Sie sind auf Seite 1von 14

Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN


ANTENATAL CARE (ANC) DI DESA MUARA MAHAT WILAYAH KERJA
PUSEKSMAS TAPUNG I

Fitri Handayani
Dosen Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia
Email : Fitrihandayani0587@gmail.com

ABSTRAK
Tingginya angka kematian ibu sangat terkait dengan rendahnya pencapaian pelaksanaan
Antenatal Care (ANC). Untuk wilayah kerja Puskesmas Tapung I diketahui dari 716 ibu
hamil diperoleh cakupan K1 sebesar 499 ibu hamil (69,69%) dan cakupan K4 sebesar
452 ibu hamil (63,13%), keadaan ini masih dibawah target pencapaian ANC. Penelitian
ini mencoba untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan
antenatal care dengan harapan dapat menjadi bahan masukan terkait masalah
pemeriksaan kehamilan, sehingga dapat disusun langkah-langkah selanjutnya dalam
usaha meningkatkan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif observasional analitik dengan desain cross sectional. Metode
pemilihan sampel secara total populasi dengan jumlah responden sebanyak 50 orang.
Hasil penelitian diperoleh distribusi terbesar untuk kunjungan ANC adalah teratur
dengan frekuensi sebanyak 38 orang (64,4%). Setelah dianalisis dengan uji statistik chi-
square (χ2) dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05 dan derajat kebebasan (df) 1, diperoleh
hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap serta dukungan suami terhadap
keteraturan Antenatal Care (ANC). Tidak diperoleh hubungan yang bermakna antara
pekerjaan ibu, paritas serta keterjangkauan pelayanan ANC dengan keteraturan
Antenatal Care (ANC). Disarankan kepada petugas/bidan Puskesmas Tapung I untuk
meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada ibu maupun suami tentang pentingnya
dilakukan antenatal care (ANC) secara teratur sesuai dengan umur kehamilannya
sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu. Ibu dengan paritas primigravida dan
secondigravida terkadang kurang memperhatikan kehamilannya, karena itu diperlukan
perhatian yang lebih oleh bidan puskesmas setempat terhadap paritas tersebut.

Kata Kunci : Antenatal Care, Puskesmas Siak Hulu II


Referensi : 16 (2001-2010)

PENDAHULUAN
Kematian ibu merupakan salah demikian, akses dan kualitas pelayanan
satu masalah kesehatan yang terus memerangi kemiskinan, pendidikan dan
menjadi perhatian masyarakat dunia. pemberdayaan perempuan atau
Memasuki abad ke 21, 189 negara perimbangan gender menjadi persoalan
menyerukan Millenium Development penting untuk dikelola dan diwujudkan.
Goals (MDG). Salah satu tujuan MDG menempatkan kematian ibu
pembangunan MDG tahun 2005 adalah sebagai prioritas utama yang harus
perbaikan kesehatan ibu. Kematian ibu ditanggulangi melalui upaya sistematik
dijadikan ukuran keberhasilan terhadap dan tindakan yang nyata untuk
pencapaian tujuan tersebut. Dengan meminimalisasi resiko kematian,

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 27


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

menjamin reproduksi sehat dan 18.000 ibu tiap tahun atau tiap jam
meningkatkan kualitas hidup ibu. meninggal oleh sebab berkaitan dengan
(George Adriaansz, 2005). kehamilan, persalinan dan nifas
Angka kematian ibu (AKI) (Depkes RI, 2004)
menjadi salah satu faktor penting dalam ` Di Provinsi Riau sendiri tingkat
mengukur derajat kesehatan kematian ibu saat melahirkan tergolong
masyarakat. Angka kematian ibu tinggi. AKI untuk Provinsi Riau tahun
merupakan indikator utama yang 2012 adalah sebanyak 112,7/100.000
membedakan suatu negara digolongkan kelahiran hidup, dengan proporsi
sebagai negara maju atau negara penyebab kematian ibu adalah
berkembang. Menurut World Health perdarahan 39%, eklampsi 20%, partus
Organization (WHO), AKI dalam lama 9, infeksi 3% dan lain-lain 29%
kehamilan atau persalinan di dunia (Dinkes Provinsi Riau, 2013).
mencapai 515 ribu jiwa setiap tahun. Kebijakan Departemen
Berarti dalam satu menit terdapat Kesehatan dalam upaya mempercepat
seorang ibu yang meninggal dunia penurunan AKI adalah dengan
disebabkan oleh komplikasi dalam pendekatan pelayanan ibu dan anak di
kehamilan maupun persalinan di dalam tingkat dasar serta rujukan yang pada
rumah tangga (Azwar, 2005). dasarnya mengacu kepada intervensi
Undang-undang No. 36 tahun strategis “empat pilar safe mother
2009 tentang Kesehatan menyatakan hood”. Pilar kedua berisi asuhan
bahwa kesehatan adalah hak asasi setiap antenatal yang bertujuan memantau
manusia dan merupakan salah satu perkembangan kehamilan dan
unsur kesejahteraan yang harus mendeteksi kelainan atau komplikasi
diwujudkan. Untuk itu pembangunan yang menyertai kehamilan secara dini
kesehatan di Indonesia bertujuan dan ditangani secara benar (Saifudin,
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan 2009).
kemampuan hidup sehat bagi setiap Tingginya AKI dapat dicegah
orang agar terwujud derajat kesehatan melalui pelayanan Antenatal Care
masyarakat yang setinggi-tingginya (ANC) yang mampu mendeteksi dan
sebagai investasi bagi pembangunan menangani kasus resiko tinggi secara
sumber daya manusia yang produktif memadai, menciptakan kondisi yang
secara sosial dan ekonomis. Salah satu sehat bagi ibu selama kehamilan dan
sasaran penting untuk mewujudkan memberi manfaat dengan ditemukannya
tujuan pembangunan kesehatan tersebut berbagai kelainan yang menyertai
yaitu peningkatan akses pelayanan kehamilan secara dini sehingga dapat
kesehatan bagi masyarakat yang diperhitungkan dan dipersiapkan
tercermin dengan menurunnya Angka langkah-langkah dalam pertolongan
Kematian Bayi (AKB) menjadi 24 per persalinannya. Asuhan ANC adalah
1.000 kelahiran hidup dan Angka pengawasan sebelum persalinan
Kematian Ibu (AKI) menjadi 118 per terutama ditujukan pada pertumbuhan
100.000 kelahiran hidup pada tahun dan perkembangan janin dalam rahim
2014 (Kemenkes RI, 2011). (Yulaikhah, 2009).
Menurut Survey Demografi Melakukan asuhan antenatal
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun care yang sesuai, diperlukan untuk
2002/2003 AKI di Indonesia tertinggi di mengenali perubahan fisiologik yang
ASEAN, sebesar 307 per 100.000 terkait dengan proses kehamilan.
kelahiran hidup artinya lebih dari Dengan pemeriksaan tersebut, penolong

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 28


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

atau petugas kesehatan dapat paritas, pekerjaan, status ekonomi,


mengambil tindakan yang tepat dan dukungan suami dan kualitas pelayanan
perlu untuk memperoleh luaran yang antenal care. Status ekonomi memegang
optimal dari kehamilan dan persalinan peranan penting untuk ibu melakukan
(Prawirohardjo, 2009). antenatal care. Keluarga dengan
Pemeriksaan kehamilan ekonomi yang cukup dapat
merupakan salah satu tahapan penting memeriksakan kehamilannya secara
menuju kehamilan yang sehat. rutin dan merencanakan persalinan
Pemeriksaan kehamilan merupakan hal dengan baik (Kassyou, 2008). Faktor
yang wajib di lakukan oleh para ibu lain seperti jarak tempat tinggal yang
hamil. Pemeriksaan kehamilan dapat jauh dari tempat pelayanan kesehatan
dilakukan melalui dokter kandungan membuat ibu hamil malas
atau bidan dengan minimal pemeriksaan memeriksakan kehamilan (Mariam dan
4 kali selama kehamilan yaitu pada usia Dibaba, 2008).
kehamilan trimester pertama, trimester Untuk menjamin mutu
kedua dan dua kali pada kehamilan pelayanan antenatal perlu indikator
trimester ketiga. Pemeriksaan yang menyatakan kunjungan ibu hamil
kehamilan penting dilakukan karena tersebut yaitu dengan cakupan K1 dan
dalam pemeriksaan tersebut dilakukan K4, dimana K1 merupakan kontak ibu
monitoring secara menyeluruh baik hamil yang pertama kali dengan petugas
mengenai kondisi ibu maupun janin kesehatan dan K4 merupakan kontak
yang sedang di kandungnya. Dengan ibu hamil yang keempat atau lebih
pemeriksaan kehamilan tersebut dapat dengan petugas kesehatan untuk
di ketahui perkembangan kehamilan, mendapatkan pemeriksaan kehamilan
tingkat kesehatan kandungan, kondisi dengan distribusi kontak sebagai
janin, bahkan penyakit atau kelainan berikut: minimal 1 kali pada trimester I,
pada kandungan yang di harapkan dapat minimal 1 kali pada trimester II, dan
dilakukan penanganan secara dini minimal 2 kali pada trimester III
(Mufdillah, 2009). (Departemen Kesehatan RI, 2007).
Perilaku pemanfaatan pelayanan Hasil Riskesdas 2013 di
kesehatan dipengaruhi oleh faktor Indonesia menunjukkan cakupan
perilaku (behavior cause) dan faktor pelayanan antenatal bagi ibu hamil
diluar perilaku (non-behavior cause). semakin meningkat. Hal ini
Selanjutnya perilaku itu sendiri memperlihatkan semakin membaiknya
terbentuk dari 3 faktor yaitu faktor akses masyarakat terhadap pelayanan
predisposisi yang meliputi umur, antenatal oleh petugas kesehatan.
paritas, pendidikan, pengetahuan, Cakupan pelayanan antenatal pertama
pekerjaan. Faktor pemungkin yang kali tanpa memandang trimester
termasuk didalamnya pendapatan kehamilan (K1) meningkat dari 92,7%
keluarga, jarak tempat tinggal, fasilitas pada tahun 2010 menjadi 95,2% pada
pelayanan kesehatan. Faktor penguat tahun 2013. Demikian pula pada
yang terwujud dalam dukungan suami tahapan selanjutnya, cakupan pelayanan
(Notoatmodjo, 2010). antenatal sekurang-kurangnya empat
Kassyou (2008), Mariam dan kali kunjungan (K4) juga meningkat
Dibaba (2008) mengungkapkan dari 61,4% pada tahun 2010 menjadi
antenatal care yang dilakukan ibu hamil 70,0% pada tahun 2013.
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti Kabupaten Kampar sendiri cakupan
pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, pelayanan antenatal bagi ibu hamil

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 29


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

semakin menurun. Target pelayanan data yang diperoleh dari Dinas


antenatal care dari Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten Kampar,
Kabupaten Kampar, pada tahun 2011 pencapaian target cakupan K1 dan K4
cakupan K1 98% dan cakupan K4 95%, Dan dari survey awal yang
dari 30 Puskesmas ada 8 Puskesmas dilakukan oleh peneliti kepada bidan
yang tidak mencapai target K1 dan ada desa, bahwa ibu hamil yang ada di Desa
12 Puskesmas yang tidak mencapai Muara Mahat memeriksakan
target K4 (Dinkes Kabupaten Kampar, kehamilannya di bidan praktek swasta
2011). dikarenakan tidak ada bidan
Target pelayanan antenatal care penanggungjawab yang berada di
dari Dinas Kesehatan Kabupaten puskesmas pembantu Desa Muara
Kampar, pada tahun 2012 cakupan K1 Mahat tersebut.
97% dan cakupan K4 93%, dari 30 Berdasarkan permasalahan dan
Puskesmas ada 12 Puskesmas yang fenomena yang terjadi diatas peneliti
tidak mencapai target K1 dan ada 14 perlu untuk melakukan penelitian
Puskesmas yang tidak mencapai target tentang “Faktor-Faktor Yang
K4 (Dinkes Kabupaten Kampar, 2012). Berhubungan Dengan Kunjungan
Target pelayanan antenatal care Antenatal Care (ANC) di Desa Muara
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mahat Wilayah Kerja Puskesmas
Kampar, pada tahun 2013 cakupan K1 Tapung I Tahun 2014”.
95% dan cakupan K4 90%. Berdasarkan

METODE
Desain penelitian ini analitik Puskesmas Tapung yang berjumlah 45
kuantitatif menggunakan rancangan orang. Sampel dalam penelitian ini
Crosss Secrional dengan menggunakan. berjumlah 45 orang yang diambil secara
Penelitian ini dilakukan di Desa Muara total sampling. Analisis data yang
Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung digunakan adalah analisis univariat dan
IKecamatan Tapung Kabupaten Kampar. bivariat. Uji Statistik yang digunakan
Populasi dalam penelitian ini adalah adalah chi square.
seluruh ibu hamil di Wilayah Kerja

HASIL
1. Analisis univariat

1. Pendidikan Ibu
Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Ibudi Desa Muara
Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

No Pendidikan Ibu Frekuensi Persentase (%)


1 Rendah 11 24,4
2 Menengah 27 60
3 Tinggi 7 15,6
Total 45 100

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 30


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat pada pendidikan menengahsebesar


diketahui bahwa dari 45 responden 60 % (27 orang).
didapatkan hasil sebagian besar

2. Pengetahuan Ibu
Tabel4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Tentang
ANC diDesa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

No Pengetahuan Ibu Frekuensi Persentase (%)


1 Kurang 15 33,3
2 Baik 30 66,7
Total 45 100
didapatkan hasil sebagian
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat besarberpengetahuan baik sebesar
diketahui bahwa dari 45 responden 66.7 %(30 orang).

3. Dukungan Suami
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Dukungan SuamiTentang
ANC di Desa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

No Dukungan Suami Frekuensi Persentase (%)


1 Tidak Mendukung 17 37,8
2 Mendukung 28 62,2
Total 45 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat suamimendukung sebesar 62,2


diketahui bahwa dari 45 responden %(28 orang).
didapatkan hasil sebagian besar
4. Pendapatan Keluarga
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendapatan Keluarga di Desa
Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

No Pendapatan Keluarga Frekuensi Persentase (%)


1 Rendah 7 16,6
2 Tinggi 38 84,4
Total 45 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat pendapatan keluargatinggi sebesar


diketahui bahwa dari 45 responden 84,4 % (38 orang).
didapatkan hasil sebagian besar
5. Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kunjungan ANCdi Desa
Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

No Kunjungan ANC Frekuensi Persentase (%)


1 Tidak berkunjung 9 20
2 Berkunjung 36 80
Total 45 100

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat didapatkan hasil sebagian


diketahui bahwa dari 45 responden besarmelakukan kunjungan

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 31


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

antenatal care (ANC) sebesar80 % (36 orang).


A. Analisis Bivariat
1. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kunjungan ANC
Tabel 4.6 Hubungan PendidikanIbu dengan Kunjungan ANC Di Desa Muara
Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

Kunjungan ANC
Total P
Pendidikan Ibu Tidak Ya
value
n % n % N %

Rendah 6 54.5 5 45.5 11 100 0.003

Menengah 2 7.4 25 92.6 27 100

Tinggi 1 14.3 6 85.7 7 100

Total 9 20 36 80 45 100
Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji Chi Square
Berdasarkan tabel 4.6 diatas kunjungan ANC sebesar 1 orang
dapat diketahui bahwa dari 11 (14,3%). Berdasarkan uji statistik Chi
responden dengan pendidikan rendah Squareyang dilakukan ada hubungan
(24,4%)yang melakukan kunjungan yang bermakna antara pendidikan ibu
ANCsebesar 5 orang (45,5%), dari 27 dengan kunjungan ANC di Desa
ibu hamil dengan pendidikan Muara Mahat Wilayah Kerja
menengah (60%) yang tidak Puskesmas Tapung I Tahun 2014. Hal
melakukan kunjungan ANC sebesar 2 ini dapat dibuktikan dengan Pvalue =
orang (7,4%)sedangkan dari 7 ibu 0,003< 0,05 sehingga dapat ditarik
hamil dengan pendidikan tinggi kesimpulan H0 ditolak.
(15,6%) yang tidak melakukan

2. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kunjungan ANC


Tabel 4.7HubunganPengetahuan Ibu dengan Kunjungan ANC Di Desa Muara
Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

Kunjungan ANC
Total
Pengetahuan Ibu Tidak Ya P value

n % n % N %

Kurang 7 46.7 8 53.3 15 100 0.042

Baik 2 6.7 28 93.3 30 100

Total 9 20 36 80 45 100
Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji Chi Square

Berdasarkan tabel 4.7 diatas kurang (33,3%) yang melakukan


dapat diketahui bahwa dari 15 kunjungan ANC sebesar 8 orang
responden dengan pengetahuan (53,3%), sedangkan dari 30 ibu

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 32


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

hamil dengan pengetahuan baik ANC di Desa Muara Mahat Wilayah


(66,7%) yang tidak melakukan Kerja Puskesmas Tapung I Tahun
kunjungan ANC sebesar 2 orang 2014. Hal ini dapat dibuktikan
(6,7%). Berdasarkan uji statistik Chi dengan Pvalue= 0,042< 0,05
Squareyang dilakukan ada sehingga dapat ditarik kesimpulan
hubungan yang bermakna antara H0 ditolak.
pengetahuan ibu dengan kunjungan

3. Hubungan Dukungan Suamidengan Kunjungan ANC


Tabel 4.8 HubunganDukungan Suami dengan Kunjungan ANC Di Desa Muara
Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I
Kunjungan ANC
Total
Dukungan Suami Tidak Ya P value

n % n % N %

Tidak Mendukung 7 41.2 10 58.8 17 100 0.017

Mendukung 2 7.1 26 92.9 28 100

Total 9 20 36 80 45 100
Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji Chi Square
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat Squareyang dilakukanada hubungan
diketahui bahwa dari 17 responden yang bermakna antara dukungan
yang suami tidak mendukung suami dengan kunjungan ANC di
(37,8%)yang melakukan kunjungan Desa Muara Mahat Wilayah Kerja
ANC sebesar 10 orang (58,8%), Puskesmas Tapung I Tahun 2014.
sedangkan dari 28 ibu hamil yang Hal ini dapat dibuktikan dengan
suami mendukung (62,2%) yang Pvalue = 0,017< 0,05 sehingga dapat
tidak melakukan kunjungan ANC ditarik kesimpulan H0 ditolak.
sebesar 2 orang (7,1%).
Berdasarkan uji statistik Chi

4. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Kunjungan ANC


Tabel 4.9 HubunganPendapatan Keluargadengan Kunjungan ANC Di Desa
Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

Kunjungan ANC
Pendapatan Total
Tidak Ya P value
Keluarga
n % N % N %

Rendah 4 57.1 3 42.9 7 100 0.022

Tinggi 5 13.2 33 86.8 38 100

Total 9 20 36 80 45 100
Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji Chi Square

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 33


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilakukan ada hubungan yang


diketahui bahwa dari 7 responden bermakna antara pendapatan
yang pendapatan keluarga rendah keluarga dengan kunjungan ANC di
(16,6%)yang melakukan kunjungan Desa Muara Mahat Wilayah Kerja
ANC sebesar 3 orang (42,9%), Puskesmas Tapung I Tahun 2014.
sedangkan dari 38 responden yang Hal ini dapat dibuktikan dengan
pendapatan keluarga tinggi (13,2%) Pvalue = 0,022< 0,05 sehingga dapat
yang tidak melakukan kunjungan ditarik kesimpulan H0 ditolak.
ANC sebesar 5 orang (13,2%).
Berdasarkan uji statistik Chi Square

PEMBAHASAN
1. Hubungan Pendidikan Ibu Tingkat pendidikan yang
Dengan Kunjungan ANC tinggi berkaitan pemahaman
Dari hasil penelitian yang mengenai masalah kesehatan dan
dilakukan oleh peneliti kehamilan. Tingginya tingkat
menunjukkan bahwa ibu hamil pendidikan ibu hamil menyebabkan
dengan pendidikan rendah yang ibu hamil lebih sering melakukan
melakukan kunjungan ANC perawatan antenatal dan memilih
sebanyak 5 orang (45,5%), untuk memeriksakan diri ke tempat
sedangkan ibu hamil dengan yang lebih berkualitas (Dewi dan
pendidikan tinggi yang tidak Sunarsih, 2010).
melakukan kunjungan ANC
sebanyak 3 orang (8,8%). Hasil penelitian ini sejalan
Berdasarkan analisis bivariat dengan penelitian yang dilakukan
didapatkan hasil uji statistik Taruli Rohana Sinaga (2009) dalam
menunjukkan p value yang penelitiannya yang berjudul faktor-
diperoleh adalah 0.003 < alpha 0.05 faktor yang mempengaruhi
yang artinya ada hubungan yang kunjungan antental care di Wilayah
bermakna antara pendidikan ibu Kerja Puskesmas Darussalam
dengan kunjungan ANC. Medan Tahun 2009, didapatkan
bahwa terdapat hubungan yang
Seseorang yang mempunyai signifikan antara pendidikan dengan
tingkat pendidikan tinggi akan kunjungan ANC, dengan p value
memberikan respon yang lebih 0,000.
rasional daripada mereka yang
berpendidikan lebih rendah atau Menurut asumsi peneliti
sedang (Notoatmodjo, 2005). bahwa ibu hamil dengan pendidikan
Sebaliknya seseorang dengan rendah yang melakukan kunjungan
pendidikan rendah (SD/SMP) ANC disebabkan karna adanya
cenderung tidak peduli dengan motivasi. Ada 2 jenis motivasi yaitu
kunjungan ANC karena tidak tahu motivasi instrinsik dan motivasi
tentang kunjungan ANC serta segala ekstrinsik. Dimana yang menjadi
sesuatu yang terkait dengan motivasi instrinsik pada ibu hamil
kunjungan ANC. yang melakukan kunjungan anc
adalah ingin menjaga janin yang
dikandungnya hingga masa

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 34


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

persalinan dalam kondisi ibu dan melalui dan raba. Sebagian besar
bayi sehat, sedangkan yang menjadi pengetahuan manusia diperoleh
motivasi ekstrinsik pada ibu hamil melalui mata dan telinga
tersebut adalah salah satunya (Notoatmodjo, 2007).
dukungan suami. Asumsi ini Pengetahuan atau kognitif
didukung oleh data yang diperoleh merupakan domain yang sangat
peneliti dimana dari 5 ibu hamil penting untuk terbentuknya tindakan
yang memiliki pendidikan rendah seseorang. Ibu dengan pengetahuan
tetapi melakukan kunjungan anc, 3 yang tinggi lebih cenderung
diantaranya mendapatkan dukungan melakukan pemeriksaan ANC
dari suami. dibandingkan ibu yang
berpengetahuan rendah. Sehingga
Sedangkan ibu hamil dengan dengan pengetahuan yang tinggi
pendidikan tinggi tetapi tidak dapat merubah sikap ibu untuk mau
melakukan kunjungan ANC melakukan pemeriksaan ANC.
disebabkan oleh faktor sikap ibu. Sedangkan penerimaan perilaku
Dimana faktor sikap juga baru yang langgeng atau bertahan
mempengaruhi respon pribadi lama didasari oleh pengetahuan dan
terhadap obyek, dalam hal ini sikap yang positif (Notoatmodjo,
bekaitan dengan perilaku. Sehingga 2011).
apabila ibu hamil yang memiliki Hasil penelitian ini sejalan
sikap negatif terhadap pemeriksaan dengan penelitian yang dilakukan
ANC maka ia tidak akan melakukan Surniati (2013) dalam penelitiannya
kunjungan ANC. yang berjudul analisis faktor yang
berhubungan dengan keteraturan
2. Hubungan Pengetahuan Ibu
pemanfaatan antenatal care (K1-K4)
dengan kunjungan ANC
di Wilayah Kerja Puskesmas
Dari hasil penelitian yang
Mamasa, didapatkan bahwa terdapat
dilakukan oleh peneliti
hubungan yang signifikan antara
menunjukkan bahwa ibu hamil
pengetahuan dengan kunjungan
dengan pengetahuan kurang yang
ANC, dengan p value 0,04.
melakukan kunjungan ANC
Menurut asumsi peneliti
sebanyak 8 orang (53,3%),
bahwa ibu hamil dengan
sedangkan ibu hamil dengan
pengetahuan kurang yang
pengetahuan baik yang tidak
melakukan kunjungan ANC
melakukan kunjungan ANC
disebabkan oleh faktor motivasi
sebanyak 2 orang (6,7%).
dan faktor lingkungan. Faktor
Berdasarkan analisis bivariat
lingkungan seperti adanya ajakan
didapatkan hasil uji statistik
dari teman atau tetangga ibu hamil
menunjukkan p value yang
untuk memeriksakan kehamilannya
diperoleh adalah 0.042 < alpha
di posyandu karena tidak
0.05 yang artinya ada hubungan
mengeluarkan biaya, sehingga ibu
yang bermakna antara pengetahuan
hamil melakukan kunjungan ANC.
ibu dengan kunjungan ANC.
Sedangkan ibu hamil dengan
Pengetahuan adalah
pengetahuan baik tetapi tidak
merupakan hasil dari tahu dan ini
melakukan kunjungan ANC
terjadi setelah orang melakukan
disebabkan oleh faktor sikap ibu.
penginderaan terhadap objek
Dimana ibu menganggap
tertentu. Penginderaan terjadi

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 35


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

kehamilannya masih muda dan Dukungan suami sangat


tidak ada komplikasi, sehingga ibu berpengaruh terhadap kehamilan
belum perlu untuk melakukan ibu, jika kehamilan disertai dengan
kunjungan ANC. dukungan penuh dari keluarga maka
3. Hubungan Dukungan Suami proses kehamilan akan berjalan
dengan kunjungan ANC dengan baik yang secara tidak
Dari hasil penelitian yang langsung akan mempengaruhi
dilakukan oleh peneliti kesehatan ibu dan janin yang
menunjukkan bahwa ibu hamil yang dikandungnya (Taylor, 2001 dalam
suami tidak mendukung yang Komariyah, 2012).
melakukan kunjungan ANC
sebanyak 10 orang (58,8%), Hasil penelitian ini sejalan
sedangkan ibu hamil yang suami dengan penelitian yang dilakukan
mendukung yang tidak melakukan Mardiah (2013) dalam penelitiannya
kunjungan ANC sebanyak 2 orang yang berjudul faktor yang
(7,1%). Berdasarkan analisis berhubungan dengan pemanfaatan
bivariat didapatkan hasil uji statistik antenatal care oleh ibu hamil di
menunjukkan p value yang Wilayah Kerja Puskesmas
diperoleh adalah 0.017 < alpha 0.05 Tempurejo Kbupaten Jember Tahun
yang artinya ada hubungan yang 2013, didapatkan bahwa terdapat
bermakna antara dukungan suami hubungan yang signifikan antara
dengan kunjungan ANC. dukungan suami dengan kunjungan
Dukungan suami merupakan ANC, dengan p value 0,021.
sistem pendukung utama untuk Menurut asumsi peneliti
memberikan perawatan langsung bahwa ibu hamil yang suami tidak
pada setiap keadaan sehat ataupun mendukung yang melakukan
sakit. Kepala keluarga adalah kunjungan ANC disebabkan oleh
seorang dari sekelompok anggota faktor motivasi ibu itu sendiri. Ibu
rumah tangga yang bertanggung ingin menjaga janin yang
jawab atas kebutuhan sehari-hari dikandungnya hingga masa
rumah tangga atau orang yang persalinan dalam kondisi ibu dan
dianggap atau ditunjuk sebagai bayi sehat. Sedangkan ibu hamil
kepala rumah tangga. Adapun yang suami mendukung tetapi tidak
dukungan suami yang dimaksud melakukan kunjungan ANC
disini adalah dukungan yang disebabkan oleh faktor pendapatan
diberikan baik dalam moril maupun keluarga yang rendah. Asumsi ini
material kepada anggota keluarga didukung oleh data yang diperoleh
yang hamil berupa memberikan peneliti dimana 2 ibu hamil yang
dorongan untuk memeriksakan suami mendukung tetapi melakukan
kehamilannya sesuai jadwal. Jika kunjungan anc, keduanya memiliki
seluruh keluarga mengharapkan pendapatan keluarga yang rendah.
kehamilan, mendukung bahkan 4. Hubungan Pendapatan Keluarga
memperlihatkan dukungannya dengan kunjungan ANC
dalam berbagai hal, maka ibu hamil Dari hasil penelitian yang
akan merasa lebih percaya diri, lebih dilakukan oleh peneliti
bahagia dan siap dalam menjalani menunjukkan bahwa ibu hamil
kehamilan, persalinan, dan nifas dengan pendapatan keluarga rendah
(Romauli, 2011). yang melakukan kunjungan ANC

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 36


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

sebanyak 3 orang (42,9%), penghasilan sebesar Rp 1.492.000,-


sedangkan ibu hamil dengan /bulan (UMK Kampar 2013).
pendapatan keluarga tinggi yang Hal ini sesuai dengan
tidak melakukan kunjungan ANC penelitian yang dilakukan Umayah
sebanyak 5 orang (13,2%). (2010) dengan judul hubungan
Berdasarkan analisis bivariat tingkat ekonomi ibu hamil dan
didapatkan hasil uji statistik tingkat kepuasan dengan
menunjukkan p value yang keteraturan kehamilan d RB&BP
diperoleh adalah 0.022 < alpha 0.05 Asy-syifa’ Muhammdiyah Wedi
yang artinya ada hubungan yang Klaten, didapatkan bahwa terdapat
bermakna antara pendapatan hubungan yang signifikan antara
keluarga dengan kunjungan ANC. pendapatan keluarga dengan
Pendapatan keluarga yang kunjungan ANC, dengan p value
memadai akan menunjang antenatal 0,024.
care yang baik dan kesadaran untuk Menurut asumsi peneliti
periksa, karena dapat menyediakan bahwa ibu hamil dengan pendapatan
semua kebutuhan dirinya baik yang keluarga rendah yang melakukan
primer maupun sekunder kunjungan ANC disebabkan oleh
(Soetjiningsih, 1995 dalam Umayah, faktor adanya informasi dari teman
2010). atau tetangga bahwa pemeriksaan
Pendapatan mempengaruhi kehamilan di posyandu tidak
kunjungan ANC. Hal ini dikenakan biaya atau gratis,
disebabkan karena biaya sehingga ibu mau memeriksakan
penghidupan yang tinggi sehingga kehamilannya. Sedangkan ibu hamil
diperlukan pasien harus dengan pendapatan keluarga tinggi
menyediakan dana yang diperlukan. tetapi tidak melakukan kunjungan
Adapun tingkat ekonomi yang ANC disebabkan oleh faktor
diteliti berdasarkan upah minimal motivasi dan sikap yang dimiliki
kabupaten (UMK) adalah oleh ibu hamil tersebut.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan .
pembahasan pada bab terdahulu maka
dapat disimpulkan :
1. Sebagian besar responden 4. Sebagian besar responden
berpendidikan menengah di Desa berpendapatan keluarga tinggi di
Muara Mahat Wilayah Kerja Desa Muara Mahat Wilayah
Puskesmas Tapung I Tahun 2014. Kerja Puskesmas Tapung I Tahun
2. Sebagian besar responden 2014.
berpengetahuan baik di Desa 5. Sebagian besar responden
Muara Mahat Wilayah Kerja melakukan kunjungan antenatal
Puskesmas Tapung I Tahun 2014. care (ANC) di Desa Muara
3. Sebagian besar suami responden Mahat Wilayah Kerja Puskesmas
mendukung di Desa Muara Tapung I Tahun 2014.
Mahat Wilayah Kerja Puskesmas 6. Adanya hubungan yang
Tapung I Tahun 2014. signifikan antara pendidikan ibu
dengan kunjungan Antenatal

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 37


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

Care di Desa Muara Mahat dengan kunjungan Antenatal


Wilayah Kerja Puskesmas Care di Desa Muara Mahat
Tapung I Tahun 2014. Wilayah Kerja Puskesmas
7. Adanya hubungan yang Tapung I Tahun 2014.
signifikan antara pengetahuan ibu 9. Adanya hubungan yang
dengan kunjungan Antenatal signifikan antara pendapatan
Care di Desa Muara Mahat keluarga dengan kunjungan
Wilayah Kerja Puskesmas Antenatal Care di Desa Muara
Tapung I Tahun 2014. Mahat Wilayah Kerja Puskesmas
8. Adanya hubungan yang Tapung I Tahun 2014.
signifikan antara dukungan suami

SARAN
1. Bagi Ibu Hamil dilakukan kunjungan rumah bagi
Diharapkan dengan adanya ibu hamil yang tidak melakukan
penelitian ini, ibu hamil menjadi kunjungan ANC sesuai jadwal
lebih termotivasi untuk melakukan terutama bagi yang belum pernah
kunjungan ANC ke pelayanan memeriksakan kehamilannya di
kesehatan sehingga kehamilan ibu tempat pelayanan antenatal untuk
terpantau dengan oleh petugas memberikan penyuluhan tentang
kesehatan dan kemungkinan pelayanan antenatal, serta
timbulnya komplikasi akibat mengajak ibu hamil untuk
kehamilan dapat dideteksi sedini memeriksakan kehamilannya
mungkin. secara teratur.
2. Bagi Institusi Kesehatan 3. Bagi Penelitian Selanjutnya
(Puskesmas) Hasil penelitian ini diharapkan
Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti
diharapkan bagi pihak puskesmas selanjutnya dengan desain
untuk dapat meningkatkan penelitian dan variabel yang
penyuluhan-penyuluhan kepada berbeda.
ibu hamil tentang antenatal care,
dan juga sebaiknya perlu

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, (2007). Dewi dan Sunarsih, (2012). Asuhan
Pedoman Pelayanan Kehamilan untuk Kebidanan.
Antenatal.Jakarta: Dirjen Salemba Medika: Jakarta.
Binkesmas Depkes RI
DinKes Provinsi Riau, (2013). Profil
Departemen Kesehatan RI, (2009). Kesehatan Provinsi Riau Tahun
Pedoman Pelayanan Antenatal. 2012. Pekanbaru
Jakarta: Dirjen Binkesmas
Depkes RI DinKes Kabupaten Kampar, (2013).
Data Audit Maternal dan
Perinatal Tahun 2011-2013

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 38


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

Kemenkes RI, (2011). Indikator Angka Kesehatan. Yogyakarta: Nuha


Kematian Maternal (MMR atau Medika.
AKI) Dan Penyebab
.http://www.kesehatanibu.depke Notoatmodjo, S, (2007). Promosi
s.go.id Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
http://duniabaca.com/definisi-
Komariyah, (2012). Hubungan Antara pengetahuan-serta-faktor-faktor-
Dukungan Suami Terhadap yang-mempengaruhi-
Kunjungan ANC pada Ibu Hamil pengetahuan.html, diakses tgl 20
di Wilayah Kerja Puskesmas januari 2013
Cikarang. Bekasi
________________, (2010).
Kusmiyati, dkk,( 2008). Hubungan Metodologi Penelitian
Antara Dukungan Suami Kesehatan. Jakarta : Rineka
Terhadap Motivasi Ibu Dalam Cipta
Memeriksakan Kehamilan di
Puskesmas Bathi Dolopo ________________, (2011). Kesehatan
Madiun Provinsi Jawa Timur. Masyarakat : Ilmu dan Seni.
Skripsi. Jakarta :Rineka Cipta

Kusmiyati, (2009). Perawatan Ibu Nurizzka Rahmah Hida dan Wiko


Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Saputra, (2013). Arah dan
Fitramaya: Yogyakarta Strategi Kebijakan Penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI),
Lapau, (2013). Metode Penelitian Angka Kematian Bayi (AKB),
Kesehatan Metode Ilmiah dan Angka Kematian Anak Balit
Penulisan Skripsi,Tesis dan (AKABA) di Indonesia.
Disertasi. Yayasan Pustaka Obor Perkumpulan Prakarsa : Jakarta.
Indonesia : Jakarta
Nursalam, (2008). Konsep dan
Machfoedz, (2010). Metodologi Penerapan Metodologi
Penelitian. Yogyakarta Penelitian Ilmu Keperawatan.
:Fitramaya Jakarta : Salemba Medika
Mardiah (2013). Faktor yang Pasaribu, S. (2005). Pengaruh faktor
berhubungan dengan sosial budaya dan sosial
pemanfaatan antenatal care oleh ekonomi terhadap pemeriksaan
ibu hamil di Wilayah Kerja kehamilan di desa bandar sakti
Puskesmas Tempurejo puskesmas rantau laban Kota
Kabupaten Jember Tahun 2013. Bukit Tinggi. October 8, 2011.
Karya Tulis Ilmiah. Skripsi. Universitas Sumatera
Utara Medan.
Mufdillah, (2009). Panduan Asuhan http://repository.usu.ac.id/handle
Kebidanan Ibu Hamil. /123456789/14747
Yogyakarta : Mitra Cendikia
Offset. Prawirohardjo, (2009). Studi
Pemanfaatan Pelayanan
Nasir dkk, (2011). Buku Ajar: Antenatal Terhadap
Metodologi Penelitian KelainanKesehatan Pada Ibu
Hamil. Jakarta: PT Bina Pustaka

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 39


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

Puskesmas Tapung I, (2014). Data


Audit Maternal dan Perinatal
Tahun 2013-2014
Saifuddin, 2006. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Yayasan Bina
Pustaka. Jakarta.
Surniati (2013). Analisis faktor yang
berhubungan dengan
keteraturan pemanfaatan
antenatal care (K1-K4) di
Wilayah Kerja Puskesmas
Mamasa. Karya Tulis Ilmiah.
Taruli Rohana Sinaga (2009). Faktor-
faktor yang mempengaruhi
kunjungan antental care di
Wilayah Kerja Puskesmas
Darussalam Medan Tahun 2009.
Karya Tulis Ilmiah.
Umayah, R.F. (2010). Hubungan
tingkat ekonomi ibu hamil dan
tingkat kepuasan dengan
keteraturan kehamilan di
RB&BP Asy-syifa’ PKU
Muhammadyah Wedi Klaten.
October, 4, 2011. Karya Tulis
Ilmiah. Universitas Sebelas
Maret Surakarta.

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 40

Das könnte Ihnen auch gefallen