Sie sind auf Seite 1von 15

Belajar Mengkonfigurasi Bonding Mode-1 (Active-Backup) Di RHEL 5.

5
http://iwing.wordpress.com

Pada kesempatan ini penulis berkesempatan untuk berexperimen dan mengenal konfigurasi bonding mode-1 ( active-backup) di RHEL 5.5.

(Gambar-1) Bonding adalah proses menggabungkan 2 buah NIC atau lebih menjadi sebuah device tunggal. Sebagai contoh saya memiliki 2 buah NIC eth1 dan eth2, kemudian saya gabungkan keduanya kedalam satu buah device tunggal yaitu bond0. Bounded interface digunakan untuk redudansi atau meningkatkan troughtput, perilaku dari Bounded interface tergantung dari mode yang digunakan, mode-modenya adalah sebagai berikut : [0 Sets a round-robin policy for fault tolerance and load balancing. Transmissions are received and sent out sequentially on each bonded slave interface beginning with the first one available. 1 Sets an active-backup policy for fault tolerance. Transmissions are received and sent out via the first available bonded slave interface. Another bonded slave interface is only used if the active bonded slave interface fails. 2 Sets an XOR (exclusive-or) policy for fault tolerance and load balancing. Using this method, the interface matches up the incoming request's MAC address with the MAC address for one of the slave NICs. Once this link is established, transmissions are sent out sequentially beginning with the first available interface. 3 Sets a broadcast policy for fault tolerance. All transmissions are sent on all slave interfaces. 4 Sets an IEEE 802.3ad dynamic link aggregation policy. Creates aggregation groups that share the same speed and duplex settings. Transmits and receives on all slaves in the active aggregator. Requires a switch that is 802.3ad compliant. 5 Sets a Transmit Load Balancing (TLB) policy for fault tolerance and load balancing. The outgoing traffic is distributed according to the current load on each slave interface. Incoming traffic is received by the current slave. If the receiving slave fails, another slave takes over the MAC address of the failed slave. 6 Sets an Active Load Balancing (ALB) policy for fault tolerance and load balancing. Includes transmit and receive load balancing for IPV4 traffic. Receive load balancing is achieved through ARP negotiation.]1

Dari sekian banyak mode yang ada kebutuhan saya adalah sebagai berikut, jika salah satu nic server bermasalah maka dengan otomatis paket akan dilewatkan ke nic yang lain. Ilustrasinya adalah sebagai berikut :

(Gambar-2 Kondisi normal)

(Gambar-3 Kondisi Eth-1 bermasalah)

(Gambar-4 Kondisi Eth-1 kembali up)

Dengan kebutuhan yang ada maka pilihan mode jatuh ke mode-1. Langkah-langkah untuk mengkonfigurasi bounding adalah sebagai berikut (berdasarkan pengalaman penulis): 1). Tambahkan line berikut di /etc/modprobe.conf

(Gambar-5) 2). Buat konfigurasi bounding interface (ifcfg-bond0) di directory /etc/sysconfig/networkscripts/ -------------------------------------------------------------------DEVICE=bond0 IPADDR=192.168.10.1 NETWORK=192.168.10.0 NETMASK=255.255.255.0 USERCTL=no BOOTPROTO=none ONBOOT=yes TYPE=bond --------------------------------------------------------------------

3). Konfigurasi interface interface ethernet yang akan dijadikan anggota dari bounding interface, dalam kasus ini adalah eth1 dan eth2 seperti berikut: -------------------------------------------------------------------# Intel Corporation 82540EM Gigabit Ethernet Controller DEVICE=eth1 BOOTPROTO=none HWADDR=08:00:27:A8:31:48 ONBOOT=yes USERCTL=no ONBOOT=yes MASTER=bond0 SLAVE=yes TYPE=Ethernet --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------# Intel Corporation 82540EM Gigabit Ethernet Controller DEVICE=eth2 BOOTPROTO=none HWADDR=08:00:27:1A:06:BC ONBOOT=yes USERCTL=no ONBOOT=yes MASTER=bond0 SLAVE=yes TYPE=Ethernet -------------------------------------------------------------------4). Save kemudian restart service networknya. 5). Cek hasil konfigurasi tadi dengan perintah ifconfig bond0 (seperti pada gambar-6)

(Gambar-6)

(Gambar-7)

(Gambar-8) 6). Cek hasil konfigurasi bonding cat /proc/net/bonding/bond0 seperti pada gambar-9, terlihat bahwa bonding mode sudah sesuai dengan yang kita konfigurasi yaitu pada mode-1, terlihat juga bahwa eth1 bertindak sebagai active slave dengan ini maka paket dilewatkan melalui eth1, sedangkan eth2 bertindak sebagai backup.

(Gambar-9) 7). Kemudian kita simulasikan seolah-olah eth1 mengalami masalah, hal ini disimulaikan dengan perintah ifconfig eth1 down seperti terlihat pada gambar-10

(Gambar-10)

Cek lagi konfigurasi bond dengan cat /proc/net/bonding/bond0, terlihat bahwa setelah eth1 down maka eth2 berubah menjadi active slave, pada kondisi ini paket dilewatkan melalui eth2. 8). Kemudian kita simulasikan seolah-olah eth1 kembali normal dan up, hal ini disimulaikan dengan perintah ifconfig eth1 up seperti terlihat pada gambar-11

(Gambar-11) Cek lagi konfigurasi bond dengan cat /proc/net/bonding/bond0, terlihat bahwa setelah eth1 up maka eth2 tetap menjadi active slave. Keadaan ini sudah sesuai dengan kebutuhan yang kita perlukan (lihat gambar-2, gambar-3 dan gambar-4)

9). Gambar-12 menunjukan ping ke server 192.168.10.1 selama pengujian, terlihat ketika eth1 down ataupun kembali up tidak ada paket yang loss.

(Gambar-12)

10). Sekenario berikutnya adalah sebagai berikut, kita ingin agar salah satu nic bertindak selaku active slave seterusnya, pada kasus ini kita pilih eth2 sebagai primary link. Jadi ketika keadaan normal maka paket akan melewati eth2 (seperti pada gambar-13)

(Gambar-13)

Kemudian apabila eth2 bermasalah, maka eth1 bertindak sebagai active slave (seperti pada gambar14)

(Gambar-14) Dan apabila eth2 kembali up dan normal maka eth2 kembali menjadi active slave dan menjadi primary link seperti pada gambar-15

(Gambar-15)

11). Untuk mengakomodir kebutuhan skenario diatas maka kita hanya perlu menambahkan line primary=eth[X] di /etc/modprobe.conf

(Gambar-16) 12). Restart service network lalu cek hasilnya cat /proc/net/bonding/bond0

(Gambar-17)

Terlihat pada gambar-17 primary slave dan active slave terletak pada eth2 13). Kemudian kita simulasikan seolah-olah eth2 mengalami masalah, hal ini disimulaikan dengan perintah ifconfig eth2 down seperti terlihat pada gambar-18

(Gambar-18) Cek lagi konfigurasi bond dengan cat /proc/net/bonding/bond0, terlihat bahwa setelah eth2 down maka eth1 berubah menjadi active slave, pada kondisi ini paket dilewatkan melalui eth1.

13). Kemudian kita simulasikan seolah-olah eth2 kembali up dan normal, hal ini disimulaikan dengan perintah ifconfig eth2 up seperti terlihat pada gambar-19

(Gambar-19) Cek lagi konfigurasi bond dengan cat /proc/net/bonding/bond0, terlihat bahwa setelah eth2 up maka eth2 kembali berubah menjadi active slave, pada kondisi ini paket dilewatkan melalui eth2. Kondisi ini telah sesuai dengan yang kita harapkan, lihat gambar ilustrasi 13, 14 dan 15. Tapi dari beberapa server yang di setting tidak semuanya berhasil mulus, ada server yang telah disetting dengan cara diatas, mode yang di pilih adalah mode=1 akan tetapi mode yang keluar adalah mode=0 :

(Gambar-20)

(Gambar-21)

Salah satu solusinya adalah menambahkan script di /etc/sysconfig/networkscripts/ifcfg-bond[X] dan me-uncomand kan script di /etc/modprobe.conf

(Gambar-22)

(Gambar-23)

Ref: [1]. Red Hat Enterprise Linux 5.0.0, Red Hat Enterprise Linux Deployment Guide (page 504). [2].Credit to Kang Maliki (http://mohammadmaliki.blogspot.com/) dan Kang Onay (http://dudulz.wordpress.com/) yang telah memberikan wawasan tentang bonding kepada penulis.

Das könnte Ihnen auch gefallen