Sie sind auf Seite 1von 66
4 Rerangka Konseptual—Suatu Model The information should be comprehensible to those wh havea reasonahle understanding of business and economic actuties and are willing fo study the information with reaxonable diligence (FASB, 1991) Pengertion, Kedudukan, fungsi, dan model rerangka konseptual’ scbagai hesil uatu perekayasaan telah dibahas dalam bab sebelum ini. Salah satu model adalah rerangka konseptual yang dikembangkan olch FASB yang diwujudkan dalam se- perangkat pernyataan resmi yang disebut Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC). Model FASB digunakan sebagai basis pembahasan dalam hab ini arena model tersebut memuat secara lengkap penjelasan, penalaran, dan argu: men untuk tiap konsep yang dipilih schingga mempunyai aspek pembelajaran arau pemelajaran dan pendidikan yang bermanfaat, Secara diagramatis, komponen-komponen konsep dan saling-hubungannya dalam model tereebut dilukiskan di Bab 3 pada Gambar 3.4. Bab ini membehas ebih dalam isi tiap Komponen konsep dalam model tersebut heserta penalaran yang melandasinya Tujuan Pelaporan Keuangan ‘Tajuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurah- kan, Oleh karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan langkah yang paling krusial dalam perekayascan akuntansi. Tujuan pelaporan menentu- ian Konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Untuk menurunkan tujuan pe- laporan keusngen, pihak yang dituju dan kepentingannya horus diidentifikesi dengan jelas sehingge informasi yang dihesilkan pelaporan keuangan dapat me- munskan kebutuhan informasional pihak yang dituju. Pada gilirannya, pihak yang dituju akan melakukan tindakan atau mengambil keputusan yang mengarah ke pencapaian tujuan pelaporan keuangan. Nengan demikian, diharapkan tujuan ‘yang lebih luas (tujuan ekonomik dan gosial negara) akan tercapai pula, "Sampaititk ini iatilah Ferangka eelalu digunakan alihalih kerangka. Rerangka sebagai padan tata fremework) mengacu pads felinan rangka-rangka yang bermakna ebstrak eedangkan kerangka (sebagai padan kata skeleton) mengacu pada jlinan rangka-rangka yang bermakna konkret atau fis, misalnya kerangkn ruriah, Jai, tah rerangkn digunakan untuk membedakanoye dengan kerangka nat pengeunann istlah rerangke dalam Anton M Moetiono, Santun ahasa (Jakarta: PT Gramedin, 1986), hm. R384 " 146 Pemakai dan Kepentingannya otensial yang dituju ata Dalam suatu lingkungan negara, banyak pihak potensi yang us at “ berkepentingan dan kepentingan mereka sangat beragam. Misa eee ci pemakai potensial yang dapat dituju oleh pelaporan keuanga’ owners, lenders, suppliers, potential investors and creditors, empleyees, mane agement, directors, customers, financial analysts and ee rm ae ae writers, stock exchanges, lawyers, economists, taxing authoril tes, -g ‘latory authorities, legislators, financial press and reporting agencies, labor unions, trade associations, business researchers, teachers and students, and the public. Kepentingan pemakai juga beragam tidak hanya antarkelompok pemakai tetapi juga di dalam kelompok pemakai. Beragam kepentingan antara lain adalah pertanggungjawaban, kebermanfaatan keputusan, riset keuangan dan pasar, pe- nentuan tarif, penentuan pajak, pengendalian sosial, pengendalian alokasi sumber daya ekonomik, dan pengukuran kinerja entitas. Jadi, penentuan tujuan merupa- kan suatu proses yang kompleks. Masalah pen; kepentingannya, ber informasi y; (1) Menyediakan informasi Punyai bermacam. ‘Sy tateme 03, O} td " ; Pub sta Pane berisi Yang kita ke ‘ublishing, In, Masi en de ‘enal Inc., 1982), merupeneneermakna ba; turennya, Sen dipandar Alm. 147, formas emantie Lihat pe Mek tera tersebut a ah monje sepe- on ‘enjadi infor- ep ini tb 'm Gambar 3.3 drelemen yang H halaman 105, orangka Konseptval -Suatu Model a7 menghasilkan apa yang dikenal dengan statemen keuangan umum (general purpose financial statements), Karena bersifat umum, seperangkat statemen euangan akan bersifat ringkasan umum yang tidak terlalu rine! dengan kon- sekuensi bahwa kepentingan spesifik atau kelompok tertentu harus dikorbankan. Walaupun bersifat umum, masih perlu diidentifikasi kelompok yang dianggap menjadi fokus atau sasaran informasi dengan harapan kelompok yang lain masih dapat menumpang pakai (menjadi free-rider) statemen keuangan umum tersebut. Hal ini perlu dilakukan karena perekayasaan akuntansi harus menentukan apa yang dilaporkan atau apa isi seperangkat statemen keuangan sehingga manfaat dan relevansi informasi dapat dievaluasi, Yang dijadikan fokus biasanya adalah kelompok dominan dalam kegiatan ekonomi dan bisnis di suatu negara. Bila fokus tidak ditentukan, perekayasaan akuntansi tidak dapat menentukan isi, bentuk, dan susunan statemen keuangan dan akuntansi akan menciptakan data akuntansi dasar dalam bentuk statistik keuangan. Pendekatan ini sering di- sebut pendekatan basis data (database approach). Pendekatan (2) berasumsi bahwa kebutuhan informasi dan model pengambil- an keputusan para atau kelompok pemakai diketahui dengan pasti sehingga dapat disusun berbagai statemen/laporan khusus untuk melayani berbagai keperluan pengambilan keputusan tiap kelompok pemakai, Dasar pikiran pendekatan ini adalah “beda tujuan beda angka” (different figures for different purposes). Sebagai konsekuensi, seperangkat statemen keuangan akan berisi berbagai jenis statemen keuangan rinci karena berbagai jenis atau model pengambilan keputusan harus dilayani. Dengan pendekatan ini, boleh jadi seperangkat statemen keuangan akan menjadi setebal buku petunjuk telepon. Gambar 4.1 di halaman berikut membandingkan kedua pendekatan tersebut. Untuk pendekatan (1), kelompok pemakai 1 dapat diperlakukan sebagai fokus se- mentara kelompok lain dapat dipandang sebagai penumpang pakai. Untuk pende- katan (2), kelompok pemakai meliputi pemakai eksternal dan internal sehingga beberapa laporan tidak harus berupa statemen.® Aspek Sosial Tujuan Pelaporan Sebagai teknologi, pelaporan keuangan dalam suatu negara harus ditekayasa se- hingga tujuan sosial dan ekonomik negara tercapai. Tujuan nasional dapat terea. Pai apabila kegiatan individual dengan berbagai motivasi untuk mencapai tujuan individualnya juga memaksimumkan tujuan negara. Dengan kata lain, terjadi kee Selarasan (kongruensi) antara tujuan/perilaku ekonomik individual yang memben. 1 sini dianggsp bahwa penumpang-paksi dapat dipenuhi kebutuhan informasionalnya dengan. ‘ula pelaporan lain statemen keuangan umum atau dapat mengolah Kembali informasi dete tights Heuangn umum tersebut untuk kebutuhan epesiflnya, Misalnya para peneli akuntanc ‘dal harus dilayani secara khusus dengan menyajikan statemen keuangan untuk rpeveke tetapi para oo dapat mengolah kembali data dalam statemen kevangan sesuai dengan kebutuhannya, iisilah taporan bersif umum/generik sedangkan istilah statemen bersifat Khusealo urd. Lihat pembahasan tentang perbedaan kedvan pve, Alanon ogee keduanya dalam Suwardjono, Akuntansi Pengantar 1. Proves Fenciptaan Data, Pendekatan Sistem (Yogyakarta: BPFE. 2000), he C&-en . 148, tuk masyarakat dan tujuan ekonomik negara. Bile ee harus ether dllamy hal ini, maka tujuan pelaporan Keuangan harus dipertimbangan gai.” konteks tujuan kegiatan sosial atau masyarakat dalam suatu negara, Gambar 4.1 Pendekatan Penentuan Tujuan dan Implikasi Pelaporan Pendekatan (1) Pendekatan (2) Seperangkat Pemakal Soperangkat Pemakai Laporan yang Dituju Laporan yang Ditujy Keuangan Keuangan 1% ‘U, tujuan "Robert Bloom and Pietor Worth, 1x: : Elgers, Sah The Deyn Press, 1095, hl ata °F Accounting Theory and Policy: A Reader Ft 811-318, icy: raovangha Konsoptuial Suata Modot 149 kan konsekuensi-konsekuensi ti hasil ketetapan atau harapan penpuns unisalnye pemerintah), Dengan demikian, tujuan fungsional merupak pormatif yang menjadi pedoman dalam pembuatan kebijakan di ting! atau organisasi, Sebagai kegiatan a ial (social activity), tujuan funy tansi dapat ditetapkan misalnya untuk: n tujuan at nasional onal akun 1. Mengalokasi sumber daya ekonomi seeara el 2 fisien, Membantu perusahaan untuk dapat memperoleh dana untuk ekspansi Membantu pemerintah untuk menarik pajak secara adil dan efisien: . Membantu para manajer dalam keputusan investasi. 5. Mempertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara. 6. Memfasilitasi fungsi dan pengendalian sosial. Mengarahkan perilaku manajer untuk mengambil keputusan yang selaras dengan tujuan sosial dan ckonomik negara, Mengurangi atau mencegah konflik kepentingan antara manajer, audi- tor, dan pemegang saham Tujuan fungsional akuntansi dapat terdiri atas satu atau beberapa (sehim- punon) tujuan yang berkaitan. Walaupun tujuan/motif individual tidak diketahui dan dipertimbangkan, diharapkan bahwa tujuan fungsional yang ditetapkan se- laras dengan sebagian atau bahkan seluruh tujuan individual. Tujuan Bersama Tiap individual umumnya tidak hanya mempunyai satu tujuan tetapi sehimpunan ‘ujuan/motif. Tujuan bersama adalah satu atau beberapa (subhimpunan) tujuan individual yang sama dengan tujuan individual lainnya. Kalau tujuan fungsional isusun tanpa memperhatikan tujuan-tujuan individual, tujuan bersama ditentu- kan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan-tujuan individual kemudian memilih ‘yjuan-tujuan individual (seluruh anggota masyarakat) yang sama untuk dijadi- kan tujuan kegiatan sosial. feandainya semua individual mempunyai schimpunan tujuan yang sama, tu- bersama akan sama dengan tujuan fungsional. Ada kemungkinan tujuan ber- {und itu tidak ada karena bervariasinya tujuan individual dan tidak ada satupun ‘ujuan-tujuan individual yang berimpitan, Penentuan tujuan sosial akuntansi atas dasar tujuan bersama akan merupa- kel roses Yang sangat kompleks karena dalam kenyataannya terdapat herbayai {clompok pemakai yang tujuan/motifnya berbeda serta model pengumbilan ke pu- ‘san (decision-making process) tiap kelompok pemakai atau tiap anggotanya juga Sulit diidentifikasi, Juan 150 Tujuan Kelompok Dominan Bila tujuan dan model pengambilan keputusan semua individual atau kelompot (grup) individual dapat diidentifikasi, tujuan beberapa individual atau bobs kelompok individual yang dominan dalam suatu kegiatan masyarakat dapat ken tujuan kegiatan sosial (dan ekonomik) masyarakat bersangkutan. Keloinpok atau grup dominan adalah kelompok yang konsekuensi keputusan atau tindakan. nya mempengaruhi secara kuat semua anggota masyarakat. Tujuan kelompok nondominan menjadi tidak relevan atau dianggap terlalu lemah untuk mempo. ngaruhi kegiatan sosial. - Kalau akuntansi sebagai kegiatan sosial harus menentukan tujuan atas dasar kelompok dominan, harapannya adalah sebagian tujuan-tujuan kelompok non. dominan ada yang selaras dengan tujuan kelompok dominan. Dengan kata lain, terdapat tujuan bersama antara kelompok dominan dan nondominan. Dengan demikian, kalau informasi akuntansi ditujukan kepada kelompok dominan, ke- lompok nondominan dapat menjadi penumpang pakai (free-riders). Gambar 4.2 berikut menggambarkan aspek tujuan sosial dan implikasinya dalam penentuan tujuan pelaporan keuangan. Gambar 4.2 Tujuan Sosial dan Tujuan Akuntansi Sebagai Kegiatan Sosial A. Tujuan Fungstonal B. Tujuan Bersama ngka Konseptual Suaty Model 151 porkembangan Tujuan Pelapo Keuangan As te as re di atas, tujuan Pelaporan keuangan dalam profesi akuntan- sidi Amerika mengalami semacam ovolusi. Perkemb ie e seran kesepakatan dalam hal sia ; ete e He ‘al siapa kelompok yang dituju, apa kepentingannya, dan seperti apa model pengambilan keputusan yang digunakan, Pergantian pe- nyusun dan pergeseran orientasi sebagaimana dibahas di Bab 3 juga mempunyai dampak terhadap pengembangan tujuan pelaporan keuangan di Amerika.® Wolk, Tearney, dan Dodd (2001, Bab 6) mendeskripsi dan membahas perkembangan tujuan pelaporan di Amerika mulai dari dokumen yang dihasilkan Komite Eksekutif American Accounting Association (AAA) berupa A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) sampai dokumen yang dihasilkan FASB beru- pa Conceptual Framework. Di antara itu, diterbitkan pula dokumen yang mem- bahas tujuan pelaporan keuangan yaitu Accounting Principles Board Statement No. 4 (APB No. 4) dan Objectives of Financial Statements yang dihasilkan oleh Trueblood Committee. Berikut dibahas secara ringkas tujuan pelaporan yang dia- jukan oleh badan-badan tersebut. Tujuan versi ASOBAT Walaupun berorientasi pada kebutuhan pemakai, komite eksekutif AAA tidak se- cara spesifik mengidentifikasi pihak pemakai laporan keuangan. Komite ini men- definisi tujuan pelaporan keuangan dengan menunjukkan manfaatnya untuk: 1, Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya (alam, fisis, manusia, dan finansial) yang terbatas. 2 . Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu organisasi secara efektif. 2 Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercaya- kan kepada manajemen. Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial. S Dapat disimpulkan bahwa pemakai yang diarah oleh tujuan di atas adalah berbagai kelompok yaitu manajemen, investor, kreditor, pegawai, pemasok, dan regulator walaupun tujuan sosial juga menjadi perhatian sebagaimana terefleksi dalam tujuan keempat. Karena pihak yang dituju tidak jelas, dapat dikatakan bah- wa ASOBAT sebenarnya mendefinisi tujuan pelaporan atas dasar tujuan fung- sional, Dapat dikatakan demikian karena keefektifan pengelolaan sumber daya, Pertanggungjawaban kepengurusan (stewardship) sumber daya, dan tercapainya tujuan-tujuan sosial merupakan konsekuensi-konsekuensi yang diharapkan terja- di dari penggunaan informasi akuntansi oleh kelompok pemakai tersebut. _-e *Yaitu orientasi model-keputusan (decision-model orientation) dan orientasi pembuat-keputusan (decision-maker orientation) atau orientasi pemakei (user approach). 152 Tujuan versi APB No. 4 Tujuan pel diny: sand financial statements és : enterprises that is The basic purpose of financial accountiry financial information about individual bu making economic decisions (ptf. 21) siness APB No. 4 memuat dua tujuan pelaporan yaitu tujuan umum (general abje, tives) dan tujuan kualitatif (qualitative objectives). Tujuan dj atas merupa! juan umum yang dijadikan dasar untuk menentukan kandungan info akuntansi (apa yang harus dilaporkan). Tujuan umum ini dijabarkan lebih menjadi (prg. 22): (1) t present reliable financial information about enterprises resources and obli- gations, economic progress, and other changes in resources and obligations, (2) to present information helpful in estimating earnings potential, (3) to present other financial information needed by users, particularly owners and creditors. Tujuan tersebut akhirnya menjadi basis APB untuk menentukan dan men- definisi elemen-elemen pelaporan keuangan. APB menyadari bahwa terdapat bagai kelompok pemakai informasi akuntansi tetapi APB mengarahkan pelaporan secara khusus ke investor (pemilik) dan kreditor sebagai fokus. Jadi, dapat dikata- kan bahwa APB mengembangkan tujuan atas dasar tujuan kelompok dominan Dengan kata lain, APB berusaha menghasilkan statemen keuangan umum dengan investor dan kreditor sebagai kelompok dominan. Tujuan dalam APB No. 4 ham- pir sama dengan tujuan yang dideskripsi oleh International Accounting Standards Committee (IASC) dalam rerangka konseptualnya yang diadopsi oleh IAI.” Tujuan versi Trueblood Committee Komite yang diketuai oleh Robert M. Trueblood dibentuk oleh AICPA pada tabun 1971 mendapat tugas untuk menyempurnakan dan mengembangkan tujuan Pe laporan yang telah dihasilkan oleh APB. Komite 'Trueblood menjabarkan tujv@? APB No. 4 ke dalam dua belas butir tujuan yang saling berkaitemsocara hierarkis dengan menunjukkan empat aspek yang melekat pada tiap tujuan yaitu: inform® si tentang apa, siapa yang dituju, untuk apa informasi digunaken, serta bicrst%i tujuan dengan tujuan lainnya. Gambar 4.3 di halaman berikat marinakas tuid®™ pelaporan versi Komite Trueblood. erikut meringkas tu) *Pengertian pelaporan keuni cial dace te Libat Kembali perbebone "APH No.4 disebut dengan financial accounting and fea" cial statements di Bab 3 hedaan antara financial reporting dan fi ‘Lihat IAI, Standar Akuntansi Kewan ‘angan (Jakarta: Salemh; ‘alemba Empat, 2002), him. 1-27 lengenai pe sogha Konvoptual—Suatu Modet Gambar 4,3 ‘Tujuan Pelaporan Keuangan versi Komite Trueblood"” a “Far Informasl Tentang Apa Siapa Dituju Untuk Apa Hlerarki 4 aspek perusahaan yang umum keputusan ekonomik 1 bormantaat 2 kegiatan ekonomik peru- yang menggantung- _keputusan ekonomik 1 sahaan kan pada statemen keuangan dan mom. punyal askses terba- {as untuk mendapat informasi ‘3 aliran kas potensial investor dan kreditor . prediksi, komparasi, dan 12 evaluasi aliran kas dari investasi dan pinjaman 4 dayamelaba (earning Investor dan kreditor — prediksi, komparasi, dan 12.4 power) evaluas!aliran taba untuk keputusan investasi dan krodit 8 Kemampuan manajemen investor dan kreditor _keelektifan manajemen 122 dalam pengelolaan sumber daya 6 deskripsi dan analisis investor dan kreditor —_prediksi, komparasi, dan 1.2.24 transaksi dan kejadian evaluasi daya molaba 7 posisi keuangan investor dan kreditor —_prediksi, komparasi, dan 42.2.2 evaluasi daya melaba 8 — laba periodik investor dan kreditor _prediksi, komparasi, dan 12.2.3 evaluasi daya molaba 9 kegiatan perusahaan investor dan kreditor —prediksi, Komparasi,dan 1.2.2.4 evaluasi daya melaba 10 aspek perusahaan umum proses prediktif dalam 13 pengambilan keputusan 11 aspek organisasi kepe- umum, pemerintah, —_keefektifan manajemen_ 1a ‘merintahan dan noniaba investor dan kreditor dalam pengololaan sumber daya 12 kegiatan perusahaan umum (publik) dampak dan peran sosial 15 tortentu perusahaan ee ‘Most (1982, him. 149) memberi ciri kedua belas butir t betve (otis 1, ‘ujuan Komite Trueblood sebagai principal sembilan imperativehierarchical objectives (butir 2-1 Tiothtersrebical ob fies (bute 1h aan ae pe bjectives (butit 2-10), dua nonhierarchical objec- a g Tujuan pelaporan yang diajukan oleh Komite Trueblood tidak jauh berbeda dengan tujuan dalam ASOBAT maupun APB No. 4 kecuali bahwa tujuan dalam laporan Komite Trueblood lebih rinci dan mengidentifikasi aspek-aspek tujuan Dua hal penting yang ditekankan oleh Komite ini adalah daya melaba (earnings power) dan elemen aliran kas (cash flows). Tujuan pelaporan oleh Komite True. blood ini akhirnya menjadi basis penyusunan tujuan pelaporan dalam rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FASB. Hal tersebut dibahas berikut ini. Tujuan Pelaporan Keuangan FASB Sebagai suatu “konstitusi,” tujuan pelaporan keuangan merupakan landasan penting dalam suatu rerangka konseptual. Perekayasaan pelaporan keuangan dimulai dari penetapan tujuan pelaporan. Sama dengan tujuan Komite Trueblood, FASB menyatakan secara umum tujuan pelaporan yaitu “to provide information that is useful in making business and economic decision.” Dengan tujuan ini tersir- at bahwa sasaran pelaporan adalah para pelaku dalam dunia bisnis dan perekono- mian suatu negara. FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran yaitu bahwa: 1, Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan sosial tempat akuntasi diterapkan. 2, Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang dapat disampaikan melalui mekanisma pelaporan keuangan. 3. Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu umumnya informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan informasionalnya, Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan Lien menyatakan ad tujuan pelaporan tidak dapat steril (immutable) dari nants dikaithen gaan Pelaporan keuangan, Ini berarti bahwa tujuan pelaporan gan a ; pelapor: harus dikaitkan dengan tujuan sosial dan ekonomik negara. Oleh karena itu, tu- juan Enemen harus dikembangkan atas dasar sifat kegiatan dan keputusan : en yang para pemakai informasi terlibat di dalamnya. Tujuan pelaporan "ASB didasarkan atas lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan sosial di Ameri 1. Sistem ekonomi pasar yang maju (highly developed exchange economy). 2. eee Produksi, keuangan, dan perbankan yang canggih. 3. ieee eae aa a Manajemen; kegiatan perusahaan owned business enterprises pn P2d2n usaha milik investor (investor: gka Konseptual Suaty 4. Pasar modal sebagai keuangan Na pemenuhan mod: fal tama selain lembaga 5. Pemilikan pribadi (private ownersh | swasta/pribadi d, bertindak sebagai regulator, 6, Pemerintah membantu k akan informasi publik yai keuangan yang disediak egiatan bisnis dan eckonomik dengan menyedi- ng sebagian berasal dari informasi pelaporan ang an oleh tiap badan usaha Reliabilitas atau kredibilitas informasi dalam pelaporan keuangan dica- pai melalui pengauditan oleh audit or independen Karakteristik dan Keterbatasan Informasi Pihak yang berkepentingan dengan operasi suatu badan usaha membutuhkan ber- bagai informasi relevan tentang badan usaha dan lingkungan bisnis dan ekonomik. tempat beroperasinya badan usaha, Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakter- istik dan keterbatasan tentang jenis informasi yang dapat disediakan, Karakteris- tik dan keterbatasan tersebut adalah bahwa informasi yang disediakan melalui mekanisma pelaporan keuangan: 1, Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri atau ekonomi secara keseluruhan. 2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan (approximation) daripada hasil perhitungan yang pasti. 3. Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi (historis). 4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutubkan oleh mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha. 5. Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos (cost) schingga pertimbangan kos-manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan. i i dan inheren dalam pelaporan Ket di atas lebih bersifat umum sren d ' acne tertentu tidak hanya yang terjadi di erika nie mengajukan keterbatasan tersebut sebagai bagian dari argumen atau landasan dasar dalam menetapkan tujuan pelaporan. Fokus atau Cakupan Informasi i i berkepentingan dengan infor- Wal jemen juga merupakan pihak yang ngan melgupun mansiemen Jey yang aikelolanja, FASB mombetastjuenpelaporan cksternal dalam bentuk petap,, “eternal fnanckal eee ee sial harus dipenuhi kebutuban infor reveal hal terete Juan bersama (common objectives). FASB beruse ™ el tampaknya FASB menyadari bahwa tujuan ber s dasar tuj sehingga FASB lebih mend kan tujuan Canara Pertimbangan so dominan yang dalam hal ini adalah investor dan kr ‘. atau pe. ran keuangai : nalaran FASB untak memfokuskan pelaporan pada PelaPo Ban umum gi uraikan berikut ini. jada pihak UNL ke , tk kepentingan pelaporan kes keuangar Ban umum (general purpose kai pot Seoucbi ke si ty Mt tetap; sama tidak mungkin diidentify... bi keperluan para pemakai eksternal yang tidak mempunyai autoritas untuk menentukan atau akees untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan sehinggs mrt NN harus menggantungkan diri pada informasi yang disampaikan oleh manaje- men kepada mereka. 2. Oleh karena itu, tujuan pel kemampuan perusahaan untuk 1. Tujuan pelaporan didasarkan pada Japoran disusun atas dasar gagasan bahwa menciptakan aliran kas yang mengun- tungkan merupakan fokus atau kepentingan umum/bersama (common interest) dari berbagai pemakai informasi. Dengan kata lain, meskipun lingkup tujuan pelaporan harus cukup luas, berbagai pemakai dianggap banyak berkepentingan dengan keputusan investasi dan kredit. 3. Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk melayani keputusan investasi dan kredit bukan hanya dengan informa- si yang dapat dituangkan dalam bentuk statemen keuangan. Dengan kata lain, tujuan pelaporan lebih diarahkan untuk pelaporan keuangan (financial reporting) dan tidak hanya untuk statemen keuangan (finan- cial statements). Isi Tujuan Pelaporan dan forus Palins aan na aaa, yaitu konteks lingkungan, keterbatasa™, a act Pertimbangan FASB juan ci informasi atau penjel , e bea karakteristik vualitatif Crualore 8 disajikan, Hal inl aobeoere suas Kalimat kedua dala ns) informasi , ‘nya berkaitan dent : i yang di ee mena kalimat pertama tetapj dari udnee merupakan Sao basa ce jal pe in kembali tujua! penerimaan dan pemerol andang by : (investor, kreditor, dan ieee kas inane mea taha. Dalam kalimat pertom™ 8). Aliran Ig i kas yang mengalir ke pe™™* as I © pemakai berkaitan dengan si” wngka Konsep Suatu Mode! k kre ke badan usaha. Artinya tor dipengaruhi Bene eaanes atau pemeraehan fas oleh invest dan cukup untuk mendanai operasinya d; adan usaha untuk menciptakan kas yang sae reditor. Persepsi ya dan membayar kewajibannya kepada investor dan sepsi investor dan kreditor terhadap kemampuan tersebut a mempengaruhi harga pasar sekuritas badan usaha dan pada gilirannya mempe- ngaruhi aliran kas ke investor dan kreditor (bila sekuritas dijual). Jadi, aliran kas bersih yang masuk ke badan usaha akhirnya juga akan berakibat mengalirnya kas ke investor atau kreditor. Oleh karena itu, kalimat pertama dan kedua sebenarny? ckuivalen tetapi berbeda dalam hal sudut pandang. Akan tetapi, karena informas! yang harus disediakan berkaitan dengan badan usaha, kalimat kedua lebih konsis ten dengan tujuan lainnya (tujuan 1 dan 2) sebagai basis penalaran untuk: menen- tukan informasi apa yang harus disediakan, Gambar 4.4 Jujuan Utama Pelaporan Keuangan dalam Rerangka Konseptual FASB 1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang berman- fant bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan matipun potensial, dalam membuat keputusan-keputusan, investasi, Iedit. dan semacamnya yang rasional. Informasi harus terpahami bagi mereka yang mempunyai pengetahwan yang memadai tentang berbagai kegiatan bisnis dan ekonomik dan bersedia untuk mempel- ajari informasi dengan cukup tekun. 2, Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk memban- tu para investor dan kreditor dan pemakai Iain, baik berjalan mau- pun potensial, dalam menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan hetakpastian penerimaan kas mendalang (prospective cash receipts) tari dividen atau bunga dan pemerolehan kas (proceeds) mendatang dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponys sekuritas atau pin- Jaman. Dengan cara lain, pelaporan Keuangan harus menyediakan ser mmasi untuk membantu para investor dan krreditor dan pemakai Inin dalam menilai (assessing) jumlah, saab terjadi, dan ketakpastian rere th kas bersih ke badan usaha bersangkutan- 3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber teem but (kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya tkonomik ke entitas lain dan ekuitas pemilik), dan akibat-akibat Gar! transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan klaim terhadap sumber daya tersebut. 158 ° Ketiga tujuan di atas sebenarnya saling berkaitan. Tujuan 1 dapat dian sebagai tujuan dasar (basic objective). Tujuan 2 dan 3 dapat dipandsr oh penjabaran tujuan 1, Informasi bermanfeat dalam tujuan 1 dioperasien 1 bagai aliran kas bersih ke badan usaha di tujuan 2 dan sebagai sere heuanean serta perubahannya di tujuan 3. FASB menjabarkan lebih lanjut Po eajikan any dan perubehannya dalam bentuk butir-butir informasi yang bay menjadi ease yelevan dengan keputusan investasi dan kredit. Butir-butir int a} dalam pengembangan elemen statemen keuangan. Butir-butir tersebut adalah (SFAC No. 1, prg. 41-54): 1, Economie resources, obligations, and owners’ equity 2. Enterprise performance and earnings 3. Liquidity, solvency, and funds flows 4, Management stewardship and performance 5. Management explanations and interpretations j akuntansi yang dilukiskan dalam ‘dasar pembahasan di atas bahwa in- Jui pelaporan keuangan untuk ke- Bila dikaitkan dengan makna informas Gambar 3.3 di Bab 3, dapat disimpulkan atas formasi semantik yang harus disediakan melal pentingan keputusan investasi dan kredit adalah: Posisi keuangan: Likuiditas Solvensi Daya melaba (earning power): Profitabilitas Daya penciptaan kas Prestasi/kinerja manajemen: Keefisienan pengelolaan sumber daya ee ecto pencapaian sasaran organisasi om an (accountability/stewardship) manajemen: Pengungkapan (disclosures): Penjelasan manajemen Interpretsi manajemen Analisi: i isis manajemen (management discussion and analysis) Teori di Balik Tujuan Pelaporan FASB pekungan di Amerika, eberape cue malran *sebut diuraikan berikut int —__ a Konseplual- Sualu Mode! fl sial dan a dalam Akuntansi akan mempunyai peran yang n dupan ekonomi kalau informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dapat mengendalikan pe rilaku pengambil keputusan ekonomik untuk bertindak menuju ke suatu penca paian tujuan sosial dan ekonomik negara." Salah satu tujuan ekenonik negara adalah alokasi sumber daya ekonomik secara efisien sehingga sumber ekonomi: yang menguasai hajat hidup orang banyak dapat dinikmati masyarakat secara op timal. Kebijakan pemerintah (dalam bentuk undang-urdang atau peraturan) yang secara langsung mempengaruhi perilaku pengambil keputusan ckonomile jelas merupakan faktor penting dalam alokasi sumber daya ekonomik, Jadi, akuntansi hanyalah merupakan salah satu wahana untuk pengendalian alokasi tersebut. Oleh karena itu, tujuan pelaporan keuangan dalam suatu negara harus direkayasa dengan cermat dan penuh kesadaran akan tujuan ekonomil: masyarakal. Dalam konteks lingkungan di Amerika sebagaimana dibahas di atas (sistem yang dilan- dasi mekanisma pasar dan pasar modal), pelaporan keuangan dapat menjadi alat pengendalian yang automatis. Pasar modal adalah sarana untuk mempertemukan peminta dan pemasok atau penyedia dana. Pasar modal merupakan suatu sistem pemenuhan kebutuhan dana dan investasi yang terorganisasi yang melibatkan partisipan yang terdiri atas bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, investor, dan kreditor dan melibatkan instrumen keuangan dan surat berharga baik jangka pendek maupun jangka panjang. Badan usaha atau perusahaan besar memenuhi kebutuhan dananya dalam mengelola sumber alam dan manusia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jas. ; / Mekanigme pasar dan pengakuan hak milik pribadi sebagai landasan ekonomi mempunyai konsekuensi bahwa pemerintah tidak secara langsung mengendalikan dlisiensi alokasi gumber daya ekonomik. Masyarakat sendiri yang akan melakukan loka in teal mekanisme pasar modal. Itulah sebabnya FASB menetapkan bahwa investor dan kreditor menjadi fokus atau pihak yang dituju oleh pelaporan keuangan. Tentu saja pihak lain tidak diabaikan tetapi dianggap sebagai penum- pang pakai (free riders) informasi yang ditujukan kepada investor dan kreditor. kuntansi dapat mempengaruhi perilaku Informasi i k melalui standar al ngar ial ckonomi hee atu past kemakmuran dibarapkan dapet terjadi melalui tiga Partisipan yaitu ii US aenaitor sebagai pihak sasaran (intended users), pe- makai pan ya Ino Maju secara langsung (free riders), dan manajemen sebagai pihak yang menyampaikan dan menyiapkan informasi (reporting entity). a Pihak yang mensijmomi_tersebul, laba (earnings), kemampuan meleba oreneiptakan kas (cash generating power) badan igaruhi perilaku para partisi- i, investor dan kreditor mena- a fang memproduksi barang dan jasa Daman kekayaan dalam indust tere ee galir ke industri tertentu ~____# % , % ‘i en rasional masih menjadi perdebatan ‘Apakab tujuan akuntansi Wort dengan tian (neutrality) sebagai salah satu Kuali Neoret ‘ be mnai kenetralan (neutrality) sebagal orn ot TAC No. 2, pre. 98-110. {8 informaai akuntansi. Lihat maoalah 160 dan dalam industri tersebut digunak: day: berkemt yang, me dana meng, ke u f va mengalir ke badan usaha (perusab dalam mengolah sumt h hi slasinya memberikan ker fala dan mene usin nN investor adal ng yang berarti baby. adai, Hal ini akan terjadi menghasilkan barang dan jasa yang benar-be dan jasa dibutuhkan masyarakat kalau barang dan but berkualitas tinggi serta terjangkau harganya. Badan us: kan mampu bertahan hidup kalau per- usahaan mampu bersaing. Hal ini mendorong badan usaha untuk menjaga efisien- si produksi. Lebih dari sekedar efisiensi, sumber alam dan dana dibarapkan digunakan dalam suatu industri yang benar-benar dibutuhkan sehingga sumber alam dan dana teralokasi ke suatu kegiatan ekonomik yang opportunity costnya bagi suatu negara paling kecil (optimal) Untuk meyakinkan bahwa investor mempcroleh kembalian yang dikehendaki dengan risiko tertentu, investor memerlukan informasi sebagai landasan kepu- tusannya. Informasi keuangan (dalam bentuk statemen keuangan) dapat memberi petunjuk kepada investor dan kreditor ke industri mana dananya akan ditanam- kan. Jadi, dapat dikatakan bahwa perilaku investor dapat dikendalikan secara tidak langsung melalui informasi keuangan. Informasi keuangan harus memenuhi kualitas tertentu sehingga keputusan investor untuk memaksimalkan kepenting- annya (kemakmurannya) dengan sendirinya juga memaksimalkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan. ‘Secara ringkas, FASB berasumsi bahwa informasi akuntansi mempengaruhi keputusan investasi para investor dan kreditor. Dengan mekanisma pasar modal dan pasar bebas, evaluasi terhadap badan usaha secara keseluruhan tercermin dalam harga pasar sekuritas badan usaha. Karena standar akuntansi menetapkan informasi apa yang harus diungkapkan maka akuntansi mempunyai pengaruh ekonomik terhadap kemakmuran partisipan melalui harga sekuritas. Harga pasar saham tidak hanya berpengaruh terhadap kemakmuran tetapi juga terhadap alokasi sumber daya ekonomik perusahaan maupun negara. Hal ini dapat terjadi karena harga sekuritas akan berpengaruh terhadap cost of capital dana yang dapat diperoleh perusahaan dan pada gilirannya cost of capital tersebut mempengaruhi Keputusan manajemen dalam efisiensi pengelolaan sumber daya fisis, keuangan, dan manusia. Proses perekayasaan dan penalaran dalam perumusan tujuan pela- poran model FASB dapat dilukiskan secara diagramatik dalam Gambar 4.5 di hala- man berikut. Dengan memandang akuntansi sebagai kegiatan sosial, FASB menekankan pendekatan tujuan kelompok dominan dalam merumuskan tujuan pelaporan. ‘Akan tetapi, kalau dianalisis dari argumen FASB bahwa informasi akuntansi di- harapkan membantu alokasi sumber daya secara efisien, tujuan fungsional juge diarah. Jadi, karena pertimbangan konteks lingkungen di Amerika, FASB mene- tapkan tujuan fungsional akuntansi (yaitu alokasi sumber daya ekonomik secara efeien) dengan cara mengidentifikasi tujuan kelompok dominan. Pemenuhan ke- Poethan informasional Kelompck dominan (investor dan kreditor) diharapkan juge memenuhi tujuan fungsional akuntansi. wa dana ng dit inv alian (returns) ng ditanamkan digunakan untuk ar dibutuhkan masyarakat. Barang jasa ter rerangka Konseptual —Suatu Movie 161 penal Gambar 4.5 falaran dalam Perumusan Tujuan Pelaporan versi FASB Fokus/Cakupan Informasi: pemakai eksternal, kepu tusan investasi dan kredit penekanan pada pelaporan daripada laporan | Konteks Lingkungan: imekanisma pasar pasar modal, pemilikan pribadi Karakteristik/Keterba- tazan Informask: informasi badan usaha, aproksimasi, historis, salah satu sumber, kos- ‘mantaat tf Pelaporan Keuangan Eksternal Umum (General purpose external financial reporting) Fokus: Investor dan Kreditor ‘Tujuan Peloporan Keuangan Sebagaimana dinyatakan dalam Gambar 44 Tujuan Pelaporan Entitas Nonbisnis Pembahasan tujuan pelaporan di atas ditujukan untuk organisasi atau badan usa- ha bisnis (business enterprises). Penalaran yang sama seperti dilukiskan dalam Gambar 4.5 dapat diterapkan pada organisasi nonbisis. Dengan penalaran terse- but, FASB merumuskan tujuan pelaporan organisasi nonbisnis seperti dinyatakan dalam Gambar 4.6 di halaman berikut. Karena aspek lingkungan, karakteristik in- formasi, dan lingkup informasi yang berbeda dengan organisasi bisnis, tujuan pe- laporan untuk organisasi nonbisnis berbeda dengan untuk organisasi bisnis. Tujuan pelaporan keuangan untuk organ'so® nonbisnis dimasukkan sebagai salah satu komponen rerangka konseptual. FASB berargumen bahwa karakteris- tik kedua kategori organisasi (bisnis dan nonbisnis) mengandung persamaan dan perbedaan tetapi tidak perlu disusun dua rerangka konseptual terpisah untuk masing-masing kategori organisasi FASB berpendapat bahwa secara konseptual perlakuan akuntansi (pengukuran, penilaian, penyajian dan pengungkapan) ter- hadap elemen statemen keuangan dasar organisasi nonbisnis mirip dengan per- lakuan akuntansi untuk organisasi bisnis. FASB menyatakan bahwa dengan Tujuan Utama (Primary Objective) \ 1, Pelaporan keuangan organisasi nonbisnis harus menyediakan infor masi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membud tusan rasional tentang alokasi dana ke organ t keputusan-kepu- ersebut Tujuan-Tujuan Spesifik (Speci ¢ Objectives) ir) - Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk memban- tu para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai (assessing) jasa-jasa yang disediakan organisasi dan kemampuannya untuk terus menyediakan jasa-jasa tersebut al o Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang berman- faat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan mau- pun potensial, dalam menilai (assessing) bagaimana para manajer organisasi nonbisnis telah melaksanakan tanggung jawab kepengu- Tusannya dan aspek-aspek lain kinerjanya. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya, kewajiban dan sumberdaya (aset) bersih organisasi, dan aki- bat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya dan hak atas sumber daya tersebut. a ~ ~ Pelaporan keuan, i harus 5 x interpretasi-interpretasy —encakupi_ penjelasan-penj hami informa ere tS!_ untuk membantu Penjelasan dan. ‘asi keuangan yang disediakan. PY” Pemakai_ mema- Rerangka Konseptual—Suaty Mode, dimasukkannya tujuan pelap, septual, perbedaan-perbeda: juan dapat d, dentifikasi pelaporan yang memerlukan petlatan Perlakuan akuntansi unik untuk orga nisasi nonbienis bentuk standar akuntansi Banisasi nonbisnis Oran organisasi nonbisnis dal an dalam tuj hm satu rerangka kon idikan basis untuk mengi akuntansi khusus/unik dituangkan dalam net Yang dilandasi oleh satu reraccn op lasi oleh sa ‘a konseptual, Oleh karena itu, komponen elemen statemen keuangan Terangka konseptual FASB me. muat pula elemen-clemen untuk orsani isasi nonbisnis."* Pada mulanya, bangka FASB mempertim! bagai nonbisnis: organisasi-organisasi berikut se unit-unit. kepemerintahan (state and local Bovernmental units) organisasi amal dan keagamaan 1. 2. 3. institusi sosial 4. organisasi swasta nonprofit Dengan satu rerangka konseptual tereebut, wiayah autores Gur) FASB meliputi penyusunan standar untuk organisasi or alam perkembangannya, unit-unit kepemerintahan sipsahkan dav ingup organsas tonbisnis dan pelaporan keuangannya ditangani oleh Governmental Accounting Standards Board (GASB). Hal ini terteftesi dalam SAS No, 69 yang mendeskris i telah dibahas di Bal Beg PAB Sebages rere eau entivastdak lagi dikategort menjadi bisnis ne ee nee ea kepemerintahan (nongovernmental) dan kepe- dan nonibienis tetapi menjed! neoken onkepemerintahan meliputi entitas bisnis merintahan (governmental). Batitas gannya berada di bawah jurisdiksi FASB se- dan nonbisnis yang pelaporay ae uti pemerintah pusat dan daerah (state and dangkan entitas kepemerintalan mt isdiksi GASB. Di Amerika, hubungan local governments) yang berada di awa ie erintahan serta jurisdiks’ FASB bisnis monbisnis dan iepemerintahan-nonkeper cp ° ~ , e ae. : dan GASB dilukiskan oe orintalan federal dan dinas-dinasnya (agencie: Pelaporan keuan} oleh U.S. General Accounting Office (GAO), Asumsi di Amerika ditangani langsun! Fl is tidak ada yanj hwa organisasi kepemerintahan yang balik gambar tersebut adal fae Menjalankan bisnis. Bila ada, Seemann dan nonkepemerintahan dan 2 dan nonbisnis."* nisasi adalah kepemerintahan a iklaifikesi kembali menjadi bisnis in ele- No. 6 merupalean perluasa dliganti dengan SFAC Noor ee MI SEAC No. “ituah sebabnya SAC No.3 dime AS Boerum pert poss dara ‘en-slemen SFAC No. 3 dan kate-kalt san dens ‘h 1979-1985: An Analysis (Manct “Di Indonesia, sate and loa! oe tT amework Pre B Col "Petham Gore, The FAS! 62. Manchester University Press, 1992), him. in karena terdapatnya badan ond di Indonesin = Saal en ne “Pembagian seperti ini lebih se organises svar Topomerinaen sag eta itat bis pat or eerie aha milk negara yang vn sebenarnya to dan usabe (n!erPr imnis dan nonbisnis. Di i jelaskan mel *eperti bisnis yang dipertance™”® ie 164 organises! | Nonbisnis | —L — Federal | J | Organisast Bisnis —— GAO GASB FASB s) yang i characteristic: FASB mengidentifikasi ciri-ciri nonbisnis (nonbusiness ch isasi bis- jani in organisas enjadikan tujuan pelaporan organisasi nonbisnis berbeda denga’ tis Givi tersebut adalah (SFAC No. 4, prg. 6) ckonomik yang diserahkan, menvediakan/menjual barang dan jasa untuk atau setara. laba, m dengan propors} tertentu/pasti Eee ian qe keh, atau ditarik, atau yan; mengandunt Sasa basin darn *ekayaan dalam bene hal organisasi dilikui- Sir nonbianag em dee aay a brag ae ke Ninf a ‘gan, ag , re daa Perumusan tues dan Towser Kontos nghanga brake ‘alam Gambar yuan, Pelaporan, or; Mise eporan menjadi parting ‘onbisnis sel rakteristik Kuatitatt tng ae hone aa ni Konstitue:y 4: nyust emu mutts bagi penyust® = ina. 8a ‘2h suatu objek at" oy oh *Sntuk dilaporkan ol? 168 hadan usaha atau organisasi. Bila belum ada « / dian, manajemen badan usaha eurcaeeerual boat ea apakah suatu kejadian harus dilaporkan dan bay eee eee ea. anapakah suatu objek layak dilaporkan atau tida melibatkan apa yang disebut pilihan/alternatif akuntansi (accounting choices) tersedianya berbagai alter- mana melaporkann dan bagaimana melaporkannya atau kebijakan akuntansi (accounting policies) kare if perlakuan akuntansi. Jadi, ada dua tataran atau level kebijakan akuntansi yaitu tataran penyusun standar dan tataran hadan usaha secara individual. Karena merupakan konstitusi yang harus diacu dalam pembuatan kebijakan akuntansi baik pada tataran penyusun standar maupun pada badan usaha, rerangka konseptual harus memuat kriteria untuk mengevaluasi apakab suatu objek layak untuk dilaporkan dalam kaitannya dengan tujuan pelaporan keu- angan. Dengan demikian, kebijakan akuntansi yang diputuskan akan te ngarah ke pencapaian tujuan pelaporan Kriteria yang menjadi pedoman kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya dengan masalah apakah informasi suatu ob bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi pihak pemakai yang dituju. Kebermanfaatan (usefulness) merupa- kan suatu karakteristik yang hanya dapat ditentukan secara ualitatif dalam hubungannya dengan keputusan, pemakai, dan keyakinan pemakai terhadap in- ini secara umum disebut karakteristik kuali- formasi. Oleh karena itu, kriteria i a itas (qualities) informasi akuntansi. tatif (qualitative characteristics) atau Kuali Informasi akan bermanfaat kalau informasi tersebut berpaut dengan keputu- san yang menjadi sasaran informasi. Informasi akan bermanfeat kalau informasi tersebut dipahami dan digunakan oleh pemakai. Informasi juga akan bermanfaat ialau pomakei mempercayai informasi torsebut. Olch karene itu, dalam men dentifikasi dan menetapkan karakteristik kualitatif informasi, FASB harus men- dasarkan diri pada ketiga gagasan tersebul dan mengaitkannya dengan proses Penalaran dan pertimbangan (judgment) oleh penyusun standar atau penyusun statemen (manajemen) dalam memilih alternatif atau kebijakan akuntansi. Per- timbangan dalam menentukan kebijekan Goa ee suatu objek perlu di- 1 ‘luk: mbar 4.8 di halaman bei _ ; toran) ios dla Cam lh apa yan iy da bgsimana kedudukan yang dituju terhadap organisast atau badan a alam hal in, yang dituju adalah investor, kreditor, dan pemakai lain yang, asi neraeev aes forest kecuali daMifitatemen kevangan. Pemakel informed, & ut tn formal di pertimbangan penting apakah suatu informasi “counting information) menja h angan. = disediakan dalam Belen aepek karakteristik dan keterbatasan in- ‘ertimbangan 2 berkaitan ‘Aspek ini adalah bahwa format rkaitan Mpelaporan keuangan. spel pened ee tujuan pe! memerlukan atau melibatkan kos. Pelapor- n dan De ir asi karena informasi merupa- &n Keuangan tidak dapat menyediakan gta ni nr ang dianggap ‘an barang ekonon iakan. Informasi akan dipertim- prmanfaat makin, kalau manfaatnya melebihi ‘sngkan untuk akan kendala atau batas 166 yertama kali masuknya inforr ) yvasive constraint rien keuangan) umum (pe ange ce dalam pelaporan ke! mbar 4.8 Coenontun Kebijakan Akuntansi proses Pertimbangan ‘htas dasar tujuan pelaporan, , tu objek perlu apakah informas! tentang sual f iisediakan kepada para pomakel —— kb 9, << Fran ariel inormas| mele Kos ponyediaan? —— ‘Apakah pemakai mampu mencerna informasi tersebut? ‘Apakah pemakai akan menggunakan Informasi tersebut? Apakah inform: rmasi terseby Menpenganh repute Ney igunakan ye Mformasi _ , kualitas, infaoene berarti ti Yang disajikan, akhirny® in " bermanfaat kalau diseé al Para pom eMBaN 3 ain sepadan dengan ‘aalitaé Sehingensksudkan FASB untuk a i vi Suatu informasi terpsh” Rerangka Konseptual—Suatu Model . ane eee tanpa harus selalu disert: —_ eee ne harapkan kualifikasi minimal ini menjadi pertimbangan pe: nel af alien ansi di tataran penyusun standar atau badan usaha, ae Seat a formasi dapat, dipahami pemakai, apakah informasi tersebut akan dipakai? In formasi akan dipakai kalau terdapat kebermanfaalan keputusan (decision usefulness) bagi pemakai. Rerangka konseptual perlu menentukan kuali- tas informasi spesifik-keputusan (decision-specific qualities) yang menjadi kriteria kebermanfaatan agar penentu kebijakan akuntansi mempunyai pedoman untuk melakukan pertimbangan 4 dan 5. FASB merumuskan kualitas spesifik ini dalam dua kategori yaitu primer (primary) beserta unsur-unsurnya (ingredients) dan sekonder/interaktif (secondarylinteractive). Kualitas primer terdiri atas kere- levanan atau keberpautan atau relevansi (relevance) dan keterandalan atau relia- bilitas (reliability). Unsur keberpautan adalah nilai prediktif, nilai balikan, dan ‘ketepatwaktuan sedangkan unsur keterandalan adalah keterujian atau verifiabili- tas (verifiability) dan ketepatan penyimbolan (representational faithfulness). Kua- lites sekonder terdiri atas keterbandingan (comparability), ketaatasasan atau konsistensi (consistency) dan kenetralan atau netralitas (neutrality). Bila semua kriteria kualitas dipenuhi, apakah suatu informasi tentang kejadi- an atau objek tetap akan dilaporkan? Dalam kenyataanya, akan banyak informasi yang memenuhi kriteria di atas termasuk rincian atau elaborasi. Kalau semua in- formasi dan rincian harus dilaporkan via statemen keuangan maka statemen keuangan akan menjadi sangat tebal dan informasi tersebut malahan akan bersi- fat mengganggu (distracting) daripada menerangkan (illuminating). Untuk mem- bantu pengambil kebijakan akuntansi melakukan pertimbangan 6, diperlukan kriteria untuk menyaring informasi mana yang harus dilaporkan melalui state- men keuangan dan mana yang harus dilaporkan melalui cara lain. Dengan kata lain, diperlukan suatu penyaring atau ambang pengakuan (threshold for recogni- tion) informasi untuk masuk ke statemen keuangan. Penyaring ini adalah materi- alitas (materiality). - Hasil proses perekayasaan perumusan karakteristik kualitatif informasi yang dilukiskan dalam Gambar 4.8 di atas dituangkan FASB dalam suatu konsep yang disebut hierarki kualitas informasi akuntansi (hierarchy of accounting qualities). Gambar 4.9 di halaman berikut melukiskan hierarki tersebut. Karakteristik kuali- tatif dalam gambar ini berlaku baik untuk organisasi bisnis maupun nonbisnis. Angka di sebelah kiri menunjukkan pertimbangan-pertimbangan yang digunakan untuk mengembangkan hierarki. ai penjelasan rinci ne Nilai Informasi Mengatakan bahwa informasi harus bermanfaat bagi para memakai sama saja lengan mengatakan bahwa informasi harus mempunyai nilai. Informasi dikata- kan mempunyai nilai (kebermanfaatan keputusan) apabila informasi tersebut: 1. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa lalu, sekarang, atau masa datang. 168 spengenal prone? 2, Menambah keyakinan Par” pera past a sinya suatu harapan dale kondisi ee erilaku ara peme . . 3, Mengubah keputusan ata perilaku P lh tas yan akan Gambar va ringkas krite takan dalam ni dibabas § Kualitas yang dinyal informasi mempunyai nil tia dan unsur-unsur pemben| t, Berikut ! Gambar 4.9 Hierarki Kualitas Informast j akuntanst PENGAMBIL KEPUTUSAN dan KARAKTERISTIKNYA . BENEFIT > KOS a KETERPAHAMIAN 4. KEBERMANFARTAN KEPUTUSAN 1 s ([eepenPautan |}+——_________ KETERANDALAN sa | a ee ee | Se JJIAN KETEPATAN, PENYIMBOLAN (ETERBANDINGAN (memo KENETRALAI N Leimasuk KETAATASAS Ay N == ae eS Ket 7 ————— jeterpahamian (Understandibitit, ity) Keterpahamian adalah A kei oleh pemak ‘mampuan | Gen informasi ae faktor mempenst info 1a)” Alat aktn bene FASB Baruhi ket ul tocok atau tepat Permanfaat bagi ea ahaa at dicern, malay Mormas) gor eT Masi ‘a maki i alge Si Sebag eS! Yai nanya aitu pemakai cara kerja alat tersebut. Bete i ers faat kalau pemakai idee sed alan tb agat a i ian Seb ut mento Perkakos mengetahy ahi Ui gaa ™ e * Bunanyg eat ale nai mang alat yang Yaliknya ened idee dan > Gat rman: yang j Jelas dike- Tm asi untuk a Konsentual Su, atu Mott 109 ' ar cara mer eepala Lanta {ar meniunakannya Navan pemakni tidak tabu dan tidak manfaatan da: karan tajman, KASH The information shout should b understanding of business and ac nable to understanding of tusnss ond enn ttn ond ain oy able diligence ss and are willing to sturdy the Walaupun FASB mengac mengacu pemakai sebagai profesional dan nonprofesional emakai nonprofesional ha ee cuKUp. Dengan a a Dersedia mempelajari informasi dengan ketekunan an, tidak selayakhyalnh pembuat kebijakan akuntansi (penyusun standar) tidak bersedia i Hak bersedia memperkenalkan sesuatu yang baru (misalnys it lah a Khawatir pemakai tidak van rey eae a ah pemakai awa ; ingung sementars eterpahamian Suse eee (layman) yang tidak mau lagi belajar. Kualitas fear informasi dapat Asan pa ene pembuat kebijakan harus berusaha fs nisalnya dengan pendidikan melalui media pem- pelajaran yang sesuai (misalnya seminar, lokakarya, atau pelatihan). ° Keberpautan (Relevance) Keberpautan atau kerelevanan adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam membedakan beberapa alternatif keputusan schingga pemakai da- pat dengan mudah menentukan pilihan. Bila dihubungkan dengan tujuan pela- poran keuangan, keberpautan adalah kemampuan informasi untuk membantu investor, kreditor, dan pemakai lain dalam menyusun prediksi-prediksi tentang be- perapa munculan (outcomes) dari kejadian masa lalu, sekarang, dan masa datang atau dalam menkonfirmasi atau mengkorekst harapan-harapannya. Informasi juga berpaut (relevan) dengan keputusan investasi kalau informasi tersebut mam- pu mengkonfirmasi iketidakpastian suatu keputusan yang telah dibuat schingga. keputusan tersebut tetap dipertahankan atau diubah. Bila dihubungkan dengan pemakai, Hendriksen dan van Breda (1992, blm. 134) mengartikan ‘keberpautan dalam tiga aspek yaitu: keberpautan tujuan (goal relevance) yaitu kemampuan jnformasi dalam membantu para pemakai untule mencapai tujuannya; keberpautan semantik (semantic relevance) yaitu kemam- puan informasi untuk dipahami maknanya oleh para pemakai sesuai dengan mak- na yang ingin disampaikan; dan keberpautan keputusan (decision relevance) yaitu kemampuan informasi untuk memfasilitasi proses pengambilan keputusan oleh para pemakai. Aspek terakhir menjadi Jandasan FASB ‘untuk menentukan unsur- unsur keberpautan. a NAlat statistis dapat juga digunakan , pemakai. Alat statistis yang sebenarnya paling topat tid Sebaliknya, karena ketidaktahuanny® dapat terjadi bahw Dalam kedua situasi tersebut hasil penelitian menjadi tidak bermanfaat. sebagai analogi dalam Keitannye dengan peneliti sebagai ak digunakan karena ketidaktahuan pene} a peneliti menggunakan slat yang salah. Ki setive Value? Nilai Predi tif (Predictive ‘a on vemenpuon i | seh tan, nilat prediktil ada ear unsur Keberpaults fe eningk ant pemakat dalam mening a pabilitas bahwe harapan-haray probe ™ satanfhasit outcomes) SUN fat inform pematet a ia pret di si alah jen sri prediksi adalah kemasn rasta data proses case eeenamptat atau kapasitas pembual keputus- puan informast dalam memperbaiki keme / anv untuk metakukan prediks ¢nformasi akuntansi mempunyai nilai De eeeaaeat a harass el pongarbilat keputusan. Dalam hal ediksi karena menjadi masukan bagi cl tates ediksi ata eauesieieen ao Breda (1992, hlm. 135) mendeskripsi Dee niee w dasar bagaimana informasi membantu pro prediksi. Cara terse! a fe a sung (direct), misalnya penyediaan data ramalan manajemen, tidak jangsung (in- direet), misalnya dengan peyediaan data aliran kas historis ndikator arah (lead caiicators), misalnya dengan penyediaan data rasio; dan informasi penegas (cor- roborating information) untuk informasi yang lain dalam laporan yang sama, mir salnya dengan penyediaan data kenaikan modal setoran untuk menegaskan sumber dana pembangunan gedung baru tu kejadian masa Halu atau datan 1 st yang menjadi Nilai Balikan (Feedback Value) Sebagai unsur keberpautan, nilai balikan adalah kemampuan informasi untuk a pemakai dalam mengkonfirmasi pant nfirmasi dan mengkorcksi - pera l cae alu. dad lat balikan adalah eine ir fe aan rk di jdikan basis mengevaluasiapakeh keputusan-keputusan m lal adalah tepe dengan de ‘asi tersebut. Sebagai contoh, i Sena ee keuangen mempunya i balan Kala invest ep eee a ae a Si i Stor i at statemen diterbitkan aes mengevaluasi bahwa har- yang diprediksi sebelumnya. Ketepatwaktuan (Timeliness) Sebagai aspek pendukun; agai as iB ke masi bagi pembuat. keputusay not" ketey Kehilangan kekuatan untul (ea® Saat diate ae Jama setelah suatu kejadian yee ™'Pehgaruhi pee ame oe ‘an sebeluy renjadikan informasi mei eputu tan tidak membuat seer ehUt tidal pan ekaN a i al kan tan dapat monyita keke eras mejor Pye Rilai | 1 tersedianya infor- Ten informasi tersebut egapan ate stianya informast tau ke} hu erpautan yang Jd ber; lagi. Secay Putusan berlal capa pre nt, Menges welekat page eePi ee “send, ketepatwak- keakuratan/ ia harass ibe rpautan wormaS. ya ketepatwaktua” kote p “acctFacy/precisign) S°MRAN men get ePAtwal menday Pert tara ketepatyry HU Keter oor bank ‘tuan untuk men manfantan, Misangan Guetlandalan, ge ualitas Jain yaite j a, Kotor, Keakuraps cd terdapat saline” Pabwaktan (eueliabilitas untuk ‘adang-kadang harus Rerangka Konseptual—Suatu Model dicapai dengan menggunakan data taksiran/aproksinaasi daripads tidak ada inte masi sama-sekali dengan konsekuensi reliabilitas berkurang, Namun, walaurvs berkurangnya reliabilitas berakibat berkurangnya kebermanfaatan, dimunr in, kan untuk mempercepat ketersediaan data secara aproksimasi tanpa mempen- garuhi reliabilitas secara material. Dengan begitu, ketepatwaktuan dengan angka aproksimasi justru akan meningkatkan kebermanfaatan secara keseluruhan Keterandalan (Reliability)"” Keterandalan adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakinan bahwa in formasi tersebut benar atau valid. Informasi akan menjadi berkurang nilainya ka- lau orang yang menggunakan informasi meragukan kebenaran atau validitas informasi tersebut. Informasi akan mempunyai nilai yang tinggi kalau pemakai mempunyai keyakinan yang tinggi terhadap kebenaran informasi. Harus disadari bahwa keterandalan mempunyai tingkatan bergantung pada kondisi yang me- lingkupinya. Keterandalan bukan merupakan masalah terandalakan atau tidak (ya atau tidak) tetapi lebih merupakan masalah lebih atau Kurang terandalkan Keterandalan sangat erat kaitanya dengan sumber informasi dan cara mere- presantasi, mendeskripsi, atau menyimbolkannya. Oleh karena itu, keterandalan bertumpu pada ketepatan peyimbolan fenomena yang memang dimaksudkan un- tuk disimbolkan dan jaminan bagi pemakai akan kualitas penyimbolan melalui pengujian atau verifikasi data. Ketepatan Penyimbolan (Representational Faithfulness) jmbolan adalah kesesuaian atau kecocokan antara pengukur atau ee (opresentasi) dan fenomena yang diukur atau dideskripsi, Dalam akun- deskripsi (repr esvang ingin direpreseniasi adalah kondisi Asis, Kondisi keuangan, dan kegiatan ekonomik badan usaha berupa sumber ekonomik, kewajiban keuang- Kegintan esi atau Kejadian yang mengubah summber ekonomik dan kewajiban ao ee, Gambar 4.10 di halaman berikut melukiskan makna kesesuaian (corre- tersebut. Gambar 4.19 ff dan representasinya, Gambar ini sebenarnya meru- eee yederhanaan dari Gambar 3.2 tentang proses semantik perekayasaan akan penyederanergkayasaan tersebut sebenarnya melibatkan masalah kete- Pelaporan. * ‘polan aliran fisis operasi dalam bentuk statemen keuangan. patan ae ‘Ga 14.10, ketepatan penyimbolan berkaitan dengan masalah apa- Dalam asi "Kas Rp200.000" memang benar-benar dimaksudkan untuk kah repeal ‘uang dan akun giro bank perusahaan? Para akuntan memahami menggambarkan ong (gdolah uang dan alatalat lain yang disamakan dengan bbahwa yang disebi nakan sctiap saat. Dalam hal ini, apakah Rp200.000 mere- uang yang be tersebut atau merepresentasi semua kas dan akun giro tian kas tersebut ee aoa engeryjcuasaildimiliki perusahaan? Demikian juga, apakeh “Sediaan aa cadajan digunakan oleh Kridalaksana sebagai contob afiksasi. Lihat Harimurti “ln hateanaes dao hs nonen Sver: PGi, 180, M9 172 Rp400.000" benar-benar merepresent: saja kos sediaan yang sebenz i kos sediaan yang ada digudan, nya kurang dari Rp400.000 karena banyak bara yang sudah rusak. Apakah “Goodwill Rp250.000” merepresentasi bahwa peru: jaan tidak mempunyai goodwill selain yang dilaporkan tersebut? Gambar 4.10 Konsep Ketepatan Penyimbolan es Uang dan ane ken Borbagal barang Keunggulan ) fig, kevangen, egiatan ekonomi] UN giro pelanggan ol gudang kompetitit Keseouslan (horespondensi Representast Kas Piulang Usaha Sediaan Goodwill Rp100.000 Rp200.000 Rp400.000 Rp250.000 Ketepatan penyimbolan dalam akuntansi menyangkut dua hal yaitu ketepat- an deskripsi atau definisional (misalnya aset, kas, piutang, dan kewajiban) dan validitas pengukuran."* Ketidaktepatan akan mengurangi atau menghilangkan ke- terandalan informasi. Analogi validitas pengukuran adalah misalnya skor TOEFL Apakah orang yang skornya 550 berbicara bahasa Inggris lebih baik daripada orang yang skornya 450? Jawaban bergantung pada apakah TOEFL merupakan tes yang valid untuk mengukur kemampuan berbicara bahasa Inggris. Tanp2 mendefinisi dengan jelas apa yang ingin diukur dari kemampuan bahasa Inggris, Spanget sulitlah untuk menentukan validitas instrumen (isi tes) maupun hasilny® ae ieuran yaset ae cond kos adalah tepat kalau penyajian dimaksudkan untuk agree na Potenal jasa aa bukan nilai jual. Jadi, validitas pengukura Bolan dalam euatu Konteks. akan’ moneda ee earan. Ketepatan pens munghin tidak terand Mmenjadikan informasi terandalkan tetaP! in dak lalkan untuk konteks yang lain. Ponyimbolan dear mempengaruhi keterandalan informasi melalui ketepata” Bins (bins) doe naka eettlitian (precision), ketidakpastian (uncertainty), penget™! mienentulean kere eben Completeness):® Karena berbagal altor dan konteXS ; ” : unt Kenlitan yee eia™ informasi, Ketorandalan harus dipandang sebséel Penyimbolan berkaitan den, aay es etday Gambar 13 den Coe ig etn tor anton, Kaitkan masala steasan lebih lanjut dalam SFAC No, 2, Prg. 72-80, Koterujian (Verifiability) kemampuan informasi untuk edianya sarana sebagai unsur keterandalan, keterujian adalah memberi keyakinan yang tinggi kepada para pemakai karena te! bagi para pemakai untuk menguji secara independen ketepatan penyimbolan (ke- benaran/validitas informasi). Misalnya, penyimbolan “Sediaan Rp400.000" akan memberi keyakinan yang tinggi kalau para pemakai (atau pihak lain atas nama pemakai) dapat memverifikasi: Apakah sedian barang secara fisis memang ada. Apakah Rp400.000 merupakan hasil perhitungan yang benar secara aritmetis (tidak mengandung kesalahan hitung). Apakah Rp400.000 merupakan angka yang objektif (tidak bias). Apakah Rp400.000 benar-benar merupakan kos (sesuai PABU). ‘Apakah beberapa orang pengukur independen akan menghasilkan jum- lah rupiah yang sama dengan atau mendekati jumlah yang disajikan. Apakah semua sediaan barang telah dimasukkan dalam sediaan Apakah tidak ada sediaan barang yang belum dimasukkan. Perlu diingat bahwa proses verifikasi dalam akuntansi tidak dengan sendiri- nya selalu menjamin bahwa suatu informasi mempunyai kualitas ketepatan pe- nyimbolan yang tinggi karena ketepatan penyimbolan sebenarnya merupakan konsesus atau ketentuan yang dihasilkan dari proses perekayasaan pelaporan kevangan, Verifikator tidak berkepentingan dengan apakab “set Rp300.000" merupekan simbol yang tepat untuk merepresentasi kekayaan fisis perusahaan. Bagi verifikator, yang penting adalah apakah kekayaan yang dimasukkan sebagai Bor esto Jefinisi dan apakah Rp300.000 telah ditentukan sesvai dengan PABU sorta tidak mengandung Kesalahan atau bias. Oleh karena if, hasil peng- ukuran dengan tingkat keterujian yang tinggi tidak selalu berpaut atau relevan dengan keputusan yang dituju sehingga pengukuran tersebut bermanfaat, Sebagai analogi, orektor wian tidak berkepentingan dengan. apakah soa! wan valid sebagai pengqukur kemampuan peserta yang diui ttn Ie berkepentingan de- gan apakah jawaban peserta cocok dengan bane! jawaban sehingga skor yang pero i tidak mengandung ; ee an (verifiabilitas) adalah kemampuan ae meyakin- kan bahwa informasi merepresentasi apa yang dimaksudkan untuk direpresentas sesuai dengan konsensus atau bahvwa cara pengulcuran Yo ith sah diol Gitanpa kesalahan atau bias. Verifikas lebih beckatin, dengan mominimkan ba asurer mn ‘ukan k Sat pw pong na eng emo, wih 1a Diser pengaran 7 ini miselnya adalah kos histori, 'Dasar pengukuran yang dimaksud di i o 7 vena at Penguluran ¥AnE te pentukan ketepatan pervimbolan (PS kos sekarang, daya beli ational faithfulness). 174 ngukuran rel f gukuran hwa dasar pene tuk meyakinkan bahwa dasat P nw untuk meya dimaksudl tusan yang dituju Kenetralan (Neutrality) cetidak! ihakan pada adalah ketidakberpihal d Sebagai unsur sekonder Kelerand nee) dalam perlakuan akuntansi grup tertentu atau ketakberbiasan (unl asa tidak untuk mengar: ahkkan grup Ketakberbiasan berarti bahwa informasi disaj Wainginan penyedia informesi atau pemakai tertentu agar bertindak sesuai dengan ia fentu atau untuk menghidari untuk mengutungkan/merugikan ep pera ta E akibat/konsekuensi tertentu bagi sekelom ho “ Saenee kebijakan akuntansi tidak hanya terjadi di tataran Pe eene standar dan manajemen (badan usaha) tetapi di tataran yang lebih tinggi pales Perekayasa pelaporan yang menghasilkan rerangka konseptual. Kenetralan lebih mempunyai arti penting bagi penyusun standar daripada bagi pelaksana standar (Penyusun statemen keuangan). Akan tetapi, makna kenetralan dan sikap netral adalah sama untuk kedua pihak tersebut. Kenetralan berarti bahwa baik dalam Merumuskan atau mengimplementasi standar, perhatian utama adalah relevansi dan reliabilitas informasi yang dihasilkan bukan Pengaruh (efek) standar tersebut. terhadap pihak pemakai tertentu, susun agar kebankrutan tidale eee memang harus bankrut. Dalam hal ¥@laupun n, : ini, eberapa perusah: Penghindaran kebangkrutan bukan Wt PetvUsun Standar ti Pa perusahaan tuj 7 tidak },; Keuangan. Hubungan antara enetralan apo dieanan gy, dnettal Karena sults) digambarkan FASB sehagst betikut rac a am pelaporan 2 pe nkan (desired re- : Itis, above all, the Predetermina; PPE: 100): selection of information tinge ation of f a desi, ‘accounting. To by wtiat result, sult, ay a8 thay pone eng informant the negarnt sequential ose of influencing behest tout colorin Me MUS repory Of MeUtrality in @ Pehavior in Some particule ei commune momic activity Sekali lagi, mak Farection, ME CAteS for the pyr, dan penyusiin statemen Keune Gi atas leit a Feanuasi sekelompok pemanae “netralan gi, itiukan terest). Di tataran Perekayee Jane empuny Sikait ae Penyusun standar teks akuntaniseboga nea conianth kenety AePentinge ==” Keinginan antak "al yang men l@ harug ding "UY (vested in- Punyaj tujuan nN dalam kon- gsional. Kalau ee

Das könnte Ihnen auch gefallen