Entdecken Sie eBooks
Kategorien
Entdecken Sie Hörbücher
Kategorien
Entdecken Sie Zeitschriften
Kategorien
Entdecken Sie Dokumente
Kategorien
ARTIKEL POPULER
Sekolah Ditengah Pandemi
Oleh:
DIVIA OKTA PAGANI
2110013411060
Sekolah telah menurunkan surat edaran liburan selama dua minggu.Sungguh pengumuman
tersebut sangat disambut antusias oleh seluruh siswa Bhakti Jaya terutama Ani yang bersorak riang
gembira,ketika hal yang telah di dambakannya terjadi.Gadis berparas cantik nan anggun tersebut
bernama Ani Christie Roberthi.Gadis yang malas akan hal berbaur sekolah,hal yang menyangkut
sekolah baginya adalah beban yang berat yang akan di pikulnya.Ketika pengumuman itu di bacakan
dengan lantang barulah ia merasa merdeka dan berbahagia,karena dambaan hatinya telah
terwujud.Ani pun langsung menyusun kegiatan yang akan di rancangnya dalam waktu dua minggu
tersebut.mulai dari bangun tidur hingga kegiatannya tidur kembali.ia bahkan merencanakan akan
berlibur dengan sahabatnya ke Pasumpahan island,salah satu tujuan wisata favorit yang amat
menyejukkan baginya.Namun,semua rencananya gagal total, seiring dengan keluarnya surat edaran
bahwa semua aktivitas dirumahh kan saja,tidak ada aktivitas diluar rumah.mulai dari pekerjaan dan
sekolah. hati ani hancur berkeping membaca surat tersebut yang di share gurunya di grup WhatsApp
kelas .pemberitaan pun beredar disemua media.
Covid-19 begitu cepat menular dari satu manusia ke manusia lainnya. Jumlah korban dan angka
kasus kian meningkat. Kurikulum kondisi khusus yang dikeluarkan Kemendikbud seperti menjawab
kebutuhan siswa dan guru yang harus menjalani proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk
mengurangi resiko terpaparnya guru dan siswa dari Covid-19. Saat anak melewati proses PJJ, guru
masih menggunakan kurikulum 2013 dengan banyak kompetensi dasar, sehingga timbul kekhawatiran
apakah siswa dapat menuntaskan kurikulum. Karena harus juga menuntaskan kurikulum maka guru
kemudian juga memberikan tugas tambahan untuk siswa belajar di rumah. Sebagai akibatnya, di awal
proses PJJ banyak sekali siswa dan orang tua yang stres karena harus mendampingi anak-anaknya
belajar di rumah. Bagaimana tidak? Anak-anak terutama yang masih duduk di sekolah masih
memiliki kebutuhan untuk bermain dengan rekan sebayanya kini harus diam di rumah untuk
mengerjakan banyaknya tugas.
Semua sangat terasa membosankan banyak siswa yang mengeluh dengan keadaan yang tak
diinginkan ini,Ani yang awalnya senang akan keliburan akhirnya membenci kata libur,ia merasa
menjadi tahanan rumah yang tak dapat bergerak keluar kemanapun yang iya suka.Seketika rindu
terhadap sekolah pun timbul dihatinya,rindu akan belajar disekolah,serta berjumpa dengan teman-
teman kegiatan yang di lakukannya dirumah hanyalah literasi ,yang dilakukan siswa setiap hari.
Mereka mengingat kembali informasi dalam cerita, serta pertanyaan-pertanyaan pemantik yang
memancing siswa untuk menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi , sehingga diharapkan
siswa dapat memahami apa yang mereka baca, suatu hal yang kurang dari siswa.Ani yang mulanya
tidak mau bercampur dengan hal berbaur membaca mau tidak mau,suka tidak suka,Ani harus
melakukannya.
Hari demi hari pun berlalu,namun bencana yang tak diinginkan ini tak kunjung berlalu semakin
hari semakin marak pemberitaannya,banyak masalah-masalah yang di hadapi Ani dan siswa lainnya
diantaranya dimasa pandemi peserta didik merasa sulit untuk memahami materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru, siswa tidak merasa termotivasi untuk belajar, siswa tidak meguasai
pembelajaran dengan baik. Upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu guru harus bisa
mencari metode pembelajaran yang lain supaya siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh
guru sehingga peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik
dan peserta didik juga dapat termotivasi untuk belajar walaupun pembelajaran dilakukan dengan cara
daring.
Dalam hal ini, guru lebih persuasif karena membuat peserta didik semakin tertarik dengan materi
yang diberikan oleh guru melalui video kreatif tersebut Orang tua lebih mudah dalam membimbing
dan mengawasi belajar anak dirumah. Hal tersebut akan menimbulkan komunikasi yang lebih intensif
dan akan menimbulkan hubungan kedekatan yang lebih erat antara anak dan orang tua. Orang tua
dapat melakukan pembimbingan secara langsung kepada anak mengenai materi pembelajaran yang
belum dimengerti oleh anak. Dimana sebenarnya orang tua adalah institusi pertama dalam pendidikan
anak. Dalam kegiatan pembelajaran secara online yang diberikan oleh guru, maka orang tua dapat
memantau sejauh mana kompetensi dan kemampuan anaknya.
Selain dampak positif yang ditimbulkan, pembelajaran daring memiliki duka dan kekurangannya
sendiri, antara lain:
1. Membutuhkan kerja sama dan pengawasan dari orang tua. Salah satu kekurangan pembelajaran
daring adalah guru tidak dapat memantau secara langsung proses belajar siswa, hal ini
mengharuskan pengawasan dan perhatian yang ekstra dari orang tua agar anak tidak bebas
mengakses situs-situs diluar situs belajar.
2. Menurunkan kemampuan sosial siswa. Pembelajaran daring menyebabkan penurunan
kemampuan siswa, hal ini disebabkan karena kurangnya interaksi siswa dengan lingkungan luar.
Pembelajaran langsung disekolah, siswa bukan hanya memperoleh materi pelajaran namun juga
bersosialisasi dengan sebayanya juga guru sebagai pengajar. Dalam pembelajaran daring, siswa
akan cenderung fokus kepada gadget sehingga kemampuan sosialnya semakin menurun.
3. Sulit untuk membentuk karakter. Pembentukan karakter merupakan hal terpenting dalam
pembelajaran, sejak pembelajaran jarak jauh akses guru dan siswa menjadi sangat terbatas
sehingga untuk menanamkan karakter kepada siswa sangat sulit.
4. Tidak semua memiliki ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Modal utama dalam
pembelajaran daring adalah ponsel dan kuota namun ada yang lebih penting dari itu yaitu
jaringan internet. Masih banyak tempat yang tidak memiliki jaringan internet yang bagus,
terutama pedesaan.
Kerugian akibat virus covid-19 memiliki dampak yang sangat besar bagi seluruh sektor, termasuk
sektor pendidikan. Hal ini menyebakan para siswa dan pengajar dilarang bertatap muka secara
langsung untuk sementara waktu, Sebagai wadah pembelajaran yang sedang berlangsung peran
smartphone kini banyak digunakan untuk mengganti sistem pembelajaran offline. Dengan
menggunakan metode kuantitatif dan akumulatif.Sudah hampir satu tahun di semester 2 tahun 2020
pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah mengubah sistem kehidupan manusia di segala bidang
kehidupan, Munculnya grafik yang terus meningkat dalam dunia teknologi komunikasi dan informasi
memunculkan peluang maupun tantangan baru dalam dunia pendidikan.
Salah satu peluang baru yang muncul adalah akses sumber materi yang lebih luas terhadap konten
multimedia yang lebih kaya, dan berkembangnya metode pembelajaran baru yang tidak lagi dibatasi
oleh ruang, waktu dan sumber belajar. Di sisi lain kemajuan teknologi dengan beragam desain digital
yang terus berkembang juga menghadirkan tugas-tugas baru bagi pemangku dan penyelenggara
pendidikan untuk terus menyelaraskan kegiatan pembelajaran.Untuk itu peran guru, orang tua/wali
dan peserta didik harus bekerja sama untuk menumbuhkan semangat belajar yang tinggi serta
mencari problem solving dalam mengatasi berbagai kendala yang dihadapi peserta didik dalam
menyerap materi baik daring, luring atau blended. Peserta didik harus tetap belajar di masa pandemi
Covid-19 ini guna menjawab semua tantangan menuju era Revolusi Industri 4.0 dan
menghasilkan output kemandirian siswa dalam belajar saat di sekolah maupun di luar sekolah. Siswa,
yang bergabung dengan English Club di sekolah mengatakan sering merasa sedih, kesepian, dan putus
asa karena harus belajar sendiri di rumah.
Menurut survei yang diadakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(KPPPA) terhadap lebih dari 3.200 anak SD hingga SMA pada Juli 2020 lalu, sebanyak 13%
responden mengalami gejala-gejala yang mengarah pada gangguan depresi ringan hingga berat selama
masa "kenormalan baru".Data yang diambil dengan mensurvei anak-anak di 34 provinsi itu juga
menunjukkan presentasi anak perempuan, dengan gejala-gejala yang mengarah pada gangguan
depresi, lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki.Gejala emosi yang paling banyak dirasakan
responden adalah sedih dan mudah marah. Hasil survei itu juga menunjukkan bahwa semakin
bertambahnya usia responden, kemungkinan mengalami gejala depresi semakin tinggi.Sebanyak 93%
yang menunjukkan gejala depresi berada pada rentang 14-18 tahun, sementara 7% di rentang usia 10-
13 tahun.
Maret 2021 menjadi sejarah kelulusann,ya bagi Ani dan siswa lainnya, semua tidak ada yang
berkesan tapi mereka tetap dapat mengambil hikmahnya disanalah mereka dapat belajar tentang arti
pentingnya menjaga kesehatan,serta menambah kedekatan antara Keluargadapat terjalin dengan baik
juga mereka dapat belajar Berbagai media pembelajaran jarak jauh yang diigunakan semasa pandemi
berlangsung hingga bangku SMA pun selesai mereka tuntaskan.