Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DI SUSUN OLEH :
1
UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA KUDAP
MELALUI PRODUKTIFITAS OLAHAN MIE SAGU DESA KUDAP KECAMATAN
TASIK PUTRI PUYU KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
Oleh:
Agus Rinandi Prabowo, Parizal, Nurhidayah, Nurul Septiana, Lutfi Ramadhan, Visha Arah
Nur, Rajad Suhadad, Siti Juleha, Nur Risky Awaliyah, Wahyu, Jui Kharisma
ABSTRACT
Production is an activity to produce or add value to new goods or services so that they are
more useful in meeting needs. This article discusses the productivity of Sago Noodle
Processing in Kudap Village with various problems that are often faced in the sago noodle
business in Kudap Village, while the problems that are often faced by the Kudap community
are very limited sago noodle processing materials and relatively small marketing problems.
The purpose of this research is how this business can continue to grow and be able to improve
the economy of the Kudap village community. The results of the field study that the
researchers found were the lack of making sago noodles in one manufacture because the
marketing of sago noodles was still relatively small so that it was hampered in the process of
processing the sago noodles.
ABSTRAK
Produksi adalah kegiatan menghasilkan atau menambah nilai guna barang atau jasa baru
sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Artikel ini membahas tentang
produktivitas Pengolahan Mie Sagu di Desa Kudap dengan berbagai masalah yang sering
dihadapi dalam usaha mie sagu di desa kudap , adapun masalah yang sering dihadapi
masyarakat kudap adalah bahan pengolahan mie sagu sangat terbatas dan masalah pemasaran
yang relative kecil. Tujuan penenlitian ini adalah bagaimana usaha ini bisa terus berkembang
dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat desa kudap. Hasil dari studi lapangan
yang peneliti temukan adalah kurangnya pembuatan mie sagu dalam satu pembuatan
dikarenakan pemasaran mie sagu yang masih sangat relative kecil sehingga terhambat dalam
peroses pengolahan mie sagu tersebut
Kata kunci: Peningkatan Ekonomi Masyarakat,Produk Olahan Mie Sagu.
2
A. PENDAHULUAN
Desa Kudap merupakan desa yang memiliki potensi sumber daya alam yang
melimpah salah satunya hasil sagunya. desa kudap memiliki potensi lokal yaitu
pembuatan olahan sagu menjadi mie sagu. desa kudap merupakan salah satu desa
yang terdapat di Kecamatan tasik putri puyu kabupaten kepulauan meranti. desa
kudap merupakan sebuah desa yang memproduksi olahan sagu menjadi mie
sagu,dengan jumlah penduduk padat bisa menjadi potensi yang lebih baik bagi
masyarakat desa kudap untuk menghasilkan olahan mie sagu tersebut.
1
ErikaKusumaYudha.2017.Peningkatan Ekonomi Mastarakat melalui Usaha Kerajinan Tangan Anyaman B
ambudi Desa Rimpak Kecamatan Sampuran,Kabupaten Wonosobo.Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta
2
budi. 2003. Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan. Jakarta: LP3ES
3
Kegiatan produksi erat kaitannya dengan faktor-faktor ekonomi , sehingga bagi
seorang pimpinan usaha mie sagu sebagai pengambil keputusan harus diperhatikan
hal ini dengan serius, dimana faktor-faktor inilah nantinya yang diolah dalam suatu
proses untuk menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Adapun faktor-faktor
produksi tersebut adalah tenaga kerja, modal, skill, bahan baku serta peralatan dan
mesin yang memadai.3 kegiatan produksi tergantung dengan jumlah produksi
pengolahan tersebut. Faktor produksi adalah segala sesuatu yang perlukan dalam
kegiatan produksi terhadap suatu barang dan jasa. Faktorfaktor produksi terdiri dari
alam (natural resources), tenaga kerja (labor), modal (capital), dan keahlian (skill) atau
sumber daya pengusaha (enterpreneurship).
Pada usaha olahan mie sagu pemasaran yang dipasar setempat dengan bahan
baku tepung sagu sehingga saat pemasaran laris dipasar namun dikarenakan bahan
baku tepung sagu sering kali putus di desa kudap proses pengolahan mie sagu
terhambat. Selama ini para petani di Indonesia masih mengandalkan teknologi
sederhana dalam mengembangkan produksinya. hal ini tentu mempengaruhi
komoditas panen yang dihasilkan, sehingga persediaan barang pokok sagu sangat
terbatas diakibatkan tebang pilih pohon sagu sangat lah diperhatikan untuk
mendukung produksi sagu tersebut.
3
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi Dan Operator. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.Hal 5
4
berangkat dari fenomena di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut yang akan penulis tuangkan dalam sebuah karya ilmiah dengan mengangkat masalah
ini dengan judul Upaya Peningkatan Perekonomian Masyarakat Desa Kudap Melalui
Produktifitas Olahan Mie Sagu Desa Kudap Kecamatan Tasik Putri Puyu Kabupaten
Kepulauan Meranti.
B. Tinjauan Literatur
1. Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Peningkatan berarti kemajuan,perubahan,perbaikan. Sedangkan perekonomian
mempunyai kata dasar “Oikos” yang berarti rumah tangga dan “Nomos” yang berarti
aturan jadi ekonomi mengandung arti aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan
hidup dalam satu rumah tangga. Jadi, ekonomi berarti ilmu mengenai asas-asas
produksi, distribusi dan pemakaian barang serta kekayaan (seperti halnya keuangan,
perindustrian dan perdagangan).4
4
suhardi, Ekonomi Islam-Perspektif Teori, Sistem dan Aspek Hukum (Surabaya: Putra Media Nusantara, 2009),
5
Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar Untuk IAIN semua Fakultas dan Jurusan Komponen MKU, (Bandung : CV Pustaka
Setia, 1997), 85
5
2. Produk Olahan Mie Sagu
Proses olahan mie sagu harus dipandang sebagai suatu siklus yang berupaya
secara terus menerus atau berkesinambungan mencapai tujuan yang diharapkan.
Siklus proses produksi dimulai dari riset pasar untuk mengetahui kebutuhan
konsumen selanjutnya dari riset pasar, diperlukan perencanaan proses produksi,
dan dapat berjalan sehingga diperlukan mesin-mesin dan peralatan yang
dibutuhkan untuk mengolah tepung sagu menjadi mie sagu agar proses produksi
dapat berjalan dengan baik dan lancar, kebutuhan peralatan dalam pengolahan
serta bahan bakar membawa konsekuensi pada perencanaan metode kerja
selanjutnya pengemasan,pemasaran dan penyimpanan produksi mie sagu serta
pendistribusian mie sagu kepada konsumen sangatlah diperhatikan agar proses
pembuatan olahan mie sagu tersebut bisa di produksikan lebih sekala besar
dengan cara memberikan merek produk olahan mie sagu tersebut, selain itu juga
pengusaha mie sagu tersebut mampu bisa menciptakan olahan mie sagu tersebut
menjadi olahan mie sagu masak seperti contohnya olahan mie sagu kuah ataupun
sempolet mie sagu ini bisa menjadi salah satu untuk peningkatan produktivitas
olahan mie sagu tersebut.
Harga mie sagu tolak ditolak dipasar seharga Rp.5000 itu 3 mata satu bungkus
kalo beli per kilo gram harga mie sagu nya seharga Rp.12.000. dari harga tersebut
pada dasarnya konsumen lebih tertarik beli yang per kilo gram dikarenakan lebih
ekonomis untuk masyarakat desa kudap dan juga sistem pembeliannya bisa
langsung pesan kepada peroduksi olahan mie sagu tersebut.
C. Metode Penelitian
6
Subjek penelitian ini adalah produktivitas olahan mie sagu di desa kudap
sedangkan Objek penelitian ini adalah pengusaha mie sagu yang ada di
desa kudap.
6
Purnomo Setiady Akbar, 2009, Metodologi penelitian Sosial Cetakan Ketiga, ( Jakarta: Bumi Aksara ) Hal 52
7
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu jaringan dengan
masyarakat dengan mengengikut sertakan masyarakat didalam suatu
kegiatan yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat sebagai suatu jalan untuk melakukan perubahan
baik dari segi ekonomi maupun segi sosial.
b. Modal
Adanya UMKM dan UED-SP sangat membantu masyarakat dalam mencari
modal untuk menekuni usaha ini. namun modal disini yang didapatkan sangat
kecil hal ini dikarenakan usaha ini bersifat kecil belum terlalu besar.
c. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama/bahan pokok dan merupakan komponen
utama dari suatu produk. Sebagai faktor utama dalam industri bahan baku penentu
8
kelancaran dari pada kegiatan produksi. Bahan baku dari usaha mie sagu adalah
tepung sagu yang didapatkan dari pasar dan sekitarnya,dengan mudahnya
mendapatkan bahan baku ini menjadi penunjang utama usaha ini lancar walaupun
terkadang bersifat kecil menengah.
d. Metode
Metode ini juga dapat diartikan suatu keahlian dalam memproduksi suatu
usaha. Produksi Keahlian adalah keahlian atau keterampilan individu
mengkoordinasikan dan mengelola faktor produksi untuk menghasilkan barang
dan jasa. Serta diperlukan juga faktor kewirausahaan adalah keahlian atau
keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
3. Kendala
1. Manajemen
Manajemen merupakan pihak yang merapkan fungsi-fungsi lain yang meliputi :
perencanaan, pengorganisasian, penafsiran, pengendalian yang dilaksanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan Namun untuk tahap proses manajemen harus
merencanakan aktivitas olahan mie sagu lebih terkoordinir karena pada saat ini industri
mie sagu.
2. Pemasaran
Dalam memasarkan mie sagu, hanya beberapa industri saja yang telah di letak
mie sagu, selain itu juga di dalam pemasaran nya tidak ada nama lebel produk
tersebut sehingga pemasaran nya masih bersifat kecil tidak di promosikan kepada
toko-toko besar.
3. Distribusi
Saluran Distribusi yang bahan baku pada saat ini pohon sagu makin berkurang
dikarenakan tidak ada penanaman kembali pohon sagu di desa kudap.
disamping itu saluran distribusi mie sagu yang beragam dan tidak semua
pengusaha memiliki saluran distribusi yang efektif. Akibat dari kendala ini
9
membuat menurunnya produktivitas usaha mie sagu di desa kudap tersebut.
Masyarakat memandang usaha ini hanya bersifat kecil menengah.
E. Kesimpulan
Produksi adalah sebagai kegiatan mengenai penciptaan dan penambahan atau
rutinitas terhadap suatu barang dan jasa. untuk menghasilkan produksi yang baik
maka perlu memperhatikan adalah faktor-faktor produksi yang pada umumnya
digunakan adalah tenaga kerja, tanah, dan modal. Kelangkaan pada suatu faktor
produksi biasanya akan menyebabkan kenaikan harga faktor produksi tersebut.
Produksi mie sagu mengalami penurunan diakibatkan karena kurang nya pembeli mie
sagu selain itu juga kurang nya lebel produksi mie sagu tersebut.
maka pihak usaha dagang perlu membuat perencanaan bahan baku yang lebih
baik serta membuat target yang jelas terhadap pemenuhan kebutuhan bahan baku dari
pihak lain, sehingga tidak terjadi kekurangan bahan baku. Namum pihak pemerintah
juga harus bisa merubah usaha ini menjadi sekala besar.
Selain itu juga untuk meningkatan olahan mie sagu ini produksi harus
membuat inovasi olahan mie sagu tersebut dengan cara membuat olahan mie sagu dari
yang mentah menajadi olahan mie sagu masak sempolet mie sagu, mie sagu kuah.
Dari beberapa cara pengolahan mie sagu tersebut bisa dijadikan kememasan atau
pekejing nya yang harga Rp.5000 perbungkus diharapkan bisa lebih meningkat dalam
hasil pemasaran produksi olahan mie saggu tersebut
Dari hasil pengolahan mie sagu tersebut ada beberapa pengolahan mie sagu
yang dapat diterapkan untuk peningkatan produksi olahan mie sagu tersebut
diharapkan agar bisa meningkatkan hasil produksi olahan mie sagu tersebut lebih
berkembang lagi.
10
F. Daftar Pustaka
Erika Kusuma Yudha.2017.Peningkatan Ekonomi Mastarakat melalui Usaha
Kerajinan Tangan Anyaman Bambudi Desa Rimpak Kecamatan Sampuran,
Kabupaten Wonosobo. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar Untuk IAIN semua Fakultas dan Jurusan
Komponen MKU, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1997), Hal 85.
11