Sie sind auf Seite 1von 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

Hipertensi ;
Peningkatan tekanan darah di atas standar usia. Peningkatan terjadi secara menetap
Sistol  140 mm Hg.
Diastol  90 mmHg.
Usia > 65 tahun  Sistol : > 160 mm Hg
Diastol > 95 mm Hg.

Klasifikasi Hipertensi :
 Ringan ( Tk.I) : 140 – 150/90-99
 Sedang ( Tk.II) : 160 – 179/100-109
 Berat (Tk.III) : 180 – 209/110-119
 Sangat berat (Tk.IV) : > 210/120

Pengambilan tekanan darah :


 Istirahat > 5 menit
 Tidak mengkonsumsi zat stimulan (kopi, rokok) > 30 menit.

Hipertensi Primer/esensial :
 85 % - 95 %
 Sukar diketahui penyebabnya
 Serangan perlahan-lahan  progresif.

Hipertensi Sekunder ;
 5 % - 15 %
 dipengaruhi kondisi patologik
 denan pengobatan tekanan darah normal
Borderline hypertension :
 Labil
 Meningkat secara intermitten
 Kadang-kadang normal.

Maligna Hipertensi :
 Diastol > 140 mm hg
 Papiledema

Benigna hipertensi :
 Hipertensi Primer :
- Genetik
- Obesitas
- Stress lingkungan
- Menurunnya elasitas pembuluh daah
- Merokok
- Peminum alkohol.

Hipertensi Sekunder :
- pil KB
- Penyakit ginjal
- Penyakit endokrin
- Kehamilan

Faktor risiko :
1. tidak dapat dimodifikasi :
- Riwayat keluarga
- Usia- meningkat pada usia  50 tahun (50 – 60 %).
- Gender : > Pria, Wanita setelah menopause
- Etnis  AS ; Kulit hitam.
2. Dapat dimodifikasi :
- Stress
- Obesitas
- Pola diet
- Merokok
- Peminum alkohol

Phatofisiologi :
Hipertensi Primer  Penyebab multifaktorial  natrium, aldosteron, norephineprin,
lingkungan genetik.
Meningkatnya resistensi pembuluh perifer sebagai akibat stimulasi simpatis dan sekreni
renin.

GFR Renin Angiotensinogen

Stimulasi
Simpatis Angiotensin I

Angiotensin II

Vasokonstriksi Sekresi Aldosteron

Resistensi perifer Retensi Na & Air Edema

Tekanan Darah
Manifestasi Klinik :
 Awal : Hipertensi tidak memberikan manifestasi klinik pada tahap awal.
 Lebih lanjut  Keluhan nyeri kepala terutama bagian psipital yang sering terjadi
pada pagi hari.
Nyeri kepala  Spasme/oklusi pembuluh darah serebral.
 Fatigue
 Pusing
 Palpitasi
 Mata berkunang-kunang
 Epistaksis
 Gangguan retina
 Pembesaran jantung
 Perubahan neurologis  Gangguan. Pembuluh darah serebral.
 Peningkatan berat badan.

Diagnostik test :
 Pemeriksaan fungsi ginjal
 Chest X-ray
 EKG
 Darah  glukosa, cholesterol.

Pengobatan :
 Program penurunan berat badan
 Diet rendah garam (1-2.5 gr atau 4 – 5 gr/hari.
 Hindari Kopi, rokok dan alkohol  aktifitas simpatis
 Exercise aerobik.
 Intervensi pharmacologi :
Pengobatan anti hipertensi :
- Diuretik
- Adrenergik inhibitor
- Vasodilator
- ACE Inhibitor
- Calcium antagonis.

ASUHAN KEPERAWATAN
1. NDx : Penurunan Cardiac Output R/T peningkatan after load/vasokonstriksi.
Tujuan : Klien akan berpartisipasi dalam upaya menurunkan tekanan darah/beban
kerja jantung :
 Tekanan darah dalam batas terkontrol
 Irama jantung stabil
 HR dalam batas normal.

Implementasi :
 Monitor tekanan darah
R : Hipertensi berat  meningkatkan gangguan sirkulasi serebral/stroke dan
IHD.
 Kaji kualitas nadi perifer dan nadi sentral.
R : Menurunnya frekuensi nadi tungkai  vasokonsrriksi  meningkatkan SVR
dan kongesti vena.
 Auskultasi HR dan bunyi nafas.
R : S4 menunjukan hipertrofi atrium (peningkatan volume/tekanan atrium).
S3 menunjukkan hipertrofi ventrikel.
Cracle dan wheezing  kongesti pulmonal  CHF.
 Observasi warna kulit, temperatur, dan ketegangan kulit.
R : Pucat, dingin, kulit lembab  vasokonstriksi perifer dan CHF/penurunan
cardiac output.
 Catat adanya edema.
R : Indikator gagal jantung, ginjal atau pembuluh darah.
 Ciptakan lingkunan tenang, istirahat, penurunan aktifitas, batasi jumlah
pengunjung/jangan terlalu lama.
R : Penurunan stimulasi simpatis  meningkatkan relaksasi.
 Analgetik/antiansietas  Diazepam.
R : Penurunan ketegangan  menghambat stimulasi simpatis.

2. NDx : Nyeri akut R/T peningkatan tekanan pembuluh darah serebral.


Tujuan : Klien akan melaporkan nyeri terkontrol ;
 Menyebutkan metoda yang tepat untuk menurunkan nyeri.
 Mengikuti semua tindakan pengobatan
 Tenang
 Tidur cukup
 Aktifitas meningkat/baik.

Implementasi :
 Tirah baring selama fase akut
R : Menurunnya stimulasi akan meningkatkan relaksasi.
 Tehnik relaksasi/stress management.
R : Penurunan tekanan, akan meningkatkan sirkulasi.
 Hindari aktifitas yang dapat merangsang : mengedan saat defekasi, batuk
lama, ketegangan.
R :L Peningkatan vasokonstriksi  meningkatkan tekanan pembulih darah
serebral  meningkatkan nyeri kepala.
 Bantu klien ambulasi
R : Postural hipotensi  pusing, mata berkuang-kunang, sempoyongan.
 Makan lunak dan hangat, oral care.
R : Meningkatkan kenyaman.

3. NDx : Gangguan nutrisi : lebih dari kebutuhan R/T intake makanan yang
berlebihan/kebiasaan makan yang salah.
Tujuan : Klien akan mendemonstrasikan perubahan pola makan sesuai program :
 Menurunkan berat badan 10 % - 20 %
 Makan sesuai program diet
 Mengikuti program aktifitas.

Implementasi :
 Kaji tingkat pemahaman klien : hipertensi dan obesitas.
R : Obesitas  meniungkatkan tekana darah  meningkatkan cardiac
output sehubungan dengan meningkatkannya massa tubuh.
 Diskusikan pengurangan intake kalori dan batasi lemak, garam dan gula.
R : Kesalahan pola makan  atherosclerosis dan obesitas  hipertensi
dan komplikasi.
R : garam  retensi volume cairan  beban kerja ginjal 
Tek.darah
 Rencanakan bersama klien tentang program penurunan berat badan.
R : Penurunan berat badan secara bertahap.
 Kolaborasi dengan petugas diet.
R : Konseling  bantu penentuan kebutuhan diet.

4. NDx : Kurangnya pengetahuan R/T kurangnya informasi/salah.


Tujuan : Klien akan mengungkapkan pemahaman tentang proses penyakit dan
pengobatan :
 Menyebutkan proses penyakit dengan tepat.
 Menyebutkan penggunaan obat dengan tepat.
 Mempertahankan tekanan dtah tetap terkontrol.

Implementasi :
 Kaji tingkat kesiapan dan hambatan belajar klien
R : Pemahaman yang salah/denial  menghambat tingkat pemahaman klien
 Jelaskan : Mempertahankan tekanan darah dalam batas toleransi, jelasdkan BP
dan pengaruh terhadap jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak.
R : dasar pemahaman tentang peningkatan tekanan darah.
 Hindari kata-kata “tekanan darah normal”, dan gunakan batasan “terkontrol
dengan baik”.
R : pengobatan/penanganan hipertensi bersifat lama. Dengan istilah “terkontrol
“lebih memudahkan pemahaman.
 Bantu klien mengidentifikasi faktor risiko yang dapat dihindari.
R : Faktor-faktor ini akan dipahami sebagai pendukung terjadinya hipertensi,
gangguan kardiovaskular, penyakit ginjal.
 Diskusikan pentingnya tidak merokok dan bantu merencanakan upaya
menghentikan rokok.
R : Nikotin  Catecholamin  BP, HR, vasokonstriksi.
 Beri penguatan/pujian bila klien mau bekerja sama dalam program pengobatan.
R : Kerjasdama yangkurang, sebagai penyebab gaalnya pengobatan.
 Ajarkan kien/keluarga tehnik monitor tekanan darah.
R : Peningkatan pengetahuan  akan meningkatkan upaya kesehatan.
 Jelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pengobatan ; pengaruh dosis, aturan.
R : informasi yang adekuat  akan meningkatkan kerjasdama dengan klien.
 Timbang berat badan sesuai jadwal.
R : Indikator utama efektifitas diuretik.

5. NDx : Koping individu tidak efektif R/T krisis situasi/sistem pendukung persepsi
tidak realistik.
Tujuan : Klien akan mendemonstrasikan penggunaan metoda koping tang efektif. :
 Tenang
 Komunikasi adekuat
 Koping adaptif
 Partisipasi aktif
 Tidur cukup.

Implementasi :
 Kaji efektifitas strategi koping yang digunakan klien
R : Mekanisme adaptasi yang positif  mendukung klien dalam mengatasi
masalah.
 Kaji kemungkinan ganguan tidur, kelelahan, konsentrasi , gelisah, Toleransi
nyeri.
R : Hal di atas merupakan manifestasi koping yang negatif  Indikator tekanan
kemarahan.
 Bantu klien mengidentifikasi stressor yang spesifik dan strategi koping yang
digunakan.
R : Mengenal stressor adalah tahap pertama upaya merespon stressor yang
mengganggu.
 Libatkan klien merencanakan asuhan keperawatan dan dorong berpartisipasi
maksimal.
R : Memfokuskan perhatian klien secara realistik  membantu pemahaman klien.
PENGKAJIAN

I. Riwayat Klien/ Data Demografi


Nama : Ny. N.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur/TTL : 78 tahun/ 16 November 1937
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Janda
Alamat Sekarang : Panti Werda Agape Tondano
Alamat Sebelumnya : Remboken
Tanggal masuk panti : 9 Januari 1999

II. Riwayat Keluarga


Pasangan hidup Ny. adalah Tn yang telah meninggal sejak tahun yang lalu,
penyebab kematian adalah karena. Klien tidak memiliki anak.
III. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini tidak ada karena klien mengalami kelemahan fisik akibat proses
penuaan. Pekerjaan sebelumnya adalah sebagai petani.
IV. Riwayat Lingkungan Hidup
Saat ini klien menempati sebuah ruangan dipanti werda Agape tondano yang
memiliki fasilitas 22 kamar dengan jumlah penghuni
V. Riwayat Rekreasi
Hobi/minat klien adalah masak
VI. Sumber/Sistem Pendukung yang digunakan
Posyandu, rumah sakit yang letaknya dekat dengan panti.
VII. Deskripsi hari khusus (kebiasaan ritual waktu tidur)
Klien lebih banyak menghabiskan waktunya dengan tidur dikamar karena klien
mempunyai kelemahan fisik.
VIII. Status Kesehatan saat ini
Keluhan kesehatan utama; klien merasa pusing, sakit kepala dan nyeri pada
ekstremitas bawah sinistra yaitu pada patella, TD : 230/100 mmHg, N : 88
X/menit
Nutrisi : frekuensi makan 2-3 kali sehari, waktu makan tidak teratur
( terkadang 2 kali makan pagi jam 09.00 dan makan siang jan 14.00). Makan
hanya sediki, klien hanya menghabiskan 1/3 dari porsi yang berikan.

Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
1. Makan Frekuensi 2-3 kali
jumlah 100-200 gr,
5 10
jenis nasi, bubur
lauk pauk.
2. Minum Frekuensi 7-8 gelas
5 10 jumlah 3-4 liter
jenis air putih
3. Berpindah dari kursi ke tempat tidur
5-10 15
dan sebaliknya
4. Personal toilet ( mencuci muka, Frekuensi 1-2 kali
10 5
menyisir rambut, gosok gigi) sehari
5. Keluar masuk toilet ( mencuci
5 10
pakaian, menyeka tubuh, menyiram )
6. Mandi Frekuensi 2 kali
5 15
sehari
7. Jalan dipermukaan datar 10 5
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol BAK Jumlah ± 50-150 cc
5 10 frekuensi 5-6 kali
warna kuning muda
11. Kontrol BAB Frekuensi 1 hari
5 10 sekali, konsistensi
padat
12. Olahraga/latihan 5 10
13. Rekreasi/Pemanfaatan waktu luang 5 10

Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65-125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
Jumlah : 130

Kesimpulan : Mandiri.

IX. Status Kesehatan Masa Lalu


Penyakit masa kanak-kanak tidak ada yang spesifik, klien pernah mengalami
trauma yaitu luka tembak dan tidak pernah menderita penyakit kronisdan riwayat
operasi tidak pernah. Riwayat obstetric G0,V0,P0
X. Riwayat Keluarga

XI. Tinjauan Sistem


 Umum : Klien tampak lemah, mengalami kelemahan pada bagian
ekstremitas, perubahan tekstur kulit, rambut rontok,
beruban.
 Kepala : Kulit kepala bersih, tidak ada lesi atau nodul, sering gatal-
gatal, distribusi rambut merata, beruban dan berketombe.
 Mata : Mata kiri dan kanan simertis, penglihatan berkurang,
katarak (-)
 Telinga : Telinga kiri dan kanan simetris, pendengaran jelas, otitis
media akut (-), lesi (-).
 Hidung : Terdapat silia, tidak ada septum deviasi, polip tidak ada,
terdapat luka pada anterior hidung,tidak ada nyeri tekan
pada maksilaris kiri dan kanan serta pada bagian frontalis.
 Rongga mulut, gigi geligi, lidah, tonsil, faring, :
Pada rongga mulut : tidak berbau, tidak ada stomatitis, tidak ada
aphtae.
Gigi geligi : bersih, tidak ada sisa makanan, ada caries, tidak ada
karang gigi.
Pada gusi : tidak ada ginggivitis, dan tidak ada radang jaringan
penyanggah gigi.
Lidah : Kotor pada bagian bawah
Tonsil : Tonsilla pallatina berada diantara kedua pilar plika
tonsilaris dinyatakan dengan T1 yaitu; ukuran yang normal,
tidak ada radang pada tonsil.
 Kelenjar Tirod: pada inspeksi tidak tampak pembesaran, pada palpasi
tidak dapat dirasakan perbedaannya dengan jaringan
sekitarnya
 Kaku Kuduk : Tidak ada
 Thorax dan pernapasan :
Inspeksi : Bentuk torax normal frekuensi pernapasan = 20 X/menit,
irama teratur, dispnea tidak ada, sianosis peroral
tidak ada.
Palpasi : Vocal fremitus : Getaran yang dirasakan sama.
Perkusi : Sonor
Auskultasi :Suara napas vesikular, vocal resonans : normal, suara
tambahan tidak ada.
Dada sering sakit dan sesak nafas.
 Pemeriksaan Jantung :
Inspeksi : Iktus cordis berada pad linea medio klavikularis kiri
selebar 1 cm.
Palpasi : Lebar iktus cordis 1 cm
Perkusi : Ukuran jantung pada batas normal dan tidak ada
pembesaran
Auskultasi : Bj II A : ICS 2 linea sternalis kanan
Bj II P : ICS 2 linea sternalis kiri
Bj I T : ICS 4 linea sternalis kiri
Bj I M : ICS 5 linea medioklavikularis
Bj III : Tidak ada.
 Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi : Abdomen tampak datar, umblikus tidak menonjol, tepi
perut tidak menonjol, bayangang vena tidak ada, tidak ada
benjolan atau massa, terdapat lesi pada bagian superior
abdomen.
Auskultasi : peristaltik usus 5 kali/menit
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tidak ada, hidrasi kulit, regio
epigastria positif ( gastritis ) Hepar : Tidak ada pembesaran
hepar, Lien : Teraba, tidak ada nyeri tekan pada suprapubik
Perkusi : acites negatif
 Lengan dan tungkai : edema pada dorsum pedis, rentang gerak bebas
kekuatan otot : kiri = 5, kanan = 4. Refleks fisiologik : ada
respon pada patella. Refleks patologik ( babinski ) = tidak
ada, clubbing jari-jari tidak ada, spider nevi tidak ada.
 Kulit : Turgor kulit lembab.
 Payudara : Inspeksi : Puting susu menonjol, aerola coklat
Palpasi : tidak ada benjolan atau massa
 Collumna vertebralis : Inspeksi : Tidak ada kelainan bentuk
Palapasi : Pada mid aksila terdapat
benjolan/nodul atau pembesaran
peluru.
 Ginjal : Perkusi : nyeri ketuk ginjal (-)

XII. Sosial Ekonomi :-


XIII. Spritual
Klien biasanya berdoa sendiri di tempat tidur atau biasanya m,engikuti doa
berantai di ruang doa. Masih aktif mengikuti kegiatan kerohanian di aula.
XIV. Status Mental
Tingkat kerusakan intelektual : ( SPMSQ )

BENAR SALAH NO PERTANYAAN


 1. Tanggal Berapa hari ini? Klien masih ingat
 2. Hari apa sekarang? Hari Rabu
 3. Apa nama tempat ini? Panti werda Agape
 4. Dimana alamat anda? Remboken
 5. Berapa umur anda? 78 tahun
 6. Kapan anda lahir? 16 November 1930
 7. Siapa presiden Indonesia saat ini? Klien sudah lupa
 Siapa nama presiden Indonesia sebelumnya? Klien
8.
sudah lupa.
 9. Siapa nama ibu anda?
 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
10.
angka baru, semua secara menurun.

Total score 3
Interpretasi Hasil
a. Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat
Kesimpulan : Fungsi intelektual utuh.
Aspek Kognitif ( MMSE )
ASPEK NILAI NILAI
NO KRITERIA
KOGNITIF MAKSIMAL KLIEN
1. Orientasi 3 Menyebutkan dengan benar
 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
Dimana kita sekarang?
 Negara Indonesia
 Sulawesi Utara
 Kota Tondano
 Panti Agape
2. Registress 3 Sebutkan nama 3 objek ( oleh
pemeriksa ) 1 detik untuk
mengatakanobjek tersebut,
kemudian tanyakan kepada klien
ketiga objek tersebut.
3. Perhatian 2 Minta klien untuk memulai
angka 100 kemudian dikurangi 7
samapai 5 kali tingkat
4. Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi
objek pada pertanyaan ketiga
5. Bahasa 7 Minta klien untuk mengulangi
kata berikut ”tidak ada, jika, dan,
atau, tetapi”.
Total nilai 18
Interpretasi Hasil
24-30 : tidak ada gangguan kognitif
18-23 : gangguan kognitif sedang
0-17 : Gangguan kognitif berat
Kesimpulan : klien mengalami gangguan kognitif sedang.
ANALISA DATA

NO DATA DASAR ETILOGI MASALAH

1. DS : Lansia Gangguan mobilitas fisik.


 Klien
Pe fungsi tubuh
mengatakan
sudah tidak dapat Gangguan system musculoskeletal
melakukan
kegiatan ssecara Kekakuan sendi
mandiri.
Gangguan mobilitas fisik
 Klien
mengatakan
pusing bila
duduk lama.
DO :
 Tekanan darah
160/80 mmHg.
 Rentang gerakan
klien terbatas.
 Klien tampak
tremor.
 Klien didampingi
bila beraktivitas.
 Ketergantungan
sebagian.
2. Lansia
DS : Resiko cedera fisik.
 Klien
Pe fungsi tubuh
mengatakan
perlu Pe system saraf motorik
pendamping Kelemahan
untuk berjalan
Keterbatasan pergerakan
dan beraktivitas.
 Klien Resiko cedera
mengatakan
pusing bila
duduk lama.
 Klien
mengatakan
pendengaran
sudah mulai
berkurang.
DO :
 Tekanan darah
160/80 mmHg.
 Klien tampak
tremor saat
melakukan
aktivitas.
 Klien didampingi
3.
jika beraktivitas.
DS : Lansia
Defisit perawatan diri.
 Klien
Pe fungsi tubuh
mengatakan
bahwa klien Pe system saraf motorik
merasa sulit
untuk melakukan Kelemahan

personal hygiene
Keterbatasan pergerakan
secara mandiri.
DO : Defisit perawatan diri
 Klien dibantu
dalam memenuhi
kebutuhan
personal hygiene
oleh teman
sekamarnya.
 Klien tampak
lemah dan pucat.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
I Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan

II Resiko cedera fisik b/d perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh

III Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik


IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. N. S


Umur : 78 thn.

Hari / tanggal Dx keperawatan Implementasi Paraf


23 juni 2008 I,II,III Membina hubungan saling percaya dengan
seluruh penghuni panti.
 Memperkenalkan diri
 Tujuan interaksi
 Nama panggilan kesukaan klien.
24 juni 2008 I,II,III Membina hubungan saling percaya secara
khusus dengan pasien kelolaan.
 Memperkenalkan diri
 Tujuan interaksi
 Nama panggilan kesukaan klien.
I Memeriksa keadaan dan kemampuan secara
fungsional.
Hasil : Klien secara fungsional sudah tidak
dapat melakukan mobilitas dan aktivitas
sendiri.
I Mengkaji derajat mobilisasi klien dengan
menggunakan skala ketergantungan (0-4),
Hasil : skor ketergantungan 3 (memerlukan
lebih banyak bantuan dengan pengawasan)
I Membantu klien melakukan rentang gerak
sesuai dengan kemampuan.
I Mengoservasi tanda-tanda trauma, oedem,
dan tanda dari gangguan sirkulasi lainnya.
I,II Menjelaskan pada klien tentang pentingnya
mobilisasi sesering mungkin sesuai dengan
kemampuan.
II Membantu klien dengan melakukan
mobilisasi dan aktivasi.
I,II Menjelaskan penurunan fungsi tubuh akibat
proses penuaan.
II Menjelaskan kebutuhan keamanan dan
keselamatan akibat menurunnya fungsi
tubuh.
II Menciptakan lingkungan yang nyaman,
bersih, tidak licin dan basah.
Membersihkan ruangan/ wisma (WC/ kamar
mandi, R tamu, R tidur, dan pekarangan)
supaya tidak licin dan selanjutnya
menganjurkan agar seluruh penghuni wisma
untuk melakukan hal yang sama.
II Mendekatkan barang-barang keperluan
klien.
I,II Memberikan penjelasan-penjelasan bila
diperlukan dengan sederhana, jelas dan
spesifik.
III Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam
melakukan personal hygiene.
Menjelaskan kepada klien tentang
25 Juni 2008 pentingnya pemenuhan kebersihan diri.
I,II,III Membina kembali hubungan saling percaya;
 Perkenalkan kembali nama.
I Membantu klien melakukan rentang gerak
sesuai kemampuan.
II Mengobservasi tanda-tanda trauma, oedem,
dan tanda dari gangguan sirkulasi lainnya.
Menciptakan lingkungan yang nyaman,
bersih, tidak licin dan basah.
II Membersihkan ruangan / wisma (WC/kamar
mandi, R tamu, R tidur dan pekarangan)
supaya tidak licin dan selanjutnya
menganjurkan agar seluruh penghuni wisma
untuk melakukan hal yang sama.
Mendekatkan barang-barang keperluan
klien.
III Membantu dan mengajarkan kepada klien
dalam pemenuhan kebutuhan personal
25 Juni 2008 hygiene.
I Membantu klien dalam melakukan aktivitas
dan mobilisasi.
II Membantu klien melakukan rentang gerak
sesuai dengan kemampuannya.
Menganjurkan klien dan penjaganya untuk
tidak mendudukan klien pada kursi yang
keras.
II Mengopservasi tanda-tanda trauma, oedem,
dan tanda dari gangguan sirkulasi lainnya.
Membantu klien dalam melakukan
mobilisasi dan aktivitas.
Menciptakan lingkungan yang nyaman,
bersih, tidak licin dan basah.
Membersihkan ruangan / wisma (WC/kamar
mandi, R tamu, R tidur dan pekarangan)
supaya tidak licin dan selanjutnya
menganjurkan agar seluruh penghuni wisma
untuk melakukan hal yang sama.
Mendekatkan barang-barang keperluan
klien.

Das könnte Ihnen auch gefallen