BAHASA INDONESIA
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah
Lapindo dan Serabut Kelapa Berbasis Nano zeolit Untuk Peningkatan Mutu Genteng
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan karena banyak pihak
yang turut serta membantu, membimbing, memberi petunjuk, saran dan motivasi.
Palu, 7 Desember 2022
PenuliS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … iv
BAB I PENDAHULUAN… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 1
2.2 KOMPOSISI… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 7
2.3 PENAMBAHAN… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .7
Komposit Lumpur Lapindo dan Serabut Kelapa Berbasis Nano zeolit Untuk
BAB 1 PENDAHULUAN
Semburan lumpur Lapindo di daerah Sidoarjo Jawa Timur belum ada tanda berhenti
sampai tahun 2016 ini. walaupun begitu semburan ini memiliki dua sisi, disatu sisi
merupakan bencana bagi masyarakat sekitar dan dilain sisi lumpur lapindo dapat
dimanfaatkan untuk berbagai bahan bangunan. Menurut Taufiqur Rahman (2006),
didasarkan penelitiannya menunjukkan bahwa kadar silika dalam lumpur Lapindo
cukup signifikan untuk dipisahkan. Silika dapat menghasilkan nano silika yang
berguna untuk memperkuat batako maupun batubata.
Kebutuhan rumah di Indonesia setiap tahun rata-rata sebesar + 1,1 juta unit dengan
pasar potensial di daerah perkotaan sebesar 40 % atau + 440.000 unit (Simanungkalit,
2004). Harga material bangunan yang cenderung meningkat, yang mengakibatkan
harga rumah mengalami kenaikan. Oleh karena itu pemanfaatan lumpur lapindo
sebagai bahan bangunan, khususnya untuk genteng akan memberikan bahan
bangunan yang lebih murah karena bahan baku yang melimpah selama semburan
lumpur lapindo masih ada.
Menurut Kamariah (2009) lumpur Lapindo berpotensi sebagai bahan baku utama
pembuatan komposit untuk bahan bangunan yang dikompositkan dengan semen (PC)
dan sabut kelapa (coco fiber) yang ramah lingkungan dengan mengetahui karaktristik
mekanik dan kimia dari komposit. Untuk Cocofiber sendiri yaitu bahan limbah yang
sebenarnya dapat digunakan dalam pembuatan material tertentu, (seperti: beton,
genteng, batu bata, dll) dengan tujuan untuk menaikkan kekuatan material tersebut
terhadap gaya lentur. Hal ini menandakan bahwa lumpur lapindo bercampur sabut
kelapa dapat di jadikan genteng beton yang untuk meningkatkan karakteristik
mekanik komposit bahan bangunan.
Badan Meteorologi Dunia (WMO) pada tahun 2013 mencatat bahwa terjadi
peningkatan polusi CO2. Karena karbondioksida di atmosfer menumpuk, suhu bumi
jadi semakin panas. Polusi karbondioksida global meningkat menjadi 396 parts per
million (ppm) dari pada tahun sebelumnya. Peningkatan tingkat polusi CO2 itu
berkisar 2,9 ppm pada periode 2012– 2013. Pada tahun sebelumnya peningkatan
berkisar 2,2 ppm (anonym, 2014). Polusi CO2 didominasi pada daerah di perkotaan
dimana akibat banyaknya kendaraan yang ada. Maka dari itu perlu adanya Struktur
bangunan ramah lingkungan yang mampu mengurangi emisi gas CO2. Pengunaan
Genteng Beton dinilai efektif untuk mengurangi emisi gas CO2 diudara karena atap
rumah yang sering terpapar langsung polusi gas ini.
Nanozeolite terbukti dapat menyerap emisi gas CO2 yang ada di udara sering di
akibatkan adanya kendaraan. Dengan adanya GENRAM ini diharapkan dapat
mengurangi limbah semburan lumpur lapindo dan mengoptimalkan pengunaan
serabut kelapa untuk meningkatkan struktur mekanis genteng beton. Penambahan
Nanozeolit pada komposisi genteng di harapkan genteng beton yang digunakan untuk
atap bangunan efektif untuk mengurangi polusi akibat emisi gas CO2.
Lumpur lapindo masih terus mengalami semburan hingga saat ini. Berbagai cara
telah di lakukan untuk mengatasi semburan lumpur lapindo seperti penutupan
sumber lumpur mengunakan bola beton. Akan tetapi hal ini kurang efektif, Salah satu
cara penanggulangan lumpur lapindo adalah dengan memanfaatkan lumpur lapindo
itu sendiri untuk material bangunan yaitu sebagai genteng beton.
“ GENRAM” Genteng beton berbahan dasar komposit lumpur lapindo dan serabut
kelapa dengan penambahan komposisi nanozeolite pada campuran bahan Genteng
akan mempunyai sifat yang mampu menyerap emisi gas CO2. Menurut Thi-Huong
Pham Penurunan ukuran partikel kristal zeolit dari tingkat mikro ke tingkat nano
terjadi peningkatan yang signifikan dalam spesifik luas permukaan, sehingga
memberikan sifat yang lebih aktif untuk adsorpsi CO2. Genteng Beton ini sangat
ramah lingkungan dengan memanfaatkan lumpur lapindo dan limbah serabut kelapa
beserta harga nya ekonomis karena bahan yang digunakan cukup melimpah.
Luaran yang diharapkan dari Penelitian yang berjudul “ GENRAM : Genteng Beton
Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Komposit Lumpur Lapindo dan Serabut Kelapa
Berbasis Nanozeolit untuk Peningkatan Mutu Genteng dan Mengatasi Polusi Gas CO2”
sebagai solusi Pemanfaatan Limbah Lumpur Lapindo dan serabut kelapa yang belum
digunakan secara optimal, dan juga untuk mengurangi polusi gas CO2 yang berbahaya
bagi kehidupan. Kami juga sebagai peneliti akan meyajikan data-data teknis
eksperimen sebagai design proses .
1.5 Kegunaan
1. Membuat inovasi genteng beton dari lumpur lapindo sebagai salah satu
upaya penanggulangan semburan lumpur lapindo yang semakin meluas.
2. Genteng beton yang ramah lingkungan, ekonomis, dan bertekstur kuat
untuk bangunan.
3. Aplikasi genteng beton ini dapat mengurangi polusi CO2 di udara.
4. Menunjukkan aplikasi sains dan teknologi dalam mengatasi masalah
infrastruktur.
Genteng beton pada umumnya dibuat dengan cara mencampur pasir dan semen
ditambah air, kemudian diaduk sampai homogen lalu dicetak. Selain semen dan
pasir, sebagai bahan susun gentang beton dapat juga ditambahkan kapur.
Oleh karena itu penelitian ini sangat penting untuk dilakukan karena dirancang
memberdayakan potensi limbah lumpur Lapindo yang melimpah dan menjadi problem
lingkungan untuk dikompositkan dengan semen (PC) dan serat kelapa
sebagai bahan utama dalam pembuatan genteng bangunan yang ringan memiliki
karakteristik mekanik tinggi dan ramah lingkungan.
Zeolite adalah batuan yang membuih bila dipanaskan pada 100ºC. Zeolit
didefinisikan sebagai kristal alumina silika yang mempunyai struktur kerangka tiga
dimensi yang terbentuk dari tetrahedral silika dan alumina dengan rongga-rongga
tiga dimensi yang didalamnya terisi ion-ion logam penyeimbang muatan kerangka
zeolite dan molekul air yang dapat bergerak bebas (Yadi, 2005). Sifat-sifat khusus
zeolite diantaranya :
2.3.1 Dehidrasi
Molekul-molekul air pada zeolite merupakan molekul yang mudah lepas.
2.3.2 Adsorpsi
Adsorpsi diartikan sebagai proses melekatnya molekul-molekul pada
Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan alat dan penelitian ini adalah 1,5 bulan.
Kegiatan dilakukan di tiga tempat, yaitu :
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cetakan genteng beton, oven,
high energy milling, Los Angles abrasion, SEM (Scanning Electron Microscopy), XRD.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lumpur lapindo, serabut
kelapa, zeolit, abu batu, semen, PVA dan air.
Zeolit Bayat diayak dengan ayakan 225 mesh. Pembuatan nanozeolit dilakukan
dengan metode top down menggunakan high energy milling (HEM-E3D) yaitu dengan
menggiling bahan awal (zeolit alam) ke dalam alat milling. Rasio yang digunakan yaitu
1:8. Setiap kali melakukan milling, zeolit sebanyak 4,84 gram dengan 11 buah bola
penggiling yang memiliki berat masing masing 3,52 gram dimasukkan dalam tabung
(jar) HEM-E3D. Proses milling berlangsung selama 6 jam pada kecepatan 1000 rpm.
Tabung HEM-E3D dan bola penghancur sebelum digunakan dicuci terlebih dahulu
menggunakan etanol. Karakterisasi zeolit menggunakan SEM (Scanning Electron
Microscopy) untuk mengetahui morfologi permukaan zeolit dan BET (Brunauer-Emmet-
Teller) untuk mengetahui luas permukaan spesifik zeolit.
3.4.2 Pembuatan genteng beton berbahan lumpur lapindo dan serabut kelapa
berbasis nanozeolit
Nanozeolite yang telah di buat dengan metode top down menggunakan high energy
milling (HEM-E3D) kemudian di tambahkan pada komposisi lumpur lapindo, serabut
kelapa, semen portland, abu batu dan PVA. Dari Pengujian ini kami melakukan variasi
penambahan nanozeolit dan lumpur lapindo.
3.4.3 Kualitas Kontrol dan Evaluasi Komposisi Bahan (Variabel terkontrol lumpur
lapindo)
SP 0,3 + 0,2 (Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa= Benda Uji
A
SP 0,3 + 0,3(Zeolit) + 0,3 Lupur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji
B
SP 0,3 + 0,4(Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji
C
SP 0,3 + 0,5(Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji
D
SP 0,3 + 0,6 (Zeolit) + 0,3Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji
E
Agustanto, BP. 2007. Pemerintah Tidak Bisa Hentikan Semburan Lumpur Lapindo.
Media Indonesia Online Rabu, 19 Oktober 2016.
Basuki, Eko. 2012. Analisis Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan
Bahan Tambahan Serat Ijuk.