Sie sind auf Seite 1von 7

Kelompok :3

Kelas : 1-TKPB
Anggota : Diki Wahyudi ( 201424007)
Farhan Dermawan ( 201424008)
Hani Maryati (201424009)

MODEL ISOTERM FREUNDLICH DAN LANGMUIR OLEH ADSORBEN


ARANG AKTIF BAMBU ANDONG (G. verticillata (Wild) Munro) DAN
BAMBU ATER (G. atter (Hassk) Kurz ex Munro)

Murtihapsari, Bertha Mangallo dan Dini Dwi Handyani


Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Papua

ABSTRACT

Freundlich and Langmuir Isotherms Model by Active Chorcoal Adsorbent


Bamboo Andong (G. verticillata (Wild) Munro) and
Bamboo Ater (G. atter (Hassk) Kurz ex Munro)

Diazinon insecticide adsorption by two types of adsorbent, namely activated charcoal bamboo andong
(G. verticillata (Wild) Munro) and bamboo ater (G. atter (Hassk) Kurzex Munro) at optimum conditions
determined the maximum adsorption capacity of both types of adsorbent. Data analysison the effect
of concentration on the adsorption capacity was used Langmuir and Freundlich isotherms equation. It was
obtained. That the curve of adsorption isotherms of the Langmuir isotherm better modeled with linear regression
coefficients were relatively more approach 1 is R2 = 0,996 for both types of adsorbents. Langmuir isotherm
equation obtained from adsorpsi maximum capacity of activated charcoal bamboo andong (G. verticillata (Wild)
Munro) of 4.630 mg/g (1,433.10-5 mol/g) with K = 0,332 (Kmol/L)-1 and Eads at -2,750 kJ/mol, while
the activated charcoal bamboo ater (G. atter (Hassk) Kurzex Munro) produce the maximum
adsorption capacity of 1,786 mg/g (5,868.10-6 mol/g) with K = 0,202 (Kmol/L)-1 and Eads = -3,898 kJ/mol, so the
adsorption of both types of adsorbents indicated experiencing a physical adsorption (physisorption / fisisorpsi).

Keyword : G. verticillata (Wild) Munro, G. atter (Hassk) Kurz ex Munro, Adsorption, Diazinon, actived charcoal

ABSTRAK

Adsorpsi insektisida diazinon oleh dua jenis adsorben, yaitu arang aktif bambu andong (G. verticillata
(Wild) Munro) dan bambu ater (G. atter (Hassk) Kurz ex Munro) pada kondisi optimum bertujuan untuk
menentukan kapasitas adsorpsi maksimum dari kedua jenis adsorben. Analisis data pengaruh konsentrasi
terhadap kapasitas adsorpsi digunakan persamaan isoterm Langmuir dan Freundlich. Berdasarkan data yang
diperoleh, kurva isoterm adsorpsi lebih mengikuti model isoterm Langmuir dengan koefisien regresi linier yang
relatif lebih mendekati 1 yaitu R2 = 0,996 untuk kedua jenis adsorben. Dari persamaan isoterm Langmuir
diperoleh kapasitas adsorpsi maksimum arang aktif bambu andong (G. verticillata (Wild) Munro) sebesar 4,630
mg/g (1,433.10-5 mol/g) dengan K = 0,332 (Kmol/L)-1 dan Eads sebesar -2,750 kJ/mol, sedangkan arang aktif
bambu ater (G. atter (Hassk) Kurz ex Munro) menghasilkan kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 1,786 mg/g
(5,868.10-6 mol/g) dengan K = 0,202 (Kmol/L)-1 dan Eads = -3,898 kJ/mol, sehingga adsorpsi kedua jenis adsorben
diindikasikan mengalami adsorpsi secara fisik (physisorption/ fisisorpsi).

Kata kunci : G. verticillata (Wild) Munro, G. atter (Hassk) Kurz ex Munro Adsorpsi, Diazinon, Arang aktif

PENDAHULUAN menghambat aktivitas enzim kolinesterase.


Diazinon mudah terserap oleh kulit dan
Diazinon merupakan salah satu bersifat sinergis dengan racun lainnya.
insektisida golongan organofosfat yang Keracunan diazinon pada manusia dapat
digunakan untuk membasmi kutu, ngengat, menyebabkan iritasi pada kulit, sakit
kecoa dan tungau. Diazinon banyak kepala, berkeringat, gelisah, kehilangan
digunakan dalam bidang pertanian, konsentrasi, mual, muntah, denyut jantung
perkebunan dan kehutanan. Diazinon melemah, sakit perut, diare, pingsan, koma
mempengaruhi sistem saraf dengan
18 Model Isoterm Freundlichdan Langmuir Oleh Adrsoben Arang Aktif ..................…………………………

dan kematian (Anonim, 2008), oleh karena Pembuatan arang aktif (Haniko, 2010)
itu residu insektisida perlu dikendalikan.
Beberapa material adsorben yang Proses pembuatan arang dilakukan
dapat digunakan dalam adsorpsi residu dengan menggunakan tungku pemanas
insektisida adalah zeolit, arang aktif, abu yang terbuat dari wadah besi. Potongan
sekam, dan bentonit. Arang aktif bambu bambu dimasukkan ke dalam wadah yang
memilki luas permukaan berpori yang telah dilubangi bagian tutupnya,
lebih besar dibandingkan dengan arang selanjutnya bambu tersebut dinyalakan
kayu yaitu lebih dari 1000 m2/g (Anonim, hingga mengeluarkan asap. Lubang
2010). Arang aktif bambu ater memiliki (ventilasi) dibagian penutup wadah
karakteristik arang aktif yang memenuhi dibiarkan terbuka agar menjadi saluran
Standar Nasional Indonesia (SNI) keluarnya asap. Ketika asap yang keluar
(Krisdiantoro et al. 2006). Arang aktif berwarna kebiru – biruan, ventilasi ditutup
bambu memilki kapasitas adsorpsi dan dibiarkan selama 6 jam untuk
terhadap metilen blue dengan kapasitas pengarangan bambu ater (G. atter (Hassk)
adsorpsi maksimum 454,2 mg/g (Hameed Kurz ex Munro) dan 8 jam untuk
et al. 2006). Arang aktif bambu andong (G. pengarangan bambu andong (G.
verticillata (Wild) Munro) dan bambu verticillata (Wild) Munro). Arang yang
betung (G. aspera (Schultes F) Kurtz) dihasilkan setelah dingin kemudian dicuci
memilki kapasitas adsorpsi yang lebih dengan menggunakan aquades dan
tinggi yaitu 1.150 mg/g dan 1.004 mg/g dikeringkan dengan menggunakan oven
terhadap iodine dibandingkan dengan pada temperatur 100°C selama 1 jam. Pada
arang aktif yang berasal dari tempurung tahap akhir arang diaktivasi secara fisik
kelapa dan bakau (Krisdiantoro et al. melalui pemanasan pada temperatur 300,
2006). 350, dan 400ºC dengan variasi waktu
Penelitian ini bertujuan untuk masing – masing temperatur selama 15
mengkaji kemampuan adsorpsi arang aktif dan 30 menit. Arang aktif kemudian
bambu andong (G. verticillata (Wild.) digerus menggunakan lumpang porselin
Munro) dan bambu ater (G.atter (Hassk) lalu diayak dengan ukuran 100 mesh.
Kurz ex Munro) terhadap diazionin dengan
persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dan Penentuan rendemen (SNI 01-1682-
Freundlich. 1996)

BAHAN DAN METODE Rendemen arang aktif ditetapkan


dengan menghitung perbandingan berat
Bahan dan Peralatan yang Digunakan arang aktif hasil aktivasi terhadap berat
arang tanpa teraktivasi.
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi ; batang bambu Pembuatan larutan diazinon
andong (G. verticillata (Wild) Munro) dan
ater (G. atter (Hassk) Kurz ex Munro) Larutan formulasi diazinon 600g/L
yang berasal dari daerah Amban diencerkan dalam aquades, dibuat
Kabupaten Manokwari, pestisida diazinon konsentrasi 5 mg/L, 10 mg/L, 25 mg/L, 50
60 EC (diazinon 600 g/L), kertas saring mg/L, 75 mg/L dan 100 mg/L.
Whatman 42, dan aquades.
Penentuan konsentrasi optimum
Alat – alat yang digunakan
meliputi seperangkat alat – alat gelas, Sebanyak 0,5 g arang aktif
timbangan analitik, Neraca OHAUS, dimasukkan ke dalam setiap erlenmeyer
saringan ayakan (mesh 100), Tungku kemudian di tambahkan 100 ml diazinon
pembuat arang, oven, tanur, eksikator, dengan variasi konsentrasi tertentu, lalu
shaker dan spektroskopis UV-vis merk diaduk menggunakan shaker selama waktu
Milton Roy Array 3000. kontak optimum, kemudian disaring
menggunakan kertas saring. Variasi

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 17 – 23
..................………………………… Model Isoterm Freundlichdan Langmuir Oleh Adrsoben Arang Aktif 19

konsentrasi diazinon yang digunakan Log Q = Log k + 1/n Log


adalah 5 mg/L, 10 mg/L, 25 mg/L, 50 Ce… (2.4)
mg/L, 75 mg/L dan 100 mg/L. Filtrat yang
dihasilkan kemudian diukur absorbansinya Keterangan :
menggunakan spektroskopis UV-Vis pada
λmak 280 nm untuk mengetahui konsentrasi Ce = konsentrasi kesetimbangan
diazinon setelah teradsorpsi oleh arang adsorbat dalam larutan setelah
aktif (Wijayanti, 2009). adsorpsi (mg/L)
k = konstanta adsorpsi Freundlich
Analisis Data n = konstanta empiris
Q = jumlah adsorbat teradsorpsi per
Analisis data dilakukan dengan bobot adsorben (mg/g)
menentukan kadar akhir diazinon setelah
melalui proses adsorpsi dari konsentrasi HASIL DAN PEMBAHASAN
adsorbat terhadap kapasitas adsorpsi. Hasil
tersebut kemudian dianalisis menggunakan Proses pembuatan arang aktif
persamaan isoterm Langmuir dan bambu andong (G. verticillata (Wild)
Freundlich untuk menentukan model Munro) dan bambu ater (G. atter (Hassk)
isoterm adsorpsi pada adsorben. Kurz ex Munro) dilakukan melalui dua
tahap. Pertama yaitu tahap karbonisasi,
Persamaan isoterm adsorpsi
dimana kedua jenis bambu tersebut
Langmuir (Zahroh, 2010) :
diarangkan secara terpisah menggunakan
b.K.Ce tungku pemanas dengan sistem tertutup
Q= …………………(2.1) sehingga memungkinkan tidak terjadi
1+K.Ce
proses oksidasi yang dapat menyebabkan
Persamaan di atas dapat arang menjadi abu. Tahap kedua yaitu
diturunkan secara linier menjadi : pengaktifan kedua jenis arang melalui
aktivasi secara fisik menggunakan
Ce 1 1 C .................... (2.2) temperatur tinggi serta waktu aktivasi yang
= + e divariasikan.
Q Kb b

Keterangan : Rendemen

Rendemen tertinggi terdapat pada


Ce = konsentrasi kesetimbangan
adsorbat dalam larutan setelah arang aktif temperatur 300°C selama 15
adsorpsi (mg/L) menit dan terendah terdapat pada arang
Q = jumlah adsorbat teradsorpsi per aktif dengan temperatur 400°C selama 30
bobot adsorben (mg/g) menit, sedangkan untuk sampel arang aktif
K = konstanta kesetimbangan bambu ater (G. atter (Hassk) Kurz ex
adsorpsi (L/mg) Munro) rendemen berkisar antara 54,6–
B = kapasitas adsorpsi maksimum 80,2%. Rendemen arang aktif dipengaruhi
dari adsorben (mg/g) oleh waktu dan temperatur aktivasi.
Peningkatan temperatur dan waktu aktivasi
Persamaan isoterm adsorpsi yang digunakan mampu menurunkan
rendemen arang aktif yang dihasilkan.
Freundlich (Rahmalia et al. 2009) :

Q = k.Ce1/n ................................. (2.3) Konsentrasi Optimum

Konsentrasi optimum diazinon


Persaman diatas dapat diubah
yang teradsorpsi oleh arang aktif bambu
kedalam bentuk linier dengan mengambil
bentuk logaritmanya : andong (G. verticillata (Wild) Munro)
adalah 22,163 mg/L dengan kapasitas
adsorpsi sebesar 4.433 mg/g, sedangkan

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 17 – 23
20 Model Isoterm Freundlichdan Langmuir Oleh Adrsoben Arang Aktif ..................…………………………

arang aktif bambu ater (G. atter (Hassk) itu terdapat tiga gugus auksokrom O- yang
Kurz ex Munro) mencapai konsentrasi memberikan transisi n π*, dimana pada
optimum diazinon sebesar 8,476 mg/L transisi tersebut menyerap pada range
dengan kapasitas adsorpsi sebesar 1,695 panjang gelombang antara 200 – 700 nm.
mg/g. Pada kedua jenis adsorben tersebut Penentuan konsentrasi diazinon dalam
terjadi penurunan kapasitas adsorpsi diatas sampel dapat dilakukan dengan
konsentrasi optimum, hal ini disebabkan menggunakan kurva kalibrasi hubungan
oleh lapisan luar arang aktif telah jenuh antara absorbansi terhadap konsentrasi
dengan diazinon sehingga adsorben tidak larutan standar. Hal ini sesuai dengan
dapat lagi menjerap melekul – molekul Hukum Lambert-Beer yang menyatakan
diazinon lainnya (Widhianti, 2010). bahwa jumlah energi cahaya yang diserap
Optimasi konsentrasi diazinon (absorbansi) adalah sebanding dengan
dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 5 konsentrasi (C) (Anonim, 2009).
mg/L sampai dengan 50 mg/L terjadi Arang aktif yang telah diaktivasi
kenaikan kapasitas adsorpsi arang aktif diuji kemampuan adsorpsinya terhadap
bambu andong (G. verticillata (Wild) diazinon dengan berbagai perlakuan waktu
Munro) dan pada arang aktif bambu ater dan suhu aktivasi. Hasil pengukuran
(G. atter (Hassk) Kurz ex Munro) terjadi absorbansi dari masing – masing jenis
peningkatan kapasitas adsorpsi pada filtrat yang dihasilkan setelah proses
konsentrasi 5 mg/L sampai dengan 75 adsorpsi kemudian dimasukkan dalam
mg/L (Gambar 1). Hal ini dikarenakan persamaan garis lurus dari kurva standar
semakin tinggi konsentrasi larutan y= 0,0972x – 0,0637 dengan koefisien
diazinon maka semakin banyak molekul regresi linier r = 0,999 akhirnya akan
diazinon yang bertumbukan dan diperoleh konsentrasi akhir dazinon.
berinteraksi dengan adsorben, sehingga Persamaan isoterm Langmuir dan
kemampuan adsorpsinya meningkat Freundlich di atas, terlihat bahwa adsorpsi
(Widhianti, 2010). diazinon dari kedua jenis adsorben lebih
Porositas adsorben dapat mengikuti model isoterm adsorpsi
mempengaruhi daya adsorpsi suatu Langmuir (Gambar 3), dibuktikan dengan
adsorben. Adsorben dengan porositas yang harga koefisien relasi (R2) yang lebih
besar mempunyai kemampuan menyerap mendekati 1 (Pranoto et. al 2003)
yang lebih tinggi dibandingkan dengan dibandingkan model Freundlich (Gambar
adsorben yang memiliki porositas kecil 4), sehingga dapat diasumsikan bahwa
(Khasanah, 2009). Arang aktif bambu adsorpsi diazinon yang terjadi pada
andong memiliki daya adsorpsi yang lebih permukaan adsorben arang aktif bambu
tinggi dibandingkan dengan arang aktif andong (G. verticillata (Wild) Munro) dan
bambu ater karena pembentukan porositas bambu ater (G. atter (Hassk) Kurz ex
yang lebih besar. Munro) bersifat homogen dan adsorbat
teradsorpsi dalam bentuk tunggal
Penentuan Kurva Standart Diazinon (monolayer).
Langmuir menggambarkan bahwa
Struktur molekul diazinon pada permukaan adsorben terdapat
memiliki gugus kromofor (N = C, C = C, S sejumlah tertentu sisi aktif yang sebanding
= P) yang merupakan gugus atau atom dengan luas permukaan. Pada setiap sisi
dalam senyawa organik yang mampu aktif hanya ada satu molekul yang dapat
menyerap senyawa UV dan visible, selain diadsorpsi (Khoirunnisa, 2005).

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 17 – 23
..................………………………… Model Isoterm Freundlichdan Langmuir Oleh Adrsoben Arang Aktif 21

4,5

3,0 Arang aktif bambu andong


Q (mg/g)

Arang aktif bambu ater


1,5

0,0
0 25 50 75 100

Konsentrasi (mg/L)

Gambar 1. Grafik hubungan variasi konsentrasi terhadap kapasitas adsorpsi

2,5
2
Absorbansi

1,5
y = 0,0972x - 0,0637
1 R² = 0,9997

0,5
0
0 5 10 15 20 25 30
Konsentrasi

Gambar 2. Kurva standar diazinon

60 Isoterm Langmuir
50 y = 0,5601x + 2,7784
R² = 0,9961
40
Arang aktif bambu
30
Ce/Q

y = 0,216x + 0,6506 andong


20 R² = 0,9966
Arang aktif bambu
10 ater

0
0 20 40 60 80 100

Ce

Gambar 3. Grafik persamaan isoterm Langmuir

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 17 – 23
22 Model Isoterm Freundlichdan Langmuir Oleh Adrsoben Arang Aktif ..................…………………………

Isoterm Freundlich
0,7 y = 0,2917x + 0,173
R² = 0,5333 Arang aktif bambu
0,5 andong
y = 0,2499x - 0,2271
R² = 0,9029
0,3 Arang aktif bambu
Log Q

ater
0,1

-0,1 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5

-0,3
Log Ce

Gambar 4. Grafik persamaan isoterm Freundlich.

KESIMPULAN DAN SARAN Divisi Toksikologi Lingkungan


dan Kedokteran.
Kesimpulan
Anonim. 2009. Alat analisa (pengantar
Kapasitas adsorpsi maksimum praktikum instrumen). Surakarta:
diazinon oleh arang aktif bambu andong Jurusan Fakultas Teknik,
(G. verticillata (Wild) Munro) adalah Universitas Sebelas Maret.
4,630 mg/g atau 1,433.10-5 mol/g dan arang
aktif bambu ater (G. atter (Hassk) Kurz ex Anonim. 2009. Jenis pestisida.
Munro) adalah 1,786 mg/g atau 5,868.10-6 http://www.dgwibawa.awardspac
mol/g. e.com (15 juli 2009) PT. Darma
Adsorben arang aktif bambu Guna Wibawa.
andong (G. verticillata (Wild) Munro) dan
bambu ater (G. atter (Hassk) Kurz ex Anonim. 2010. Karbon Aktif.
Munro) mencapai linearitas tertinggi pada http://www.wikipedia.com/karbo
kurva plot Ce/Q terhadap Ce dengan R2 = n-aktif (26 Januari 2011).
0,996 pada isoterm Langmuir sedangkan
linearitas yang dicapai pada isoterm Hameed BH, Din ATM, Ahmad AL. 2006.
Freundlich oleh adsorben arang aktif Adsorption of methylene blue
bambu andong (G. verticillata (Wild) into bamboo-based activated
Munro) adalah R2 = 0,553 dan R2 = 0,902 carbon : kinetics and equilibrium
untuk adsorben arang aktif bambu ater (G. studies. J Elsevier B.V. All rights
atter (Hassk) Kurz ex Munro). reserved.

Saran Haniko S. 2010. Studi adsorpsi ion Ca2+


menggunakan adsorben arang
Perlu dikaji model isotherm adsorpsi kayu matoa (Pometia pinnata)
lainnya mengenai beberapa jenis adsorben untuk menurunkan kesadahan air
dengan beragam variabel dan parameter. [skripsi]. Manokwari : Fakultas
Matematika dan Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Papua.
Anonim. 2008. Ekstensi toksikologi
diazinon. Jakarta : Badan Zat Khasanah EN. 2009. Adsorpsi logam
Beracun dan Penyakit Registry, berat. Oseana, Vol. XXIV No. 4 :
1–7

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 17 – 23
..................………………………… Model Isoterm Freundlichdan Langmuir Oleh Adrsoben Arang Aktif 23

kosong kelapa sawit (Elais


Khoirunnisa F. 2005. Kajian adsorpsi dan guineensis Jacq) sebagai bahan
desorpsi Ag(S2O 3 )2 3- dalam dasar c-aktif untuk adsorpsi
limbah fotografi pada dan dari logam perak dalam larutan.
adsorben kitin dan asam humat Pontianak : Jurusan Kimia,
terimobilisasi pada kitin [Tesis]. Fakultas Matematika dan Ilmu
Yogyakarta : Jurusan Ilmu Kimia Pengetahuan Alam Universitas
Fakultas Matematika dan Tanjungpura
Pengetahuan Alam Program
Pasca Sarjana Universitas Gajah Widhianti W. D. 2010. Pembuatan arang
Mada. aktif dari biji kapuk (Ceiba
pentandra L.) sebagai adsorben
Krisdiantoro, Sumarni G, Ismanto A. 2006. zat warna rhodamin B [skripsi].
Sari hasil penelitian bambu. Surabaya : Fakultas Sains dan
http://www.dephut.go.id/index.p Teknologi, Univesitas Airlangga.
hp?q=id/node/1241 [22
November 2006] Wijayanti R. 2009. Arang aktif dari ampas
tebu sebagai adsorben pada
Pranoto, Masykur A, Mawahib SAS. 2003. pemurnian minyak goreng bekas
Penurunan kadar timbal dan zat [skripsi]. Bogor : Fakultas MIPA,
warna tekstil dalam larutan Institut Pertanian Bogor.
dengan menggunakan karbon
aktif bagasse. Jurusan Kimia Zahroh W. 2010. Kajian kesetimbangan
FMIPA Universitas Sebelas adsorpsi Cr (VI) pada biomassa
Maret Surakarta. Enviro 2 (1) : kangkung air (Ipomoea aquatica
9–16, ISSN : 1411 – 4402 Forsk) [skripsi]. Malang :
Jurusan Kimia, Fakultas Sains
Rahmalia W, Yulistira F, Ningrum J, dan Teknologi, Universitas Islam
Qurbaniah M, Ismadi M. 2009. Negeri (UIN) Maulana Malik
Pemanfaatan potensi tandan Ibrahim.

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 17 – 23

Das könnte Ihnen auch gefallen