Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pendahuluan 1. Latar Belakang Polisakarida adalah senyawa yang terdiri dari banyak satuan monosakarida yang disatukan oleh ikatan glikosida. Polisakarida akan berubah menjadi monosakarida bila dihidrolis lengkap. Pati merupakan polimer dari 1,4--D-glukosa yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilosa akan berubah menjadi warna biru bila diwarnai dengan reagen iodine. Hidrolisis pati oleh amilase akan menghasilkan dekstrin sebagai produk utama, dimana hidrolisis lengkap akan menghasilkan glukosa sebagai produk akhir. Enzim ini dapat diperoleh dari hewan, tumbuhan, dan mikroba. Maka dari itu dalam praktikum ini, praktikan diharapkan dapat menganalisa aktivitas enzim,
penggunaan spektrofotometer dan dapat mengetahui perubahan yang terjadi pada pengamatan yang dilakukan. 3. Tinjauan Pustaka Hidrolisis secara enzimatis memiliki
perbedaan dengan hidrolisis secara asam. Hidrolisis secara asam memutus rantai pati secara acak sedangkan hidrolisis secara enzimatis spesifik Hidrolisis memutus pada rantai pati secara tertentu. beberapa
percabangan
enzimatis memiliki
keuntungan yaitu prosesnya lebih spesifik, kondisinya dapat terkontrol, biaya lebih murah, dan kerusakan warna dapat
diminimalisir. Alat, Bahan, dan Metode 1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur, alumunium foil, labu
menguasai penggunaan spektrofotomenter dan mengamati perubahan warna. 2. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah praktikan diharapkan memahami dan dapat
0,25 ml pati ditambahkan dengan 0,25 enzim amylase lalu diinkubasi pada suhu 550oC selama 10 menit. 0,25 ml HCl 1 N ditambahkan lalu larutan didinginkan. Kemudian
praktikum ini adalah pati, glukosa, KI, I2, enzim amylase, reagen iodine, dan aquades. 3. Metode a. Penyiapan larutan pati 0,2 % Pati terlarut ditimbang sebanyak 0,2 gram kemudian dimasukkan ke
tambahkan 0,25 ml reagen iodine dan 4 ml aquades. Larutan kemudian di ukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 600 nm. Hasil Pengamatan Kelompok 1 dan 2 Pengenceran V1.M1=V2.M2
dalam gelas kimia dan ditambahkan aquades sebanyak 100 ml Pati sampai lalu
dilarutkan. dipanaskan
didinginkan di suhu ruangan. b. Penyiapan larutan standar glukosa Pati ditimbang sebanyak 1 gram glukosa dalam alumunium foil. Pati dituangkan dalam labu ukur dan dilarutkan dengan aquades. Aquades ditambahkan mencapai 100 ml. c. Penyiapan reagen iodine KI ditimbang sebanyak 1 gram dan dilarutkan Diencerkan dalam sampai 50 aquades. ml. I2 sampai volume
Konsentrasi Glukosa Absorbansi 0.02 0.002 0.04 0.003 0.06 0.005 0.08 0.006
ditambahkan lalu larutan dikocok hingga larut. d. Pengujian aktivitas enzim amylase
Kelompok
Pati
Absorban si (y)
X (y=a+bx)
Tepung
0,181
2,58
4 5 6 7 8 9 10
0.4 0.3 0.2 0.1 0
nilai absorbansi yang lebih tinggi dari kelompok lain. Kesimpulan Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kepekatan suatu larutan larutan mempengaruhi nilai absorbansi dan dalam penggunaan spektrofotometer harus sangat hati-hati karena dapat terjadi
kesalahan apabila penggunaannya tidak benar. Dari praktikum yang dilakukan juga terjadi perubahan warna saat enzim amylase diberikan pada sampel hal ini menunjukkan
2.58 4.41 4.89 3.35 3.34 4.39 3.54 4
Dari
data
yang
ada
kelompok