a504/MODUL S 5.15
, ronk
KEGIATAN BELAJAR 2
Pendeka ikatif dalam
: tan Komuni r
pembelajaran Bahase en sastra Indonesia
A. LATAR BELAKANG
pendekatan komunikatif (PK) adalah sebuah pendekatan pengajaran
pahasa, Khususnya Pengajaran bahasa kedua (B2) dan pengajaran bahasa
gsing. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, PK ramit
Dipindai dengan CamScannerianan BAHASA INDONESIA Sy
JAN PEMBELAY
5.24 MATER! D.
iswa sekolah das
10) Sumber bahan untuk mengukur kemampunn a dalam
membaca pemahaman, sebaiknya diam!
i in
‘A. majalah anak-anak yang ada di PP
B._ surat kabar yang ada di kantor kepala
C.. televisi
D. radio
sekolah
: an Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
Cocoa aaa iitunglah jawaban yang. ben,
et as berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
rear terhadap materi Kegiatan Belajar 2-
Jumlah Jawaban yang Bena yy,
Tingkat penguasaan ra Soul
‘Anti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% =baik
70 - 79% =cukup
< 70% = kurang
‘Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
‘Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
Dipindai dengan CamScannerxaso4/MODUL 5
at
5.25
KEGIATAN BELauar 3
Pendekat
; an Kontekstual dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia dan
Sastra Indonesia
_,, LATAR BELAKANG
Selalu menjadi sebuah kemestian pahwa pembaharuan selalu terjadi
dalam dunia pendidikan. Dalam pembsharuan pendidikan itu. bebo
cangep Kunci dielaborasi (kembali fA "e
konsep Kune ~ ). Beberapa konsep kunci itu antara lain
setagai berikut, Pendidikan harustah memiliki fink and match, Pendidikan
harus mengembangkan prinsip relevansi. Pendidikan haruslah_ menyenang-
xan, tidak membosankan. Pendidikan haruslah mengembangkan sisi
kepribadian anak didik secara_komprehensif. Pendidikan haruslah
mengembangkan sikap bekerja sama, Pembelajaran haruslah bermakna.
Jangan mengajarkan sesuatu yang tidak ada di sekitar anak. Pendidikan
haruslah relevan dengan dunia nyata. Dalam pendidikan siswa haruslah aktif,
gu hanya sebagai fasilitator. Pembelajaran seharusnya terpusat pada anak,
bukan pada guru.
Dalam pendidikan, sekolah haruslah mengembangkan semua potensi
yang ada di sekolah itu. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara
sekolah, orang tua, pemerintah, dan masyarakat. Semua itu dilakukan semata-
mata agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik, lebih bermakna, lebih tahan
Jama, lebih sesuai dengan lingkungannya, dan sebagainya.
Salah satu pembaharuan dalam pendidikan, khususnya dalam
pembelajaran bahasa adalah dikenalkannya konsep pembelajaran kontekstual.
Pendidikan sudah seharusnya menerapkan pelbagai pandangan dalam
Pembelajaran kontekstual itu. Apakah pembelajaran Kontekstual atau
contextual teaching and learning (CTL) itu? Konsep barukah itu? Atau,
konsep lama dengan wajah baru? Sudahkah saya ber-CTL sewaktu mengajar
selama ini? Begitu kunokah saya jika tidak mengetahui konsep CTL? fey
Jangan-jangan kita sudah ber-CTL meskipun belum memahami ‘maknanya?
Pertanyaan-pertanyaan itu akan selalu bergelayut pada diri kita mass
Masing saat banyak kolega membineangkan tentang pene pe
lam pembelajaran yang diberi label “pembelajaran kontekstual
Dipindai dengan CamScanneremserAsanan BAHASA INDONESIA gy
oi
arent DAN
5.26
learning (CTL). Kita sebag,:
. ‘ 1 reaching and ai
rene ped ran ah wa
ari ja Tt waj
ee ibul ‘ ‘jar,
ke bawah mungkin ee disi toe ‘stilah ontekstual disebut-sebut. Apata,
Mengapa? Dalam Kukui gekatan yans KE untuk pembelajaray
elajarkan siswa-siswany,
pendekatan kontekstual 1! ‘eam
bahasa? Dalam aplikasiny® guru arse st at
konteks. Selain itu, yang diad i—al sahkan
dengan berlandaskan ya ater ea Scie ea
contextual
Jenga
kan dat Pere an untuk meric
iu, khususny:
diadopsi—dari negara-negara Dee ‘
a puodapenyelenzse™ pendiikan di ndonesi
B. LANDASAN TEORETIS
teoretis pendekatan yang mendukung
dua teori atau pandangan yang
n_kontekstual, yakni (1) filsafat
lajaran kontekstual berakar pada
filsuf Amerika Serikat. Pokok-
sekilas oleh
akah Jandasan
Saudara, ap!
ini? Terdapat
pendekatan kontekstual :
melatarbelakangi munculnya pembelajara
dan (2) teori kognitif. Pembel
filsafat progresivisme John Dewey, seorang
pokok pandangan progresivisme, seperti dirangkum secara
Nurhadi (2003:8) adalah sebagai berikut.
ka secara aktif dapat
1. Siswa belajar dengan baik apabila_ merel
mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka tentang apa yang diajarkan
oleh guru
2, Anak harus bebas agar dapat berkembang
3. Penumbuhan minat melalui pengalaman
belajar.
4, Guru sebagai pembimbing dan peneliti.
3 ee ada kerja sama antara sekolah dan masyarakat.
. Sekolah progresif merupakan Iaboratorium * untuk melakukan
eksperimen.
progresivisme,
wajar.
langsung untuk merangsang
Dilihat dari ap
Jari pokok-pokok pikiran di atas, pendekatan kontekst®l
bukanlah kh i
tips Sik bahasa dan sastra Karena tidak bersumber
memang seorang Regs: Joka Dewey, eebagal pelo progresivism®
suf pendidikan secara umum. Meskipun begitu, pokO
Pokok pikiran
ters
bahasa, sebut sangat cocok juga diterapkan dalam pembelaja"™
Dipindai dengan CamScannery
x4504/MODUL 5
708)
5.27
pi Indonesia, misalnya,
salam Kurikulum 2004 alan yn kontekstual ramai disebut-sebut
ompetensi (KBK). Pembelajran 4 Populer dengan Kurikulum Berbasis
jana (S2), misalnya Universitas Negeri
Malang (UM) mengembangkan :
penbeljaranKontkStal ni Kepakaran lulusannya dalam bidang
Selain teori Progresivisme, teori yang melatarbelakangi pembelajaran
kontekstual adalah teori Kognitif (Nurhagi, 2003:8). Dalam pandangan teori
ognitif, siswa akan belajar dengan baik apabila mereka terlibat secara aktif
dalam segala kegiatan di kelas dan berkesempatan untuk menemukan sendiri
siswa menunjukkan hasil belajar dalam bentuk apa yang mereka ketahui dan
apa yang dapat mereka lakukan. Siswa tidak harus menghasilkan fakta-fakta.
Sebaliknya, sipwa lebih diarahkan membentuk pengetahuan atau
mengkonstruksi sendiri di dalam otak mereka sendiri.
C. PENGERTIAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL,
Apakah pembelajaran kontekstual itu? Pembelajaran kontekstual
menurut Johnson (dalam Nurhadi, 2003:12) adalah suatu proses pendidikan
yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang
mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadi, sosial, dan
budayanya, Untuk mencapai tujuan tersebut pembelajaran kontekstual akan
‘menuntun siswa melalui kedelapan komponen utama kontekstual:
1, melakukan hubungan yang bermakna;
2. mengerjakan pekerjaan yang berarti
3. mengatur cara belajar sendiri;
4. bekerja sama;
5. berpikir kritis dan kreatif,
6. memelihara/merawat pribadi siswas
7. mencapai standar yang tinggs
8. menggunakan asesmen autentik.
te Consortium for Contextual
Washington Sia ;
Sementara itu The Washing 2003) merumuskan tiga istilah
Teaching and Learning (dalam Nurhadi,
Dderikut,
Dipindai dengan CamScanner1 DAN PEMBELAUARAN, BAHASA INDONES i, a
8
De
MATER!
5.28
tekstual adalah pengajaran yang memungkinkan sy
memperluas, dan _ menerapkan pengetahuan
rbagai_latar sekolah dan ¢j hy
‘1 lam, be
ademisnya 22
al ahkan seluruh persoalan yang ada. dalam dun
1, Pengajaran kon!
memperkuat,
keterampilan
sekolah untuk memec!
nyata. ketika siswa menerapkan
merujuk pada masalah-masaly
dan tanggung jawab merek,
arakat, siswa, dan. selaky
2, Pembelajaran ontekstual reas
mengalami apa yan} dijarkan lengan
nyata yang berasosias! dengan peranan
sebagai anggota keluarga, anggota masy’
pekerja-
3, Pengajarat
tinggi, transfer penget
dan_meny
idut pandang-
‘gran kontekstual menekankan berpikir tingka
uj disiplin ilmu, dan mengumpulkan,
dan data dari berbagaj
dan pembelai
ahuan melal
intesiskan informasi
menganalisis,
sumber dan su
yang dapat dikemukakan bahwa
adalah proses belajar mengaiar
vata. Dari berbagai defini yang
wilkan bahwa pembelajaran Kontekstual
adirkan dunia nyata ke dalam
n antara pengetahuan yang
Dari paparan di atas satu pokok pikiran
pengajaran dan pembelajaran kontekstual
yang erat kaitannya dengan pengal:
ada, Nurhadi (2003:13) menyimp\
adalah konsep belajar di mana gun meng!
elas dan mendorong siswa membuat hubungai
dimilikinya dengan penerapa m kehidupan mereka sehari-han
Sementara siswa memperoleh) pengetahuan dan keterampilan dari konteks
yang terbatas, sedikit demi sedikit dan dari proses mengkonstruksi seni
Sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai
mya_dalai
anggota masyarakat.
Berbagai definisi
pembelajaran tidaklah boleh
oy berkemampuan dan sekaligus memerlukan
individu yang terampil merancang pel j
mbelajaran
berbagai konteks. of ,
+ memberikan pemahaman kepada kita bahwa Prost
“vakum” secara sosial, siswa adalah individu
“orang lain”, guru adalah
dengan memanfaatkan
D. KOMPONEN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
ekstual, yak
rakat belajat
tentik-
Terdapat
« eas Komponen utama dalam pendekatan kont
(Cement (2) bertanya, (3) inkuiri, (4) masyat
ity), (5) permodelan, (6) refleksi, dan (7) asesmen au!
Dipindai dengan CamScanner9 pOGK4SO4/MODUL 5
5.29
h Kelas bahasa dan s
sath Kontekstal jeg tne, misalnya, dikatakan menggunakan
pembelajarannya, Netapkan ketujuh Komponen tersebut dalam
1. Konstruktivisme (Constry,
Pengetahuan harus|;
hasilnya diperluas mel
konyong (Suyanto, 200
kan suatu informasi
struct
alah leh mantisia Sedikit demi sedikit yang
2:5), eet yang terbatas dan tidak sekonyong-
kee harus menemukan dan mentransformasi-
k ne asi Kompleks ke sitiasi lain, dan apabila dikehendaki
informasi itu menjadi milik mereka sengir, Pembelajaran harus dikemas
menjadi proses “mengkonstruksi”, bukan “menerima” pengetahuan, Menurut
kaum konstruksionis, strategi “memperojeh” lebih diutamakan dibandingkan
seberapa banyak siswa memperoleh dan nengingat pengetahuan.
Secara sedethana, menurut Nurhadi (2003) komponen pertama ini dapat
dilakukan dengan merumuskan Kalimat’perintah: “Kembangkan pemikiran
bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,
menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya!” Komponen pertama ini sebagai landasan filosofis
pelaksanaan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
2. Bertanya (Questioning)
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi
siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan
pembelajaran yang berbasis inkuiri—yakni (1) menggali_informasi,
(2) mengonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan (3) mengarahkan
perhatian pada aspek yang belum diketahuinya,
Komponen kedua dilakukan dengan merumuskan kalimat perintah:
“Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya!” Komponen kedua ini
sebagai keahlian dasar yang harus dikembangkan.
3. Inkuiri (Inquiry) : a
Pengetahuan dan Keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan
hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, melainkan hasil dari menemukan
sendiri melalui langkab-langkah tertentt- Guru harus merancang skenario
jatan menemukan apa pun materi yang
kegiatan yang selalu merujuk pada kegi
Dipindai dengan CamScannerpan PEMBELAJARAN BAHASA INDONERi4 g
eR! :
5,30 Mar!
diperoleh sendiri oleh siswa akan berg,
diajarkannya. Penge ae agian ri kehidupany2. iy
merumuskan_ kalimat Pein,
tahan lama dan kemudian cl
Komponen ketiga dilakukan dengan a ping
kompetensi yang diingi kan
“ ee eyiri untuk mencapai i yang
akan as ojonenwtig ni adalah tate belajar yang ta
semua bidang studi:
dilakukan oleh guru Bahasa dan Sastra Indonesia dalam mengeloy,
lilal ol
pembelajarannya-
Belajar (Learning Community) 5
4, Masyarakat Belay dalah kerja gotong-royong. Hasil pembelajaray
if hakikatnya a j fosil p
Se sama dengan orang lain, Hasil belajar diperoleh dar
i kelas dengar
i ntarkelompok, antara yang di dalam gan yang
SE ee hu. Kegiatan saling belajar
belum tal
di luar kelas, antara yang tahu dan yang bel n sang
ini dapat terjadi apabila tidak ada yang dominan dalam Komunikasi, tidak ada
pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang mengangeap
paling tahu, semua pihak mau saling mendengarkan. Setiap komponen harus
perasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, keterampilan, atau
pengalaman yang berbeda yang perlu dipelajari oleh orang lain. Orang lain
adalah “sumber belajar”. Dalam pembelajaran kontekstual, kelas adalah
sumber belajar, bukan tempat belajar semata-mata.
Komponen keempat dilakukan dengan merumuskan kalimat perintah:
“Ciptakan masyarakat belajar atau belajarlah dalam kelompok-kelompok!”
Komponen keempat ini adalah penciptaan lingkungan belajar.
diperoleh
5. Permodelan (Modelling)
Sebuah pembelajaran haruslah menyediakan “apa yang dapat ditiru”, ada
model yang dapat ditru, Model dapat berasal dari siswa yang sudah tabu,
pa atau dari orang-orang di luar sekolah. Guru bahasa dan sastra Indonesia
arus dapat memberi contoh melafalkan bunyi tertentu dapat memberi contoh
ae aes puisi, memberi contoh puisi yang baik, memberi contoh
a ; P 5 me
ee yang baik, memberi contoh cara menulis surat pribadi, dan
Komponen kelima dil
Set as ine distal dengan merumuskan kalimat perintah:
Jain). sebagai contoh a eat guru, siswa lain, karya inovasi, dan lait
pencapaian kompetensi, ‘mbelajaran!” Komponen kelima adalah acta
slat
Dipindai dengan CamScannerGK4504/MODUL 5
2 5.31
6, Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikip tentang apa yang baru saja dipelajari atau
berpikir ke Pelakang tentang apaang M4 ee dali Kita (akukan pada masa
sebelumnya. Memurut — Suyantg Gopait 1). melalui. reflek,,siswa
mengendapkan apa yang bary Gipelajarinya sebagai struktur pengetahuan
yong bara Yong Merupeken. pengavaan’ atau. revisl dart. pengetahuan
sebelurmye. Ungkapan seperti “ialait tity, car. save, memboca kamns
selena ini salah, ya. Mestinys, dengan caps yang bara saya polar ni, saya
akan menemukan kata secara lebih Cepat dan akurat!”
“Lakukan refleksi di akbir pertemuan agar siswa merasa bahwa hari ini
mereka belajar sesuatu!”
Komponen keenam adalah langkah akhir dari
sebuah pembelajaran.
7. Asesmen Autentik (Authentic Assesment)
Asesmen adalah proses
Pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran
perkembangan belajar_siswa. Gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan
bahwa siswa mengalami proses belajar dengan benar. Asesmen dilakukan
terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran. Data yang dikumpulkan harus
diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan
proses pembelajaran. Kemajuan belajar dinilai dari proses, tidak melulu pada
hasil.
Komponen ketujuh dilakukan dengan merumuskan kalimat perintah:
“Lakukan penilaian yang sebenamya, baik tes maupun nontes, dati pelbagai
sumber dan dengan pelbagai cara!”, Menurut Suyanto (2002:13) hal-hal yang
bisa digunakan sebagai dasar asesmen autentik meliputi (1) proyek/kegiatan,
(2) pekerjaan rumah, (3) kuis, (4) karya siswa, (5) presentasi atau penampilan
siswa, (6) demonstrasi, (7) laporan, (8) jurmal, (9) hasil tes, dan (10) karya
tulis,
E, MERANCANG KELAS BAHASA DAN SASTRA DENGAN
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Bagaimanakah merancang dan melaksanakan pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia dengan menggunakan pendekatan kontekstual itu? Menurut*
Dipindai dengan CamScanner|
|
|
| pAN PEMBELAJARAN BAHABA INGoW,
5.32 MATER!
ap erap_ Seles ata fuel dalam
suyanto (2002:14) (era a hag
eontekstual adalah se gai 4
1. kerja sama
2. saling menunjangs
3, gembira; opie
4, belajar dengan bergairahs
3 pembeajaranteinteers :
6, menggunakan berbagal sumber;,
7. siswa aktify :
8. suasana kelas menyenangkan, tidak membosankan;
9. sharing “berbagi’ dengan teman;
10. siswa kritis;
ll. guru kreatif.
; atas, pembelajaran Kontekstual akan bersinggungay
dalam pembelajaran kuantum, pembelajaran gotong.
komunikatif, CBSA, manajemen berbasis sekol,
roses, pendidikan diperluas, pengajaran_ berbasis
asis inkuiri, pengajaran autentik, pengajaran
berbasis kerja, pengajaran berbasis jasa layanan,
Dari kata kunci di
dengan konsep-konsep
royong, pembelajaran
pembelajaran berbasis pl
masalah, pengajaran berbi
berbasis proyek, pengajaran
dan sebagainya.
vAtas dasar paparan tersebut berikut dikemukakan beberapa gambaan
tentang kelas bahasa dan sastra di i i
ps oe Indonesia yang dikembangkan dengan
1. Adanya kerja sama antara guru—siswa, siswa—siswa, guru—orang tua,
sekolah—masyarakat. Kerja sama guru—siswa terjadi ketika merancang
ea os memintapandangan siswa tentang, apa yang
sds sae : erja sama ‘siswed-siswe terjadi ketika melaksanakan
aaah sc Kerja sama guru—orang tua dan masyarakat
Ofdog tos dan os memanfaatkan orang tua sebagai sumber belajat-
ila bobbin ne masyarakat yang menguasai kompetensi tertent
sec sea Indonesia dapat dibawa masuk ke dalam elas
erie esas sia didatangkan ke dalam kelas untuk memberikan
li bai dh ere puisi atau cerita pendek.
yang —gembira, atc lonesia harus merancang kelas dalam suasate
menunjukkansikap mangkan, dan tidak ada _tekanan. ve
gembira dan antusias dalam mengajar. SIM
Dipindai dengan CamScanner- Ga, ppaxasna/MODuL s
F 5.33
ymelakukan aktivitas den,
dengan meraneang pembelaja een gembira, Hal ini dapat tercipta
i dalam Kelas adalah Reisen Yang teepusat pacla siswa. Yang terjadi
" len i
dipaksakan oleh guru, Keti Ngan kebutuhan siswa, bukan karena
akan terdengar “hore, ll Pelajaran aimulai, dalam kelas kontekstual
TAN Puisi!®, “asyik pelajaran menulis surat
pribadi!”, “pelajaran Mendo; .
mmemilai pembelajaran, gury ten yes!", dan sebagainya, Untuk
tertonta yang sesuai dengan tema nt Menssiak siswa menyanyikan lagu
3, Guru bahasa dan sastra Indones ‘
secara integrasi, Kompetensi vine merioenhe peels
Indonesia dapat diintegrasikan deve nam Poliara bahasa dan sastra
. lengan pelajaran lainnya, misalnya Hmu
Pengetahuan Sosial (IPS) atay
: meth Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Kompetensi menulis puisi keindah, ‘ :
: : lahan alam, misalnya, dapat dirancang
secara integratif dengan pelajaran IP, PS. D 7 Re
ahaman siswa terhadap k Re weet eee an
an hadap Kompetensj tertentu dapat bersifat utuh dan
padu atau komprehensif,
4, Kelas bahasa dan sastra Indonesia tidak hanya terbatas memanfaatkan
kelas sebagai tempat dan sumber belajar, tetapi juga memanfaatkan luar
kelas atau lingkungan sebagai sumber belajar. Bahkan, sumber belajar
yang ada di sekitar siswa dapat dioptimalkan. Kompetensi dasar
“berwawancara dengan tokoh” dapat dilakukan dengan membawa siswa
keluar kelas untuk berwawancara dengan tokoh, atau sebaliknya
membawa tokoh itu masuk ke dalam kelas untuk diwawancarai oleh
siswa-siswa, Dengan cara seperti ini kelas akan lebih bersifat alamiah,
bukan dibuat-buat, tidak bersifat artifisial.
5. Kelas bahasa dan sastra Indonesia tidak akan melakukan aktivitas
menghafal sebagai kegiatan pokok, tetapi siswa lebih banyak melakukan
inkuiri, Siswa melakukan sejumlah aktivitas dalam kelompok-kelompok
yang sudah dirancang bersama untuk menemukan sesuatu, misalnya
menemukan ciri-ciri surat pribadi, menemukan ciri-ciri pantun,
menemukan cara yang baik untuk mendongeng, dan sebagainya atas
dasar pengalamannya sendiri, Siswa lebih banyak melakukan bertanya
terhadap apa yang belum dikuasainya, Ia sadar tanpa bertanya ia tidak
akan dapat menemukan sesuatu.
6 Dalam kelas bahasa dan sastra
berbasis kelas atau asesmen aut
Pentingnya proses mencapai kom
Indonesia guru melakukan asesmen
centik. Guru lebih fokus memandang
petensi daripada hasil pencapaiannya.
Dipindai dengan CamScanner5
waren! OAN PEMBELAARAN BAHASA INOONES:,
8p
‘
Guru melakukan asesmen sesuai dengan hakikat standar kor,
yang dikehendaki dalam Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia, ;
melihat penguasaan menyimak, guru akan melakukan tes menyi
Siswa dituntut menguasai pesan-pesan yang bersifat lisan. Untuk me
an KD. berbicara, guru akan melakukan tes unjuk 4
penguasa: angkan rubrik penilaian. Untuk ne
veara dengan mengemb:
aa a membaca, guru akan melakukan tes untuk fer
Pp isalnya untuk membaca nyaring) dan tes pemahamay
(mi
membaca ( untuk membaca pemahaman). Untuk melita,
bacaan (misalnya
an KD menulis, guru akan melakukan tes menulis denga,
penguasai :
mengembangkan rubrik penilaiannya.
tra Indonesia selalu diakhiri dengan kegiatay
Dalam kelas bahasa dan sast i
refleksi untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan oleh guru dan
siswa. Kegiatan refleksi ini sangat penting bagi guru maupun siswa. Bagi
guru, refleksi dilakukan untuk bahan renungan tentang apa yang sudah
diberikan kepada murid-muridnya. Bagi murid, refleksi dilakukan untuk
menguatkan apa yang sudah dipelajarinya. Dengan cara ini apa yang
sudah dipelajari anak adalah sesuatu yang penting dalam proses
konstruksinya sehingga akan bersifat tahan lama.
2
LATIHAN tes eau
ea
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di aes
kerjakanlah Jatihan berikut!
Menurut Anda seberapa penting kegiatan refleksi dalam sebuah
pembelajaran, Jelaskan!
Petunjuk Mengerjakan Soal Latihan
Bo Na ;
ahami uraian Kegiatan Belajar 3 ini dengan baik dan tuliskan jawob™
| dengan kalimat efektif,
Dipindai dengan CamScanner4/MODUL 5
osKkas'
Ca 5.35
By RANGKUMAN
2 ee ae
Pembelajaran kontekstual ada|
menghadirkan dunia nyata ke 4,
membuat hubungan antara pen;
penerapannya dalam Kehidupan
lah Konsep belajar di mana guru
lalam elas dan_mendorong. siswa
getahuan yang dimilikinya dengan
Meteka sehari-hari; sementara siswa
memperoleh pengetahuan dan keteramp; A
sedikit demi sedikit dan dari pr ipilan dari konteks yang terbatas,
‘oses mengkonstruksi sendiri, sebagai
bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota
masyarakat.
Terdapat tujuh Komponen utama dalam pendekatan kontekstual,
yakni (1) Konstruktivisme, (2) bertanya, (3) inkuiri, (4) masyarakat
belajar (learning community), (5) permodelan, (6) refleksi, dan
(7) asesmen autentik. Sebuah kelas bahasa dan sastra Indonesia,
misalnya, dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual _jika
menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya.
Terdapat sebelas kata kunci dalam pembelajaran kontekstual, yaitu
(1) kerja sama, (2) saling menunjang, (3) gembira, (4) belajar dengan
bergairah, (5) pembelajaran terintegrasi, (6) menggunakan berbagai
sumber, (7) siswa aktif, (8) suasana kelas menyenangkan dan tidak
membosankan, (9) sharing ‘berbagi’ dengan teman, (10) siswa kritis,
dan (11) guru kreatif.
CZ rs FORMATIF 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Inti dari pendekatan kontekstual terkait dengan konstruksionisme, yaitu
bahwa anak harus ....
A. diberi pengalaman oleh guru ‘
B._mengkonstruk sendiri dari pengalaman yang. dialaminya
C._belajar konsep yang penting
D. sering ke laboratorium
2) Inti pandangan teori kognitif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
menulis karya ilmiah adalah ....
A. siswa harus senang salam proses
B. siswa harus diberi tugas-tugas bel
belajar
Jajar agar mereka dapat aktif
Dipindai dengan CamScanner~
LAJARAN BAHASA INDONEAIA By
5.36
MATER! DAN PEMBE!
C.. siswa akan belaj 14, mereka terlibat secara
ajar dengan baik a abila 1! ake
SE Porkesempatal untuk menemuky
dalam menulis karya ilmiah dan
sendiri
D.. siswa harus ada kon
lingkungan sekitarnya
kontekstual, apabila ada orang tuy
sofa bidang ferent, may
pemodelan kepada siswa
munikasi dengan
3). Sesuai dengan prinsip pembelajaran
siswa yang momiliki keterampila
sebaiknya :
‘A. diundang masuk Kelas untuk memberikan
B. dicatat sebagai oran8 s nt beer
icatat sor nargaan oleh SCKOI
C._ liber pepe jana unto engembangal sekolah
D. menyumbani
i j tensi dasar “berwawancen
4) Apabila gut akan mengajarkan kompet
y iain ‘choh” maka sebaikny gut merancang dengal --
‘A. mengundang tokoh masuk ke dalam elas, anak dapat bertanya
secara langsun& kepada tokoh
B. memutar wawancara wartawan dengan tokoh yang sukses dalam
bidangnya, anak memberi komentar terhadap _pelaksanaan
wawancara
Cc. membaca buku pelajaran yang berisi wawancara dengan tokoh
D. melihat guru mewawancara tokoh penting
5) Manfaat yang dapat diperoleb dari proses inkuiri adalah ....
‘A. siswa merasa bangga
B. siswa merasa senang
C._ilmu pengetahuan dapat bersifat tahan lama
D._ siswa merasa dihargai
telah siswa menganalisis sebuah puisi
ntckstual adalah ....
6) Yang harus dilakukan gurus
an memabart
sesuai dengan prinsip-prinsip pencdekatan ko}
A bertanya kepada siswa untuk mengecek kemamp
puisi
B, memuji kegiatan siswa ya isis pui
; a yang sudah menganalis i
CC. melakukan refleksi . el
D. melakukan asesmen autentik
7) Kom i “ :- puisi
Seer eae a puisi keindahan alam” di sekolah dasar dap!
rpadu dengan ci
rer gi APA vse
2 cn dengan kompetensi dasar membaca
lengan kompetensi dasar pelajaran IPA
Dipindai dengan CamScanner; pock4so4/MODUL S
c. memadukan dengan kegi,
p. memadukan dengan kegiats ¢*takurikulet
is pie karyawisata
Ketika mengajarkan k ‘
2 mendahului poaualaiaiine aan dasar “membacakan puisi naratif” guru
penyair Rendra. Yang dilakukan o ™Memutar video pembacaan puisi oleh
kontekstual, yakni.... Olch guru itu sesuai dengan pendekatan
A. inkuiri
B. konstruktivisme
C. pemodelan
D. masyarakat belajar
9) Apakah saya sudah mengajar secara tepat? Apakah siswa saya paham
dengan apa yang baru dipelajarinya? Apakah mereka dapat mengambil
makna kehidupan dari naskah sastra yang dikajinya? Pertanyaan-
pertanyaan itu cocok untuk kegiatan .... .
A. evaluasi
B._introduksi
C.. inkuiri
D. refleksi
10) Guru ingin mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi. Sesuai
dengan asesmen autentik guru akan melakukan ....
‘A. tes menulis puisi, memeriksa hasil puisi dengan rubrik penilaian
puisi
B. mengamati proses siswa menulis puisi
C. tes pemahaman puisi
D. tes melengkapi puisi rampang
Cocokkanlah jawaban Anda deng: Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang
terdapat di bagian akhir modul jni. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3-
Jumlab Jawaban yang Benat 9994, |
Jumlah Soal
ingkat penguasaan
Dipindai dengan CamScanner|
N BAHASA INDONESIA,
8p
.
5.38
MATERI DAN PEMBELAJARA!
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% cukup
<70% = kurang
uasaan 80% atau lebih, Anda dap
at
Apabila mencapai tingkat peng!
meneruskan dengan mo
Anda harus mengulangi
pelum dikuasai.
See
dul selanjutny:
materi Kegial
‘ka masih di baws
ah 80%,
a, Bagus! ji
3, terutama bagian yang
tan Belajar
Dipindai dengan CamScanner9 p08:
Tes Fo!
1) B
2) B
4504/MODUL 5
ie 5.39
a
Kunci Jawaban Tes Formatif
rmatif E
Dalam kegiatan ini guru m : i
lemberi bimbinga" kepada siswa.
Hs enenteneee dipeajar ssecara utuh, tidak terpisah-
pisah. ahaa
3) A. Menlis jumalidentik dengan menuskan 994 yang dialami siswa.
3D. PWL sangat mementingkan Penggunaan ‘bahasa dalam interaksi
sosial. 7
5) C. Teknik yang baik untuk digunakan dalam PWL adalah imitasi
(paduan).
6 B. Perhatikan penjelasan nomor 4,
7) C.. Perhatikan kata kuncinya.
8) A. Jelas.
9) B. Membaca menjadi dasar pengembangan kognitif pembaca.
10) C. Jelas.
Tes Formatif 2
1) A. Pendekatan struktural mengajarkan bahasa dari segi pengetahuan
yc
B.
B.
c
c
71) B.
A.
c
A
bahasa.
Fungsiutama bahasa adalah sebagai alat komunikasi dalam
kehidupan sosial.
Karya puisi berkaitan dengan imajinasi.
Kebahasaan sama dengan kaidah-kaidah berbahasa.
Ciri komunikasi lisan adalah didukung olch situasi komunikasi,
Kaitkan dengan konsep pendekatan komunikatif.
Dalam hal ini bahasa berfungsi sebagai alat mencapai tujuan.
Jelas, humanistik menghargai potensi seseorang.
Kata kuncinya adalah bahasa calon dokter.
Jelas, perhatikan pembelajaran si calon membaca.
Tes Formatif 3
1) B.
aC.
3) AL
yA
yc.
Jelas, perhatikan kata kuncinya.
Jelas, menulis karya ilmiah,
kognitif pada tingkat yang tinggi. | '
Jelas, orang tua dan tokoh sebaiknya dimanfaatkan sebagai nara-
sumber.
Jelas.
Dipindai dengan CamScanner
if menentukan sendiri, memerlukan
Jelas.5.40
>
Pooe
Maran, DAN PEMBELS
Sistematika langkah
dilanjutkan dengan
Jelas.
Jelas.
Refleksi = mengkaii
Kompetensi men!
lis hi
pembelajaran,
bertanya (tanya jaw
Jang kegia
arus dieval
X
ARAN BAHASA INDONES!
1A 8) |
iD
‘4
|
setelah siswa memaham
ab) tentang yang dipelajart ”
tan yang telah dilakukan.
Juasi dengan alat tes menulis,
Dipindsi dengan CamScannerpak4s04/MODUL 5
cs 5.41
Glosarium
i don it "
Ae ae Pemikiran qalam linguistik yang berkembang
memaee"® dan Bropa-Kontinental, Aliran_ ini
tepek oon bahasa tidak dapat dilepaskan dari
OSial-buday
‘Atomistik bersifat tunggat yanya.
one oe Observasi yang. tik terstuktur_yang
atat kejad; oe ‘itive peal
anak didike “adian-kejadian unik yang dijumpai pada
Eksplisit fenae
Holistik bersifat utuh dan padu,
Kaidah gramatikal : _aturan-aturan ketatabahasaan dalam bahasa tertentu.
Keberaksaraan
Konstruksi kreatif
Pendekatan
struktural
Portofolio
Sistem celup total
Teori monitor
kecakapan yang mengandalkan kepada keterampilan
membaca dan menulis. Istilah ini Jawan dari
kelisanan, yakni kebjasaan yang mengandalkan pada
kegiatan berbicara dan menyimak.
penyusunan bahasa baru oleh anak atau pembelajar
atas dasar kreativisme sendiri sebagai anak manusia
yang mempunyai piranti pemerolehan bahasa.
Pendekatan yang mengedepankan dan mementing-
kan aspek struktur bahasa, misalnya tata bentuk, tata
kalimat, tata bunyi, dan sebagainya.
kumpulan karangan siswa yang ditata sistematis dan
berurutan untuk mengetahui perkembangan karya
siswa dalam rangka memberikan penilaian proses
kepada siswa.
sistem pengajaran bahasa yang —melibatkan
pembelajar secara total dalam kehidupan di tengah-
tengah penutur asl.
teori belajar yang menyebutkan bahwa hasil belajar
yang disengaja di Kelas itu hanya berguna untuk
kebutuhan monitor.
Dipindai dengan CamScannerman BAHABA INDONESIA 8;
y PEMBELAdA! Dy
mater! OA!
Daftar Pustaka
rantum. Makalah seming,
slqjar-Mengajar a
Degeng, Nyoman S- (2000 Fea qraidikan dan Pembeljara,
8
lang: Lem!
Malang: geri ‘Malang:
| Universitas Ne
| : 002). Cooperative Learning: Memprataikkan Cooperative
| be hair Ranange-ruang Kelas Jakarta: Grasindo.
i Senduk, Agus Gerrad. (2003),
| a, t,t rem 12 he:
Ponetbit ‘Universitas Negeri Malang.
192). Longman Dictionary
John, dan Platt, Heidi. (19
Second Edition. Harlow.
i rack C., Platt,
ee Teaching and Applied Lin iguistics.
essex: Longman Group UK Limited.
Santoso, Anang. (2003a). Beberapa Catatan tentang Model-model
‘Pembelajaran PPKn Terpadu untuk SD: Studi Kasus di Kalsel. Makalah
Seminar Hasil Penelitian Pengembangan Model-model Pembelajaran
PPKn Terpadu untuk Wilayah Provinsi Kalsel Kerja Sama Direktorat
Pendidikan Dasar dan Universitas Negeri Malang, di Banjarmasin
3 Agustus.
santoso, Anang, (20036), Pembelajaran. Keterampilan Menuilis: Yang
Terpenting adalah Guru, Makalah Seminar dan Pelatihan Baca-Tulis
untuk Guru-guru SLTP se-Indonesia, di Universitas Negeri Semarang.
Suparno, 7
Papen 0p!) Hemteleiaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan
asain au disajikan dalam Seminar Sehari Menyongsons
rikulum Baru Bidang Studi Bahasa Indonesia,
22 Oktober, Jui
” irusan 7 .
Nee mst Sante Indonesia, Fakultas Sastre Universit
Dipindai dengan CamScannerpooxssoamanul 5 5.43
f «dan Teguh Prakoso dalam
atinah da - (2009 whole Language dala
sorembelajran Bahasa, Dy,” Pendeeenr kk, Mert dan
pembelajaran Bahasa Indonesia a ‘ji jar Materi Pokok PGSD4405.
cara: Pnerbit Universitas Taye’ oe
.
ayant, Kasihani K-E., Latief, Adnan, gan Nurhadi. (2002). Pembelajaran
erbasis CTL (Contextual Teaching xd Learning). Makalat disajikan
dalam Kegiatan Sosialisasi CTL ie f dbsen UM, 15 Februari, Fakultas
astra, Universitas Negeri Malang. .
Dipindal dengan CamScanner
ey