat

terhadap subyek penelitian meliputi pemberian jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan mengerjakan tugas / pelaksanaan investigasi / observasi,

berdiskusi, menganalisis data sebelum pelaksanaan kegiatan ini, penelitian

memberikan penjelasan kepada pengamat tentang kegiatan yang akan

dilakukan.

4. Refleksi

Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahao ini adalah:

a) Menganalisis hasil pekerjaan siswa

b) Menganalisis hasil wawncara

c) Menganalisis lembar observasi siswa

Berdasarkan hasil analisis tersebut, peneliti menggunakan refleksi

yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah kriteria yang telah

ditetapkan tercapai atau belum. Jika telah berhasil maka siklus tindakan

berhenti. Tetapi sebaliknya jika belum berhasil pada siklus tindakan tersebut,

maka peneliti mengulas siklus seterusnya sampai berhasil sesuai dengan

kriteria yang telah dilakukan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya MTs Al-Ma’arif 01 Singosari

Yayasan Pendidikan Almaarif 01 Singosari Malang sebagai salah satu

mitra pemerintah, sebenarnya sudah lahir sebelum Proklamasi Kemerdekaan

Negara Republik Indonesia. Lahir atas dasar kesadaran akan pentingnya

pendidikan putra-putri Indonesia Indonesia di tengah-tengah upaya

perjuangan kemerdekaan Negara Indonesia, kesadaran inilah yang

menumbuhkan tekad oleh BAPAK K.H.MASYKUR (Mantan Menteri

Agama Republik Indonesia dan Wakil Ketua DPR RI, beliau lahir 1902 dan

wafat 1992).

Pada tahun 1923 mendirikan MADRASAH MISBACHUL

WATHON yang menjadi cikal bakal Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari

Malang.

Sejalan dengan meningkatnya tuntutan pendidikan maka Yayasan

Pendidikan Almaarif Singosari Malang pada tanggal 1 Juli 1959 mendirikan

Madrasah Tsanawiyah Almaarif Singosari. Dalam perkembangannya

Madrasah Al-maarif telah mendapat status disamakan

N.W.M.06.03/P.P.3.2/115 SKP/1999 dan pada bulan Mei tahun 2005

statusnya berubah menjadi Terakreditasi “A”.

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan Madrasah Almaarif 01

Singosari menyelenggarakan kegiatan intrakurikuler dengan

mengintegrasikan kurikulum 42Diknas dan Depag serta kegiatan

ekstrakurikuler melalui kegiatan yang terdiri atas:


1. Karya Ilmiah Remaja (KIR)

2. Al-Banjari

3. Qosidah Modern

4. Bahasa Arab

5. Bahasa Inggris

6. Basket

7. Sepak Bola

8. Seni Baca Qur'an

9. PMR/ Pramuka

10. Jurnalistik

11. Paduan Suara

 Kegiatan Di Luar Jam Pelajaran Selain Ekstrakurikuler Antara Lain:

1. Siswa diwajibkan shalat ashar berjamaah di masjid besar Hisbullah

2. Praktek shalat fardlu dan sunnah

3. Kegiatan ubudiyah yang relevan

4. Peringatan hari besar Islam dan Nasional

5. Upacara

6. Karya wisata

B. Visi dan misi

a. Visi:

“Membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, cerdas, terampil,

berakhlakul karimah dan cinta tanah air”


Indikator :

1. Mamiliki aqidah ahli sunnah wal jama’ah An Nahdliyah

2. Istiqomah dalam beribadah

3. Berakhlak al Karimah

4. Mampu menggali dan mengembangkan potesi diri

5. Mampu mengintegrasikan pengetahuan agama dan sains

6. Terbentuknya nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan wawasan

kebangsaan

b. Misi:

1. Menyelenggarakan pendidikan dengan memadukan sistem pesantren

dan umum

2. Membekali anak didik dengan aqidah ahli sunnah wal jama’ah An

Nahdliyah

3. Membentuk anak didik taat dan istiqomah dalam beribadah

4. Membentuka anak didik berkepribadian luhur

5. Mengembangkan kemampuan anak didik dalam mengintegrasikan

Agama dan Sains

6. Menanamkan nilai-nilai sosial dan kemasyarakatan dan wawasan

kebangsaan

C. Paparan Data Sebelum Tindakan

a. Permohonan Izin Penelitian

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian dan melaksanakan

tindakan, peneliti terlebih dahulu bertemu kepala sekolah yaitu H. Imam


Syafi’i untuk meminta izin mengadakan penelitian di MTs Al-Ma’arif 01

Singosari Malang, maksud dan tujuan peneliti mendapat respon positif dari

kepala sekolah dan waka kurikulum. Dalam penelitian ini, peneliti memilih

kelas VIII B sebagai subyek penelitian dengan jumlah 43 siswa. Penunjukan

kelas VIII B sebagai tempat penelitian berdasarkan atas diskusi dengan guru

pamong (guru mata pelajaran) Bpk. Drs. Hasbullah Huda. S.Pd dan kepala

sekolah Bpk. H. Imam Syafi’i

b. Pre test

Sebelum tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu kedua peneliti

mengadakan pre test. Pre test diadakan pada hari jum’at 14 mei 2010 untuk

mengetahui pengetahuan awal siswa dan kesiapan dalam belajar serta

keaktifan siswa dalam mencatat

c. Hasil pre test

Pada pelaksanaa pre test, siswa kurang antusias karena kuramg

adanya persiapan dalam mempelajari pada pertemuan ini. Kebanyakan siswa

belum mengetahui materi apa yang akan dipelajari pada pertemuan ini dan

pemahaman terhadap materi IPS Terpadu masih kurang. Keaktifan dan

kekreatifan sebagian siswa dalam mencatat materi penting tentang IPS

Terpadu juga masih belum nampak, kebanyakan siswa masih terlihat malas.

Sehingga keaktifan dan kekreatifan mencatat membuat prestasi belajar

kurang maksimal. Dari hasil evaluasi pada pre test, terdapat rata-rata kelas

pada tes tulis sebesar 36,25% dan rata-rata pada keaktifan mencatat sebesar

27,22%.
D. Paparan Data Setelah Tindakan

Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada siklus satu meliputi

perencanaan, pelaksanaan, hasil siklus satu, observasi dan refleksi.

a. Paparan data siklus satu

1) Perencanaan tindakan

Pada siklus satu yang menjadi pokok bahasan adalah ketenagakerjaan,

dengan indikator siswa dapat menjelaskan pengertian tenaga kerja, angkatan

kerja dan kesempatan kerja, menganalisis hubungan antara jumlah penduduk,

angkatan kerja, kesempatan kerja dan pengangguran, dan mengidentifikasi

permasalahan dasar yang berhubungan dengan tenaga kerja di Indonesia

(jumlah, mutu, persebarandan angka pengangguran)

Rencana tindakan satu diawali dengan melakukan diskusi guru mata

pelajaran mengenai metode apa yang biasa digunakan dalam proses belajar

mengajar (PBM), setelah itu membuat perencanaan pembelajaran yang

meliputi Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) yang bertujuan agar proses

pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Selain

itu peneliti juga membuat Lembar Kerja Siswa yang disesuaikan dengan

materi pelajaran.

a. Kegiatan pendahuluan

Siklus I berlangsung selama 6 x 45 menit yang terdiri dari tiga kali

pertemuan. Tindakan pada siklus satu ini dilakukan pada hari jum’at

tanggal 14 mei 2010 , kegiatan ini dimulai pada jam 13.00 WIB.

Pertemuan kedua pada hari sabtu tanggal 15 mei 2010 pada jam
16.00 WIB. Dan pertemuan ketiga pada hari jum’at tanggal 21 mei

2010 WIB. Pada pertemuan pertama kedua team peneliti

menyiapkan materi sesuai dengan RPP yang disusun barsama-sama.

RPP dikembangkan berdasarkan silabus oleh kedua peneliti dan

Guru IPS Terpadu Kelas VIII B.

b. Sesuai dengan penerapan yang dilakukan oleh peneliti yaitu strategi

team teaching, kedua team peneliti bekerja sama membuat soal pre

test dan post test.

c. Kedua team peneliti megatur jarak antara duduk siswa, peneliti satu

meuliskan soal dipapan tulis, sedangkan satu peneliti lagi

membagikan lembar jawaban.

d. Membuat pedoman observasi untuk mengetahui keaktifan siswa

dalam suasana diskusi selama proses pembelajaran berlangsung.

2) Pelaksanaan tindakan

Setelah mempersiapkan setelah dipersiapkan rencana pembelajaran

maka proses pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah ditetapkan.

Observasi :

Obsrvasi dilakukan untuk membandingkan perolehan nilai sebelum

dan sesudah dilakukan pre test dengan melihat hasil nilai-nilai KKM

sebelumnya yang dilakukan oleh guru bidang studi IPS Terpadu pada tabel

berikut:
KOMPETENSI DASAR KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
KRITERIA PENETAPAN KKM
KETUNTASAN
kompleksitas Daya Intake
dukung
5.1 Menjelaskan Proses
persiapan kemerde-kaan 70 65 65 66,33
Indonesia.
5.2 .Mendeskripsikan
peristiwa-peristiwa sekitar
proklamasi dan proses 75 65 65 68,33
terbentuknya negara
kesatuan Republik
Indonesia
6.1 Mendeskripsikan bentuk-
bentuk hubungan sosial
75 65 65 68,33

6.2 Mendeskripsikan pranata


sosial dalam kehidupan
masyarakat 70 65 65 66,33

6. 3 Mendeskripsikan
pengendalian
penyimpangan sosial 80 65 65 70

7.1 Mendeskripsikan
permasalahan angkatan
kerja dan tenaga kerja 75 65 65 68,33
sebagai sumber daya
dalam kegiatan ekonomi,
serta peranan pemerintah
dalam upaya
penainggulangannya
7.2 Mendeskripsikan pelaku - 70
pelaku ekonomi dalam
sistem perekonomian 80 65 65
Indonesia
7.3 Mendes-kripsikan fungsi 68,33
pajak dalam perekonomian
nasional 75 65 65

7.4 Mendeskripsikan
permintaan dan penawaran
serta terben-tuknya harga 70 65 65 66,33
pasar
Dengan mengetahui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebelumnya

pada tabel dia atas, maka paniliti melakukan penelitian ini dengan

menerapkan Strategi Team Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di MTs Al-Maarif 01

Singosari Malang. Tahap-tahap yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

Pertemuan awal

Pada pertemuan pertama tanggal 14 mei 2010, kedua peneliti

terlebih dahulu menjelaskan maksud dari penelitian yang akan dilakukan.

Pada siklus satu dilakukan dua kali pertemuan yang dilaksanakan dalam

waktu 4 x 45 menit.

Pada pertemuan ini materi yang disampaikan adalah tentang

pengertian tenaga kerja, angkatan kerja dan kesempatan kerja. Proses

belajar mengajar ini meliputi beberapa tahap sesuai dengan skenario yang

telah ditetapkan dalam pembelajaran (RPP di lampiran).

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung kedua peneliti

bertindak sebagai guru dan bertindak sebagai observer. Satu orang peneliti

sebagai guru dan satu orang peneliti sebagai pengamat pada pedoman

observasi. Pada awal siklus pertama siswa masuk kelas, hanya beberapa

siswa yang terlambat.

Setelah semua siswa hadir kedua peneliti memulai kegiatannya,

dengan mengabsen siswa dan menjelaskan maksud dan tujuan dari

penelitian yang akan dilakukan. Sebelum peneliti menjabarkan secara

global tentang materi yang akan disampaikan, terlebih dahulu peneliti


melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mengetahui lebih dalam

pemahaman siswa pada materi yang akan disampaikan selama 10 menit.

Namun siswa masih bingung dan belum ada yang bertanya. Setelah dirasa

cukup maka peneliti langsung melakukan pre test kepada siswa dengan

beberapa pertanyaan tentang pengertian tenaga kerja, angkatan kerja dan

kesempatan kerja, sementara guru pertama melakukan pre test terhadap

siswa dengan menuliskan soal pre test dipapan tulis, guru yang lain

membagikan lembar jawaban yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

“baik anak-anak ada lima soal yang telah kami persiapkan, dan
waktunya hanya 15 menit, tolong kalian mengerjakan soal ini secara
individu, lembar soalnya sudah kami sediakan juga”
Catatan peneliti (14 mei 2010, jam 13.10 WIB)

 Soal pre test


1. Sebutkan pengertian tenaga kerja?
2. Apa definisi dengan angkatan kerja?
3. Sebutkabn macam-macam angkatan kerja jelaskan?
4. Apa pengertian bukan angkatan kerja?
5. Setengah menganggur di bedakan menjadi dua sebutkan?

 Kunci jawaban
1. Tenaga kerja adalah orang yang melakukan aktivitas untuk
mendapatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari
yang usianya berkisar 15 tahun keatas.
2. Angkatan kerja adalah golongan penduduk usia kerja yang sedang
bekerja atau mencari pekerjaan.
3. Angkatan kerja dibedakan menjadi dua yaitu: pekerja dan
penganagguran, Pekerja adalah orang yang bekerja untuk dapat
penghasilan, Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai
pekerjaan, orang yang tidak bekerja (masih atau sedang) mencari
pekerjaan.
4. Bukan angkatan kerja adalah orang-orang yang kegiatannya
bersekolah, mengurus rumah tangga serta pendapatan, tetapi bukan
merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya.
5. Pengangguran dibedakan menjadi tiga yaitu:pengangguran
friksional, struktural, dan musiman.
Setelah waktu pre test yang ditentukan habis siswa dimita untuk

mengumpulkan lembar jawaban. Setelah semua lembar jawaban

terkumpul, siswa disuruh mencatat materi tentang ketenagakerjaan yang di

sampaikan oleh ibu Yusnia yang ditentukan dalam waktu 10 menit.

Kegiatan inti

Setelah kegitan mencatat selesai peneliti pertama menjelaskan

materi masalah angkatan kerja dan tenaga kerja di indonesia selama 15

menit sedangkan peneliti kedua mengawasi siswa dari belakang agar

menyimak materi dengan baik. Namun bukan suasana ramai yang pada

waktu itu terjadi malah sebaliknya ada beberapa siswa yang mengantuk,

diantaranya:

“Viky ngantuk ya, salah satu peneliti menghampiri! Sedikit


bu”jawabnya, biar gak ngantuk ayo maju dulu, ibu yusnia menanyakan
pada viky: tenaga kerja itu seperti apa vik? Sambil tertawa viky
menjawab kayak ibu, kan kerja jadi guru bu, semua siswa tertawa
mendengar ucapan viky. Vikypun dipersilahkan kembali”.

Peneliti kembali menjelaskan materi untuk lebih meningkatkan

kembali pengetahuan siswa. Peneliti pertama memberi kesempatan kepada

siswa untuk bertanya, namun belum ada siswa yang bertanya karena

beberapa siswa terlihat mengantuk, ngobrol sendiri dan melamun.

Kegatan akhir, pada kegiatan akhir ini peneliti memberikan tugas

kepada siswa pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dimilki oleh

siswa, agar siswa dapat belajar kembali dan sering membaca. Pada

pertemuan ini peneliti bermaksud untuk mengetahui terlebh dahulu

kemampuan yang dimiliki siswa. Memberikan pre test kepada siswa untuk
mengasah kemampuan berpikir pada siswa. Peneliti memberi gambaran

pada pertemuan selanjutnya akan dibentuk kelompok, sehingga siswa

mempunyai persiapan pada pertemuan berikutnya.

Tabel 4.1

Skor penilaian prestasi belajar pada pre test siklus satu

No Interval skor frekuensi status


1 95-100 - Lulus
2 90-94 5 Lulus
3 85-89 7 Lulus
4 80-84 8 Lulus
5 75-79 9 Lulus
6 70-69 3 Lulus
7 00-64 14 Tidak lulus
43

Berdasarkan hasil skor tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan

pembelajaran melalui strategi team teaching dengan model belajar pre test

sebagai tingkat pemahaman siswa belum maksimal dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas VIII B terhadap materi IPS Terpadu yang telah

dipelajari. Dikatakan demikian karena terlihat masih banyak siswa yang

belum berhasil / lulus pada soal pre test sebesar 21,25% .

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan

kelas adalah 43 siswa, yang dinyatakan lulus sebanyak 29 siswa. Sedangkan

yang gagal sebanyak 14 orang siswa dikarenakan pencapaian skor tesnya

kurang dari 65, sesuai dengan KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang telah

ditentukan oleh kurikulum disekolah MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang..

Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua ini berbeda dengan pertemuan pertama,

pada pertemuan pertama siswa belum berpengalaman dalam berkelompok,

berdiskusi dan presentasi, siswa masih terlihat bingung dan malu. Kali ini

kedua peneliti akan menerapkan model belajar kelompok, diskusi, dan

presentasi.

Kegiatan awal, pada pertemuan kedua siswa mulai masuk kelas

dengan tepat waktu, hal ini dikarenakan pelaksanaan dilakukan pada jam

terakhir pada pukul 16.00 WIB. Pada kegiatan awal kedua peneliti

meminta kepada siswa untuk membuka tugas rumah yang diberikan oleh

peneliti pada pertemuan sebelumnya pada materi ketenagakerjaan. Dan

membahas pada LKS selama 10 menit.

Kegiatan inti. Setelah waktu yag dibatasi dalam membahas LKS

habis, kedua peneliti menanyakan kembali kepada siswa bagaimana

dampak pengangguran yang terjadi di Indonesia saat ini selam 10 menit.

Setelah dirasa cukup, guru pertama menjelaskan materi yang ingin dicapai

selama 10 menit, dan menyiapkan gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan model pembelajaran yang akan diterapkan adalah

belajar kelompok, diskusi, dan presentasi . setelah selesai menyampaikan

materi siswa diminta untuk membentuk kelompok dari 43 siswa menjadi 4

kelompok dengan menyiapkan lembar kertas. Ibu Yusnia menyuruh siswa

untuk memperhatikan dan menganalisa tentang gambar dokter,

pengangguran, arsitek, guru, pekerja pabrik dan pilot, sementara ibu

Asmaul Husnah mengarahkan siswa bagaimana cara menganalisa dan


memberi tanggapan pada gambar tersebut dan akhirnya akan

dipresentasikan oleh masing-masing kelompok

Hasil pengamatan, dalam tahap ini menunjukkan masih ada

beberapa siswa yang masih terlihat canggung kondisi demikian dapat

dipaparkan sebagai berikut:.

“Ibu Yusnia akhirnya langsung menunjuk salah satu dari kelompok


“Ketua kelompok dua siapa? Linda mayasari bu!, ya silahkan
mempresentasikan hasil diskusinya. Aduh bu kok saya bu, malu bu,
ndak bisa”
Ibu Asmaul Husnah akhirnya memberi arahan kepada linda bagaimana
caranya untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
Catatan peneliti (tanggal 15 mei 2010 jam 16 .25 WIB)

Dengan sedikit malu siswapun mau melaksanakan intruksi yang

diberikan oleh peneliti. Namun setelah siswa membacakan hasil

diskusinya, tidak ada satupun dari kelompok lain untuk bertanya,

kebanyakan mereka belum faham apa yang harus ditanyakan. Oleh karena

itu peneliti menjelaskan materi, sekaligus memberi contoh bagaimana cara

presentasi tentunya dengan penuh kesabaran, dengan tenaga dari dua orang

guru sebagai team, maka secara maksimal kedua peneliti memberikan

pengarahan. Dan pada sesi kedua salah satu peneliti menunjuk salah satu

kelompok lagi:

Saat ibu Asmaul mempersilahkan setiap kelompok untuk presentasi


tidak ada satupun dari kelompko yang berani untuk memulai terlebih
dahulu, sampai pada akhinya ibu Yusnia yang menunkuk salah satu dari
kelompok yaitu kelompok Ibadur Rahman (salah satu siswa terpandai
dikelas VIII B) yang memulai presentasi, ibad mempresentasikan hasil
diskusinya dengan cukup baik. Kelompok ibad pada waktu itu
mempresentasikan tentang gambar seorang guru.
Pada sesi berikutnya setelah ibad selesai membacakan hasil

diskusinya, ada salah satu dari kelompok lain yang menanyakan kepada

Ibad yaitu Efti Mailuf (salah satu siswi yang juga pandai dikelas) dengan

yang muncul seperti:

“ibad kalau kamu jadi guru, pas ketemu sama anak yang gak sekolah
karena gak punya uang, apa kamu mau membantu?
Ibadpun langsung tersenyum dan menjawab” ya semoga saja nanti
kalau jadi guru gajinya banyak, insyaAllah aku bantu”

Suasana presentasipun langsung pecah dan terhibur dengan

jawaban dari Ibad, dan kegiatan presentasipun berjalan lancar, sampai

denga batas waktu pembelajaran berakhir pada tahap ini, hanya ada dua

kelompok yang sudah mempresentasikan hasil diskusi, sementara masih

ada dua kelompok lagi yang belum melakukan presentasi dikrenakan

waktu juga akan segera habis. Akhirnya peneliti meminta dua kelompok

lainnya untuk presentasi minggu depan dan mempersiapkannya dengan

sebaik mungkin.

Berdasarkan hasil dari pengamatan, pos test berjalan dengan

lancar. Setelah dilakukan koreksi setiap setiap skor hasil siswa adalah:

sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Skor penilaian diskusi dan presentasi siswa pada siklus satu

No Interval skor frekuensi kriteria


1 90-100 - -
2 80-89 - -
3 70-79 - -
4 60-69 36 Cukup baik
5 50-59 - -
6 40-49 7 kurang
7 00-39 - -
43

Berdasarkan tabel diatas model belajar kelompok, diskusi, dan

presentasi terbukti dapat meningkatkan prestasi yang dilaksanakan oleh

siswa. Karena terlihat adanya peningkatan skor dari pre test yang semula

nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 21,25% mengalami peningkatan

menjadi 54,13%.

Refleksi Pelaksanaan Tindakan

Pada kegiatan siklus pertama , menunjukkan bahwa tidak ada

permasalahan dalam penyusunan perencanaan tindakan pada RPP. Jadual

jam mata pelajaran telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proses

belajar mengajar, sdangkan pada proses pelaksanaan tindakan menujukkan

bahwa (1) peneliti terlebih dahulu menjelaskan materi dan melakukan

tanya jawab kepada siswa (2) di adakan pre test untuk mengetahui

kemampuan siswa pada pemahaman materi, (3) pertemuan kedua siswa

masih belum terbiasa pada model pembelajaran berkelompok dan disertai

dengan presentasi (4) pemberian tugas oleh kedua peneliti tentang model

pembelajaran dengan berkelompok benar-benar memanfaatkan waktu

siswa dengan baik, (5) pembelajaran dengan dua orang guru ternyata dapat

memberikan pengetahuan yang bervariasi baik terhadap guru maupun

siswa, (6) mempresentasikan hasil diskusi dapat melatih keberanian siswa

dalam mengemukakan pendapat di depan banyak orang, (5) penerapan

strategi team teaching dengan model belajar kelompok, diskusi, dan


presentasi terbukti dapat meningkatkan keaktifan, kreativatas dan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu.

b. Temuan penelitian siklus satu

1) Proses perencanaan pembelajaran berjalan lancar, sesuai dengan

rencana yang telah dibuat dan disusun secara berkolaborasi bersama

dengan team peneliti / team guru (team teaching) dan siswa yang

termuat dalam RPP dan dibuat berdasarkan pada siklus yang telah

dibuat.

2) Proses pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar, sesuai

dengan RPP yang telah disusun bersama team peneliti diantaranya:

(1) dengan penerapan kolaborasi guru (team teaching) dapat

meningkatkan pengetahuan siswa dengan bervariasi karena

dibimbing oleh dua orang guru, (2) pembelajaran model belajar

kelpompok, diskusi, dan presentasi dapat melatih siswa dalam

mengemukakan pendapatnya didepan banyak orang/ muka umum,

(3) team teaching merupakan strategi baru bagi guru dan siswa, (4)

team teaching telah memberi manfaat pada siswa dan guru untuk

mempermudah siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu, untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.

3) Proses penilaian, team teaching terbukti dapat meningkatkan

keaktifan dan presentasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Terpadu, pada data kuantitatif yang diperoleh oleh peneliti.

Keaktifan siswa dalam presentasi pada siklus satu meningkat dari


hasil keaktifan pada saat yang mulanya nilai rata-rata kelas dari hasil

pre test sebesar 21,25% pada hasil pre test diantara 43 siswa terdapat

13 siswa yang dinyatakan tidak lulus, karena nilainya kurang dari 65

/ karang memenuhi KKM (kriteria ketuntasan minimal). Sedangkan

hasil pada belajar siswa meningkat dari hasil presentasi yang

mulanya nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 21,25% menjadi

54,13% pada hasil presentasi. Siswa yang tidak lulus sebanyak 7

orang siswa dan siswa yang lulus sebanyak 36 siswa, dan nilai yang

diperoleh dapat dikatakan telah memenuhi KKM (kriteria ketuntasan

minimal) sesuai dari ketentuan sekolah sebesar 65.

c. Paparan Data Siklus Dua

1) Perencanaan tindakan

Pada rencana tindakan siklus dua peneliti tetap menerapkan model

belajar kelompok, diskusi, dan presentasi pada mata pelajaran IPS Terpadu.

Untuk menindak lanjuti hasil dari analisis dan refleksi pada siklus satu, maka

kedua peneliti berupaya untuk melakukan perbaikan pada proses

pembelajaran strategi team teaching, yaitu dengan membiasakan siswa

dengan sering berdiskusi dan sering presentasi supaya terbiasa untuk

mengemukakan pendapat agar mempunyai keberanian.


Siklus ini terdiri dari dua kali pertemuan yang membahas materi

tentang peningkatan mutu tenaga kerja (1x45 menit dengan satu kali

pertemuan). Sebelum proses balajar mengajar dilaksanakan peneliti memulai

penelitian ini dari beberapa tahap persiapan, yaitu:

a) Penerapan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi disusun

dan di wujudkan dalam bentuk RPP (di lampiran). RPP disusun

secara kolaboratif oleh kedua team peneliti / team guru (team

teaching) IPS Tepadu dikelas VIII B, RPP yang telah dibuat

memuat diantaranya: standar kompetensi, kompetensi dasar

(SK,KD), indikator hasil belajar, tujuan pembelajaran yang akan

dicapai, langkah-langkah pembelajaran dalam penerapan team

teaching dengan menggunakan model belajar kelompok, diskusi,

dan presentasi serta rubrik penilaian yang digunakan dalam

menentukan indikator keberhasilan pada pembelajaran. aspek

yang dinilai pada hasil diarahkan pada ketepatan siswa dalam

menjelaskan hasil presentasi dan ketepatan siswa dalam

menanggapi. RPP dikembangkan berdasarkan silabus oleh peneliti

dan guru IPS Terpadu di kelas VIII B.

b) Kedua team peneliti bekerja sama dengan guru IPS Terpadu dalam

membuat soal post test

c) Membuat pedoman observasi untuk mengetahui, untuk mengetahui

keaktifan guru dan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.
2) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan siklus dua diadakan satu kali pertemuan, pelasanaan ini

dilaksanakan pada tanggal 21 mei 2010 pada pukul 13 00 WIB. Pembelajaran

dilaksanakan dalam waktu 1x40 menit.

Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga ini siswa masuk kelas pada jam 14.08 WIB.

Ada keterlambatan 7 menit. Setelah semua siswa masuk kelas peneliti

pertama mulai mengabsen siswa, setelah selesai mengabsen peneliti kedua

meminta pada dua kelompok yang belum presentasi untuk mempresentasikan

hasil analisis gambar pada pertemuan sebelumnya. Ibu Yusnia terlihat

memperhatikan dan menyimak setiap presetasi yang dilakukan oleh siswa,

sementara ibu Asmaul melakukan penilaian terhadap kekreatifan dan

keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Seperti pertemuan minggu lalu

kegiatan presentasi berjalan lancar.

Kegiatan kedua kelompok berakhir pada pukul 14.30 WIB,

selanjutnya guru menjelaskan materi yang telah dipresentasikan oleh siswa

secara global agar siswa lebih memahami materi secara mendalam selama 10

menit. Pada sesion selanjutnnya adalah pengadaan pre test secara individu

dan dibatasi selama 15 menit. Ibu Asmaul mengintruksikan kepada siswa

agar memberi jarak pada tempat duduk mereka, ibu Yusnia memberikan

lembar jawaban kepada siswa. Setelah waktu yang ditentukan habis maka

siswa diminta mengumpulkan lembar jawaban.


Sebelum pertemuan diakhiri, peneliti memberi tugas rumah kepada

siswa yakni dengan tema permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja

sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah

dalam upaya penainggulangannya dan minggu depan akan kita laksanakan

pos test.

Pada pertemuan kali ini tema yang akan dibahas adalah lanjutan dari

pertemuan sebelumnya, dikarenakan presentasi pada pertemuan sebelumnya

belum selesai. Proses pembelajaran dengan beberapa tahap skenario telah

ditetapkan dalam RPP.

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung kedua team peneliti

bertindak sebagai guru dan siswa yang mencatat lembar kerja pengamatan

pada pedoman observasi. Hasil pengamatan guru dan siswa pada pertemuan

keempat.

Kegiatan awal, pada pertemuan keempat yang merupakan awal

siklus kedua ini, tepat pada pukul 16.00 WIB, keuda peneliti dan siswa

memasuki kelas tepat pada waktunya. Pada kegiatan awal kedua team

peneliti bersama siswa membahas tugas yang diberikan sebelumnya. ibu

Yusnia menyuruh siswa untuk membacakan hasil tugasnya sedangkan ibu

Asmaul memberi penilaian terhadap hasil tugas siswa . Setelah pembahasan

selesai, siswa diminta oleh ibu Asmaul untuk mengulas kembali materi untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Kegiatan inti, pada pukul 16.30 WIB, ibu asmaul menjelaskan secara

global materi dengan menngunaan contoh gambar. Setelah selesai


menjelaskan materi ibu asmaul memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang telah disajikan. Ada I orang siswa yang

bertanya kepada ibu Yusnia yang memantau dari belakang karena malu

bertanya ibu Asmaul yang ada didepan kelas. Ibu Asmaul pun menjawab

pertanyaan dari siswa. Setelah itu ibu Yusnia bertanya kepada siswa. sudah

faham anak-anak? “Sudah bu”, kalau begitu kita mulai melakukan post test

yang kedua, ibu Asmaul mulai mengatur jarak duduk antara siswa, sambil

berkata”gak boleh nyontek loh ya”,sementara ibu Yusnia mulai membagikan

lembar jawaban seperti biasa. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan

post test 15 menit. Setelah waktu post test habis ibu Asmaul kepada siswa

untuk mengumpulkannya, dan ibu Yusnia mulai berkeliling untuk mengambil

lembar jawaban

3) Penilaian

Berdasarkan pengamatan, post test berjalan cukup lancar. Setelah

dilakukan pengoreksian skor tiap-tiap siswa adalah sebagaimana disajikan

dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Skor Penilaian Prestasi Belajar Pada Presentasi Siklus Dua

No Interval skor frekuensi status


1 95-100 - Lulus
2 90-94 8 Lulus
3 85-89 9 Lulus
4 80-84 9 Lulus
5 75-79 8 Lulus
6 60-64 9 Lulus
7 00-59 - Tidak lulus
43

Berdasarkan hasil dari skor tes tersebut dapat dikatakan bahwa

strategi team teaching dengan model belajar kelompok, diskusi, dan

presentasi terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata

pelajaran IPS Terpadu yang telah dipelajari. Hal ini dapat dilihat dengan

adanya hasil peningkatan skor yang semula nilai rata-rata kelas dari hasil

presentasi sebesar 54,13% meningkat menjadi 87,96.

Bedasarkan hasil tabel diatas dapat dinyatakan bahwa tingkat

keberhasilan kelas adalah 43 siswa yang dinyatakan lulus sebanyak 43 siswa ,

sedangkan yang gagal tidak ada karena skor tes yang ditentukan sudah

memenuhi standar KKM.

Pertemuan keempat

ada pertemuan kali ini 22 mei 2010 pada pukul 16.00 WIB, siswa

masuk kelas dengan tepat waktu. Pertemuan kali ini materi yang akan

disampaikan adalah peningkatan mutu tenaga kerja.

Kegiatan awal, pada pertemuan keempat merupakan akhir dari

siklus kedua. Pada pertemuan ini team guru mengabsen siswa, sebelum

team guru melanjutkan pada materi selanjutnya terlebih dahulu team guru

menjelaskan materi sebelumnya agar siswa lebih termotivasi dan lebih

banyak mengingat.

Kegiatan inti Setelah itu ibu Asmaul dan ibu Yusnia menerangkan

materi tentang peningkatan mutu tenaga kerja secara bergantian beserta


contoh-contoh tentang ketenagakerjaan. Setelah itu team guru memberi

kesempatan pada siswa untuk tanya jawab. Guru bertanya pada siswa:

“sudah faham anak-anak?”, siswa menjawab”sudah bu”, kalau begitu


kita mulai melakukan post test, ayo tempat duduknya dikasi jarak, ibu
yusnia mengatur duduk siswa dan ibu asmaul membagikan soal post
test yang telah dipersiapkan.

Berdasarkan hasil pengamatan tes keaktifan didalam kelas berjalan

lancar. setelah dilakukan koreksi skor dari siswa adalah sebagai berikut

dalam tabel:

Tabel 4.4

Skor Penilaian pos test Siswa Pada Siklus Dua

No Interval skor frekuensi status


1 90-100 - -
2 80-89 - -
3 70-79 - -
4 60-69 37 Cukup sekali
5 50-59 6 cukup
6 00-49
43

Hasil Rekapan Pengamatan: dalam tahap ini menunjukkan

suasana kelas lebih hidup dengan beberapa pertanyaan yang di ajukan oleh

siswa, diantaranya:

“Hilal Fahmi, Bu kenapa orang Indonesia itu banyak yang miskin bu?
Ibu asmaul menjawab: “ya karena di Indonesia itu banyak
pengangguran, selain itu lapangan kerjanya juga terbatas, ibu Yusnia
menambahkan penjelasan dari ibu Asmaul,” penyebab orang Indonesia
itu jadi pengangguran juga karena mereka tidak memiliki keahlian
dalam bidang tertentu yang bisa mereka andalkan.
“Ahmad Sofi, kemampuannya kayan apa bu? Contohnya kalau punya
keahlian memasak kan bisa jualan/buka warung, kalau mengerti tentang
mesin kan bisa buka bengkel.
Hasil Wawancara dilakukan kepada guru pamong Drs. Hasbullah

Huda untuk memperjelas perilaku belajar dan proses berpikir siswa selama

proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti mencatat hasil wawancara

sebagai berikut:

“bagaimana hasil team teaching dari penelitian kami pak?” Bpk Huda
mengungkapkan “oh Alhamdulillah, pas kalian selesai penelitian disini
lebih mendingan, biasanya anak-anak tak tanyain materi itu diem aja
gak njawab, lumayan ada keberanian mereka sekarang, memang kalau
gak di telateni ya gak nyambung-nyambung anak-anak itu” mungkin
kalo sama sampeyan anak-anak itu berani tanya, kalo sama saya ndak
pernah memang”.
Hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII B MTs Al-Maarif,

“dimana menurut kalian kalo model belajarnya seperti ini, enak sih bu,
tapi tugasnya kok banyak ya bu?”ya justru dari tugas-tugas itu kita
dapat mengetahui ukuran dari kemampuan kalian

Refleksi Tindakan

Pada kegiatan siklus kedua, telah menunjukkan bahwa tidak ada

permasalahan dalam perencanaan tindakan (RPP). Jadual jam pertama telah

sesuai dengan pelaksanaan tindakan yang menunjukkan bahwa (1) siswa

sudah mulai terlihat terbiasa dalam model belajar kelompok, diskusi, dan

presentasi dengan strategi team teaching, (2) siswa dapat mengerjakan soai

post test tanpa mendapat kesulitan, (3) penerapan model belajar kelompok,

diskusi, dan presentasi dengan strategi team teaching terbukti dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

d. Temuan Peneliti Siklus Dua


1) Proses perencanaan pada pembelajaran berjalan lancar, sesuai dengan

rencana yang telah dibuat oleh kedua team guru seperti yang termuat

dalam silabus dan RPP.

2) Proses pelaksanaan berjalan dengan lancar, sesuai dengan RPP,

pelaksanaan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi dengan

strategi team teaching menjadikan suasana pembelajaran lebih

bervariatif.

3) Proses penilaian, strategi team teaching terbukti dapat membuat siswa

lebih aktif. Prestasi belajar siswa meningkat dari hasil pre test yang

semula nilai rata-rata kelas dari sebesar yang mulanya nilai rata-rata

kelas dari pre test sebesar 21,25% menjadi 54,13% pada hasil

presentasi 36,25 meningkat menjadi 91,89. Hasil pos test siklus dua

dari 43 siswa yang dinyatakan lulus semua karena nilai yang diperoleh

telah memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 65.


BAB V
PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti yaitu

penerapan strategi team teaching sebagai upaya dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa. pelaksanaan penelitian dilakukan pada setiap hari jum’at dan

sabtu yaitu hari jum’at pada pukul 13.00 WIB, dan hari sabtu pada pukul

16.00 WIB selam empat kali pertemuan yang dimulai pada tanggal 14 mei

2010 sampai tanggal 22 mei 2010.

Dalam hal ini ada beberapa obyek penelitian adalah siswa kelas VIII

B MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang. Pada proses pelaksanaan penelitian

yang dilakukan peneliti selama empat kali pertemuan dengan menerapkan

strategi team teaching. Dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII B MTs Al-Maarif 01

Singosari Malang.

Berdasarkan hasil penelitian, wawancara baik dengan guru mata

pelajaran IPS maupun dengan siswa, pemberian berbagai macam pertanyaan

pada siswa, dan hasil dari beberapa tes pada penerapan team teaching

terhadap mata pelajaran IPS Terpadu, sebagaiman dipaparkan di atas telah

menunjukkan beberapa bukti bahwa yang dirumuskan di bab pendahuluan

jika penerapan strategi team teaching diterapkan dalam pembelajaran IPS

Terpadu, maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

IPS Terpadu di kelas VIII B MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang, dengan

tenaga dua orang guru atau tang biasa disebut dengan team teaching telah

terbukti.
68
A. Proses PerencanaanPada Siklus Satu dan Dua

Penerapan strategi team teaching telah disusn dan diwujudkan dalam

bentuk RPP yang disusun secara kolaboratif oleh kedua orang peneliti yang

bertindak sebagai guru dan pengawas di dalam kelas, yang memuat standar

kompetensi dan kompetensi dasar (SK,KD), indikator hasil belajar, tujuan

pembelajaran yang akan dicapai, langkah-langkah pembelajaran dalam

strategi team teaching serta rubrik penilaian yang digunakan dalam

menentukan indikator keberhasilan pembelajaran. RPP yang dikemnbangkan

berdasarkan silabus yang telah dikembangkan oleh peneliti. Pada RPP

perencanaan ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan

pembuatan RPP ini agar peneliti dapat mengetahui materi yang harus

dikuasai dan menentukan topik yang akan dibahas pada penerapan strategi

team teaching yang akan dilaksanakan.

B. Proses Pelaksanaan Pada Siklus Satu dan Dua

Pelaksanaan strategi team teaching dapat berjalan lancar. Berdasarkan

hasil pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti,

pelaksanaan strategi team teaching memberikan pengalaman baru baik

terhadap guru maupun siswa karena memang belum pernah diterapkan

sebelumnya. Pada awalnya siswa masih belum terbiasa pada pembelajaran

berkolaborasi dan model-model yang di terapkan oleh peneliti, namun lama

kelamaan siswa mulai terbiasa dan menjadi lebih semangat dalam proses

pembelajaran, siswa lebih mudah belajar IPS Terpadu, tidak banyak

mengeluh, dan lebih berani mengemukakan pendapat didepan banyak orang.


C. Proses Penilaian Pada Siklus Satu dan Dua

Pada penilaian telah diperoleh bukti secara kuntitatif berdasarkan

hasil post test untuk mengetahui peningkatan hsil belajar siswa diperoleh

hasil yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil dari tabel 4.1 dan 4.3 pada siklus

satu dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan kelas adalh 43 siswa yang

dinyatakan lulus sebanyak 35 siswa sedangkan yang gagal sebanyak 8 siswa

karena nalai yang diperoleh kurang memenuhi KKM (kriteria ketuntasan

minimal) yang telah ditentukan oleh kurikulum sekolah MTs Al-Maarif 01

Singosari Malang. Sedangkan pada siklus dua semua siswa dinyatakan lulus

karena nilai yang dicapai mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yakni

65. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus dua terdapat

peningkatan prestasi belajar siswa yang mulanya nilai rata-rata dari pre test

sebesar 36,25 meningkat menjadi 70,43 atau sekitar 68,06% sedangkan pada

siklus dua meningkat dari 36,25 meningkat menjadi 91,89.

Berdasarkan hasil dari observasi pada tabel 4.2 dan tabel 4.4 yang

telah dilaksanakan pada siklus satu terdapat cukup banyak peningkatan

keaktifan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Berdasarkan hasil

observasi yang dilaksanakan pada siklus dua terdapat peningkatan prestasi

belajar siswa yang mulanya nilai rata-rata dari pre test sebeasar 21,25

meningkat menjadi 54,13.sedangkan pada siklus dua 36,25 meningkat

menjadi 91,89.

.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian, analisis dan penyajian data tentang

strategi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS Terpadu

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran yang digunakan peneliti dalam meningkatkan

prestasi belajaran pada mata pelajaran IPS Terpadu bervariasi, yakni

berdasarkan pada materi yang dipelajari sesuai kurikulum yang

ditetapkan. Adapun strategi yang digunakan guru antara lain: Tanya

jawab, diskusi, dan pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir.

2. Pada langkah pengembangan silabus dan penyusunan RPP dengan acuan

sebagai berikut, untuk penyusunan silabus dibuat secara bersama-sama

oleh anggota tim sedangkan untuk penyusunan RPP disusun oleh

masing-masing guru pengampu mata pelajaran IPS sesuai dengan disiplin

ilmu yang dimiliki. Rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam

penyusunan RPP ini adalah sebagai berikut: (1) Silabus yang telah

disepakati menjadi acuan utama, dan (2) format RPP hendaknya

diseragamkan antar guru.

3. Perubahan yang terjadi harus diikuti dan disiasati dengan baik oleh para

guru, siasat tersebut adalah dengan cara melaksanakan pembelajaran

model team teaching mengingat bahwa tuntutan kurikulum untuk mata

pelajaran IPS juga mengarah pada model pembelajaran terpadu.

72
4. Untuk dapat melaksanakan model pembelajaran IPS terpadu dengan

baik, menuntut kerja keras para guru yang tergabung dalam tim guru

mata pelajaran IPS dalam penguasaan konsep dan ketrampilan dalam

menerapkan model-model pembelajaran terpadu yang di dalamnya

mencakup: (1) perencanaan pembelajaran IPS terpadu, (2)

model/pendekatan/strategi pembelajaran IPS terpadu, dan (3) model-

model penilaian pembelajaran IPS terpadu.

5. Faktor yang menunjang dalam meningkatkan prestasi belajar kelas VIII

B pada mata prlajaran IPS Terpadu di MTs Al- Ma’arif 01 Singosari

adalah faktor guru, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana, serta faktor

lingkungan (lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat). Sedangkan

faktor yang menghambat guru dalam meningkatkan prestasi belajar kelas

VIII B pada mata prlajaran IPS Terpadu di MTs Al- Ma’arif 01 singosari

juga berasal dari guru itu sendiri, faktor siswa, faktor sarana dan

prasarana, serta faktor lingkungan.

B. Saran

Setelah mengadakan penelitian di MTs Al- Ma’arif 01 Singosari, perlu

dikemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

rangka perbaikan strategi guru dalam meningkatkan prestasi belajar. Adapun

saran yang peneliti kemukakan sebagai berikut:

1. Dalam upaya peningkatan prestasi belajar di MTs Al- Ma’arif 01

Singosari khususnya pada mata pelajaan IPS Trepadu, perlu dilakukan

pengawasan baik dari segi guru maupun siswa dan memberi nasehat serta
motivasi kepada guru untuk selalu belajar meningkatkan kualitas dan

profesionalisme. Selain itu, juga melakukan evaluasi atas peran dan

tanggung jawab guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada

mata pelajaran IPS Terpdu.

2. Peneliti dalam hal ini sebagai pelaku peran utama dalam proses penelitian

pembelajaran sangat perlu meningkatkan kemampuannya demi

terciptanya suasana belajar yang kondusif. Adapun untuk memberikan

pengaruh yang positif terhadap belajar siswa, peneliti harus

meningkatkan relasi (guru dan siswa) yang baik. peneliti juga harus lebih

memberikan dorongan dan bimbingan kepada siswa guna menumbuhkan

minat belajar. Adapun setelah mengetahui faktor-faktor yang menunjang

dan menghambat kualitas pembelajaran IPS Terpadu hendaknya dapat

dijadikan sebagai acuan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan

prestasi belajar kelas VIII B pada mata prlajaran IPS Terpadu di MTs Al-

Ma’arif 01 Singosari.
DAFTAR PUSTAKA

Titikusuma Eni,Tanpa Tahun. Penelitian Tindakan Kelas


(http:www.yahoo.com,di akses 6 april 2010)

Ahmadi dan sudrajat, 2005. Kurikulum Dan Pembelajaran Team Teaching


(http:www.yahoo.com,di akses 3 januari 2010)

Alqur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT Intermasa, 1974)

Amrus Dian, dkk, 2009. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keaktifan
Siswakelas XI IPA II SMA Negeri 4 Bengkulu Melalui Model
Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction Dengan Pengajaran Team
Teaching. (http:www.yahoo.com, diakses 11 juli 2010)

Artiningsih,Yeni, 2008 Konsep Dasar Team Teaching, FKIP-Universitas Kuningan.


(http:www.yahoo.com,di akses 9 juli 2010)

Soewalni, 2007. Team Teaching Program Pelatihan Applied Approach Lembaga


Pengembangan Pendidikan UNAS

Murni,Wahid, Dan Ali, Nur, 2008. Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama
Dan Umum Dari Teori Menuju Praktik Malang: UM press

Kunandar, 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


Pengembangan Profesi Guru Jakarta: Rajawali Pers
Martiningsih. (2007). Team Teaching. (http://martiningsih.blogspot.com).(Diakses
4 februari 2010).

Roestiyah. 1991. Srtategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta

Ahmadi dan sudrajat, 2005. Kurikulum Dan Pembelajaran Team Teaching


(http:www.yahoo.com,di akses 3 januari 2010)

Santosa’s Agus,Tanpa Tahun Antara Team Teaching Dan Mengajar Disekolah


Lain (http:www.yahoo.com,di akses 12 januari 2010)
Engkoswara, (1984 : 70)

Tu’u,Tulus, Tanpa Tahun. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa
Jakarta: Gramedia Widia Sarana
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
Jakarta: Rineka Cipta
Fathurrohman, Pupuh, dan Sutikno,Sobri, 2007. Strategi Belajar Mengajar
Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islami Bandung: PT
Refika Aditama
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar Bandung: Sinar
Baru Algensindo
Bahri, Syaiful, dan Zaim,Azwan, 2002. Strategi Belajar Mengajar Jakarta:
Rineka Cipta

Winkel, 2005. Psikologi Pengajaran Jakarta: Gramedia Pustaka Tama

Sukmadinata,Syaodih,Nana, 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Syah, Muhibbin , 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.


Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Dimyati, Dan Mujiono, 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Syah, Muhibbin, 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. bandung:
PT remaja rosda karya
Dimyati dan Mudjiono, 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta

Ngalim, Purwanto, 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Soemanto, Wasty, 1998. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta

Rusyan, Tabrani, 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remadja Karya

Moleong, 2002. metodologo penelitian kualitatif. Bandung: PT remaja rosda


karya.
Suyanto, 1997. Pedoman Peleksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Ikip
Yogyakarta
Moleong, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda Karya

Murni, Wahid, 2008. Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian
Lapangan, Malang: UM Press
Lexy J. Moleong, op. cit
Moleong, 2002. Metodologi Penelitian Kualialitatif. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya
Suyanto, 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Ikip
Yogyakarta
Mulyasa, op. cit

Das könnte Ihnen auch gefallen