Sie sind auf Seite 1von 2

(Penjelasan Tambahan) Inspeksi Pemipaan MIGAS Bawah Laut

Oleh: Ilham Environmental Officer Energy Equity Epic (Sengkang) Pty.Ltd Sengkang Gas Field, Indonesia Penjelasan Tambahan Tulisan terdahulu yang berjudul Melirik Teknologi Inspeksi Kebocoran Jaringan Pipa MIGAS Bawah Laut mungkin sudah dibaca oleh rekan-rekan yang menerimanya. Kekurangannya mohon dimaafkan. Kepada rekan kami yang budiman Bapak Imam Dermawan dari PT. MCDermott Indonesia, terima kasih atas masukannya untuk kembali meminta kami memberikan keterangan tambahan atas beberapa pertanyaan yang disampaikan Pada dasarnya kendaraan ROV (Remote Operating Vehichle) ini sudah menjadi lasim khususnya bagi beberapa institusi/perusahaan ataupun lembaga penelitian kelautan di luar negeri. Juga bagi beberapa perusahaan surveyor, seismic dan perusaahaan yang bergerak di bidang eksplorasi migas di lingkungan laut kadang memanfaatkan sistem peralatan ini untuk keperluan mereka. Seperti ulasan singkat dari rekan kita Bpk Didik Setya Pramono PT. Rekayasa Engineering sudah memberikan gambaran bahwa ROV ini merupakan sebuah system kendaraan bawah air yang dapat dioperasikan ataupun dikendalikan baik dari jarak jauh maupun jarak dekat. Istilah Pak Didik ROV dapat dioperasikan dimana manusia dapat langsung berada di dalam kendaraan sendiri (ROV-Manned) dan dapat pula dikendalikan dimana manusia berada jauh di atas permukaan laut, biasanya di atas kapal, ini yang biasa disebut ROV-Unmanned. Keduanya tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. ROV-Unmanned Sekedar penjelasan tambahan bahwa ROV yang tanpa diawaki manusia dioperasikan dan dikendalikan dari atas kapal ataupun anjungan lepas pantai. Pengoperasiannya sendiri dilakukan dimana ROV dihubungkan dengan untaian tali yang fungsinya pertama sebagai kabel transmisi data antara sensorsensor yang ada di ROV dengan system perangkat pengolah data (PC) di atas kapal atau anjungan lepas pantai. Selain itu proses pengendalian ROV juga dilakukan melaui system kabel dengan perangkat system pengendalian juga di atas kapal atau anjungan. Untaian tali yang terhubung ke ROV juga menjadi fasilitas penguat penghubung antara tempat pengendalian yang ada di atas permukaan laut agar ROV tidak hilang atau jatuh ke titik yang tidak diinginkan seandainya terjadi masalah terhadap ROV. Untai tali ini menyatu secara kuat yang sidalamnya sudah terdapat system kabel optik. Untuk proses penurunan dan pengangkatan ROV ke dalam laut memang kadang diperlukan system peralatan umbilical baik yang U-Umbilical maupun V-Umbilical Type dan dipasang dibagian belakang kapal eksplorasi. Proses penurunan dan penarikan ROV kembali ke atas permukaan laut biasa menggunakan winches (derek). Mobilisasi ROV sendiri setelah berada di dalam kolom air laut digerakkan olah adanya baling-baling mirim seperti baling2 kapal laut meskipun ukurannya tidak begitu besar.
Gambar 1. Ilustrasi ROV-Unmanned

ROV-Manned ROV-manned tidak jauh berbeda dengan ROVunmmaned, yang paling menonjol adalah bahwa ROV-manned diawaki oleh manusia pada saat berada jauh di bawah kolom air laut. Fasilitas lain seperti untaian tali dan tenaga pendorong baling-baling untuk mobilisasinya di bawah kolom air juga ada

Publikasi No. 02 September 2003 Migas Indonesia

sama seperti ROV-Unmanned. Namun proses pengendalian dan pengoperasiannya kadang dilakukan secara dual system yang pertama pengendalian operasi langsung oleh si awak sendiri dimana biasanya berhubungan langsung dengan kegiatan pekerjaan yang sedang dilakukan dibawah air, katakanlah mengecek dimana terjadi kebocoran pipa berapa besarannya dan sebagainya dan kedua proses pengendalian oleh tim operator yang berada di atas kapal atau anjungan lepas pantai. Proses transmisi data juga berlangsung melalui system perangkat yang sudah ada di atas kapal dengan sensor-sensor yang terpasang di ROV kemudian ditransmisikan melalui kabel-kabel serat optic. Bahkan system transmisi data dapat dilakukan pula tanpa kabel yang hanya melalui medium air dengan gelombang elektromaknetik. Sensor-sensor yang dipasang tergantung data apa saja yang diinginkan pada saat melakukan survey. Produk-produk sensor juga bermacam-macam jenisnya dengan unjuk kerja yang berbeda-beda pula, namun namanya produk kadang-kadang memiliki suatu system terintegrasi, kalau mau pakai sensor ini maka pasangan perangkat lunaknya ini sehingga kelihatan menjadi suatu keharusan bagi end user untuk menggunakan system peralatan yang rack mounted. Sama halnya dengan METS, sensor ini diproduksi untuk menangkap difusi-difusi gas methan pada saat melakukan survey pemipaan migas di bawah laut sana, apa terjadi kebocoran atau tidak. Sensor ini dipasang pada underwater vehicle (ROV-manned) pada saat melakukan survey (ROVnya yang bergerak di atas jaringan pemipaan). Sensor dipasang menyatus dengan system underwater vehicle baik pada system transmisi data melalui untaian kabel serat optik maupun proses pengendalian dan pengoperasiannya.
Gambar 2. Ilustrasi ROV-manned & pemasangan METS sensor

Ilham, holds a Bachelor of Science degree (BSc) of Marine Science and Technology from University of Hasanuddin Makassar Indonesia.. Incumbent as Environmental Officer in PSC-Energy Equity Epic (Sengkang) Pty.Ltd an oil and gas company jointly owned by Energy World Corporation Ltd Australia and El Paso Energy International USA. Member of Indonesian Oil and Gas Milist Group. email: ilham@epeec.or.id

METS sensor (tanda panah) terpasang pada ROV-manned (Underwater Vehicle), 2 orang awak berada dalamnya.

Publikasi No. 02 September 2003 Migas Indonesia

Das könnte Ihnen auch gefallen