Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Darmo
Drs. Darmo
Definisi:
Susunan bilangan berbentuk persegi panjang
yang diatur dalam baris dan kolom.
Contoh:
1
1
1
]
1
7 1
0 2
3 4
A
1
]
1
1 3
3 1
B
mn m m
n
n
a a a
a a a
a a a
A
2 1
2 22 21
1 12 11
1
1
1
1
]
1
1
21
11
m
a
a
a
[ ]
n
a a a
1 12 11
a
ij
adalah elemen baris ke-i, kolom ke-j
Contoh:
1 8 9
7 6 4
1 2 3
A
1
]
1
+
1
]
1
3 2
3 1
8 2
4 3
5 0
1 2
Hasil Kali Matriks dengan Skalar Hasil Kali Matriks dengan Skalar
Hasil kali matriks A dengan skalar k ialah matriks yang
ordonya sama dengan ordo matriks A sedangkan elemen-
elemennya dikalikan dengan k.
Contoh:
2 3 3 4 2 4
(2 4) + (6 3) + (0 5) = 26
1
1
1
]
1
1
]
1
2 5 7 2
1 3 1 0
3 4 1 4
0 6 2
4 2 1
B A
1
]
1
1
1
1
]
1
1
]
1
12 26 . 4 .. . 8 ..
.. 13 . .. 30 . . 27 .. .. 12 .
2 5 7 2
1 3 1 0
3 4 1 4
0 6 2
4 2 1
Misalkan ordo matriks-matriks berikut memenuhi syarat agar
operasi-operasi berikut terdefinisi maka berlaku:
1.A+B = B+A (H. Komutatif Penjumlahan)
2.A+(B+C) = (A+B)+C (H. Asosiatif Penjumlahan)
3.k(A+B) = kA+kB k skalar
4.(k+l)A = kA + lA k dan l skalar
5.(kl)A = k(lA) k dan l skalar
6.k(AB) = kA(B) = A(kB) k skalar
7.A(BC) = (AB)C (H. Asosiatif Perkalian)
8.A(B+C) = AB + AC (H. Distributif)
9.(A+B)C = AC + BC (H. Distributif)
1. Misalkan A dan B adalah matriks-matriks 45 dan misalkan
C, D, dan E berturut-turut adalah matriks-matriks: 52, 42,
dan 54. Tentukanlah yang mana diantara pernyataan
berikut terdefinisi dan berapakah ordo hasilnya.
2. Hitunglah a, b, c dan d jika
3. Ditentukan: dan
dengan tidak menghitung hasil keseluruhan, hitunglah:
1
]
1
1
]
1
+ +
+
6 7
1 8
4 2 3 d a c d
c b b a
1
1
1
]
1
9 4 0
4 5 6
7 2 3
A
1
1
1
]
1
5 7 7
3 1 0
4 2 6
B
dengan tidak menghitung hasil keseluruhan,
hitunglah:
4. Misalkan Q adalah matriks nn yang elemen di dalam baris
ke-i, kolom ke-j adalah 1 jika i = j, dan 0 jika i j. Perlihatkan
bahwa aI = Ia = a untuk setiap matriks A nn .
5. Jika A dan B matriks-matriks persegi yang ordonya sama,
apakah (A+B)
2
=A
2
+2AB+B
2
. Mengapa?
Definisi:
Jika A suatu matriks persegi didefinisikan A
o
= I (matriks
Identitas) A
n
=AA A A A sebanyak n faktor.
Contoh:
1
]
1
1
1
1
]
1
0 1 2
3 5 4
0 3
1 5
2 4
t
A A
1
]
1
,
_
1
]
1
1
]
1
1
]
1
1
]
1
1
]
1
1
]
1
2 22
3 12
2 3
22 12
1 0
5 3
3 1
2 4
) (
1 5
0 3
dan
3 2
1 4
1 0
5 3
dan
3 1
2 4
t
t
t
t t
AB
B A B A
Jadi (AB)
t
= B
t
. A
t
1
]
1
1
]
1
1
]
1
1
]
1
1
]
1
1
]
1
2 22
3 12
3 2
1 4
1 5
0 3
3 21
1 7
1 5
0 3
3 2
1 4
t t
t t
A B
B A
Matriks nol
adalah matriks yang semua elemennya nol.
Contoh:
Matriks diagonal
adalah matriks persegi yang semua elemen di luar diagonal utamanya
adalah nol, sedangkan elemen diagonal utamanya tidak semua nol.
Contoh:
1
]
1
0 0
0 0
1
1
1
]
1
1 0 0
0 1 0
0 0 1
1
1
1
]
1
4 0 0
0 2 0
0 0 1
Matriks simetri
adalah matriks persegi yang berlaku A = A
t
.
Contoh:
1
1
1
]
1
1 0 0
7 2 0
5 3 1
1
1
1
]
1
1 8 5
0 2 3
0 0 1
1
1
1
]
1
2 5 3
5 4 2
3 2 1
Matriks Eselon
adalah matriks yang memenuhi sifat-sifat berikut:
1. Jika ada baris nol maka letaknya di bawah.
2. Jika suatu baris tak nol maka elemen tak nol pertama adalah satu.
Satu ini disebut satu utama / satu pemuka / leading entry.
3. Satu utama pada baris yang lebih awal terletak pada kolom yang lebih awal pula.
Contoh:
1 0 0 0
1 1 0 0
3 2 1 0
A
1
1
1
1
]
1
0 0 0 0
3 1 0 0
1 0 1 0
0 3 2 1
B
1
1
1
1
]
1
0 0 0 0
3 1 0 0
1 0 1 0
0 0 0 1
B
1
]
1
1
]
1
1
]
1
1
]
1
1 1 0
2 0 1
1 1 0
5 3 1
7 7 0
5 3 1
3 1 2
5 3 1
5 3 1
3 1 2
) 3 ( 12
2
) 2 ( 21 12
7
1
R R R R
Misalkan:
A R
ij
B B R
ij
A A
A R
i(k)
B B R
i(1/k)
A A
A R
ij(k)
B B R
ij(-k)
A A
Jika A, B, dan C tiga matriks berordo sama maka Jika A, B, dan C tiga matriks berordo sama maka
1. 1. Jika A Jika A B maka B B maka B A (sifat simetri) A (sifat simetri)
2. 2. Jika A Jika A B dan B B dan B C maka A C maka A C (sifat transitif) C (sifat transitif)
1
1
1
]
1
0 1 0
1 0 0
0 0 1
1 0 0
0 1 0
0 0 1
23 3
E I
Contoh:
Diketahui :
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
4 0
7 1
2 3
7 1
4 0
2 3
23
R A
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
4 0
7 1
2 3
7 1
4 0
2 3
0 1 0
1 0 0
0 0 1
0 1 0
1 0 0
0 0 1
23
EA
E
Definisi:
matriks persegi A disebut invers B jika AB = BA = I.
A disebut invers B dan B disebut invers A.
invers A di tulis A
-1
.
Invers matriks elementer merupakan matriks elementer juga.
(I
ij
)
-1
= I
ij
(I
i(k)
)
-1
= I
i(1/k)
(I
ij(k)
)
-1
= I
ij(-k)
Mengapa ???
Contoh:
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1 0 0
0 1 0
0 0 1
1 0 0
0 1 0
0 2 1
1 0 0
0 1 0
0 2 1
1 0 0
0 1 0
0 0 1
0 1 0
1 0 0
0 0 1
0 1 0
1 0 0
0 0 1
1 0 0
0 1 0
0 0 1
0 1 0
1 0 0
0 0 1
) 2 ( 12 ) 2 ( 12
23 23
23
I I
E E
I E
4 3
3 2
A
1
]
1
1
]
1
1
]
1
1
]
1
1
]
1
1 0
0 1
1 0
1 1
3 2
1 1
3 2
4 3
4 3
3 2
) 1 ( 12 ) 2 ( 21 ) 1 ( 12 12
R R R R
( ) ( ) ( )
( )
( ) I E E E E A
E E E E A
I E E E E A E E E E E E E E
I A E E E E
I
12 ) 1 ( 12 ) 2 ( 21 ) 1 ( 12
1
1
12 ) 1 ( 12 ) 2 ( 21 ) 1 ( 12
1
12 ) 1 ( 12 ) 2 ( 21 ) 1 ( 12 12 ) 1 ( 12 ) 2 ( 21 ) 1 ( 12
1
12 ) 1 ( 12 ) 2 ( 21 ) 1 ( 12
12 ) 1 ( 12 ) 2 ( 21 ) 1 ( 12
Contoh:
1
]
1
1
]
1
1
]
1
1
]
1
1
]
1
2 3
3 4
1 0
0 1
2 3
1 1
1 0
1 1
0 1
1 1
3 2
1 1
0 1
1 0
3 2
4 3
1 0
0 1
4 3
3 2
) 1 ( 12
) 2 ( 21 ) 1 ( 12 12
R
R R R
Banyaknya permutasi dari n elemen yang berlainan ialah n!, ditulis P
n
=
n!
Contoh:
untuk n=3, misalnya {1, 2, 3} permutasinya P
3
= 3! = 321 = 6; yaitu:
(1, 2, 3)(2, 1, 3)(3, 1, 2)
(1, 3, 2)(2, 3, 1)(3, 2, 1)
Suatu inversi terjadi jika dalam suatu permutasi tercatat bilangan yang
lebih besar mendahului yang lebih kecil.
Contoh:
Yaitu:
Contoh: di atas
1
1
1
]
1
33 32 31
23 22 21
13 12 11
a a a
a a a
a a a
A
33 22 11
a a a
32 23 11
a a a
33 21 12
a a a
31 23 12
a a a
31 22 13
a a a
32 21 13
a a a
33 22 11
a a a +
32 23 11
a a a
33 21 12
a a a
31 23 12
a a a +
31 22 13
a a a
32 21 13
a a a +
Determinan matriks A
nn
ditulis det A atau |A| didefinisikan sebagai jumlah
semua perkalian elementer bertanda dari A.
Contoh:
1
1
1
]
1
33 32 31
23 22 21
13 12 11
a a a
a a a
a a a
A
32 23 11 33 21 12
31 22 13 32 21 13 31 23 12 33 22 11
a a a a a a
a a a a a a a a a a a a A
+ +
1
]
1
22 21
12 11
a a
a a
A
21 12 22 11
a a a a A
1
1
1
]
1
33 32 31
23 22 21
13 12 11
a a a
a a a
a a a
A
A
Dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
32
22
12
31
21
11
33 32 31
23 22 21
13 12 11
a
a
a
a
a
a
a a a
a a a
a a a
31
21
11
33 32 31
23 22 21
13 12 11
33
23
13
a
a
a
a a a
a a a
a a a
a
a
a
+ + + + + +
+ + + + + +
Determinan yang terjadi jika baris ke-i dan kolom ke-j dihilangkan disebut
MINOR unsur a
ij
; ditulis M
ij
Contoh:
Kofaktor elemen aij ditulis K
ij
=(-1)
(i+j)
M
ij
maka K
23
=(-1)
2+3
M
23
= 1
1
1
1
]
1
1 9 5
6 7 4
3 2 1
A
1 10 9
9 5
2 1
23
M
1 10 9
9 5
2 1
23
M
Determinan matrik A dapat Juga
dihitung dengan :
(diuraikan atas baris ke i)
Atau
(diuraikan atas kolom ke j)
M a M a M a
in in
n i
i i
i
i i
i
A
+ + +
+ + + ) 1 ( .... ) 1 ( ) 1 (
2 2
2
1 1
1
K a K a K a
nj nj j j j j
A + + + ....
2 2 1 1
Contoh :
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1 9 5
6 7 4
3 2 1
1 9 5
6 7 4
3 2 1
1 9 5
6 7 4
3 2 1
nn n n
n
n
K K K
K K K
K K K
A K
2 1
2 22 21
1 12 11
) (
1
1
1
1
]
1
nn n n
n
n
K K K
K K K
K K K
A adj
2 1
2 22 12
1 21 11
) (
Contoh:
1
1
1
]
1
0 4 2
3 6 1
1 2 3
A
Carilah K(A) = ? dan adj(A) = ?
12
0 4
3 6
11
K
4
0 4
1 2
21
K 16
4 2
2 3
23
K
1
1
1
]
1
33 31
22
13 12
10
16 4
12
) (
K K
K
K K
A K
10
3 1
1 3
32
Contoh:
1
1
1
]
1
8 0 1
3 5 2
3 2 1
A ? ...
1
A
) 1 ( 3
) 3 ( 23
) 9 ( 13
) 3 ( 32
) 2 ( 12
) 1 ( 31
) 2 ( 21
1 2 5
0 1 2
0 2 5
1 0 0
3 1 0
9 0 1
1 0 1
0 1 2
0 0 1
5 2 0
3 1 0
3 2 1
1 0 0
0 1 0
0 0 1
8 0 1
3 5 2
3 2 1
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
R
R
R
R
R
R
R
1
1
1
]
1
1 2 5
3 5 13
9 16 40
1 0 0
0 1 0
0 0 1
Jadi
1
1
1
]
1
1 2 5
3 5 13
9 16 40
1
A
Menggunakan Operasi Baris Elementer:
8 0 1
3 5 2
3 2 1
A
1
1
1
]
1
1 3 9
2 5 16
5 13 40
) ( A K Jadi dan
1
1
1
]
1
1 2 5
3 5 13
9 16 40
) ( A adj
1 32 0 15 0 6 40
0 1
5 2
2 1
8 0 1
3 5 2
3 2 1
+ + A
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1 2 5
3 5 13
9 16 40
1 2 5
3 5 13
9 16 40
1
1
) (
1
1
A adj
A
A
Bentuk umum :
dimana x
1
, x
2
, . . . , x
n
variabel tak diketahui, a
ij
, b
i
,
i = 1, 2, . . . , m; j = 1, 2, . . . , n bil. diketahui.
Ini adalah SPL dengan m persamaan dan n variabel.
SPL
Mempunyai penyelesaian
disebut KONSISTEN
Tidak mempunyai penyelesaian
disebut TIDAK KONSISTEN
TUNGGAL
BANYAK
6 18 0 8 4 0 0
0 0 0 0 0 0 0
1 - 3 - 0 2 - 1 - 0 0
0 0 2 0 2 - 3 1
B
4
B
4
+4B
2
B
3
B
4
B
3
B
3
/3
-3B
3
+B
2
B
2
2B
2
+B
1
B
1
Akhirnya diperoleh:
Akhirnya, dengan mengambil x
2
:= r, x
4
:= s dan x
5
:= t maka diperoleh
penyelesaian:
dimana r, s dan t bilangan real sebarang. Jadi SPL ini mempunyai tak
berhingga banyak penyelesaian.
Misalkan kita mempunyai SPL dalam matriks berikut:
Bentuk ini ekuivalen dengan:
LANGKAH 1: selesaikan variabel leading, yaitu x
6
. Diperoleh:
LANGKAH 2: mulai dari baris paling bawah subtitusi ke atas, diperoleh
LANGKAH 3: subtitusi baris 2 ke dalam baris 1, diperoleh:
LANGKAH 4: Karena semua persamaan sudah tersubstitusi maka peker-
jaan substitusi selesai. Akhirnya dengan mengikuti langkah pada
metoda Gauss-Jordan sebelumnya diperoleh:
Mengubah menjadi bentuk echelon-baris (tidak perlu direduksi), kemudian
menggunakan substitusi mundur.
CONTOH: Selesaikan dengan metoda eliminasi Gaussian
PENYELESAIAN: Diperhatikan bentuk matriks SPL berikut:
Dengan menggunakan OBE diperoleh bentuk echelon-baris berikut: