PD LINEAR TINGKAT TINGGI
4.1. Masalah Nilai Awal dan Nilai Batas
Sebagaimana pada persamaan differensial tingkat satu, maka
pada persoalan persamaan differensial linear tingkat m, dengan
problem :
d"y d™y ae
lesai ty —— +a) t+... — +a y=
selesaikan a, a tom a +a ae ap y= g(x)
terhadap : (Xo) = Vo
Yo) =y'
Y'o)=y"
yl (xq) =p,
ditmanapeeete r-l)
masalah nilai awal. Di sini, kita mencari solusi pada suatu interval
0 adalah sembarang konstanta, disebut
bilangan real 3 yang memuat titik x= x9.
Dalam keadaan khusus, untuk kasus persamaan differensial
linear tingkat dua, maka :
57d’y dy
solusi dari 1 a2 Gr ta Ge tm y= 8)
terhadap : W(X) = Yo
y'(%0) =y'o
adalah sebuah fungsi yang terdefinisi pada interval BR yang memiliki
grafik melalui titik (xo, yo) sedemikian hingga gradien garis singgung
kurva pada titik tersebut adalah y’o.
Contoh 4.1:
Dapat ditunjukkan bahwa y = 3e* + &* - 3x adalah solusi dari
masalah nilai awal untuk persamaan y”’ - 4y = 12x; terhadap kondisi
awal (0) = 4 dan y'(0) = 1.
Contoh 4.2:
Tunjukkan bahwa_ y = cx’ +x +3 adalah solusi dari masalah nilai
awal untuk persamaan differensial xy” - xy’ + 2y = 6 terhadap
y(0) = 3, dan y (0) = 1 pada interval R untuk sembarang konstanta c.
Solusi :
Dari year +x +3, maka:
y=2cx+1
y= 2c;
disubtitusikan pada persamaan :
x’y’’-2xy’+ 2y=6
¥ (2c) - 2x (Qex + 1) +2 (cx? +x +3)=6
2ex? - dex” - 2x + Zex* + 2x +6 =6
6=6 (jadi betul merupakan solusi); dan juga :
(0) = (0 +0 +3 =3
y (0) =2c(0)+1=1
58Jenis permasalahan yang lain dikenal dengan masalah nilai
batas. Dalam hal ini adalah problema yang memuat penyelesaian
persamaan differensial (linear) tingkat dua atau lebih dengan variabel
dependen y dan turunannya, khususnya pada dua titik yang berbeda.
Problem seperti :
ve tay a v= g(x)
terhadap : (a) = yo, dan (b) =
dikatakan masalah nilai batas dua titik atau sedethananya masalah
nilai batas.
selesaikan: a2
Contoh 4.3:
Telah diketahui bahwa persamaan y’’ + l6y = 0 mempunyai
penyelesaian dalam keluarga kurva y= cy cos 4x + c) sin 4x. Andaikan
sekarang kita akan mencari solusi khusus dari persamaan tersebut yang
memenuhi nilai batas : (0) = 0, dan y(n/2) = 0.
Amati bahwa kondisi pertama untuk solusi:
y=c) cos 4x + cz sin 4x.
0= c, cos 0 + c2 sin 0; yang berarti c; = 0; sehingga solusi menjadi :
= cz sin 4x ; kemudian terhadap kondisi kedua y(n/2) = 0, maka :
0=cp sin 2x;
karena sin 2x = 0, maka persamaan tersebut berlaku untuk sembarang
harga c>.
Jadi solusi dari persamaan y"’ + 16y = 0 terhadap masalah nilai batas
3(0)=0 dan y(n/2) = 0 adalah keluarga kurva : y
> sin 4x.
Contoh 4.4:
Amati bahwa masalah nilai batas untuk persamaan differensial :
ay’’ + 16y = 0 terhadap »(0) = 0 dan y(v/2) = 1 tidak mempunyai
penyelesaian dalam keluarga kurva y = c) cos 4x + c> sin 4x.(silahkan
pembaca menyelidikinya).
4.2. Beberapa Pengertian Awal
Bentuk umum dari persamaan differensial linear nonhomogen
tingkat n adalah :
a” d"y d
my er tte er ttm Gey) [4.1]
di mana a; (i = 0, 1, 2, ..., n) adalah fungsi dari x atau konstanta. Bila
dari persamaan [4.1] ini g(x) = 0, maka PD dinamakan persamaan
differensial ‘linear homogen tingkat n. Jadi persamaan differensial
linear homogen tingkat » mempuyai bentuk :
d"y d"'y
ay yt Ant
dx” a”
dy
aay ae ew) [4.2]
Perlu dimengerti di sini bahwa kata “homogen” tidak mengacu atau
tidak berhubungan dengan pengertian fungsi homogen yang ada pada
bab 2.
Contoh 4.5:
dy dy ’
me To zo 5y = 0 adalah PD linear homogen
a) persamaan 2
tingkat 2.
b) persamaan x'y"’’ - 2xy’’? + Sy’ + 6y = e* adalah PD linear
nonhomogen tingkat 3.
Selanjutnya pembahasan teori-teori yang akan dikembangkan
berikut ini diawali untuk PD linear homogen. Andaikan y = y; (di
60mana y; adalah fungsi dari x) merupakan penyelesaian dari PD linear
homogen tingkat n pada persamaan [4.2], maka y = cy; juga
penyelesaian dari persamaan [4.2]. Hal ini bisa ditunjukkan sebagai
berikut :
Subtitusikan harga y= c,y; pada persamaan [4.2], diperoleh :
d’c, d”™ cy, de,y,
= th resent te cv
d"y a"y, dy
=cr{ a = + ant et Fat ee +a yi}
=c;.0 (sebab y; adalah solusi dari PD)
=0
Teorema 4.1: (Prinsip Superposisi)
Andaikan y;, y2, V3, ..., ¥n (di mana y; , dengan i = 1, 2, 3, .., m, fungsi
dari x) adalah solusi dari PD linear homogen tingkat n, maka
kombinasi linear : y = cy, + cxy2 + C33 +... + Can (dengan cj, i= 1,
2, ....” adalah konstanta) juga merupakan penyelesaian dari PD linear
homogen tingkat n.
Bukti :
Untuk prinsip superposisi ini dibuktikan untuk m = 2. Andaikan y; dan
2 adalah solusi dari PD linear homogen tingkat 2 :
dy dy
Sapa aaa ee
ambil y = cy; + cyy2, kemudian disubtitusikan pada persamaan
diperoleh :
d? (cy, +a) d(cy, + ery.
=a EA mea) tay FON FEY) ay (oun + ey)d } d° F
= cy {a2 oe Bt a yi} + e2 {a me Be + ay ya}
=c,.0+¢7.0=0
Contoh 4.6:
Fungsi-fungsi y; = e‘, y) = e“, dan y; = e* semuanya adalah
penyelesaian dari PD linear homogen y’’’- 6y’’+ lly’ - 6y=0.
Dengan prinsip superposisi, maka penyelesaian yang lain adalah :
y=ciyit cry. + c3y3
y=ae+oe™ +c,"
Himpunan penyelesaian yj, y2, v3, .... ¥n dari persamaan linear
homogen [4.2] adalah bebas linear (linearly independent) bila
persamaan :
cy + Czy? + €33 + ... + Cyn = 0, berlaku hanya bila :
C1 =O2= C3=... =Cn=0.
Syarat cukup dan perlu untuk menyelidiki n penyelesaian tersebut
bebas linear adalah bila :
ys Bae Dy
ig Pp Ky
w= ; : #0
ye, yD, yp,
determinan W ini di sebut WRONSKIAN, dinamakan sesuai dengan
penemunya, matematisi dan philosof Polandia Joseph M.H. Wronski
yang hidup pada tahun 1778 - 1853.
62Penyelesaian-penyelesaian persamaan differensial dari contoh
4.6 adalah bebas linear, sebab wronskian dari penyelesaian persamaan
tersebut adalah :
eX eo ett
W= |e* 2e% 3e*| =2e% #0
le* 4e* 9e*
Andaikan penyelesaian-penyelesaian y), y2, 3, ..., Yn adalah
bebas linear, maka himpunan penyelesaian y;, y2, y3, .... Yn disebut
penyelesaian dasar (fundamental solution).
Definisi 4.1:
Andaikan yj, y2, V3, ..., Yn adalah penyelesaian dasar dari persamaan
differensial homogen [4.2]. Penyelesaian umum dari persamaan
differensial homogen tersebut adalah : y = cyy1 + cy2 + cys +... + CVn
di mana c; (i= 1, 2,3, ..., 7) adalah konstanta,
yi(i=1, 2, 3, ...,m) adalah fungsi dari x.
Permasalahan berikutnya adalah : bagaimana penyelesaian
dari persamaan differensial linear nonhomogen tingkat n dalam bentuk
[4.1] tersebut ?. Untuk menjawab permasalahan ini, andaikan ada
fungsi y, yang tidak memuat parameter yang memenuhi persamaan
[4.1] disebut dengan penyelesaian partikular (integral partikular).
Contoh 4.7:
eh
a) Penyelesaian partikular dari persamaan a + 9y = 27 adalah
p= 3; sebab :
63yp =0;dan 0+9.3=27 memenuhi persamaan tersebut.
b) yp x adalah penyelesaian partikular dari persamaan
xy’ + 2xy’-8y= 4x° + 6x (silahkan pembaca menyelidikinya).
Sekarang andaikan y;, y>, 3, ..., Yn adalah penyelesaian dari
persamaan differensial linear homogen [4.2] yang berhubungan dengan
persamaan differensial linear nonhomogen [4.1]; dan yp, adalah
penyelesaian partikular dari persamaan differensial linear nonhomogen
[4.1]; maka :
Definisi 4.2:
y=cyyit cy + c3y3 + ... + Can + Yp adalah penyelesaian umum dari
persamaan differensial linear nonhomogen [4.1] bila :
Ve = Ci + C22 + c3y3 + ... + Cyn adalah penyelesaian umum dari
persamaan differensial linear homogen [4.2] yang berhubungan dengan
persamaan [4.1].
Fungsi y, dalam definisi 4.2 disebut dengan fungsi komplementer. Jadi
penyelesaian umum dari persamaan differensial linear nonhomogen
selalu memuat dua jenis fungsi, yaitu fungsi komplementer dan
fungsi partikular; y= y. + yp.
4.3. Mencari Solusi Kedua dari Solusi yang Sudah Diketahui
Pembahasan berikut ini sangat penting, terutama untuk studi
persamaan differensial linear tingkat dua. Andaikan y, adalah
penyelesaian yang tidak nol dari persamaan :
a es 43
2 et he a y= [4.3]Untuk mencari penyelesaian kedua (2) dari persamaan differensial
[4.3] ini pada prinsipnya adalah mereduksi tingkat persamaan menjadi
persamaan differensial linear tingkat satu.
Sebagai contoh, y, = e* adalah salah satu solusi dari
persamaan :
dy
7 -y=0
ae ry)
Andaikan untuk penyelesaian kedua dari PD tersebut adalah suatu
fungsi :
2 = uy; =ue*; di mana u adalah fungsi dari x juga, maka :
73
yr=ue teu’ teu”
kemudian harga ini disubtitusikan pada persamaan semula diperoleh :
J 2-0
ue*t 2e*u'+e'u”—ue® =0
WETS u?
2e*u’+e'u"’=0
e& (2u’+u’’)=0
karena e* + 0; maka haruslah :
2u’+u"=0
Hal ini berarti diperoleh persamaan differensial baru dalam variabel
dependen w dan turunannya. Jika dimisalkan u’ = w, maka akan
diperoleh persamaan differensial linear baru dalam w dan turunannya,
yaitu : =
w’+2w=0
yang merupakan persamaan differensial linear tingkat satu.
Dengan menggunakan metode Bernoulli, penyelesaian persamaan :
w’+2w =0, adalah :
w=ce"
65u’=c) &* ; yang berarti :
1 saz ‘
u=-=c,e "+c; sehingga
2
y2 =u = i ae +a)e= ae e+e e€
72 v1 Dy - a D 1 2
Dengan mengambil ¢;=-2 dan c; = 0, maka diperoleh y2 = e
, le*
Karena W = ; | 2 = -2 + 0; maka
1 e
y: dan y) adalah bebas linear, berarti penyelesaian umum dari
persamaan y’’-y=O adalah y= cy, + cx2=cie" + cre.
Sekarang permasalahannya adalah, bagaimana untuk keadaan
umum seperti persamaan differensial dalam [4.3] ? Dari persamaan
[4.3] ini bagilah dengan a>, maka akan diperoleh persamaan baru :
vy’ +P@y'+Q@y=0 [4.4]
Andaikan y; adalah salah satu solusi yang sudah diketahui dari
persamaan [4.4]. Ambillah penyelesaian yang lain adalah _y = yi, di
mana w dan y; masing-masing adalah fungsi dalam x, maka :
yu
y=uyitu'y
ylsuy'+2u’yit uy
harga-harga tersebut disubtitusikan ke dalam persamaan [4.4] (dengan
menyederhanakan penulisan P = P(x), dan Q = Q(x) ), maka diperoleh
hubungan baru :
yy +Py’+Qy= rt Qu’ yt uy +P y's tu’ y1) + Quy =0
=uy’+2u’y')+ u’’y, + Puy’) + Pu’ y, + Quy, =0
=u(yi+ PyitQu)t u”’ytu(2yit Py)=0
nol (sebab y; adalah solusi persamaan)
66diperoleh persamaan differensial yang baru :
uy tu(2yt Py)=0
misalkan u’ = w, maka diperoleh persamaan baru :
wy tw(2y't Pyi)=0
w’yit 2wy'rt+ Pwy=0
yang merupakan persamaan differensial linear tingkat satu dalam w
dan turunannya. Kemudian bagilah dengan wy), diperoleh persamaan
differensial baru sebagai berikut :
w eas
+P=0
wo “v
dw 2y'
OY a+ P de =0 ; diana w’= dwide
w Vy
kemudian ditarik integralnya diperoleh :
Inw+2Iny, +/Pde =c
Inw+ In y? =-JP de +c
ney )=JIPd& +e
wy? =ae elhar
: lee
w="
oN
ele
u=c J+z- ade +
1
karena y=uy), maka:
~) pe
yay
1
kemudian dengan mengambil c; = 1, dan c. = 0, diperoleh
ian kedua dari persamaan [4.4], yaitu :dengan y; dan y2 adalah fungsi dari x. Dapat dicheck dengan wronskian
bahwa y; dan y2 adalah bebas linear (independen).
Contoh 4.8:
Fungsi y; = x° adalah penyelesaian dari persamaan differensial linear
x’y"’ + 2xy’ - 6y = 0. Carilah penyelesaian umum dari persamaan
tersebut !
Solusi :
Pertama-tama kita bawa dulu persamaan ke bentuk persamaan [4.4],
yaitu dibagi dengan x’, sehingga diperoleh persamaan baru :
” 2 , 6
ye eae
=
ini berarti bahwa P(x) = —
x
2
JP(x) de=J & de=2inx ;
sehingga e AP) deg Zinx _ 2
kemudian langsung menggunakan hubungan pada persamaan [4.5]
untuk mencari y2,
eine
n=l 2 at
Vi
ext ae anes
=xJ => de=x J x8 d= (-=2x°)
x 5
a |
ee aa
2
3 = 7x" #0
De =x
3;
68berarti dua penyelesaian y; dan y2 yang diperoleh adalah bebas linear.
Jadi penyelesaian umum dari persamaan adalah :
3
2 4
Y=c Vite yy. =cpx “5 oF
4.4. PD Linear Homogen dengan Koefisien Konstan
Telah kita ketahui bersama bahwa untuk persamaan
differensial linear tingkat satu berbentuk :
dengan a adalah konstanta, mempunyai penyelesaian y = ce™.
Berdasarkan keadaan ini, juga beralasan bahwa_penyelesaian
berbentuk fungsi eksponensial juga berlaku untuk persamaan
differensial linear homogen tingkat » seperti :
n nd
oF ays T+ ta Sea yoo [4.6]
di mana a,(i= 1, 2, 3, ..., 2) konstan. Kenyataan bahwa penyelesaian
dari persamaan [4.6] ini adalah fungsi eksponensial atau suatu fungsi
yang dapat disusun dari fungsi eksponensial.
an
Untuk lebih jelasnya, perhatikan untuk persamaan differensial
linear homogen tingkat dua dengan koefisien konstan berikut ini :
ay" + by’ +cy=0 [4.7]
dengan a, 6, dan c adalah konstan. Jika pada persamaan [4.7] ini
dicobakan untuk penyelesaian berbentuk eksponensial y = e"", maka :
= Ce
y’=me™, dan
y’=me™ ;
69kemudian harga-harga tersebut disubtitusikan ke persamaan [4.7]
diperoleh :
am e+ bme™ +ce™=0
e”™ (am* + bm +c) =0
karena e”™ #0 ; sehingga untuk menemukan harga m_haruslah dicari
dari persamaan :
am + bm+c=0 [4.8]
Persamaan [4.8] ini disebut dengan persamaan auxiliary atau
persamaan karakteristik dari persamaan differensial [4.7].
Perhatikan bahwa persamaan karakteristik ini seolah-olah dapat
diperoleh dengan cukup mengganti dari persamaan [4.7] untuk y’’ =
m, y’ =m, dan y =m. Jadi pangkat dari m sesuai dengan tingkat
turunan dari y. Sehingga pola ini bisa kita terapkan untuk persamaan
differensial linear homogen dengan koefisien konstan dengan tingkat
yang lebih tinggi.
Sekarang kita tinjau beberapa kemungkinan akar-akar dari
persamaan karakteristik [4.8], yaitu :
am +bm+c=0
Kemungkinan akar-akarnya adalah :
Kasus 1:
Mempunyai dua akar real m; dan m2 yang berbeda. Hal ini berarti PD
mempunyai dua penyelesaian yang berbeda, yaitu y; = e” dan y2 =
e”* Karena ); dan y2 independen (bisa diheck nilai wronskian-nya),
maka penyelesaian umum dari persamaan differensial [4.7] adalah :
yraywt ay, =e, e™ +c e™*
Kasus 2:
70Mempunyai dua akar real yang kembar, m, = m2; sehingga diperoleh
satu penyelesaian y; = e” . Untuk menemukan penyelesaian kedua,
bisa kita cari dengan menggunakan formula [4.5] terdahulu. Pertama-
tama kita ubah dulu persamaan [4.7] sedemikian hingga koefisien dari
y’’ adalah 1, yaitu dengan jalan membagi dengan a, sehingga diperoleh
persamaan baru :
y’'+ (b/a) y’+ (c/a) y=0
Ini berarti bahwa P(x) =b/a ; dan J P(x) dx = (b/a)x
Dari persamaan karakteristik :
am +bm+c=0
yang mempunyai akar kembar m, = mp; berarti :
5
m= - ae atau Pa = 2m, ; sehingga menggunakan formula [4.5]
diperoleh :
eu
nenl dx
~(bla)x
=e™ J ome dk
= em
=e™al em
=e™ J de
yaxe™
Jadi penyelesaian umum dari persamaan [4.7] bila persamaan
karakteristik mempunyai akar kembar adalah :
Yreryitery: =ee™ + exe”
—_—_——
Kasus 3:
Bila akar-akar m, dan m adalah bilangan kompleks, katakanlah :
71m,=a+ iB danm,=a-if dimana a dan adalah bilangan real
serta i = V-1. Secara teori penyelesaian umumnya tidak berbeda
dengan kasus 1 dan kasus 2 di atas, yaitu
Y=Cip+ Coy =Qy e224 C, eli?
k terakhir ini bisa disederhanakan dengan formula Euler yang
dapat diturunkan dari deret McLaurin, yaitu :
e®=cosp+isind ;dimana > € 3.
sehingga bentuk :
e®*= cos Bx+ isin Bx
e"®* = cos Bx - isin Bx
demikian juga | cos (-Bx) = cos Bx; dan| sin -Bx) =-sin x | maka
y=Ci Cae ‘Gy et iPx
y=e™(Cre*+ Qe)
y=e™ {C, (cos Bx+ isin Bx )+C, (cos Bx - isin Bx) }
y=e™ {(Ci+ C2) cos Bx +(Cyi- C27) sin Bx }
Karena e™ cos Bx dan e™ sin Bx masing-masing dapat menjadi
penyelesaian dasar dari persamaan [4.7], maka kita bisa
menyederhanakan (C)+ C2 )= c; dan (Cyi-C2i)=c2
Dengan menggunakan prinsip superposisi, maka penyelesaian umum
dari persamaan linear [4.7] adalah :
Bent
Kasus-kasus 1, 2, dan 3 tersebut di atas dapat kita analogikan
untuk persamaan differensial linear homogen dengan koefisien konstan
tingkat yang lebih tinggi, katakanlah PD linear homogen tingkat n :
n, nl,
ay > + ot vote Ds 0
Persamaan karakteristiknya adalah :
ay m't+a,.m"! +... +a, m+ao=0
72Kasus 1: Bila persamaan karakteristik mempunyai 7buah akar real
dan berlainan, maka penyelesaian umum dari persamaan differensial
linear homogen tersebut adalah :
mx
Pr erey ease cs.2P 5 tencckicg em
Kasus 2 : Jika persamaan karakteristik mempunyai k akar yang sama,
katakanlah akar yang sama adalah m), dari n akar karakteristik, maka
persamaan differensial linear homogen _ tersebut mempunyai
penyelesaian umum :
yra e™ +e) xe™ +0, x e™ + ta xt! e™ +. + Gee
Kasus 3: Andaikan persamaan karakteristik mempunyai akar-akar
yang kompleks. Kejadian khusus dari kasus ini bisa diturunkan dari
kasus 1 dan/atau kasus 2.
Contoh 4.9:
Carilah penyelesaian umum dari persamaan y’’-4y""-5y"=0
Solusi :
Persamaan karakteristik dari persamaan differensial tersebut adalah :
m - 4m? -5m=0
m(m> - 4m -5)=0
m(m+1)(m-5)=0
my = 0, my = -1, dan m3 = 5
Jadi penyelesaian umum dari PD adalah :
y
~ Se
Y=c1+ Ee* + ce
0 x Sx
Wit Cry2F cay3 = eye + ce* + c3e'
73Contoh 4.10:
Carilah penyelesaian umum dari PD : y’”’ - Sy’’ + 3y’+ 9y=0
Solusi :
Persamaan karakteristik dari PD adalah :
m - Sm? +3m+9=0
(m+ 1)(m -3)°
m, =-1, m2. = m3=3
Penyelesaian umum dari PD :
y=cwit egy + cys = ce" + cxe™ + es x0
Contoh 4.11:
Integralkan persamaan differensial :
Ss
£2 162-9
Solusi :
Persamaan karakteristik dari PD tersebut adalah :
m -16m=0
m(m + 2) (m - 2) (m? + 4)=0
m, =0, m2 = -2,m3=2, m4=2i,ms= -2i
Penyelesaian umum dari PD, adalah : (Ar ipl ¥ ari
c4 e +s
y=ciyit Cay2 + cyst cayat csys i
y=ce"+ee% +c, e* Getic) Aik neha 2
yeatoe™ +c,e% +e™ (cy cos 2x + ¢s sin 2x)
yeertoe™* +c3e% +4 cos 2x + cs sin 2x
Contoh 4.12:
Carilah penyelesaian umum dari PD sy + 2p" +y=0
Solusi :
74Persamaan karakteristik dari PD tersebut adalah :
m'+2m+1=0
(m? +1) (m+ 1)=0
m, =i, m= -i, m3=i, dan m4=-i
Penyelesaian umum dari PD adalah :
y=cys + cy2+ czy3 + cays
yH=ce*+ce" +e; xe* +ce4xe"
Dengan formula Euler disederhanakan menjadi :
y=c,cosx+cz sinx+c3; x cosx +c4xsinx
Contoh 4.13:
Carilah penyelesaian umum dari persamaan :
y’-4y'+ By=0
dan carilah salah satu penyelesaian khusus terhadap masalah nilai awal
y(0) =-1 dan y (0) =2.
Solusi :
Persamaan karakteristik PD adalah :
m -4m+13=0
my, = 2 + 3i dan m = 2 - 37
sehingga penyelesaian umumnya adalah :
y=cyyit cry2
ya=ce 2+ ee
y=e™ (c,cos 3x +c) sin3x)
penyelesaian khusus :
(0) =-1 ; berarti :
ae (c; cos 3.0 + c2 sin 3.0)
-1=c,cos0 +c) sin0d
-1=c, ; berarti: “s
239" atau :
75y =e* (-cos 3x +c sin 3x) ; kemudian didefferensialkan :
y= e (3 sin 3x + 3c2 cos 3x) +2 e (-cos 3x +> sin 3x)
untuk y (0) = 2, maka :
2=e°(3 sin0 +3 c, cos 0) +2e° (-cos 0 + cp sin 0)
2=3c2-2
er = 4/3
Jadi solusi khusus terhadap masalah nilai awal y(0) = -1, dan y (0) =2
adalah :
4
y=e™ (-cos 3x ae sin 3x)
Latihan 4
1. Diketahui bahwa y = cje"+ ce" adalah keluarga penyelesaian dari
persamaan differensial y’’ - y = 0. Carilah anggota penyelesaian
yang memenuhi kondisi awal (0) = 0 dan y'(0) = 1.
2. Diketahui bahwa y = cje™ + cye* adalah keluarga penyelesaian
dari persamaan differensial y’’ - 3y’ - 4y = 0. Carilah anggota
penyelesaian yang memenuhi kondisi awal }(0) = 1 dan y’(0) = 2.
3. Diketahui bahwa y = c, x +c) x Inx adalah keluarga penyelesaian
dari persamaan differensial x°y’’ - xy’ + y = 0. Carilah anggota
penyelesaian yang memenuhi kondisi awal (1) =3 dan y’(1) =-l.
4. Diketahui bahwa y = ce“ cos x + c, e sin x adalah keluarga
penyelesaian dari persamaan differensial y’’ - y’ + 2y=0. Selidiki
apakah ada anggota penyelesaian yang memenuhi kondisi :
a) (0) = 1, (0) =0
b) (0) = 1,y'@)=-1
c) (0) = 0, y(n) =0
d) (0) = 1, (7/2) = 1
76Dengan menghitung nilai Wronskian-nya, selidiki, apakah fungsi
fungsi berikut ini dependent atau independent ?
12 2
Sox x
6. sin x; cosec x
- sr
Pe ee
Untuk soal berikut ini, tunjukkan bahwa fungsi yang diketahui
dibelakangnya membentuk penyelesaian dasar dari persamaan
differensial yang ada. Kemudian carilah penyelesaian umumnya.
8. y''-y’- 12y=0; e*, ie
9. 2y’+ 5y =0; e&* cos 2x; e* sin 2x
10. ”- 6xy’+ 12 y=0; Ee ae
Untuk soal berikut ini, carilah penyelesaian kedua (y2) dari tiap
persamaan differensial dari penyelsaian y, yang diketahui.
IL. y+ 4y'=0; vist
*-4y'+4y y=e™
"+ lov =0; Yi= cos 4x
|. 9y"’- 12y’+ 4y =0; yw=ens
¥G3: y’'- Txy’+ l6y =0; y=x*
* 16 Pha ena? yi=Inx
17, (1- 2x-x*) y’’+2(1 +x) y’- 2y=0; wWexe i
18. x7 *- Sxy’+ 9y =0; yi=x Inx
Untuk soal berikut ini, gunakan metode reduksi tingkat dari
persamaan differensial yang diketahui untuk mendapatkan
penyelesaian yang kedua y», dari penyelesaian pertama y; yang
diketahui.
19. y’’- 4y =2; y=e
20. y'’- 3y’ + 2y = 5e™; n=e
eCarilah penyelesaian umum dari persamaan differensial linear
homogen berikut ini.
21. 3y""-y"=0
22. p+ 9y=0
Le
® a2 Fg es t6y= 0
025. 12y’’- 5y’-2y=0
# (26.)""- 4y'+5y=0 ~ 2Ecplls
¥ Beam fated,
na Ba +y=0
bys gh ae
6: dx ise, a ae
d‘y
a
ay. sig 20
dk dk
« Andaikan akar-akar dari persamaan karakteristik suatu persamaan
differensial linear homogen adalah m = 4, mz = m3 = -5.
Bagaimanakah kemungkinan bentuk persamaan differensialnya ?
Untuk soal berikut ini, carilah penyelesaian dari persamaan
differensial linear homogen terhadap masalah nilai awal yang
30.
ale
diberikan.
33. y+ 16 y=0; 30) = 2, y'(O)=-2
34. y+ Oy’ + Sy =0; 30) = 0, y(0)=3
35. 2y’’-2y’+y=0; (0) =-1, y(0)=0
36. y’"’+y’+ 2y=0; 30) =y'(0)=0
37. y”’- 3y'+ 2y=0; y(1)=0, y(=l
38. yp" +y=0; W(m/3)=0, — y'(n/3)=2
7839. y’’’ + 12y’’+.36y’=0; (0) =0, y’(0) = 1, y’(0)=-7
eee (0) =0, yO=-1, y'"(O)=0
BZ 26 o=r=0,
y'O)=y"'"O=1
Untuk soal berikut ini, carilah penyelesaian persamaan
differensial linear homogen terhadap masalah nilai batas yang
diketahui.
42. y"’- 10y'+ 25y =0; (0) = 1, yl) =0
43. y’’+4y=0; (0) = 0, y(n) =0
41 -3 +3
79