Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Salah satu jenis limbah yang banyak dibicarakan karena memerlukan pengelolaan khusus adalah limbah yang tergolong Bahan Berbahaya dan Beracun (disingkat B3)
Ada 14 ketentuan yang mengatur tentang pengelolaan limbah B3 meliputi Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
LIMBAH B3 MENURUT PP.18 / 1999 jo PP No. 85 /1999 Adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan dan atau beracun yang karena sifat konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusakkan lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan manusia serta mahluk hidup lain.
UMUM -Ijin Pengelolaan -Ijin Penyimpanan dan Pengumpulan -Pengolahan -Penimbunan -Simbol dan Label -Dokumen Limbah B3
Penentuan Limbah B3
Penentuan Limbah B3 tergantung pada aplikasi serangkaian kriteria tertentu, yaitu : - Daftar spesifik bahan kimia dan turunannya - Kriteria ditetapkan melalui pengujian Toxicity Chracteristics Leaching Procedure (TCLP)
Menentukan Limbah B3
Identifikasi Jenis limbah Cocok dgn Daftar Limbah B3 Tidak Periksa Kharakteristik Tidak Lakukan uji Toksikologi Ya Limbah B3 Ya Limbah B3
LD50
Tidak Bukan Limbah B3 Ya Limbah B3
Identifikasi Bahaya
SUMBER LIMBAH : - Kegiatan Domestik - Kegiatan Industri dan Jasa - Sisa Pemakaian - Barang Off-spec - Kadaluwarsa - Tumpahan/bocoran, dll
Limbah B3
Limbah Radioaktif
Limbah Non B3
Limbah Industri
Limbah Domestik
Prinsip Pengelolaan B3
Jangan memproduksi limbah B3 Minimisasi Limbah B3 Reduction, Recovery, Reuse dan Recycling Pembuangan secara aman (tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup)
Pengolahan
Pembuangan Akhir
Penanganan Limbah B3 terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. Penandaan Limbah B3 Kemasan Limbah B3 Penyimpanan Limbah B3 Pengumpulan Limbah B3 Pengangkutan Limbah B3
Symbol
Klasifikasi
PPRI 74/2001
mudah meledak (explosive); LPG, Mg pengoksidasi (oxidizing); sangat mudah sekali menyala ( extremely flammable ); sangat mudah menyala ( highly flammable ); mudah menyala (flammable); Mg amat sangat beracun (extremely toxic ); sangat beracun ( highly toxic); beracun (moderately Toxic ); Battery berbahaya (harmful ); Chloroform korosif (corrosive); Iodine bersifat iritasi (iritant); berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment); Solar, Oli bekas, CFC karsinogenik (carcinognenic ); Cromium, Asbestos, teratogenik (teratogenic); Smoke detektor mutagenik (mutagenic).
Klasifikasi
US - DOT
Klasifikasi
NFPA 704 M
HMIS/HMIG
Hazard Labels
NFPA 704 M
HMIS/HMIG
Penandaan Wadah
(Container Labelling)
Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA) Flammability (merah)
4 2
Health Hazard (biru) Oxy
Reactivity (kuning)
3
Other Hazards (putih)
Penandaan Wadah
(Container Labelling)
Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA)
Dalam Kode tersebut digunakan angka 0 - 4 untuk menjelaskan tingkat bahayanya. Health Hazards (bahaya thd kesehatan) Flammability (Potensi menimbulkan kebakaran) Reactivity ( Sifat reaktifitas bahan) Others (bahaya lain) spt Radiasi, Korosi, dll
Bahan kimia cair yang mudah terbakar Contoh : Acetonitrile, Acetone, CS2, LPG.
Kelas 4 : Bahan kimia padat yang mudah menyala (Flammable Solid) Bahan kimia padat yang mudah menyala (Flammable Solid)
Contoh : Benlate dan Benomyl Composition.
Kelas 6 : Bahan Beracun (Toxic/Poison) Bahan kimia beracun (Toxic Substances) Contoh : Lannate 25 WP, Methomyl Comp, Chloroform, CCl4, Dimethyl Sulphate.
Kelas 7 : Bahan Radioaktif (Radioactive Materials) Bahan Radioaktif adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dgn aktivitas jenis lebih besar dari 0.002 microcurie/gram
Kelas 8 : Bahan Korosif (Corrosive Substances) Yaitu bahan kimia yang dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan hidup atau bahan lainnya. Contoh : Asam asetat, HCl, H2SO4, HNO3, NaOH, KOH, NH4OH.
Penandaan Wadah
(Container Labelling)
Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung
Botol baja/tabung gas untuk gas-gas yang menyebabkan tercekik/kekurangan zat asam berwarna abu-abu. Contoh : Nitrogen, Karbondioksida, Gas Mulia (Argon, Helium) Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas-gas mudah terbakar dan atau meledak dicat berwarna merah kecuali untuk botol baja gas minyak cair/elpiji dicat warna biru dengan tanda warna merah pd bag sekeliling valvenya. Contoh : Hidrogen, Asetilen, Metana, dll.
Penandaan Wadah
(Container Labelling)
Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung
Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas beracun dicat warna kuning tua. Contoh : Arsine, Pestisida, Asam klorida, dll Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas yang menyengat dicat warna kuning muda. Contoh : Amoniak, Boron Trichlorida, Metil Chlorida, dll. Botol baja/tabung gas bertekanan untuk zat asam dan gas-gas pengoksida dicat warna biru muda.
Penandaan Wadah
(Container Labelling)
Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung Botol baja/tabung gas untuk gas-gas campuran dicat warna gabungan dr masing-2 kelompok gas yg dicampurkan. Contoh : campuran 10% CO dan 90% Argon digunakan warna untuk gas mudah terbakar dengan gas beracun. Botol baja/tabung gas bertekanan kelompok gas untuk keperluan rumah sakit dicat warna putih. Contoh : Oksigen, Steril gas, dll Pada bag badan botol diberi tulisan sablon hitam nama gas.
Kemasan Limbah B3
Prinsip-prinsip kemasan B3 :
Limbah B3 atau bahan lain yg tidak selaras tidak boleh disimpan dalam kemasan yg sama ; Jika kemasan rusak atau karat, terdapat kerusakan fisik, bocor, isinya harus dikeluarkan dan dikemas kembali; Untuk mencegah risiko selama penyimpanan, kemasan hrs dirancang dgn memperhitungkan peningkatan perluasan, formasi gas atau tekanan
Prinsip-prinsip kemasan B3 :
Kemasan yang memuat limbah B3 harus ditandai dan disimpan secara konsisten menurut peraturan BAPEDAL untuk pengemasan; Kemasan yang memuat limbah B3 harus diinspeksi minimum 1 X / minggu, dimaksudkan untuk mnegaskan bahwa kemasan tidak rusak dan tidak bocor;
Kemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus dicatat sebagai bagian normal dari aktivitas pengolahan limbah B3
Pra Kemasan B3 :
Setiap produsen/pengumpul limbah B3 harus mengetahui sifat-sifat bahaya dari seluruh limbah yang dihasilkan atau dikumpulkan; Sifat kemasan dan bahan yang dipakai harus sesuai dengan sifat limbah yang dikemas : - Dalam kondisi baik - Tidak rusak - Bebas karat - Tidak bocor
Persyaratan Kemasan B3 :
Bentuk, ukuran, dan bahan yang dipergunakan untuk kemasan harus sesuai dengan sifat limbah dalam hal keamanan, kemudahan penggunaannya; Kemasan dapat terbuat dari : - Plastik : HDPE, PP, PCV, Teflon - Logam : Baja karbon, SS304, SS316 dan SS440 - Bahan lainnya yg tak bereaksi dgn limbah yg termuat
Handling
Ruang Penyimpanan
Bahan kimia mudah terbakar di simpan dalam tempat yang cukup dingin. Mempunyai ventilasi udara yang cukup. Ruangan terlindung dari genangan air, dan hujan. Sistem deteksi alarm (asap/panas) harus tersedia. Bahan kimia mudah terbakar tidak dicampur dengan bahan yang bersifat oksidator. Tabung silinder bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat dengan kuat. Keran silinder harus ditutup (diberi cup) . Tersedianya lembar data keselamatan bahan (CSDS/MSDS). Tersedianya alat pemadam api (mudah dijangkau). Adanya tanda larangan untuk merokok. Gunakanlah system FIFO.
Pengumpulan Limbah B3
Syarat lokasi pengumpulan limbah B3 : Paling tidak berukuran 1 Ha; Lokasi bebas banjir; Berjarak cukup jauh dari fasilitas umum dan ekosistem ttt - 150 m dari jalan utama, 50 m dari jalan lain - 300 m dari fasilitas umum (perumahan, hotel, restoran) - 300 m dari perairan, garis pasang-surut tertinggi, sungai, daerah pasang surut, empang, danau, dll. - 300 m dari areal yang dilindungi spt cagar alam, hutan lindung, dsb.
2.
3.
Pengangkutan
Gunakan alat transport yang sesuai untuk memindahkan bahan kimia. Memastikan bahwa bahan kimia yang diangkut tidak mengalami kebocoran.
Pengangkutan Mempersiapkan & memeriksa alat bongkar muat dan peralatan pengaman darurat. Kendaraan dioperasikan oleh awak kendaraan yang memiliki kualifikasi dibidang angkutan Kendaraan dilengkapi dengan alat pemadam api ringan. Periksa apakah bahan kimia telah dilengkapi dengan dokumen! Nomor emergensi & personel yang perlu dihubungi. Ketahuilah cara menangani bila terjadi tumpahan. Jangan meninggalkan kendaraan tanpa adanya pengawasan. Jangan menyalakan mesin bila sedang menaikkan atau menurunkan barang, serta tidak berada dalam kabin. Jangan merokok bila sedang menaikkan atau menurunkan barang.
Pengangkutan
Pengangkutan
tentang
Penyelenggaraan
Customer
Hasil Analisa
Biaya
Ruang Lingkup
Manajemen Penyimpanan Limbah di PPLi: - Memisahkan berdasarkan karakteristik limbah masing-masing. - Limbah disimpan di drum storage dengan pelabelan - Dihindarkan dari panas -Limbah berupa ceceran akan dimasukkan ke dalam bangunan pengolah limbah. - Limbah organik disimpan digudang penyimpanan selama +/- 2-3 hari.
Solidification dan Stabilisation Co-Processing and Thermal Destruction P-Chem Treatment & Biological Treatment
Proses stabilisasi merupakan : - Rangkaian dari berbagai bentuk pengolahan awal secara kimia - Dicampur dengan semen Portland, fly ash dan bahan pemadat lainnya, air, serta bahan kimia lain. - Limbah stabil ditimbun dengan aman di landfill.
Co-Processing and Thermal Destruction : -Pemusnahan limbah dengan pemanasan. Limbah B3 organik dicampur dengan produk petroleum sehingga dihasilkan bahan bakar sintetis (shyntetic fuel). -Produk akhir dari pencampuran ini akan diuji di laboratorium agar spesifikasinya konsisten dengan standar International. - Temperatur pembakaran sangat tinggi (1.200 1.400 0C) dan waktu tinggal lama di dalam tanur.
P-Chem Treatment & Biological Treatment : -. Proses kombinasi pengolahan secara fisika maupun kimia, ditambah dengan proses biologi - Dilengkapi dengan tahap pengolahan artificial wetland (perencanaan lahan basah) mencapai standar kebersihan yang paling tinggi untuk air buangan. -Untuk limbah cair yang memiliki tingkat asam-basa yang tinggi maka dilakukan penetralan terlebih dahulu didalam buffer pond dengan tambahan bahan kimia yang dapat menetralkan asam dan basa..
Oil Sludge Treatment System OSTS (Sistem Pengolahan Lumpur Minyak) - Proses yang mampu memisahkan dan mengambil ulang minyak dari lumpur minyak (oil sludge). - Teknologi ini memadukan berbagai proses, antara lain : centrifuge, sistem purifikasi, dan stabilisasi. - Setelah dipisahkan dan dipurifikasi, minyak yang diperoleh dapat diguna ulang baik oleh pelanggan sendiri ataupun PPLi. - Residu padat hasil pemisahan ditimbun di secure landfill PPLi atau dimusnahkan secara thermal. - Air limbah produk pemisahan dapat diolah di PPLi (ataupun di lokasi pelanggan) untuk memenuhi baku mutu buangan.
Bioremediation Dengan memanfaatkan bakteri aktif dan proses hayati alami Mengolah berbagai jenis limbah seperti lumpur minyak, tar, tanah dan air tanah yang terkontaminasi hidrokarbon. - Air tanah yang tercemar oleh pelarut organik ataupun hidrokarbon volatile lainnya, diolah dengan ekstraksi uap dalam proses in-situbio treatment.
Landfill Limbah B3 Landfill B3 di PPLi dirancang sesuai dengan standar Indonesia, Bank Dunia, dan USEPA. Limbah-limbah B3 tertentu yang dihasilkan oleh perusahaan dapat ditimbun langsung di landfill limbah B3. Metoda dan bahan-bahan yang digunakan untuk konstruksi landfill dijamin integritasnya. Air yang meresap melalui limbah B3 (disebut lindi) ditangkap oleh lapisan HDPE (High Density Polyethilen) yang kedap air.
DAN
PHENOL & TURUNANNYA
Jenis bahan
Logam / metaloid
Pb (TEL, PbCO3) Hg Cd Cr As P Hidrokarbonalifatik (bensin, kerosin) Hidrokarbon terhalogena si (CC4, CHCl3) Alkohol
Syaraf, ginjal Hati, ginjal, darah Kanker Iritasi, kanker Metabaolisme karbohidrat, lemak, protein
Bahan pelarut
Pusing, sesak napas Sesak napas, kejang, hilang kesadaran Sesak napas, otak, jantung, syaraf, hilang kesadaran Leukeumia Paru-paru Kandung kencing Paru-paru Paru-paru Hari, paru-paru, syaraf pusat, darah
Karsinogen
Audit Lingkungan Unit Tanggap Darurat Pemantauan Lingkungan Pemantauan pasca operasi Program pelatihan