Sie sind auf Seite 1von 58
10 Laba (Income) Yang menjadi enarieie Saipan adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan maupun dari tuar Indonesi ima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia hekayaan Wajib Paj sia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah fajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000, pasal 4. Penebalan oleh penulis.) Makna income dalam konteks perpajakan dapat berbeda atau bahkan berbeda dengan makna income dalam akuntansi atau pelaporan keuangan. Dalam perpa- jakan, income dimaknai sebagai jumlah kotor sehingga diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standar Akuntansi Keuangan. Dalam buku-buku teks akuntansi (khususnya teori akuntansi), istilah income pada umumnya dimaknai sebagai jumlah persih sehingga istilah laba lebih meng- gambarkan apa yang dimaksud income dalam buku-buku tersebut. Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk pada konsep yang oleh FASB disebut dengan laba komprehensif. Laba komprehensif dimaknai sebagai kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Buku ini menggunakan istilah laba untuk income yang digunakan dalam konteks akuntansi.” Masalah pelik yang berkaitan dengan laba adalah menentukan konsep laba secara tepat untuk pelaporan keuangan sehingga angka laba merupakan angka yang bermakna (meaningful) baik secara intuitif maupun ekonomik bagi berbagai pemakai statemen keuangan. Pemaknaan atau pendefinisian laba mempunyai im- plikasi terhadap pengukuran dan penyajian laba. Trevor akantansi secara umum menganut konsep kos historis, asas akrual, dan konsep penandingan, laba akuntansi yang sekarang dianut dimaknai sebagai selisih antara pendapatan dan biaya. Sementara itu, pendapatan dan biaya diukur dan diakui melalui prosedur tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Bab 9 membahas secara mendalam prosedur penentuan biaya Untule menentukan laba sesuai PABU tersobut. Pendefinisian laba sebagai penda- patan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara struktural atau sintaktik Rarena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya. Pendapatan dan biaya masuk dalam definisi laba sehingga orang harus mendefini- si pendapatan dan biaya untuk memaknai leba. Jadi, laba merupakan hasil penerapan prosedur bukan sesuatu yang bermakna semantik, Untuk menangkap ee ‘Sclain income, aikenal pula istilah earnings yong juga disebut jsba, Earnings lebih bermakna scbagal labo yang. diakumulasi selame beberapa periods woleypun orn juga digunaken untuk menunjuk laba perioda seperti dalam istilah eqrning® Per share. Dalam statemen laba-rugi, income Tebih umum digunaken karena tia lebih luas cakupanoy® (lebih komprehensif) dan lebih formal dari- pada earnings, Barnings hanyelah jumlah antara eebelum diperoleh laba bersih/komprehensif. Bab 1 456 i. Dengan demiki sna akuntans Denon dein, . intuitif, Lebih dari itu, pengukur Penda. i haan pe omer He itor hing faba oe * dialban tidak selalu setara dengan tesubaban pare nya mempertimbangkan perubahan daya beli ng eukup kaya (komprehensif) un, Karena laba dipandang sebagai elemen YON turuhan, pembahasan teor, tuk merepresentasi kinerja aunty coi eal ic totapi meliputi pula tataran sy tentang laba tidak dibatasi pada tataré ‘upan pembahasan lab; mantik dan pragmatik, Hal inilah yang membedakan cakupan pel a dengan elemen-elemen statemen keuangan lainnya. makna laba akuntansi orang harus pahal Tujuan Pelaporan Laba ‘i i leh struktur akun. Telah disinggung di atas bahwa pengertian laba yang dianut ol tansi sckarang ini adalah laba yang merupakan selisih pengukuran ae dan biaya secara akrual. Pengertian semacam ini akan memudahkan pengukuran dan pelaporan laba secara objektif, Perekayasa akuntansi mengharapkan bahwa laba semacam itu bermanfaat bagi para pemakai statemen keuangan khususnya investor dan kreditor. Pendefinisian laba seperti ini jelas akan lebih bermakna se. bagai pengukur kembalian atas investasi (return on investment) daripada sekadar perubahan kas. Hal ini ditegaskan oleh FASB dalam SFAC No. 1 (prg. 44) sebagai berikut: Information about enterprise earnings and its components measured by accrual informaitl Benerally provides a better indication of enterprise performance than information about current cash receipts and payments, Dalam kenyataannya, para pemakai mempunyai I 5 wai konsep laba dan model peng- ambilan keputusan yang berbeda-beda, Apapan i nya, laba akkuntansi dengan berbagai interpretaamye it ooo Car Pengukcuran- antara lain sebagai: erpretasinya diharapkan dapat digunakan Pp & is e g 2 a 2 2 8. Dasar kompensasi dan per Alat motivasi ™manajemen b. e 4 e. Dasar penentuan dan Penilai £ & h, i. Dasar pembagion divider, “stem pengendatian Perusahaan, Laba 487 Teori akuntansi Jaba yang dapat ee akan melibatkan pengukuran dan penyajian putuhan di atas, ada dua pend ee tujuan di atas, Untuk melayani berbagai ke- tansi laba yaitu satu laba u; F ae yang harus dipertimbangkan dalam akun- purposes) atau beda tujuan bad berbagai tujuan (single income for different es deie tener eee ee laba (different incomes for different purposes). ae meryolikennye ante untuk memformulasi konsep laba tunggal (umum) paten pale taginydisanet ements berbagai tujuan secara umum. Inilah pende- purpose financial peaaeel jam merekayasa pelaporan keuangan urnum (general pone a tentang Konsep lab lebih berksiten dengan pendekatan ini, Gipenuhi di ga berusaha untuk menyediakan informasi agar tujuan Khusus dapat ipenuhi dengan menyediakan informasi yang memungkinkan pemakai untuk menentukan konsep laba sesuai dengan kebutuhan spesifiknya. Pendekatan kedua menggunakan berbagai konsep laba dan menjajikannya secara jelas berbagai kon- sep laba tersebut secara khusus. Kebutuhan khusus ini dapat dilayeni dengan menyertai statemen keuangan umum (khususnya statemen Jaba-rugi) dengan ber- bagai laporan pelengkap. Konsep Laba Konvensional ‘Teori tentang laba masih harus dikembangkan dan dimantapkan agar dicapai in- terpretasi yang tepat secara intuitif maupun ekonomik sehingga angka laba alcun- tani mempunyai manfaat yang tinggi khususnya bagai investor dan kreditor. Hendrikeen dan van Breda (1992) mengemukakan bahwa laba akuntansi yang sekarang berjalan (konvensional) masih problematik secara teoretis. Laba akun- tansi mempunyai beberapa kelemahan berikut (lm. 809): Laba akuntansi belum didefinisi secara semantik dan jelas sehingga laba tesebut secara intuitif dan ekonomik bermakne. b. Penyajian dan pengukuran Jaba masih difokuskan pada pemegang saham piasa atau residual. Penghimpunan : 88) sebagai basis Pengakuan pendan at Pembentukan penda: "Lihat perbed, ‘apatan. Dengan konsep ini, dalam pembahasan laan antara transaksi . tentang Perubahan pornsctions, keadaan (¢ euangn di Bab 4 Malaman ge dan kejadian (events) Laba 471 ee ae, ‘endirinya laba) dapat dinyatakan telah terbentuk (earned) : gan telah dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas (produksi, penjualan, dan pengumpulan kas), 7 Fendekatan ini mempunyai keunggulan dalam membantu manajemen seer ofisionsl den ternal, Berbagai konsep laba dapat diciptakan untuk meng- ur efisiensi dan profitabilitas tiap kegiatan/bagian operasi, mengendalikan pe- rilaku es divisi dengan sistem Pengendalian manajemen, dan menentukan kompensasi. ___ Dalam aplikasinya, kedua pendekatan di atas tidak berdiri sendiri tetapi sa- ling melengkapi. Laba tidak dapat diakui hanya atas dasar salah satu pendekatan. Itulah sebabnya, kriteria pendapatan adalah terrealisasi dan terbentuk. Artinya, kedua kriteria harus dipenuhi. Oleh karena itu, praktik akuntansi (dalam kaitan dengan laba) yang sekarang banyak dianut sebenarnya merupakan kombinasi dari pendekatan transaksi dan pendekatan kegiatan. Pendekatan Pemertahanan Kapital Dua pendekatan yang dibahas di atas sebenarnya mengikuti pendekatan penda- patan-biaya (revenue-expense approach) dalam pengukuran dan penilaian elemen neraca (aset dan kewajiban). Nilai aset dan kewajiban merupakan konsekuensi dari pengukuran pendapatan dan biaya atas dasar konsep penandingan. Dengan konsep pemertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, ele- men statemen keuangan diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban, Jadi, dapat dikatakan bahwa laba adalah perubahan atau kenaikan kapital dalam suatu perio- da. Dengan kata lain, laba adalah perbedaan nilai kapital pada dua saat yang ber- beda. Masalah teoretis dalam hal ini adalah bagaimana kapital diukur atau dinilai dan bagaimana laba ditentukan. Seksi berikut membahas hal ini. Pengukuran atau Penilaian Kapital Pembahasan dalam seksi ini masih merupakan bagian dari pembahasan laba pada tataran sintaktik. Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena dengan berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus dipertimbangkan yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Hal lain yang menentuken cara menilai kapital adalah je- nis kapital (fisis atau finansial) dan dasar penilaian. Jenis Kapital Telah disinggung dalam uraian Gambar 10.2 bahwa pengertian kapital harus dili- hat dari sudut pandang pihak yang menguasai kapital tersebut. Jenis kapital ber- kaitan dengan karakteristik dan wujud kapital dari kaca mata yang menguasai serta apa yang harus dipertahankan untuk menentukan laba. Dalam hal ini terda- pat dua jenis konsep kapital yaitu kapital finansial dan fisis. Bab ty, 472 ital Finansial ilai yang mele. f ial adalah klaim dipa isis kKlaim tersebut. h, - Te apa memperhatikan wujud fei on atau. acct, finaneial, Pada Se aee jed kapital terecbut adalah intrumen atau eset nancial Pada Soe cital Gasnatal adalah kepltal| yang! lian atas kapital finansist umumnya, kapital sep ini, laba atau kembalie 5 i gang obligas. Dengan konsep ini laba atau kombat oe fnangial a Gretun on financial capital) akan timbul Lee Eee a Te IPEeAT aie sa periods ell ne a ae aisle telah pengaruh transaksi Hemllih/penausss erusahaan, laba atau kembalian atas Dari sudut pandang pemegang hare vai eet Bacall (net assets) pada akhir kept inane akan tbl ila jumlah rupah a rade aval pariods (entenn lah pengaruh transaksi pemili . Deny d Yang harus dipertahanken dele penentuan laba adalah nilai ekonomik dalam arti nilai tukar kapital. ; : Kapital finansial dari sudut badan usaha adalah jumlah rupiah yang melekat bada aset total badan usaha tanpa memandang jenis atau komponen aset. Laba stat Kembalian atas Kapital finansial akan timbul bilamana jumlah rupiah aset sebagai tingkat kembalian atas aset total atau rate of return on assets (ROA) yang dirumuskan sebagai berikut: ROA = Laba bers a bunga Aset total rata-rata Dari sudut Pandang kreditor, kapital finansial adalah j inj 7 lah jumlah tertanam di Perusahaan, Jumlah Tupiah pinjaman ditambah bun; 2 Sanita nad hak kreditor selama Perioda merupakan kapi ga yang menj Yang menjadi hak kreditor merupaien Taba bred nit Dengan demikian, ee au kembalin at Sudut Pandang j anajemen. Kapital fisis c nvestor dan kreas P a ian atas kapitet nes editor. Dengan kon- rods areas Prods ft Pal isis (reture Physical capital) akan tim. produksi fisis pada wet Period 1S dt Periods nb® adalah kapasitas : da eda. Yang ha elebihi kapasitas “en ulang dceluarkan) Te Kis (ont res ceelah eee tan ransaksi oluitas Laba 473 aba akhirnya i F eeaige ie a har a dinyatzkan dalam jumlah rupiah, Oleh karena itu, kapa- sits prodults si akhirnya harus dinyatakan dalam jumlah rupiah pula. Dengan p in), Kapital dapat dipertahankan kalau aset nonmoneter diukur atas dasar kos sekarang (c urrent costs) atau kos pengganti (replacement cost) pada saat peng- ukuran/penilaian. Selisih antara kos sekarang akhir dengan kos sekarang awal (atau kos historis) merupakan jumlah rupiah penyesuaian untuk mempertahan- kan kapital schingga tidak masuk sebagai bagian dari laba. Perbedaan utama antara kedua konsep di atas adalah perlakuan terhadap pengaruh perubahan harga atas aset yang ditahan atau kewajiban yang ditang- gung selama suatu perioda seandainya pengaruh tersebut diakui. Dalam konsep kapital finansial, pengaruh perubahan akan diakui sebagai untung atau rugi menahan atau penahanan (holding gains or losses) dan dilaporkan melalui state- men laba-rugi. Dalam konsep kapital fisis, pengaruh perubahan diakui sebagai penyesuai kapital (capital adjustment) dan tidak masuk dalam statemen laba-rugi. Masalah ini akan dibahas lebih lanjut di Bab 13. Skala Pengukuran Skala pengukuran adalah unit pengukur yang dapat dilekatkan pada suatu objek sehingga objek tersebut dapat dibedakan besar-kecilnya (magnitudanya) dari ob- jek yang lain atas dasar unit pengukur tersebut. Dalam teori pengukuran, dikenal fempat macam skala pengukuran yaitu kategoris (nominal), ordinal, interval, dan rasio, Pengukuran dalam akuntansi bersifat rasio karena angka nol menunjukkan Ketiadaan atau kekosongan nilai (devoid of value). Karena kapital harus dinyatakan dalam satuan uang atau moneter sementara nilai satuan wang dapat berbeda antar waktu, skala satuan wang mana yang akan dipakai untuk mengukur kapital? Dengan Kata lain, skala satuan uang (rupiah) mana yang dipakai? Skala Nominal Skala nominal atau lebih tepatnya skala rupiah nominal adalah satuan rupiah se- hagaimana telah terjadi tanpa memperhatikan perubahan daya beli dengan ber- jalennya waktu akibat perubahan kondisi ekonomik. Dengan kata lain, jumlah ‘pia untuk waktu yang berbeda dianggap homogenus atau berdaya beli sama se- hingya dapat saling dijumlahkan atau dikurangkan. Karena nilai rupiah dianggap Konstan eepanjang masa, akuntansi atas dasar pengukuran ini sering disebut skuntansi dengan asumsi nilai tupiah Konstan yang di Amerika disebut “constant vollar accounting.” Pengukuran dengan skala rupiah nominal lebih menitikberat- an pada jumlah unit rupiah daripada jumlah unit daya beli, Karena dalam kenyataannya nilai satuan uang berubah karena inflasi, peng- ukuran atas dasar skala Tupiah nominal mengandung kelemahan. Bila dua jumlah vupiah pada waktu yang berbeda ditambahkan (misalnya Rp10.000 di tahun 2000 Gitambah Rp10.000 di tahun 2004), hasil penjumlahan (Rp20.000) sebenarnya tidak bermakna lagi karena dua skala yang berbeda telah ditambahkan. Penam- Bab 1p 474 i Jbut adding oranges and apples. Lima jeruk ditam. il an ual gal Bee eet Baer BELT oH Namun, nil ang berubal shin pengukur (measuring sticl ey Lae eae ieee yang ere i eh pat mongheailkan angarupiah atau nlai yang berbeda. tuliskan Ram dalam Gambar 10.4 di bawah ini. han semact tahime apel tidak sama deng Gambar 10.4 ‘Skala Rupiah Nominal Sebagai Meteran A B Sala rupiah nominal 1995 | [J] 7 0 Apt Rp ps pa ApS ‘Skala rupiah nominal 2000 Te) O Rpt Ap2 Ap3 Apa ApS Seandainya terjadi inflasi mi rupiah Skala Daya Beli Skala daya beli atau lebih tepatnya skala Tupi: i i Piah daya beli atau skala daya beli kon- Mer merupakan skala untuk mengatasi kelemahan, skala Tupiah aeaials Dengan se din rupiah nominal dinyatakan kembalf atau dihomogenuskan dalam bentuk He mA a eae aoe indeks harga tertentu. Karena ‘unit pengukur dinyata- 7 : beri heat ane hee A - 1 yang sama, Penambahan hasil Pengukuran akan mem- Perubah: tot prein tidak berpeeneuran Sart > Laine nominal ke rupiah daya beli secara apie Yang berubah adalah ghee Pen ae rapa Perubahan nilai ekonomi ang dalam suatu periody © gaimana tambahan bera ubah dari kilogram menjadi, pon akan berubah han, ya karena pen, curnya di- daya beli akan menimbulkan untung eo demikian, Pen, Penguk : gukuran dengan rupiah ‘U rugi daya beli (Purchasing power gains Laba 475 or losses) terutama kalau suatu ; entits cl ; kan dibahes lebih merdatoes gy ortas menaham aset moneter, Masalah ini jugs Dasar atau Atribut Pengukuran Seperti aset, kapital dapat diukur atas dasar berbagai atribut sebagaimana telah diringkas dan ditunjukkan dalam Gambar 6.4 dan 6.7 tentang penilaian aset. Wa- laupun banyak atribut atau dasar penilaian yang dapat digunakan, di sini hanya akan dibahas dua dasar penilaian penting yang berpaut dengan penentuan laba yaitu kos historis (historical cost) dan kos sekarang (current cost) yang keduanya merupakan nilai masukan (input value). Kos Historis Kos historis merupakan jumlah rupiah sepakatan atau harga pertukaran yang te- lah tercatat dalam sistem pembukuan. Kos historis dipilih biasanya karena kos tersebut objektif dan dapat diuji kebenarannya (verifiable). Masalah kos historis hendaknya dibedakan dengan skala rupiah nominal. Kos historis berkaitan dengan masalah pilihan jumlah rupiah mana yang akan dilekat- kan pada elemen statemen keuangan sedangkan skala nominal berkaitan dengan pilihan unit pengukur yang akan digunakan. Dengan demikian, dapat saja dasar pengukuran tetap kos historis tetapi skala yang digunakan adalah skala rupiah daya beli. Dengan kata lain, kalau digunakan kos historis sebagai dasar penilaian tidak dengan sendirinya skala yang digunakan adalah skala rupiah nominal. Kos Sekarang Kos sekarang atau kos pengganti atau kos masukan sekarang (current input cost) menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk memperoleh aset yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara (ekuivalennya). Harga pertukaran harus ditentu- kan dari pasar barang yang sekarang digunakan kesatuan usaha (input market) se- hingga harga pertukcaran akan menggambarkan dengan tepat nilai aset bersangkutan. Selisih antara kos historis dan kos sekarang harus dibedakan dengan selisih akibat dijabarkannya rupial’ nominal menjadi rupiah daya beli. Kos sekarang ber- beda dengan kos historis bukan karena perubahan harga umum tetapi karena pe- rubahan harga barang tertentu (disebut perubahan harga spesifik) akibat perubahan selera, teknologi, dan fungsi. Sebagai contoh, harga handphone jenis tertentu dapat menjadi lebih murah beberapa waktu kemudian meskipun terjadi inflasi, Hal tersebut dapat terjadi karena selera dan teknologi berubah. Demikian juga, suatu jenis sepeda motor bekas tertentu menjadi lebih mahal dari model baru Karena sepeda motor bekas tersebut dipersepsi sebagai barang antik yang diburu banyak orang. Jadi, penggunaan kos sekarang masih tetap dapat dilakukan atas dasar skala rupiah nominal. Rab 19 476 ital Pengukuran Laba dengan Mempertzhankan Kap « capital (jenis, skala, dan dasar penilaian) yang Adanya tiga faktor penentu nilai Kapital es skal esas teayetamessicte saling berinteraksi menimbulkan pee oer mavefieksi kombinasi antara ieotlgs ees ae eerctan. Pengukuran laba yang dibahas di sini masih bersi- fet kereptalkarena belum menunjukkan prosedur akuntansi ia cars menyai. Kann Bembahasan lebih lanjut tentang hal ini diberikan di Bab 12, Tauan bahasan di sini adalah untuk menggambarkan atau merasal laba eecara umum sebagei perubahan kapital atas dasar konsep pemertahanan kapital, se Rerbagal pendekatan penilaian kapital dibahas dan diearankan oleh banyak Penuls Ole Karna it, tedaat jug berg! pengukuran labs sebagai asi pe. nilaian kapital pada dua waktu yang berbeda, Pendekatan yang dimaksud di sini adalah cara atau prosedur untuk mendapatkan jumlah rupiah kapital dan laba, Berbagai pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap penentuan laba antara lain adalah:!? - Kapitalisasi aliran kas harapan (capitalization of expected cash flows). Penilaian pasar atas aset bersih firm). Setara kas sekarang (current cash equivalent). - Harga masukan historis (historical input prices). - Harga masukan sekarang (current input prices) . Pemertahanan daya beli i F a ya beli konstan (maintenance of constant purchasing ¥ perusahaan (market valuation of the Kapitalisasi Aliran Kas Harapan z i aaa aaa dengan Pengukuran laba dari kaca mata Pemegang saham a te oe satin oy karena itu, kapital di sini adalah ikepitel finan. eT Yang tertanam di perusahaan yang menjadi klaim pe- 477 7 Dalam hal ini, Has merupakan selisih nilai kapitalisasian awal dan akhir peri- aoe ne hates a Uk dapat menghitung nilai kapitalisasian harus diketahui ali- ran kas harapan tiap perioda, faktor kapitalisasi, dan jangka investasi. Faktor kapitalisasi didasarkan pada tingkat kembalian harapan (expected rate of return) yang biasanya merupakan kos kesempatan investasi Sebagai ilustrasi, berikut ini adalah aliran kas yang diharapkan diterima oleh pemegang saham dari investasinya pada tiap akhir tahun selama empat tahun Pada akhir tahun ke empat, investor mengharapkan untuk menjual/melepas selu- ruh investasinya . Pada akhir tahun ke empat, investasi dijual seluruhnya atau pe- rusahaan dilikuidasi dan investor mendapat pengembalian investasi. Tahun 1... .. Rp 6.000.000 Tahun 2 9.000.000 Tahun 3 12.000.000 Tahun 4... 18.000.000 Dianggap aliran kas tahun 1 sampai 3 berasal dari dividen dan aliran kas tahun 4 berasal dari dividen ditambah hasil penjualan atau pengembalian seluruh investasi. Investor mengharapkan tingkat kembalian 20%. Atas dasar data terse- but, nilai kapitalisasian tiap akhir tahun dapat ditentukan dengan menjumlah nilai sekarang (NS) semua aliran kas masa datang sebagai berikut: Nilai kapitalisasian awal tahun 1: NS aliran kas tahun 1: Rp 6.000.000 x 0,8393 = Rp 5.000.000 NS aliran kas tahun 2: 9.000.000 x 0,6944 6.250.000 NS aliran kas tahun 3: 2.000.000 «0,5787= 6.944.400 NNS aliran kas tahun 4: 18,000.00 0,4892= 8.680.600 Nilai kapitalisasian aval tahun 4 Rp26.875.000 lai kapitalisasian akhir tahun 1 (awal tahun 2): NS aliran kas tahun 2: Rp 9.000.000 x 0,8333 = 7.500.000 NS aliran kas tahun 3: 12,000,000 « 0,6944= 8.833.300 NS alitan kas tahun 4: 18,000,000 x0,5787= —_10.416.700 Nilai kapitalisasian akhir tahun 4 p26 250.000 Nilai kapitalisasian akhir tahun ditambah aliran kas yang diterima pada akhir tahun merepresentasi nilai kapital bagi investor pada tiap akhir tahun terse- but, Laba adalah selisih nilai kapital awal dan akhir tahun. Dengan contoh di atas, laba tahun 1 dapat dihitung sebagai berikut: Nilai kapitalisasian akhir tahun 1 p26.250.000 Kas diterima pada akhir tahun 1 6.000.000 Nilai Kapital akhir tahun 1 Rp32.250.000 Nia kapitalisasian awal tahun 1 26.875.000 Laba tahun 1 Rp 5.375.000 478 sama. Diang itung dengan cara yang s 2 dan 3 dapat dihitung d tingkat kapitalisas, ni rary tang seg apa mv i : dan kas yang dit ° es Cae ee menyajikan diagram penilaian kapit.) jumei noninvestasi. 1 dan penentuan laba untuk kasus di atas. Gambar 10.5 Penilaian Kapital dan Penentuan Laba Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 | Tahun 4 | Kas diterima ° 6.000.000 9.000.000 2 oe m8 ial Kaptasasian 26,675,000 «_ 26.250.000 YS 22500.000 9. 200 Nita Kapital 26,875,000 | '92.250.000 ] 31.500.000 ] 27.000, | 18,000.00 0 18,000,000 Laba 5.375.000 8.250.000 4.500.000 3.000.000 aba menurun karena dianggap kas yang diterima investor tidak direinvesta. fi tetapi dikonsumsi dan tidak ada perubahan harapan karen kasus dianggap ber- Jalan dalam kondisi kepastian (certainty). Conteh int juga tidak realistik karena dianggep tidak ada lagi aliran kas setelah tahun ke empat yang berasal dari alter- natif investasi di temp: at lain sehin, Walaupun distribusi value of the fi yang meref dapat dikatakan bahwa agai laba tunai masa dat, “naneiemen tentunya akan meng Sabam me etal miliki perusah, ; : ‘an sama di it . aan maka kapital bagi —~— Sngan kapital bagi Pemegang saham hanga ben “Lihat cara menon , Management and Policy (een X8Pitalisasi untuk perpetnt s on ee Saddle River, NJ: Prentin ea fan Horne, Financial atau mangjomen’ ‘rangi kewajiban} dapat dianggan eep.28) bm. 23-24, ‘pital finansial bagi Perusahaan lam James ©, Vj eR 479 beda dari sudut pandang saja, Kenaike yang dapat didistribusi dalam bentu laba leh pemegang saham (investor) di at ngan harapan investor, set borsih per haan merupakan labia iden kas, Paralel dengan perhitungan bila harapan manajemen sama de faba perusahaan tahun I dapat dihitung sebagai berikut Nilai kapitalisasian akhir tahun t Rp26.250,000, Fembagian taba (dividen kas) pada akhirtahun t 6.000.000 Nia perusahaan akhir tahun 1 sebelum dividen Rpa2250,000 Nilai kapitalisasian, wal tahun 1 26.875.000 Laba perusahaan tahun 4 Fp 8.376.000 _Laba Perusahaan Rp5.375.000 di atas menunjukkan laba yang dapat didistri- busi tanpa mempengaruhi kapital (aset bersih) awal. Bila perusahaan membagi dividen kas sebesar Rp6.000.000 maka aset bersih awal akan berkurang sebesar selisihnya. Selisih ini sebenarnya menggambarkan likuidasi atau pengembalian kapital (return of capital) seperti dijelaskan dalam uraian Gambar 10. Walaupun konsep kapitalisasi mempunyai keunggulan dalam pengukuran laba yang mendekati laba ckonomik, sistem pembukuan perusahaan mungkin tidak mendukung pengoperasian konsep ini, Dengan kata lain konsep ini tidak praktis dan operasional. Beberapa keberatan yang diajukan terhadap konsep ini antara lain: 1, Tarif kapitalisasi yang digunakan di mata perusahaan tidak sclalu sama dengan tarif menurut persepsi investor. Hal ini disebabkan persepsi dan preferensi risiko pemakai laporan tidak dapat diketahui dengan pasti sehingga tarif kapitalisasi yang digunakan perusahaan sering tidak mere- fleksi risiko yang melekat pada investasi.”* Dengan demikian informasi laba yang disajikan mungkin tidak relevan bagi pemakai atau bahkan menyesatkan. 2. Angka laba yang dihasilkan tidak intuitif karena komponen-komponen pembentuknya tidak tampak. 3. Konsep ini terlalu menekankan pada nilai waktu wang dan aliran kas dan mengabaikan faktor-faktor ekonomik yang lain. 4, Informasi tentang operasi dan efisiensi manajemen perusahaan tidak dapat terungkap melalui laporan rugi-laba. 5. Karena laba dihubungkan dengan harapan harapan masa mendatang, informasi yang disajikan kurang mempunyai daya konfirmasi terhadap harapan-harapan masa yang lalu, Dengan kata lain nilai balikan (feedback value) sebagai kualitas informasi tidak diperoleh. "Untuk dapat memahami pengertian risiko investasi, baca teori investasi dalam buku-buku manajemen keuangan.

Das könnte Ihnen auch gefallen