Sie sind auf Seite 1von 11

21

LAMPIRAN A

CONTOH PERHITUNGAN
22

1. Menghitung Gr
Gr = G1-G0
Pelat I : Gr = 397 - 392 = 5 gram
Pelat II : Gr = 401 - 397 = 4 gram
Pelat III : Gr = 405 - 401 = 4 gram
2. Menghitung Fr
Fr = F0-F1
Pelat I : Fr = 10,2 – 4,1 = 6,1 gram
Pelat II : Fr = 9,9 – 5,8 = 4,1 gram
Pelat III : Fr = 10 – 5,7 = 4,3 gram
3. Menghitung S
𝑥
S=𝑡

Pelat I : S = 10/426 = 0,023 cm/detik


Pelat II : S = 9,5/374 = 0,025 cm/detik
Pelat III : S = 9,8/372 = 0,026 cm/detik
4. Menghitung v
Fr
v= t

Pelat I : v = 6,1/426 = 0,014 gram/detik


Pelat II : v = 4,1/374 = 0,011 gram/detik
Peflat III : v = 4,3/372 = 0,012 gram/detik
23

LAMPIRAN B

JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS


24

Jawaban Pertanyaan

1. Jelaskan reaksi gas yang terjadi pada pengelasan oksi-asetilen!


Jawab :
Nyala api asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen.
Oksigen diperoleh dari proses pencairan udara. Oksigen komersil umumnya
berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari
nitrogen. Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan tertentu.
Gas asetilen (C2H2) dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air.
Gelembung-gelembung gas naik dan terbentuk endapan kapur tohor. Reaksi
yang terjadi dalam tabung asetilen adalah :
CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2

2. Pada proses pengelasan oksiasetilen terdapat tiga macam jenis nyala api.
Sebutkan dan jelaskan perbedaan ketiganya (berikan reaksinya) beserta
gambarnya!
Jawab :
Dalam nyala oksi-asetilen netral terjadi dua reaksi bertingkat yaitu:
Reaksi pada kerucut dalam
C2H2 + O2 → 2 CO + H2
Reaksi pada kerucut luar
2CO + O2 → 2 CO2
2 H2 + O2 → 2 H2O
a. Nyala api netral
Nyala api ini terjadi pada kasus di mana oksigen (O2) dan asetilena
(C2H2) dicampur dalam perbandingan yang sama dan dibakar di ujung
nozzle. Kerucut bagian dalam pendek, dan kerucut luar yang panjang
merupakan ciri api netral. Kerucut bagian dalam adalah daerah di
mana pembakaran primer terjadi melalui reaksi kimia antara O2 dan
C2H2. Panas reaksi ini menyumbang sekitar dua-pertiga dari total
panas yang dihasilkan. Pembakaran primer menghasilkan produk CO
25

dan H2, kemudian bereaksi dengan O2 dari udara dan membentuk CO2
dan H2O. Hal tersebut merupakan pembakaran sekunder, yang
menyumbang sekitar sepertiga dari total panas yang dihasilkan.
Daerah di mana pembakaran sekunder ini terjadi disebut kerucut luar.
Kerucut bagian dalam berwarna putih bersinar sementara kerucut luar
berwarna biru bening. Suhu pada ujung kerucut dalam kira-kira
3000°C dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500°C. Suhu maksimum
yang dihasilkan oleh nyala ini sebesar 33000C sampai 3500oC yang
tercapai pada ujung nyala kerucut. Kegunaan dari nyala api netral ini
untuk heat treatment logam agar mengalami surfacehardening.

Inner Cone Neutral flame

Gambar B.1 Nyala Api Netral

b. Nyala api asetilen lebih (nyala karburisasi)


Nyala api ini terjadi ketika terlalu banyak perbandingan gas asetilen
yang digunakan daripada gas oksigen, maka di antara kerucut dalam
dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru
(kerucut antara) yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan
asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam
cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel,
nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan
permukaan non-ferous.

Reducing flame
Inner Cone

Acetylene feather
Gambar B.2 Nyala Api Karburisasi
26

c. Nyala api oksigen lebih (nyala oksidasi)


Nyala api yang terjadi ketika gas oksigen yang digunakan lebih
banyak daripada gas yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala api
netral. Oleh karena itu nyala api yang dihasilkan menjadi pendek dan
warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan
menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada
logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini digunakan dalam
pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak
dianjurkan untuk pengelasan lainnya.

Reducing flame
Inner Cone

Gambar B.3 Nyala Api Oksidasi

3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis cacat yang terjadi pada proses pengelasan
oksi-asetilen dan apa yang menyebabkan cacat itu terjadi?
a. Preparasi yang kurang sempurna, cacat ini terjadi karena
1. Ketika melakukan pengelasan tidak melakukan penetrasi ke
seleluruhan ketebalan dari logam dasar (base metal)
2. Ketika dua weld bead yang berhadapan tidak melakukan inter-
penetrasi
3. Ketika weld bead tidak melakukan penetrasi ke ujung dari filler
weld tetapi hanya menyebranginya.
b. Kurangnya peleburan, cacat ini terjadi karena kurang atau tidak terjadi
peleburan diantara logam las dan permukaan dari base metal.
Biasanya diakibatkan oleh kecepatan pengelasan terlalu lambat.
Terkadang juga diakibatkan pengaturan tekanan gas yang rendah.
c. Undercutting, cacat las ini diakibatkan oleh penggunaan parameter
tekanan gas yang kurang tepat, khususnya kecepatan pengelasan dan
27

tekanan gas yang tidak sesuai. Kecepatan pengelasan yang terlalu


tinggi dapat mengakibatkan undercutting terjadi.
d. Porositi, merupakan lubang yang diakibatkan oleh gelembung gas
yang telah membeku. Penyebab utama dari porisiti adalah kontaminasi
atmosfir, oksidasi yang tinggi pada permukaan benda kerja.
e. Keretakan membujur, biasnya terjadi pada saat weld bead membeku.
Keretakan lainnya yang dapat terjadi adalah keretakan karena
kesalahan dalam penggunaan teknik pengelasan. Cacat ini disebabkan
oleh kesalahan dalam teknik akhir pada saat mengelas, hal ini dapat
diatasi dengan cara membalikkan arah pengelasan pada akhir
pengelasan.
4. Jelaskan kelebihan dan kelemahan pengelasan oksi-asetilen!
Jawab :
Kelebihan
a. Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan
minimal/sedikit.
b. Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik
pengelasan yang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.
c. Mudah dibawa (portable)
d. Tidak tergantung pada sumber listrik
e. Dapat digunakan untuk proses pemanasan, soldering, brazing dan
pemotongan
Kerugian
a. Kualitas logam las berbeda dengan logam induk, dan
kualitas dari logam induk pada daerah yang tidak terpengaruh
panas ke bagian logam las berubah secara kontinyu.
b. Terjadinya distorsi dan perubahan bentuk (deformasi) oleh
pemanasan dan pendinginan cepat.
c. Tegangan sisa termal dari pengelasan dapat menyebabkan
kerusakan atau retak pada bagian las.
28

d. Kerentanan terhadap retak rapuh dari sambungan las lebih besar


dibandingkan dengan sambungan keling yang disebabkan metode
konstruksi.
e. Kerusakan bagian dalam sambungan las sukar dideteksi, jadi
kualitas sambungan las tergaantung pada ketrampilan (skill) yang
melakukan.

5. Jelaskan yang bagian – bagian pada alat pengelasan oksi-asetilen!


Jawab :
a. Tabung Gas (Oksigen dan Asetilen)
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam
kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari baja, tetapi
sekarang ini banyak tabung – tabung gas yang terbuat dari paduan
Aluminium. Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi
gas Oksigen, Asetilen atau gas lainnya dapat dilihat dari kode warna
pada tabung tersebut. Kode warna untuk tabung gas Asetilen adalah
putih, sedangkan kode warna untuk tabung gas Oksigen adalah biru.
b. Katup Tabung
Pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup.
Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung gas Oksigen
ataupun gas Asetilen. Katup biasanya dibuat dari material kuningan,
sedangkan untuk gas Asetilen, katup ini terbuat dari material baja.
c. Regulator
Regulator atau katup penutun tekan, dipasang pada katub tabung
dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekanan hingga
mencapai tekanan kerja torch atau brander. Regulator ini juga
berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama
proses pengelasan atau pemotongan. Pada regulator terdapat bagian-
bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup
pengaman, alat pengukuran tekanan tabung,alat pengukuran tekanan
kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.
29

d. Selang Gas
Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch
digunakan selang gas. Untuk memenuhi persyaratan keamanan,
selang harus mampu menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor.
Dalam pemakaiannya, selang dibedakan jenis gas yang dialirkan.
Untuk membedakan selang Oksigen dan Asetilen dapat dibedakan dari
kode warna pada selang tersebut. Kode warna biru untuk gas Oksigen,
sementara kode warna merah untuk gas bahan bakar Asetilen.
e. Pemantik Api Las
Merupakan alat yang digunakan untuk menyalakan api las.
f. Torch ( Brander )
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch.
Torch berfungsi untuk mencampur gas Oksigen dengan gas bahan
bakar (Asetilen) dan membakarnya, serta untuk mengarahkan nyala
api yang dihasilkan. Torch memiliki dua fungsi, yaitu :
1. Sebagai pencampur gas Oksigen dan gas bahan bakar (Asetilen)
2. Sebagai pembentuk nyala api diujung nozzle.

6. Sebutkan teknik posisi pengelasan Asetilen!


Jawab :
a. Pengelasan dibawah tangan
b. Posisi mendatar (horizontal)
c. Posisi tegak (vertikal)
d. Posisi dengan arah ke kiri (maju)
e. Posisi dengan arah ke kanan (mundur)
f. Posisi diatas kepala (overhead)

7. Jelaskan macam – macam pengelasan oxy-fuel!


Jawab :
a. Pengelasan Oksiasetilen
Las Oxy-Acetylene (las asetilen) adalah salah suatu proses pengelasan
30

secara manual, dimana permukaan yang akan disambung mengalami


pemanasan sampai mencair oleh nyala (flame) gas asetilen (yaitu
pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi,
dimana proses penyambungan tanpa penekanan. Prinsip dari
pengelasan ini hanya dengan mengatur besarnya gas asetilen dan
oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan
timbul nyala api. Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur
sedemikian rupa dengan memutar pengatur tekanan sedikit demi
sedikit.
b. Pengelasan Oksi hidrogen
Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000°C lebih rendah dari
oksigen-asetilin.Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran
tipis dan paduan bengan titik cair yang rendah.
c. Pengelasan Udara-Asetilen
Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan pembakar Bunsen. Untuk
nyaladibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan. Suhu
pengelasan lebih rendahdari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas
yaitu hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah
d. Pengelasan Gas Bertekanan
Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas
menggunakanoksiasetilen hingga 1200C kemudian ditekankan. Ada
dua cara penyambungan yaitusambungan tertutup dan sambungan
terbuka. Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan
disambung ditekan satu samalainnya selama proses pemanasan. Nyala
menggunakan nyala ganda dengan pendinginanair. Selama proses
pemanasan, nyala tersebut diayun untuk mencegah panas berlebihan
pada sambungan yang dilas. Ketika suhu yang tepat sudah diperoleh,
benda diberitekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang
dari 10MPa dan tekanan up setantara 28Mpa.
31

Tugas Khusus

1. Jelaskan Aplikasi oksiasetilen di industri !


Jawab :
Dalam industri, pengelasan oksiasetilen disamping untuk keperluan
pengelasan (penyambungan) las gas dapat juga dipergunakan sebagai :
preheating, brazing, cutting dan hard facing. Penggunaan untuk produksi
(production welding), pekerjaan lapangan (field work), dan reparasi (repair
& maintenance). Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk
pengelasan baja karbon, terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-
pipa berdinding tipis. Meskipun demikian hampir semua jenis logam ferrous
dan non ferrous dapat dilas dengan las gas, baik dengan atau tanpa bahan
tambah (filler metal)

Das könnte Ihnen auch gefallen