Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ELEMEN MESIN II
Dalam hal pelayanan manual, besarnya gaya F kurang lebih 15 sampai dengan 20 kg. Gaya tekan pada rem blok dapat diperbesar dengan memperpanjang tali rem (l) . Suatu hal yang kurang menguntungkan pada rem blok tunggal adalah gaya tekan yang bekerja dalam satu arah saja pada drum, sehingga pada poros timbul momen lentur serta gaya tambahan pada bantalan yang tidak dikehendaki. Demikian pula, untuk pelayanan manual jika diperlukan gaya pengereman yang besar, tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga kurang ringkas. Karena alasan-alasan inilah maka rem blok tunggal tidak banyak dipakai pada mesin-mesin yang memerlukan momen pengereman yang besar. Drum rem biasanya dibuat dari besi cor atau baja cor. Blok rem merupakan bagian yang penting. Dahulu biasanya dipakai besi cor, baja liat, perunggu, kuningan, tenunan asbes, pasta asbes, serat, kulit, dan lain-lain, untuk bahan gesek, tetapi akhir-akhir ini banyak dikembangkan bahan gesek dari damar, serbuk logam dan keramik. Bahan yang menggunakan tenunan atau tenunan istimewa terdiri dari tenunan asbes sebagai kerangka, dengan plastik cair atau minyak kering yang diserapkan sebagai perekat dan dikeraskan dengan cetak panas atau perlakuan panas. Damar cetak dan setengah logam umumnya hanya berbeda dalam hal kadar serbuk logamnya. Keduanya dibuat dengan mencampurkan serat pendek dari asbes, plastik serbuk dan bahan tambahan berbentuk serbuk, kemudian dibentuk. Cara ini mempunyai keuntungan karena susunannya dapat dirubah sesuai dengan keperluan. Bahan gesek logam, logam keramik dan keramik tidak mengandung asbes sama sekali. Cara membuatnya adalah dengan mengepres dan membentuk satu macam atau lebih serbuk logam atau serbuk keramik dan mengeraskannya pada temperatur dibawah titik cair bahan yang bersangkutan. Pada rem dengan sudut besar, tekanan sebuah blok pada permukaan drum tak dapat terbagi secara merata. Namun demikian harga p dapat diambil sebagai harga rata-rata untuk sementara. Dari tekanan kontak rencana yang diberikan dapat ditentukan dari ukuran rem dan kemudian dihitung tekanan kontak yang sesungguhnya. Jika gaya tekan blok terhadap drum adalah Q (kg), koefisien gesek adalah , dan gaya gesek yang ditimbulkan pada rem adalah adalah f (kg). Dalam hal pelayanan manual, besarnya gaya F kurang lebih 15 sampai dengan 20 kg.
ELEMEN MESIN II
Gaya tekan pada rem blok dapat diperbesar dengan memperpanjang tali rem (l) . Suatu hal yang kurang menguntungkan pada rem blok tunggal adalah gaya tekan yang bekerja dalam satu arah saja pada drum, sehingga pada poros timbul momen lentur.
ELEMEN MESIN II
Pada gambar diatas, tuas A ditumpu oleh piston B dari silinder pneumatik. Jika udara ditekan di B dibuang ke atmosfir, A akan jatuh karena pemberat F. Dengan demikian B akan tertarik ke bawah dan memutar tuas C (di sebut engkol bel). Gerakan ini akan menarik D dan E ke kanan, dan mendorong E ke kiri. Di sini dianggap bahwa gaya Q yang dikenakan dari drum pada E adalah sama dengan Q dan E . Q dapat di hitung dengan perbandingan tuas. Perhitungan kapasitas rem dan blok rem adalah sama seperti pada blok rem tunggal. Karena sederhananya perhitungan ini, maka disini tidak akan dibuat diagam alir.
Meskipun demikian, gaya untuk menekan sepatu satu roda belakang adalah 149 kg, yang ternyata sangat berbeda dengan 332 kg yang didasarkan pada
ELEMEN MESIN II
perhitungan diatas. Jadi cara mempelajari perhitungan biasa adalah sangat perlu untuk ketelitian dalam melakukan perencanaan. Misalkan beban roda depan dalam keadaan jalan biasa WD (kg) , beban roda belakang WB (kg), jarak sumbu roda depan dan belakang L (mm) dan tinggi titik berat (mm) seperti yang terlihat pada gambar 2.8 dibawah ini. Jika pengereman dilakukan dalam kedaan darurat, gaya inersia sebesar W (/g) akan timbul pada titik berat.dengan permukaan jalanan diambil sebagai engsel, maka menyebabkan pertambahan gaya reaksi yang timbul pada roda depan. Dalam keadaan darurat, pengereman dilakukan dengan perlambatan sebesar eg (m/s ) dimana e = 0,5 0,8 dan g = 9,8 m/s . Jika tekanan minyak adalah Pw (kg/cm2), gaya tekan AWD . Pw dan AWB . Pw (kg) akan dikenakan pada masing-masing roda depan dan roda belakang. Harga yang diperoleh dengan membagi momen rem T (kg.mm) dengan hasil perkalian antara gaya tekan P (kg) yang dikehendaki pada ujung-ujung sepatu dan jari-jari drum (mm) disebut faktor efektifitas rem. Tekanan minyak didalam silinder diperbesar atau diperkecil oleh gaya injakan pada pedal rem yang menggerakkan piston silinder master rem, baik secara langsung atau dengan penguat gaya. Pada pengereman dalam keadaan darurat, untuk mencegah kenaikan gaya rem yang terlalu melonjak, maka kenaikan tekanan minyak yang ditimbulkan oleh injakan pedal rem dengan gaya lebih dari 15 22 kg . Dalam hal demikian, perbandingan gaya rem tetap sama. Namun demikian pada konstruksi baru, untuk menjaga agar pada waktu pengereman tidak terjadi slip antara telapak ban dan permukaan jalanan, maka pengurangan kenaikan tekanan minyak diatas gaya pedal tertentu seperti dikemukakan diatas hanya dilakukan pada roda belakang saja, sehingga dalam hal ini, perbandingan gaya rem sedikit berubah. Faktor efektivitas rem tergantung pada macam dan ukuran rem. Koefisien gesek juga merupakan salah satu faktor penting, dimana hubungannya dengan (FER). Harga ini adalah harga kasar, dan untuk memperoleh harga yang teliti harus dihitung dari ukuran yang sesuangguhnya dengan rumus atau diagram.
2 2
' =
Jika waktu rem adalah te = v/ (s) dan luas bidang lapisan adalah A LD dan ALB (mm ), besarnya kapasitas energi dari lapisan (yaitu energi kinetis per satuan
2
ELEMEN MESIN II
luas lapisan dan satuan waktu, yang berkaitan dengan pv seperti diuraikan di muka) KLD dan KLB (kg.m / mm2 s) masing-masing untuk roda depan dan belakang. Harga-harga K LD dan KLB diusahakan dapat ditekan sampai sebesar 0,18 (kg.m / mm2 s) atau kurang untuk rem drum, dan untuk rem cakram yang sangat baik radiasinya sampai 0,65 (kg.m / mm2 s) atau kurang. Perhitungan disini didasarkan pada kecepatan kendaraan sebagai berikut : Mobil penumpang Truk kecil Truk besar 100 km/h = 80 km/h = 60 km/h = 27,8 m/s 22,8 m/s 16,7 m/s
Dengan perlambatan sebesar 0,6 g . Disamping perhitungan untuk hal-hal diatas sebenarnya masih ada perhitungan koefisien gesekan antara roda dan permukaan jalanan pada batas slip, dan lain sebagainya. Namun perhitungan-perhitungan tersebut tidak akan dilakukan disini. Adapun tata cara perencanaan rem macam ini akan disusun bersama-sama dengan rem cakram.
Gb. 2.3 Rem Cakram Jika lambang-lambang seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini dipakai, maka momen rem T1 (kg.mm) dari satu sisi cakram adalah T1 = F K1 Rm, dimana adalah koefisien gesek lapisan, F (kg) adalah hasil perkalian antara luas piston atau silinder roda Aw (cm2) dan tekanan minyak pw (kg/cm2) .
ELEMEN MESIN II
Perhitungan ini dilakukan untuk membuat keausan lapisan yang seragam baik didekat poros maupun diluar poros, dengan jalan mengusahakan tekanan kontak yang merata. Dalam hal otomobil , karena satu gandar mempunyai dua roda dengan jarijari R, maka gaya rem pada diamete luar roda adalah 2 FER.
Faktor efektivitas rem diberikan seperti pada gambar 2.4 diatas. Di bandingkan dengan macam rem yang lain., rem cakram mempunyai harga FER terendah karena pemancaran panas yang sangat baik, sehingga banyak dipakai.
Gb. 2.14 Rem Pita (Tunggal) Gaya rem akan timbul bila pita diikatkan pada drum dengan gaya tarik pada kedua ujung pita tersebut. Jika gaya tarik pada kedua ujung pita adalah F1 dan F2 (kg) , maka besarnya gaya gesek adalah sama dengan (F1 F2).
ELEMEN MESIN II
Rem pita mempunyai beberapa keuntungan seperti luas permukaan lapisan dapat dibuat besar, pembuatan mudah, pemasangan tidak sukar, gaya rem besar dalam keadaan berhenti, dan lain-lain. 2.6.1 Rem Pita Sederhana Karena sukar dikendalikan, rem ini tidak cocok untuk putaran tinggi. Karena pita dapat putus, maka dalam perencanaan, perancangan dan pembuatannya diperlukan ketelitian dalam perhitungan kekuatan tarik dan tegangan geser pada tali atau pita pada rem tersebut sehingga aman dalam penggunaannya, apalagi digunakan dalam mesin derek yang mampu menarik beban hingga 10 ton. Rem semacam ini dipandang tidak cocok untuk alat-alat pengangkut manusia. Rem pita banyak dipakai pada mesin derek Untuk derek, standar gaya rem tersebut mencakup : Kapasitas rem tidak boleh kurang dari 150 % kapasitas angkat. Untuk rem dengan pedal kaki, gaya pedal tidak boleh lebih dari 30 kg dan langkah tuas tidak lebih dari 300 mm. Untuk rem tangan, besarnya gaya tarik tangan tidak boleh lebih dari 20 kg dan langkah tuas tidak lebih dari 600 mm. Rem sebuah derek atau mesin pengangkat dimaksudkan untuk menghentikan putaran drum penggulung kabel dan mencegah beban turun sendiri. Disini kekuatan tali atau pita pada rem sangat berpengaruh terhadap kekuatan tarik dan tegangan geser yang akan terjadi pada saat drum menggulung kabel atau tali pengangkat yang juga berpengaruh pada gaya pengereman. Untuk penggeraknya diambil motor standar dengan daya nominal dekat diatas daya angkat tersebut. Karena itu, sekalipun tidak ada gaya yang dikenakan, rem dapat bekerja sendiri menghentikan putaran. Juga dalam hal ini dimana rem dapat mengunci sendiri dan pengereman harus dilakukan dengan hati-hati. Jika beban angkat derek adalah W (kg), putaran drum nD (rpm), diameter drum D (m), efisiensi mekanis (besarnya kurang lebih antara 0,75 sampai 0,85) dan diameter drum yang dikoreksi (terhadap jumlah lapis lilitan kabel pada drum) .
Pilihlah lebar rem dan tentukan tekanan rem maksimum pmax (kg/mm2), tekanan rem minimum pmin (kg/mm2), dan tekanan rem rata-rata pm (kg/mm2). Periksa apakah pmax terletak dalam daerah tekanan rem menurut tabel diatas dan jika ternyata terlalu besar, perbesar lebar rem bR .
ELEMEN MESIN II
Hitunglah kapasitas rem dan periksalah apakah harga ini lebih rendah dari pada harga batas yang diberikan didalam bagian rem blok tunggal. Hitunglah langkah dan panjang tuas, dan periksalah apakah hasilnya sesuai dengan ketentuan yang diberikan. Jika hasil-hasil diatas dipandang cukup memuaskan, selanjutnya rencanakan pita dan kelingan. Pilihlah bahan-bahan dan masing-masing kekuatan tariknya. Sebagai faktor keamanan, ambillah dasar 75% dari batas kelelahan atau batas mulur untuk tegangan tarik. Besarnya faktor keamanan adalah 1 / (0,45 x 0,75) 3 dan 1 / (0,45 x 0,4) 5,6. Tetapkan faktor keamanan akhir dengan mengalikan harga diatas dengan 1,2 sampai dengan 2,0 sesuai dengan kondisi masing-masing. Setelah tegangan tarik yang diijinkan (kg/mm2) dari pita dan tegangan geser yang diizinkan dari paku keling (kg/mm2) ditentukan, tetapkan diameter dan susunan paku keling sedemikian rupa hingga tidak terlalu banyak mengurangi luas penampang efektif pita. Dalam hal ini perlu di perhatikan bahwa lubang paku sedikit lebih besar daripada diameter paku. Jika dp adalah diameter paku (mm) dan z adalah jumlah paku dari kelingan. Untuk pita dapat dipakai bahan dari baja konstruksi umum yang luwes (SS41) atau baja pegas (SUP). Dalam hal ini tebal plat juga terletak antara 2 4 mm. Untuk paku dipakai baja rol untuk paku (SV).
2.6.2 Rem Pita Lilitan Majemuk Busur kontak pada rem pita sederhana sebesar = 2700 tidak cukup untuk mengatasi momen gaya yang besar. Pada kasus ini digunakan rem pita dengan lilitan majemuk yang mempunyai sudut kontak yang jauh lebih besar sampai dengan 6500. Sudut kontak yang besar didapat dengan melewatkan satu ujung potongan pita melalui satu ujung potongan pita melalui rongga diantara kedua ujung pita lainnya yang berbentuk garpu tersebut. Biasanya ujung yang bercabang ialah ujung songsong karena penampangnya diperbesar untuk mendapatkan kekuatan yang lebih tinggi.Rem pita lilitan majemuk didesain dengan cara yang sama dengan rem pita sederhana. Besar
ELEMEN MESIN II
pemberat rem pada desain ini tidak penting meskipun untuk momen gaya rem yang lebih besar.
2.6.3 Rem Pita Diferensial Pada rem jenis ini kedua ujung pita dipasang pada tuas rem. Rem ini disebut rem diferensial karena momen gaya remnya ditentukan oleh perbedaan momen akibat tarikan ujung-ujung pita relatif terhadap sumbu putar tuas rem. Bila arah putaran drum rem dibalik tarikan Son dan Soff akan bertukar tempat dan gaya K harus lebih besar e kali.
2.6.4 Rem Pita Kerja Additif Pada rem jenis ini kedua ujung pita rem dipasang pada tuas rem dengan lengan yang sama besar (a1 = a2 = a). Persamaan momen untuk titik putar tuas rem adalah sama untuk ke dua arah putaran drum karena pada rem dengan jarak lengan sama tarikan Son dan Soff akan bertukar tempat. Pada rem aksi additif ini kerja rem pada tuas lebih besar (1 + e ) kali dibandingkan pada drum pita sederhana. Drum rem dihentikan oleh tarikan kedua ujung pita pada rem jenis ini.
2.6.5 Konstruksi Rem Pita Untuk menjamin kontak yang baik dengan drum, lebar pita b tidak boleh lebih dari 150 mm untuk drum dengan diameter D > 1000 mm dan 100 mm untuk D < 1000 mm. Untuk rem yang dipakai pada penjepit dengan penggerak tangan digunakan pita baja polos biasa dengan ukuran sebagai berikut : Lebar, b (mm) Tebal, s (mm) : 25-30 : 3 40-60 3-4 80 4-6 100 4-7 140-200 6-10
Mekanisme yang digerakkan tenaga daya memerlukan pita baja dengan lapisan rem. Sepatu rem kayu terbuat dari kayu hornbeam (kayu besi) atau kayu poplar. Sepatu kayu tersebut dipasang pada pita dengan dua atau empat buah sekrup. Celah sebesar 4-6 mm harus sediakan di antara sepatu.
ELEMEN MESIN II
10
Pita rem diperiksa kekuatan putus tarik terhadap tarikan maksimum Son dengan memperhitungkan kedua lubang paku keling yang mengurangi kekuatan pita. Agar pita tersebut dapat menjauh secara seragam dari drum, rem pita harus dilengkapi dengan batang yang melengkung yang terbuat dari baja rata dan dipasang pada bagian luar pita dengan baut penyetel. Satu kelemahan rem pita yang dikendalikan oleh elektromagnetik dengan langkah panjang ialah dimensinya yang besar akibat rumah rem yang panjang. Kelemahan ini dapat di hindari dengan memakai elektromagnet langkah pendek. Rem ini di lengkapi dengan magnet yang di desain berdasarkan kemampuan solenoid biasa yang ditutup didalam rumah 2.
ELEMEN MESIN II
11