Sie sind auf Seite 1von 23

OLEH : Rattih Elida G1A 105038 PEMBIMBING : dr. Makrup Efendi,Sp.

Hemoptisis

atau batuk darah merupakan salah satu keadaan kegawatan dalam bidang kedokteran yang harus mendapatkan pertolongan segera Pada umumnnya, pasien dengan batuk darah telah mempunyai penyakit yang mendasari dengan gejala lain sebelumnya, seperti batuk atau sesak.

Angka

kejadian hemoptisis di klinik paru berkisar antara 10 sampai 15 persen negara dengan angka kejadian tuberkulosis yang tinggi merupakan penyebab terjadinya hemoptisis masif sebesar 20 persen. Sedangkan yang disebabkan oleh bronkiektasis sebesar 45 persen dan pada tumor sebesar 10 persen.

Hemoptisis

(batuk darah) adalah pengeluaran darah atau darah bercampur dengan sputum dari saluran nafas.

Berdasarkan

perkiraan jumlah darah yang dibatukkan, hemoptisis diklasifikasikan sebagai berikut: Bercak (Streaking) : <15-20 ml/24 jam Hemoptisis: 20-600 ml/24 jam Hemoptisis massif : >600 ml/24 jam Pseudohemoptisis

Etiologi
Hampir

90% kasus hemoptisis, perdarahan berasal dari arteri bronkial, yang berasal dari aorta dan arteri interkostal, 5 % kasus lainnya berasal dari arteri pulmonal dan sisanya berasal dari arteri arteri kolateral

Berdasarkan etiologi Neoplastik (20%) Karsinoma Bronkogenik Adenoma Bronkial

Metastasis Pulmonal
Infeksi (60%) Tuberkulosis Infeksi Jamnur, khususnya Aspergilloma Pneumonia Abses paru Kista Hidatid Pulmonary Bronkiektasis

Kistik fibrosis
Vasculer (5-10%) Mitral stenosis Aneurisme aorta Penyakit sistemik (5-10%) Wegeners granulomatosa Goodpastures sindrom

Patogenesis
Tuberkulosis

Erosi arteri pulmonalbila ruptureperdarahan dari sirkulasi arteri (aneurismer Rasmussen) Bronkitis Sekresi mucus dan peradangan menyebabkan penyempitan atau obstruksi jalan nafas (bronkus)Iritasi dinding bronkusArteri bronchial hipertofiHemoptisis

Karsinoma

bronkogenik Nekrosis tumor Hipervaskularisasi tumor Invasi tumor kepembuluh darah besar Bronkiektasis Iritasi atau infeksi dari jaringan granulasi yang menggantikan dinding bronkus normalarteri bronchial berliku-liku dan hipertrofipeningkatan tekanan darah sistemikperdarahan massif

Stenosis

mitral dan gagal jantung Pelebaran pembuluh darah yang beranastomase antara arteri bronkialis dan pulmonalis (varises)hipertensi vena pulmonalispecah varises dari vena bronkialis disubmukosa bronkus besar

Emboli

paru Infark jaringan paru Aliran darah berlebihan pada anastomase bronkopulmonalpada sebelah distal dari tempat sumbatan

Penyakit

autoimun Kelainan membran alveolokapiler, akibat adanya reaksi antibodi terhadap membran, sehingga terjadi perdarahan difus intrapulmonal yang berasal dari pecahnya kapiler seperti padaGoodpastures syndrome

Cedera

dada Akibat benturan dinding dada, maka jaringan paru akan mengalami transudasi ke dalam alveoli dan keadaan ini akan memacu terjadinya batuk darah.

Berdasarkan penyebabnya dikenal berbagai macam batuk darah : Batuk darah idiopatik atau esensial dimana penyebabnya tidak diketahui Batuk darah sekunder, yang penyebabnya dapat di pastikan

Hemoptisis massif Bila darah yang dikeluarkan adalah 100-160 cc dalam 24 jam. Kriteria yang digunakan di rumah sakit Persahabatan Jakarta : Bila perdarahan lebih dari 600 cc / 24 jam Bila perdarahan kurang dari 600 cc dan lebih dari 250 cc / 24 jam, akan tetapi Hb kurang dari 10 g%. Bila perdarahan lebih dari 600 cc / 24 jam dan Hb kurang dari 10 g%, tetapi dalam pengamatan 48 jam ternyata darah tidak berhenti.

Diagnosis
Anamnesis

volume dan frekuensi batuk darah menentukan kegawatannya dan dapat mengarahkan ke suatu penyebab spesifik. Sumber paling umum berupa nasofaring (mimisan), darah menetes ke faring, mengiritasi laring dan dibatukkan. Riwayat penyakit sebelumnya yang dapat mempengaruhi peradarahan saluran napas Gejala lainnya yang berhubungan

Keadaan 1. Prodromal

Hemoptoe

Hematemesis

Rasa tidak enak di tenggorokan, Mual, stomach distress

ingin batuk
2. Onset Darah dibatukkan, dapat disertai Darah dimuntahkan dapat disertai batuk 3. Penampilan darah 4. Warna 5. Isi Berbuih Merah segar batuk Tidak berbuih Merah tua

Lekosit, mikroorganisme, makrofag, Sisa makanan hemosiderin

6. Reaksi 7. Riwayat Penyakit Dahulu 8. Anemi 9. Tinja

Alkalis (pH tinggi) Menderita kelainan paru Kadang-kadang Warna tinja normal Guaiac test (-)

Asam (pH rendah) Gangguan lambung, kelainan hepar Selalu Tinja bisa berwarna hitam, Guaiac test (-)

Pemeriksaan
Tanda

Fisik

vital Pemeriksaan nasofaring Pemeriksaan jantung Pemeriksaan dinding dan rongga dada Laboratorium Imaging Bronkoskopi

Tatalaksana
Menjaga

jalan nafas dan stabilisasi Lokalisasi sumber dan penyebab pemberian terapi spesifik

Tujuan

pokok terapi ialah : 1. Mencegah tersumbatnya saluran napas oleh darah yang beku 2. Mencegah kemungkinan penyebaran infeksi 3. Menghentikan perdarahan

Komplikasi
Terjadinya

asfiksia oleh karena terdapatnya bekuan darah dalam saluran pernapasan. Jumlah darah yang dikeluarkan selama terjadinya hemoptoe dapat menimbulkan renjatan hipovolemik dan anemia. Aspirasi, yaitu keadaan masuknya bekuan darah maupun sisa makanan ke dalam jaringan paru yang sehat bersama inspirasi.

Prognosis
Tingkatan

hemoptoe : hemoptoe yang terjadi pertama kali mempunyai prognosis yang lebih baik. Macam penyakit dasar yang menyebabkan hemoptoe. Cepatnya kita bertindak, misalnya bronkoskopi yang segera dilakukan untuk menghisap darah yang beku di bronkus dapat menyelamatkan penderita.

& terima kasih

Sekian

Das könnte Ihnen auch gefallen