Sie sind auf Seite 1von 7

SEMBILAN KODE ETIK GURU

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk


manusia pembangunan yang berpancasila.

2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum


sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.

3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi


tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan.

4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan


dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya


maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

6. Guru secara sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan


meningkatkan mutu profesinya.

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik


berdasarkan lingkungan kerja maupun hubungan keseluruhan.

8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu


organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya. 

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan


pemerintah dalam bidang Pendidikan.
IKRAR GURU INDONESIA

1. Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidikan bangsa yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Kami Guru Indonesia, adalah pengemban dan pelaksana cita-cita


Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pembela dan pengamal
Pancasila yang setia pada Undang-Undang Dasar 1945.

3. Kami Guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan Nasional dalam


mencerdaskan kehidupan bangsa.

4. Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah organisasi perjuangan


Persatuan Guru Republik Indonesia, membina persatuan dan kesatuan
bangsa yang berwatak kekeluargaan.

5. Kami Guru Indonesia, menjunjung tinggi kode Etik Guru Indonesia


sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdian terhadap Bangsa,
Negara serta kemanusiaan.
TATA TERTIB GURU

1. Guru sudah ada di sekolah 10 menit sebelum bel tanda masuk


dibunyikan (pukul 06.50 WIB).
2. Semua guru yang mengajar jam pertama harus mengawasi tadarus di
kelasnya masing-masing dan ikut berdoa mengawali pelajaran.
3. Apabila guru tidak masuk, maka harus memberi keterangan / surat
dokter kepada Kepala Sekolah dan memberi tugas untuk siswa.
4. Guru berseragam sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Selama KBM guru tidak boleh meninggalkan kelas kecuali ada hal
yang sangat penting.
6. Bertanggung jawab atas pelaksanaan 7K (Keamanan, Kebersihan,
Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kedamaian, dan
Kerindangan) di kelasnya masing-masing.
7. Guru yang mengajar jam terakhir, memerintahkan siswanya untuk
membersihkan kelasnya masing-masing dan ikut berdoa untuk
mengakhiri KBM.
8. Guru harus datang lima hari kerja.
9. Guru tidak diperkenankan mengadakan transaksi jual beli di kelas.
10. Guru tidak boleh mengakhiri KBM sebelum jam pelajaran terakhir.
11. Guru yang beragama Islam diharuskan memakai pakaian muslim /
muslimah pada hari Jumat.
12. Guru yang mengajar hari Senin wajib mengikuti upacara dan yang
tidak mengajar hari Senin wajib mengikuti upacara minimal dua kali
dalam sebulan.
13. Guru harus mengisi / menandatangani daftar hadir.
14. Guru dilarang merokok di lingkungan sekolah.
15. Guru tidak diperkenankan menukar / memajukan jam pelajaran.

PEMBIASAAN GURU
KEGIATAN PEMBIASAAN DI SEKOLAH SEBAGAI PENDUKUNG
PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan Nasional Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang sangat penting di
dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai
atau yang hendak di tuju oleh pendidikan.Begitu juga dengan
penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah
tujuan yang hendak dicapainya.Hal ini dibuktikan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia. Fungsi dan
tujuan dari pendidikan nasional dituangkan dalam UU Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas pasal 3 yang berbunyi :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”
Pendidikan Karakter Penguatan pendidikan moral (moral
education) atau pendidikan karakter (character education)  dalam konteks
sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang
melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya
pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja,
kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek,
penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain
sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi
secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral
knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral
behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa
karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan,
keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Bagan
di bawah ini merupakan bagan keterkaitan ketiga kerangka pikir ini.
Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka
mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan
individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan.
Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of
school life to foster optimal character development (usaha kita secara sengaja dari
seluruh dimensi kehidupan sekolah/madrasah untuk membantu pembentukan
karakter secara optimal. Pendidikan karakter memerlukan metode khusus yang
tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Di antara metode pembelajaran yang
sesuai adalah metode keteladanan,  metode pembiasaan, dan metode pujian dan
hukuman.
Kegiatan Pembiasaan di Sekolah Pengembangan karakter peserta
didik dapat dilakukan dengan membiasakan perilaku positif tertentu dalam
kehidupan sehari-hari. Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap
dan perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses
pembelajaran yang berulang-ulang, baik dilakukan secara bersama-sama
ataupun sendiri-sendiri. Hal tersebut juga akan menghasilkan suatu
kompetensi. Pengembangan karakter melalui pembiasaan ini dapat
dilakukan secara terjadwal atau tidak terjadwal baik di dalam maupun di
luar kelas. Kegiatan pembiasaan di sekolah terdiri atas Kegiatan Rutin,
Spontan, Terprogram dan Keteladanan.
1. Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus
menerus di sekolah. Tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu
dengan baik. Kegiatan pembiasaan yang termasuk kegiatan rutin adalah
sebagai berikut :
a) Berdoa sebelum memulai kegiatan. Kegiatan ini bertujuan untuk
membiasakan peserta didik berdoa sebelum memulai segala aktifitas.
Kegiatan dilaksanakan setiap pagi secara terpusat dari ruang informasi
pada setiap pagi dengan petugas yang terjadwal
b) Membaca Asmaul Husna/ Dzikir pagi/ Tadarus Al-qur’an. Kegiatan ini
bertujuan membiasakan peserta didik untuk berdzikir, membaca Al-qu’an,
mengingat nama – nama Allah. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
pembimbingan guru mata pelajaran di jam pertama.
c) Menyanyikan lagu wajib nasional. Kegiatan ini bertujuan untuk
menanamkan jiwa nasionalisme dan bangga sebagai bangsa pada peserta
didik. Dipimpin oleh petugas yang terjadwal.
d) Sholat Dhuha
e) Sholat Dhuhur Berjamaah
f) Berdoa di akhir pelajaran
g) Infaq Siswa
h) Kebersihan Kelas
2. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh
waktu, tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan secara
spontan, terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun, dan sikap
terpuji lainnya. Contoh:
a) Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru, karyawan
dan sesama siswa
b) Membiasakan bersikap sopan santun
c) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
d) Membiasakan antre
e) Membiasakan menghargai pendapat orang lain
f) Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan
g) Membiasakan menolong atau membantu orang lain
h) Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di sekolah,
seperti Majalah Dinding dan Kotak Saran
i) Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain
sesuai kebutuhan.
3. Kegiatan Terprogram
Kegiatan Terprogram ialah kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap
disesuaikan dengan kalender pendidikan atau jadwal yang telah ditetapkan.
Membiasakan kegiatan ini artinya membiasakan siswa dan personil sekolah
aktif dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai dengan kemampuan dan
bidang masing-masing. Contoh :
a) Kegiatan Class Meeting
b) Kegiatan memperingati hari-hari besar nasional
c) Kegiatan Karyawisata
d) Kegiatan Lomba Mata Pelajaran, seperti olimpiade matematika, pesona
fisika, lomba mading, dll
e) Kegiatan PKDB (Perpisahan kelas Dua Belas)
f) Kegiatan PRATA (Perkemahan Awal Tahun Ajaran) kelas X
g) Kegiatan pentas seni (NUSIKA)
4. Kegiatan Keteladanan
Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
dapat dijadikan contoh (Teladan). Contoh:
a) Membiasakan berpakaian rapi
b) Membiasakan datang tepat waktu
c) Membiasakan berbahasa dengan baik
d) Membiasakan rajin membaca
e) Membiasakan bersikap ramah

Das könnte Ihnen auch gefallen