Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
136-Article Text-195-1-10-20181201
136-Article Text-195-1-10-20181201
Fitri Handayani
Dosen Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia
Email : Fitrihandayani0587@gmail.com
ABSTRAK
Tingginya angka kematian ibu sangat terkait dengan rendahnya pencapaian pelaksanaan
Antenatal Care (ANC). Untuk wilayah kerja Puskesmas Tapung I diketahui dari 716 ibu
hamil diperoleh cakupan K1 sebesar 499 ibu hamil (69,69%) dan cakupan K4 sebesar
452 ibu hamil (63,13%), keadaan ini masih dibawah target pencapaian ANC. Penelitian
ini mencoba untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan
antenatal care dengan harapan dapat menjadi bahan masukan terkait masalah
pemeriksaan kehamilan, sehingga dapat disusun langkah-langkah selanjutnya dalam
usaha meningkatkan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif observasional analitik dengan desain cross sectional. Metode
pemilihan sampel secara total populasi dengan jumlah responden sebanyak 50 orang.
Hasil penelitian diperoleh distribusi terbesar untuk kunjungan ANC adalah teratur
dengan frekuensi sebanyak 38 orang (64,4%). Setelah dianalisis dengan uji statistik chi-
square (χ2) dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05 dan derajat kebebasan (df) 1, diperoleh
hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap serta dukungan suami terhadap
keteraturan Antenatal Care (ANC). Tidak diperoleh hubungan yang bermakna antara
pekerjaan ibu, paritas serta keterjangkauan pelayanan ANC dengan keteraturan
Antenatal Care (ANC). Disarankan kepada petugas/bidan Puskesmas Tapung I untuk
meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada ibu maupun suami tentang pentingnya
dilakukan antenatal care (ANC) secara teratur sesuai dengan umur kehamilannya
sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu. Ibu dengan paritas primigravida dan
secondigravida terkadang kurang memperhatikan kehamilannya, karena itu diperlukan
perhatian yang lebih oleh bidan puskesmas setempat terhadap paritas tersebut.
PENDAHULUAN
Kematian ibu merupakan salah demikian, akses dan kualitas pelayanan
satu masalah kesehatan yang terus memerangi kemiskinan, pendidikan dan
menjadi perhatian masyarakat dunia. pemberdayaan perempuan atau
Memasuki abad ke 21, 189 negara perimbangan gender menjadi persoalan
menyerukan Millenium Development penting untuk dikelola dan diwujudkan.
Goals (MDG). Salah satu tujuan MDG menempatkan kematian ibu
pembangunan MDG tahun 2005 adalah sebagai prioritas utama yang harus
perbaikan kesehatan ibu. Kematian ibu ditanggulangi melalui upaya sistematik
dijadikan ukuran keberhasilan terhadap dan tindakan yang nyata untuk
pencapaian tujuan tersebut. Dengan meminimalisasi resiko kematian,
menjamin reproduksi sehat dan 18.000 ibu tiap tahun atau tiap jam
meningkatkan kualitas hidup ibu. meninggal oleh sebab berkaitan dengan
(George Adriaansz, 2005). kehamilan, persalinan dan nifas
Angka kematian ibu (AKI) (Depkes RI, 2004)
menjadi salah satu faktor penting dalam ` Di Provinsi Riau sendiri tingkat
mengukur derajat kesehatan kematian ibu saat melahirkan tergolong
masyarakat. Angka kematian ibu tinggi. AKI untuk Provinsi Riau tahun
merupakan indikator utama yang 2012 adalah sebanyak 112,7/100.000
membedakan suatu negara digolongkan kelahiran hidup, dengan proporsi
sebagai negara maju atau negara penyebab kematian ibu adalah
berkembang. Menurut World Health perdarahan 39%, eklampsi 20%, partus
Organization (WHO), AKI dalam lama 9, infeksi 3% dan lain-lain 29%
kehamilan atau persalinan di dunia (Dinkes Provinsi Riau, 2013).
mencapai 515 ribu jiwa setiap tahun. Kebijakan Departemen
Berarti dalam satu menit terdapat Kesehatan dalam upaya mempercepat
seorang ibu yang meninggal dunia penurunan AKI adalah dengan
disebabkan oleh komplikasi dalam pendekatan pelayanan ibu dan anak di
kehamilan maupun persalinan di dalam tingkat dasar serta rujukan yang pada
rumah tangga (Azwar, 2005). dasarnya mengacu kepada intervensi
Undang-undang No. 36 tahun strategis “empat pilar safe mother
2009 tentang Kesehatan menyatakan hood”. Pilar kedua berisi asuhan
bahwa kesehatan adalah hak asasi setiap antenatal yang bertujuan memantau
manusia dan merupakan salah satu perkembangan kehamilan dan
unsur kesejahteraan yang harus mendeteksi kelainan atau komplikasi
diwujudkan. Untuk itu pembangunan yang menyertai kehamilan secara dini
kesehatan di Indonesia bertujuan dan ditangani secara benar (Saifudin,
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan 2009).
kemampuan hidup sehat bagi setiap Tingginya AKI dapat dicegah
orang agar terwujud derajat kesehatan melalui pelayanan Antenatal Care
masyarakat yang setinggi-tingginya (ANC) yang mampu mendeteksi dan
sebagai investasi bagi pembangunan menangani kasus resiko tinggi secara
sumber daya manusia yang produktif memadai, menciptakan kondisi yang
secara sosial dan ekonomis. Salah satu sehat bagi ibu selama kehamilan dan
sasaran penting untuk mewujudkan memberi manfaat dengan ditemukannya
tujuan pembangunan kesehatan tersebut berbagai kelainan yang menyertai
yaitu peningkatan akses pelayanan kehamilan secara dini sehingga dapat
kesehatan bagi masyarakat yang diperhitungkan dan dipersiapkan
tercermin dengan menurunnya Angka langkah-langkah dalam pertolongan
Kematian Bayi (AKB) menjadi 24 per persalinannya. Asuhan ANC adalah
1.000 kelahiran hidup dan Angka pengawasan sebelum persalinan
Kematian Ibu (AKI) menjadi 118 per terutama ditujukan pada pertumbuhan
100.000 kelahiran hidup pada tahun dan perkembangan janin dalam rahim
2014 (Kemenkes RI, 2011). (Yulaikhah, 2009).
Menurut Survey Demografi Melakukan asuhan antenatal
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun care yang sesuai, diperlukan untuk
2002/2003 AKI di Indonesia tertinggi di mengenali perubahan fisiologik yang
ASEAN, sebesar 307 per 100.000 terkait dengan proses kehamilan.
kelahiran hidup artinya lebih dari Dengan pemeriksaan tersebut, penolong
METODE
Desain penelitian ini analitik Puskesmas Tapung yang berjumlah 45
kuantitatif menggunakan rancangan orang. Sampel dalam penelitian ini
Crosss Secrional dengan menggunakan. berjumlah 45 orang yang diambil secara
Penelitian ini dilakukan di Desa Muara total sampling. Analisis data yang
Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung digunakan adalah analisis univariat dan
IKecamatan Tapung Kabupaten Kampar. bivariat. Uji Statistik yang digunakan
Populasi dalam penelitian ini adalah adalah chi square.
seluruh ibu hamil di Wilayah Kerja
HASIL
1. Analisis univariat
1. Pendidikan Ibu
Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Ibudi Desa Muara
Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I
2. Pengetahuan Ibu
Tabel4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Tentang
ANC diDesa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I
3. Dukungan Suami
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Dukungan SuamiTentang
ANC di Desa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I
Kunjungan ANC
Total P
Pendidikan Ibu Tidak Ya
value
n % n % N %
Total 9 20 36 80 45 100
Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji Chi Square
Berdasarkan tabel 4.6 diatas kunjungan ANC sebesar 1 orang
dapat diketahui bahwa dari 11 (14,3%). Berdasarkan uji statistik Chi
responden dengan pendidikan rendah Squareyang dilakukan ada hubungan
(24,4%)yang melakukan kunjungan yang bermakna antara pendidikan ibu
ANCsebesar 5 orang (45,5%), dari 27 dengan kunjungan ANC di Desa
ibu hamil dengan pendidikan Muara Mahat Wilayah Kerja
menengah (60%) yang tidak Puskesmas Tapung I Tahun 2014. Hal
melakukan kunjungan ANC sebesar 2 ini dapat dibuktikan dengan Pvalue =
orang (7,4%)sedangkan dari 7 ibu 0,003< 0,05 sehingga dapat ditarik
hamil dengan pendidikan tinggi kesimpulan H0 ditolak.
(15,6%) yang tidak melakukan
Kunjungan ANC
Total
Pengetahuan Ibu Tidak Ya P value
n % n % N %
Total 9 20 36 80 45 100
Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji Chi Square
n % n % N %
Total 9 20 36 80 45 100
Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji Chi Square
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat Squareyang dilakukanada hubungan
diketahui bahwa dari 17 responden yang bermakna antara dukungan
yang suami tidak mendukung suami dengan kunjungan ANC di
(37,8%)yang melakukan kunjungan Desa Muara Mahat Wilayah Kerja
ANC sebesar 10 orang (58,8%), Puskesmas Tapung I Tahun 2014.
sedangkan dari 28 ibu hamil yang Hal ini dapat dibuktikan dengan
suami mendukung (62,2%) yang Pvalue = 0,017< 0,05 sehingga dapat
tidak melakukan kunjungan ANC ditarik kesimpulan H0 ditolak.
sebesar 2 orang (7,1%).
Berdasarkan uji statistik Chi
Kunjungan ANC
Pendapatan Total
Tidak Ya P value
Keluarga
n % N % N %
Total 9 20 36 80 45 100
Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji Chi Square
PEMBAHASAN
1. Hubungan Pendidikan Ibu Tingkat pendidikan yang
Dengan Kunjungan ANC tinggi berkaitan pemahaman
Dari hasil penelitian yang mengenai masalah kesehatan dan
dilakukan oleh peneliti kehamilan. Tingginya tingkat
menunjukkan bahwa ibu hamil pendidikan ibu hamil menyebabkan
dengan pendidikan rendah yang ibu hamil lebih sering melakukan
melakukan kunjungan ANC perawatan antenatal dan memilih
sebanyak 5 orang (45,5%), untuk memeriksakan diri ke tempat
sedangkan ibu hamil dengan yang lebih berkualitas (Dewi dan
pendidikan tinggi yang tidak Sunarsih, 2010).
melakukan kunjungan ANC
sebanyak 3 orang (8,8%). Hasil penelitian ini sejalan
Berdasarkan analisis bivariat dengan penelitian yang dilakukan
didapatkan hasil uji statistik Taruli Rohana Sinaga (2009) dalam
menunjukkan p value yang penelitiannya yang berjudul faktor-
diperoleh adalah 0.003 < alpha 0.05 faktor yang mempengaruhi
yang artinya ada hubungan yang kunjungan antental care di Wilayah
bermakna antara pendidikan ibu Kerja Puskesmas Darussalam
dengan kunjungan ANC. Medan Tahun 2009, didapatkan
bahwa terdapat hubungan yang
Seseorang yang mempunyai signifikan antara pendidikan dengan
tingkat pendidikan tinggi akan kunjungan ANC, dengan p value
memberikan respon yang lebih 0,000.
rasional daripada mereka yang
berpendidikan lebih rendah atau Menurut asumsi peneliti
sedang (Notoatmodjo, 2005). bahwa ibu hamil dengan pendidikan
Sebaliknya seseorang dengan rendah yang melakukan kunjungan
pendidikan rendah (SD/SMP) ANC disebabkan karna adanya
cenderung tidak peduli dengan motivasi. Ada 2 jenis motivasi yaitu
kunjungan ANC karena tidak tahu motivasi instrinsik dan motivasi
tentang kunjungan ANC serta segala ekstrinsik. Dimana yang menjadi
sesuatu yang terkait dengan motivasi instrinsik pada ibu hamil
kunjungan ANC. yang melakukan kunjungan anc
adalah ingin menjaga janin yang
dikandungnya hingga masa
persalinan dalam kondisi ibu dan melalui dan raba. Sebagian besar
bayi sehat, sedangkan yang menjadi pengetahuan manusia diperoleh
motivasi ekstrinsik pada ibu hamil melalui mata dan telinga
tersebut adalah salah satunya (Notoatmodjo, 2007).
dukungan suami. Asumsi ini Pengetahuan atau kognitif
didukung oleh data yang diperoleh merupakan domain yang sangat
peneliti dimana dari 5 ibu hamil penting untuk terbentuknya tindakan
yang memiliki pendidikan rendah seseorang. Ibu dengan pengetahuan
tetapi melakukan kunjungan anc, 3 yang tinggi lebih cenderung
diantaranya mendapatkan dukungan melakukan pemeriksaan ANC
dari suami. dibandingkan ibu yang
berpengetahuan rendah. Sehingga
Sedangkan ibu hamil dengan dengan pengetahuan yang tinggi
pendidikan tinggi tetapi tidak dapat merubah sikap ibu untuk mau
melakukan kunjungan ANC melakukan pemeriksaan ANC.
disebabkan oleh faktor sikap ibu. Sedangkan penerimaan perilaku
Dimana faktor sikap juga baru yang langgeng atau bertahan
mempengaruhi respon pribadi lama didasari oleh pengetahuan dan
terhadap obyek, dalam hal ini sikap yang positif (Notoatmodjo,
bekaitan dengan perilaku. Sehingga 2011).
apabila ibu hamil yang memiliki Hasil penelitian ini sejalan
sikap negatif terhadap pemeriksaan dengan penelitian yang dilakukan
ANC maka ia tidak akan melakukan Surniati (2013) dalam penelitiannya
kunjungan ANC. yang berjudul analisis faktor yang
berhubungan dengan keteraturan
2. Hubungan Pengetahuan Ibu
pemanfaatan antenatal care (K1-K4)
dengan kunjungan ANC
di Wilayah Kerja Puskesmas
Dari hasil penelitian yang
Mamasa, didapatkan bahwa terdapat
dilakukan oleh peneliti
hubungan yang signifikan antara
menunjukkan bahwa ibu hamil
pengetahuan dengan kunjungan
dengan pengetahuan kurang yang
ANC, dengan p value 0,04.
melakukan kunjungan ANC
Menurut asumsi peneliti
sebanyak 8 orang (53,3%),
bahwa ibu hamil dengan
sedangkan ibu hamil dengan
pengetahuan kurang yang
pengetahuan baik yang tidak
melakukan kunjungan ANC
melakukan kunjungan ANC
disebabkan oleh faktor motivasi
sebanyak 2 orang (6,7%).
dan faktor lingkungan. Faktor
Berdasarkan analisis bivariat
lingkungan seperti adanya ajakan
didapatkan hasil uji statistik
dari teman atau tetangga ibu hamil
menunjukkan p value yang
untuk memeriksakan kehamilannya
diperoleh adalah 0.042 < alpha
di posyandu karena tidak
0.05 yang artinya ada hubungan
mengeluarkan biaya, sehingga ibu
yang bermakna antara pengetahuan
hamil melakukan kunjungan ANC.
ibu dengan kunjungan ANC.
Sedangkan ibu hamil dengan
Pengetahuan adalah
pengetahuan baik tetapi tidak
merupakan hasil dari tahu dan ini
melakukan kunjungan ANC
terjadi setelah orang melakukan
disebabkan oleh faktor sikap ibu.
penginderaan terhadap objek
Dimana ibu menganggap
tertentu. Penginderaan terjadi
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan .
pembahasan pada bab terdahulu maka
dapat disimpulkan :
1. Sebagian besar responden 4. Sebagian besar responden
berpendidikan menengah di Desa berpendapatan keluarga tinggi di
Muara Mahat Wilayah Kerja Desa Muara Mahat Wilayah
Puskesmas Tapung I Tahun 2014. Kerja Puskesmas Tapung I Tahun
2. Sebagian besar responden 2014.
berpengetahuan baik di Desa 5. Sebagian besar responden
Muara Mahat Wilayah Kerja melakukan kunjungan antenatal
Puskesmas Tapung I Tahun 2014. care (ANC) di Desa Muara
3. Sebagian besar suami responden Mahat Wilayah Kerja Puskesmas
mendukung di Desa Muara Tapung I Tahun 2014.
Mahat Wilayah Kerja Puskesmas 6. Adanya hubungan yang
Tapung I Tahun 2014. signifikan antara pendidikan ibu
dengan kunjungan Antenatal
SARAN
1. Bagi Ibu Hamil dilakukan kunjungan rumah bagi
Diharapkan dengan adanya ibu hamil yang tidak melakukan
penelitian ini, ibu hamil menjadi kunjungan ANC sesuai jadwal
lebih termotivasi untuk melakukan terutama bagi yang belum pernah
kunjungan ANC ke pelayanan memeriksakan kehamilannya di
kesehatan sehingga kehamilan ibu tempat pelayanan antenatal untuk
terpantau dengan oleh petugas memberikan penyuluhan tentang
kesehatan dan kemungkinan pelayanan antenatal, serta
timbulnya komplikasi akibat mengajak ibu hamil untuk
kehamilan dapat dideteksi sedini memeriksakan kehamilannya
mungkin. secara teratur.
2. Bagi Institusi Kesehatan 3. Bagi Penelitian Selanjutnya
(Puskesmas) Hasil penelitian ini diharapkan
Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti
diharapkan bagi pihak puskesmas selanjutnya dengan desain
untuk dapat meningkatkan penelitian dan variabel yang
penyuluhan-penyuluhan kepada berbeda.
ibu hamil tentang antenatal care,
dan juga sebaiknya perlu
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, (2007). Dewi dan Sunarsih, (2012). Asuhan
Pedoman Pelayanan Kehamilan untuk Kebidanan.
Antenatal.Jakarta: Dirjen Salemba Medika: Jakarta.
Binkesmas Depkes RI
DinKes Provinsi Riau, (2013). Profil
Departemen Kesehatan RI, (2009). Kesehatan Provinsi Riau Tahun
Pedoman Pelayanan Antenatal. 2012. Pekanbaru
Jakarta: Dirjen Binkesmas
Depkes RI DinKes Kabupaten Kampar, (2013).
Data Audit Maternal dan
Perinatal Tahun 2011-2013