Sie sind auf Seite 1von 7

PERAN DAN TANTANGAN PROFESI GURU INDONESIA DI ERA

GLOBALISASI

Ahmad Khairani Saputra


Email: 2110111210004@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Professional seorang guru dalam menghadapi pendidikan di era global tidak hanya
melaksanakan pembelajaran di kelas saja , melainkan mendidik, mengasuh, membimbing,
dan membentuk kepribadian peserta didik yang memiliki kemampuan mempersiapkan dan
mengembangkan diri sebagai sumber daya manusia yang kritis dan kreatif. Guru adalah
merujuk sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Peran guru
di era global abad 21 ini sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik
dalam mewujudkan tujuan hidupnya ke arah yang lebih baik.

PENDAHULUAN
Guru merupakan seseorang yang seharusnya dihormati karena memiliki kepedulian
yang sangat tinggi terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Selain itu, Guru sangat
berperan membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya
secara ideal.(Mulyasa, 2005: 10 )
Guru Dalam konteks pendidikan, itu memiliki peran yang sangat besar dan vital
Hal ini karena guru Menjadi yang terdepan dalam dunia pendidikan. guru tatap muka
dengan siswa Transfer pengetahuan dan teknologi secara simultan Pendidikan melalui
pendampingan dan nilai-nilai positif model. Permintaan akan guru yang berkualitas
meningkat level tinggi saat ini harus ditanggapi secara positif oleh para manajer pendidikan
guru. harus menunjukkan respon positif ini dengan terus meningkatkan kualitas program
pendidikan itu menyediakan. menaikkan tingkat pendidikan tinggi ini jelas berdampak
positif membentuk guru yang berkualitas untuk masa depan (Ovianti, 2013: 268 ).
Dengan demikian jelas bahwa profesi guru merupakan sebuah profesi yang hanya
dapat dilaksanakan secara efektif dan efesian oleh seseorang yang dipersiapkan untuk
menguasai kompetensi guru atau pendidikan dan pelatihan khusus. Oleh karena itu

1
pendayagunaan profesi guru secara formal dilakukan di lingkungan pendidikan yang
bersifat berjenjang dan berbeda jenisnya, maka guru harus memenuhi persyaratan
kualifikasi dan kompetensi sesuai jenis dan jenjang sekolah tempatnya bekerja.

PERAN GURU DALAM SEBUAH PROFESI


Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses Pembelajaran meliputi banyak hal
sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams & Decey dalam Basic Principles of Student
Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur
lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, superpisor, motivator, dan konselor. Yang
akan dikemukakan di sini adalah peranan yang dianggap paling dominan sebagaimana
dikemukakan oleh Usman (2001: 9-11) sebagai berikut:
1) Guru Sebagai Demonstrator melalui peranannya sebagai demonstrator,
lecturer, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau
materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa
mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal
ilmu yang dimilkinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar
yang dicapai oleh siswa. Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru
bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-
menerus. Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan
berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnnya
sebagai pengajar dan demonstrator sehingga mampu memperagakan apa
yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya apa yang disampaiknnya itu
betul-betul dimiliki oleh anak didik.
2) Guru Sebagai Pengelola Kelas (learning manager), guru hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar dan menjadi lingkungan sekolah
yang membutuhkan organisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar
kegiatan pembelajaran berorientasi pada tujuan pendidikan. Kualitas dan
kuantitas siswa belajar di kelas tergantung pada banyak faktor, ini termasuk
hubungan pribadi dan kondisi antara guru, siswa di dalam kelas umum dan
suasana kelas. Tujuan umum dari manajemen kelas adalah untuk
menggunakan fasilitas kelas untuk berbagai kegiatan belajar dan Mengajar
untuk mendapatkan nilai bagus. Meskipun tujuan spesifiknya adalah
mengembangkan kemampuan siswa untuk menggunakan perangkat

2
pembelajaran, menyediakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk
bekerja dan belajar, dan membantu siswa mencapai hasil yang diharapkan.
3) Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan
merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses yang bersifat
melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Sebagai mediator guru pun menjadi
perantara dalam hubungan antar manusia. Untuk keperluan itu guru harus
terampil mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana yang berinteraksi
dan berkomunikasi. Tujuannya agar guru dapat menciptakan secara
maksimal kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini ada tiga macam
kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu mendorong berlangsungnya
tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi pribadi, dan
menumbuhkan hubungan yang positif dengan para siswa. Sebagai fasilitator,
guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta
dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang
berupa narasumber, buku pelajaran, majalah, internet, dan juga surat kabar.
4) Guru Sebagai Evaluator, dalam proses mengajar, guru harus menjadi
pengulas yang baik. Acara ini bertujuan untuk melihat apakah tujuan telah
tercapai diformulasikan apakah sudah tercapai dan apakah materi yang
diajarkan sudah memadai dan sesuai. Semua pertanyaan tersebut akan
dijawab melalui penilaian atau kegiatan penilaian. Melalui penilaian, guru
dapat menemukan keberhasilan dalam mencapai tujuan, Sejauh mana siswa
telah menguasai kursus, dan keakuratan atau efektivitas metode
pembelajaran. Tujuan lain dari penilaian adalah untuk memahami di mana
siswa berada di sekolah kelas atau kelompok. Dengan penilaian guru,
dimungkinkan untuk mengklasifikasikan apakah siswa termasuk kelompok
siswa yang cerdas, sedang, kurang atau cukup baik di kelas.
5) Peran Guru dalam pengadministrasian dalam hubungannya dengan
pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai berikut :
a. Pengambil inisiatif, pengarah dan penilaian kegiatan-kegiatan
pendidikan. Hal ini berarti guru turut serta memikirkan kegiatan-
kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya.
b. Wakil masyarakat yang berarti dalam lingkungan sekolah, guru
menjadi anggota suatu masyarakat. Guru harus mencerminkan
suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik
c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru bertanggung jawab
untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa
pengetahuan.

3
d. Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin.
e. Pelaksana administrasi pendidikan, di samping menjadi pengajar,
guru pun bertanggung jawab akan kelancaran jalannya pendidikan
dan ia harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi.
f. Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak di
tangan guru. Guru berperan sebagai pemimpin mereka dalam
mempersiapkan diri untuk anggota masyarakat yang dewasa.
g. Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk
menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar
kepada masyarakat, khususnya masalah-masalah pendidikan.
6) Peran guru secara pribadi dilihat dari segi dirinya sendiri (self oriental),
seorang guru harus berperan sebagai berikut:
a. Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk
kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru
senantiasa merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk
berpartisipasi di dalamnya.
b. Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu
pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap saat guru senantiasa
belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
c. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam
pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendid ikan
sesudah keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah merupakan
keluarga, guru berperan sebagai orang tua bagi siswa-siswanya.
d. Teladan, yaitu senantiasa menjadi teladan yang baik untuk siswa.
Guru menjadi ukuran norma-norma tingkah laku dimata siswa.
e. Pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi
siswa. Guru menjadi tempat berlindung bagi siswa-siswa untuk
memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya.
7) Peran Guru Secara Psikologis, Peran guru secara psikologis guru dipandang
sebagai berikut :
a. Ahli psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi pendidikan, yang
melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi.
b. Seniman dalam hubungan antarmanusia (artist in human relation),
yaitu orang yang mampu membuat hubungan antarmanusia untuk
tujuan tertentu, dengan menggunakan teknik tertentu, khususnya
dalam kegiatan pendidikan.
c. Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan.

4
d. Catalytic agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam
menimbulkan pembaharuan. Sering pula peranan ini disebut sebagai
inovator.
e. Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker) yang bertanggung
jawab terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya kesehatan
mental siswa. Dalam konteks pembangunan karakter bangsa, maka
guru dengan segala tugas dan peranannya, memiliki peranan strategis
dan sangat menentukan terpeliharanya karakter bangsa sebagai
pondasi jati diri bangsa yang bermartabat. Sosok manusia yang
berkarakter sebagai modal terbentuknya karakter bangsa, akan
dilahirkan oleh sosok guru yang menjunjung tinggi
profesionalismenya dan berpegang teguh kepada sistem nilai yang
menjadi pegangan bangsanya.

TANTANGAN PROFESIONALISME GURU


Kita ketahui bahwa inovasi dalam pendidikan itu sangat penting karna itu bahwa
guru harus mampu menciptakan hal yang menarik dalam hal pembelajaran dan
pemanfaatan teknologi informasi di era kekinian Ini karena di setiap wilayah yang ada
Indonesia ini sangat berbeda-beda karena itu guru di tuntut aktif dalam hal teknologi
Comtohnya sebagai berikut:

1.Managemen Sistem Informasi


Memanfaatan teknologi informasi untuk menjalankan sitem informasi
memungkinkan aliran informasi berjalan dengan cepat dan akurat. Database online yang
dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan perguruan tinggi memudahkan terjadinya pertukaran
informasi dan data dengan cepat. Kemudahan ini berarti efisiensi pelaksanaan pendidikan
dalam segala hal.

2 E-learning
Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Belajar mandiri berbasis
kreativitas peserta didik yang dilakukan melalui e-learning mendorong peserta didik untuk
melakukan analisa dan sintesa pengetahuan, menggali, mengolah, dan memanfaatkan
informasi, menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri. Peserta didik dirasang
untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan.

3.Media Pembelajaran
Pemanfaatan internet dalam e-learning maupun penggunaan sebagai media
interaktif. Diharapkan dengan penggunaan media ini dapat merangsang pikiran, perasaan,

5
minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat
terjadi. Selain itu, proses pembelajaran akan lebih efektif karena penggunaan media
pembelajaran memungkinkan teratasinya hambatan dalam proses komunikasi guru-peserta
didik seperti hambatan fisiologis, psikologis, kultural, dan lingkungan. (Husaini, 2014:4).

SIMPULAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang pesat di berbagai negara, begitu
pula di negara kita, Indonesia. Inovasi adalah perubahan baru yang mengarah pad a
perbaikan; inovasi pendidikan pada dasarnya adalah perubahan atau kecemerlangan dalam
bidang pendidikan yang ditandai dengan sesuatu yang baru atau berupa beberapa praktik
pendidikan atau produk hasil penerapan bertahap teknik berpikir dan mengolah pikiran .
yang ditujukan untuk memecahkan masalah pendidikan yang timbul situasi pendidikan
tertentu atau proses pendidikan yang berlangsung di masyarakat.
Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di sekolah
memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Peran guru
meliputi sebagai Demonstrator, Sebagai Pengelola Kelas, Sebagai Mediator dan Fasilitator,
Sebagai Evaluator, Guru dalam pengadministrasian, Peran guru secara pribadi,dan Peran
Guru Secara Psikologis.

Perkembangan iptek yang kini pesat, juga mengharuskan seorang guru untuk
senantiasa mengikutinya dan memiliki inisiatif yang kreatif. Kondisi ini mengharuskan
seorang guru untuk melek informasi dan teknologi. Jangan sampai seorang guru menjadi
sosok yang gagap teknologi dan tidak mengikuti dinamika perkembangan teknologi
yang berkembang sedemikian pesat. Inovasi yang dilakukan dengan memanfaat sistem
management informasi, e-learning, dan media pembelajaran.

6
REFERENSI

Husaini, (2014). PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG


PENDIDIKAN (E-education). Jurnal Mikrotik IAIN Raden Intan Lampung, 2 (1).
Mardiani, F., Anis, M. Z. A., & Hermawan, M. D. DIGITAL LITERACY IN THE
TRANSFORMATION OF HISTORICAL LEARNING IN THE TIME OF COVID-
19. Jurnal Socius, 10(2), 1-10.

Mulyasa, (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Mutiani, H. S., & Putra, M. A. H. (2020). Improvement of Scientific Attitudes Through
Training of Social Science Scientific Writing in MAN 2 Model
Banjarmasin. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 128-133.
Oviyanti, Fitri. (2013). Tantangan Perkembangan Pendidikan Keguruan di Era
Globalisasi. Jurnal Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam IAIN Raden
Fatah Palembang. 7(2), 268.
Setianingsih, S., Syaharuddin, S., Sriwati, S., Subroto, W., Rochgiyanti, R., & Mardiyani,
F. (2021). Aisyiyah: Peran dan Dinamikanya dalam Pengembangan Pendidikan Anak
di Banjarmasin Hingga Tahun 2014. PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu
Sosial), 1(1).
Susanto, H. (2020). PEDAGOGI SEJARAH, NASIONALISME DAN KARAKTER
BANGSA. Preprint: EdArxiv.
Susanto, H. (2020). Profesi Keguruan. Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung
Mangkurat.
Susanto, H., Abbas, E. W., Anis, M. Z. A., & Akmal, H. CHARACTER CONTENT AND
LOCAL EXCELLENCE IN VOCATIONAL CURRICULUM IMPLEMENTATION
IN TABALONG REGENCY.
Syaharuddin, S., Arisanty, D., Rahmattullah, M., Susanto, H., Alfisyah, A., Kiptiah, M., ...
& Junied, K. A. (2020). Book of Abstract-2nd International Conference on Social
Science Education 2020.
Usman, Moh Uzer dan Lilis Setiawati. (2001). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Das könnte Ihnen auch gefallen