0 Bewertungen0% fanden dieses Dokument nützlich (0 Abstimmungen)
228 Ansichten29 Seiten
Tiga kalimat:
Dokumen ini membahas tentang kebijakan subsidi BBM di Indonesia, termasuk perkembangan belanja subsidi, pengguna utama BBM bersubsidi, dan dampak kenaikan harga minyak mentah dunia terhadap nilai subsidi BBM. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi untuk mengurangi beban subsidi seperti merevitalisasi angkutan umum dan sedikit demi sedikit mengurangi subsidi BBM.
Tiga kalimat:
Dokumen ini membahas tentang kebijakan subsidi BBM di Indonesia, termasuk perkembangan belanja subsidi, pengguna utama BBM bersubsidi, dan dampak kenaikan harga minyak mentah dunia terhadap nilai subsidi BBM. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi untuk mengurangi beban subsidi seperti merevitalisasi angkutan umum dan sedikit demi sedikit mengurangi subsidi BBM.
Tiga kalimat:
Dokumen ini membahas tentang kebijakan subsidi BBM di Indonesia, termasuk perkembangan belanja subsidi, pengguna utama BBM bersubsidi, dan dampak kenaikan harga minyak mentah dunia terhadap nilai subsidi BBM. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi untuk mengurangi beban subsidi seperti merevitalisasi angkutan umum dan sedikit demi sedikit mengurangi subsidi BBM.
DISAJIKAN OLEH: ANDANG WISNU SAMBODO ARRI FEBRIANA BUDIMAN TEORI PENGELUARAN PEMERINTAH Pengeluaran Pemerintah Secara Mikro Menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya permintaan akan barang-barang publik dan faktor-faktor yang mempengaruhi tersedianya barang publik
Faktor yang mempengaruhi pengeluaran pemerintah: a. Perubahan permintaan akan barang publik b. Perubahan dari aktivitas pemerintah dalam menghasilkan barang publik dan perubahan dari kombinasi faktor produksi yang digunakan c. Perubahan kualitas barang publik d. Perubahan harga faktor-faktor produksi TEORI PENGELUARAN PEMERINTAH Pengeluaran Pemerintah Secara Makro Teori Keynes Y = C + I + G + (X-M) Teori Rostow dan Musgrave Tahap Awal Tahap Menengah Tahap Lanjut Teori Wagner Persentase pengeluaran pemerintah yang semakin besar terhadap GNP Teori Peacock dan Wiseman Displacement Effect Inspection Effect Concentration Effect KLASIFIKASI PENGELUARAN PEMERINTAH Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 11 ayat (5) Belanja negara dirinci atau diklasifikasikan menurut klasifikasi : 1. ekonomi (jenis belanja) 2. organisasi 3. dan fungsi KLASIFIKASI PENGELUARAN PEMERINTAH
1. Belanja Operasi a. Belanja pegawai b. Belanja barang c. Bunga d. Subsidi e. Hibah f. Bantuan Sosial 2. Belanja Modal 3. Belanja Lain-lain Klasifikasi ekonomi (jenis belanja) KLASIFIKASI PENGELUARAN PEMERINTAH
1. Klasifikasi belanja menurut organisasi di lingkungan pemerintah pusat Belanja pegawai 2. Klasifikasi belanja menurut organisasi di lingkungan pemerintah daerah Klasifikasi organisasi KLASIFIKASI PENGELUARAN PEMERINTAH
1. Pelayanan Umum 2. Pertahanan 3. Ketertiban dan Keamanan 4. Ekonomi 5. Perlindungan Lingkungan Hidup 6. Perumahan dan Permukiman 7. Kesehatan 8. Pariwisata dan Budaya 9. Agama 10. Pendidikan 11. Perlindungan Sosial Klasifikasi fungsi SUBSIDI Pengertian Subsidi Pembayaran yang dilakukan pemerintah kepada perusahaan atau rumah tangga untuk mencapai tujuan tertentu yang membuat mereka dapat memproduksi atau mengkonsumsi suatu produk dalam kuantitas yang lebih besar atau pada harga yang lebih murah (Milton H. Spencer dan Orley M. Amos, Jr.)
Merupakan alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual barang dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa, sehingga harga jualnya dapat dijangkau masyarakat (UU APBN) Penetapan Price Ceiling (Harga Tertinggi) SUBSIDI SUBSIDI Jenis-jenis subsidi yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat saat ini terdiri dari dua jenis yaitu subsidi energi dan subsidi nonenergi.
Subsidi energi a. Subsidi BBM b. Subsidi Listrik
Subsidi nonenergi c. Subsidi Pangan d. Subsidi Pupuk e. Subsidi Benih f. Subsidi Bunga kredit program g. Subsidi/bantuan PSO h. Subsidi Pajak SUBSIDI Perkembangan Belanja Subsidi Terhadap Belanja Negara Sumber: Kementerian Keuangan (2013) Kondisi di Indonesia Saat Ini Cadangan Minyak Indonesia (2004-2011)
BBM Tahun Terbukti Potensial Total 2004 4.3 4.31 8.61 2005 4.19 4.44 8.63 2006 4.37 4.56 8.93 2007 3.99 4.41 8.4 2008 3.75 4.47 8.22 2009 4.3 3.7 8 2010 4.23 3.53 7.76 2011 4.04 3.69 7.73 Sumber: Ditjen Migas (2011) Ket: dalam miliar barel Kondisi di Indonesia Saat Ini Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 2005-2012 BBM Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah 2005 5 494 034 1 184 918 2 920 828 28 556 498 38 156 278 2006 6 615 104 1 511 129 3 541 800 33 413 222 45 081 255 2007 8 864 961 2 103 423 4 845 937 41 955 128 57 769 449 2008 9 859 926 2 583 170 5 146 674 47 683 681 65 273 451 2009 10 364 125 2 729 572 5 187 740 52 433 132 70 714 569 2010 8 891 041 2 250 109 4 687 789 61 078 188 76 907 127 2011 9 854 866 2 254 406 4 958 738 68 839 341 85 601 351 2012 10 432 259 2 273 821 5 266 061 76 381 183 94 373 324 Sumber : Kantor Kepolisian Republik Indonesia dalam BPS (2013) SUBSIDI BBM Perhitungan Subsidi BBM dirumuskan sebagai berikut:
Stakeholder yang terkait dengan subsidi BBM: a. Direktorat Jenderal Migas, Kementerian ESDM b. BPH Migas c. PT Pertamina d. Kementerian Keuangan: Badan Kebijakan Fiskal dan Direktorat Jenderal Anggaran SUBSIDI BBM Perkembangan Subsidi BBM Tahun 2001-2012 Sumber: Kementerian Keuangan (2013) Sektor Pengguna BBM Bersubsidi Tahun 2010 SUBSIDI BBM Sektor pengguna Porsi konsumsi Premium Solar Premium + Solar Transportasi darat 99,40% 88,76% 95,54% Transportasi air 0,13% 7,76% 2,90% Usaha kecil 0,37% 1,75% 0,87% Perikanan 0,10% 1,73% 0,69% Sumber: RDP komisi VII DPR RI dengan BPH Migas dan Pertamina dalam Reforminer Institute (2011) Konsumsi BBM Bersubsidi dalam Sektor Transportasi Darat 2010 SUBSIDI BBM Jenis transportasi darat Porsi Konsumsi (%) Premium Solar Premium + Solar Mobil Pribadi 45,75% 14,20% 34,29% Kendaraan Umum 14,91% 0,88% 9,82% Angkutan Barang - 38,16% 13,84% Sepeda Motor 38,76% - 24,70% Bus - 35,30% 12,87% Sumber: RDP komisi VII DPR RI dengan BPH Migas dan Pertamina dalam Reforminer Institute (2011) Produksi dan Konsumsi Minyak Harian di Indonesia SUBSIDI BBM Sumber: British Petroleum (2011) Impor BBM (2005-2011) SUBSIDI BBM Sumber: Ditjen Migas (2011) Kondisi di Luar Indonesia Perbandingan Harga BBM di Indonesia dengan Beberapa negara Asia Tenggara SUBSIDI BBM Negara Harga eceran bensin dalam mata uang lokal Harga eceran bensin dalam rupiah Harga tersebut disubsidi/tidak disubsidi Indonesia (RON 88) Rp 4.500, Rp 4.500 Disubsidi Malaysia (RON 95) RM 1.90 Rp 5.733 Disubsidi Thailand (Blue Gasoline 91) Baht 41,51 Rp 12.453 Tidak disubsidi Filipina (unleaded) P 56,50 Rp 12.147 Tidak disubsidi Singapore (Grade 95) S$ 2.150 Rp 15.695 Tidak disubsidi Sumber: Sekretariat Wakil Presiden (2011) Porsi Subsidi BBM Didalam APBN Porsi Besarnya Nilai Subsidi Terhadap APBN SUBSIDI BBM Sumber: Badan Pusat Statistik Dari tabel diatas terlihat bahwa porsi subsidi BBM sangatlah besar terhadap total jumlah pengeluaran Negara didalam APBN. Sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2014 porsi pengeluaran Negara dari subsidi BBM rata-rata sebesar 11% dari total pengeluaran Negara. Tahun 2009 nilai subsidi BBM berada pada nilai terendahnya selama periode 2008-2014 yaitu senilai 45,039 T (5% total APBN), hal ini dikarenakan pada tahun 2008 harga minyak mentah dunia mengalami penurunan yang sangat drastis, bahkan pemerintah sempat menurunkan harga premium bersubsidi dari Rp.6.000 sampai dengan Rp.4.500.
SUBSIDI BBM Perbandingan Harga Jual Eceran Premium dan Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) SUBSIDI BBM Perkembangan Belanja Subsidi BBM Terhadap ICP 2001-2013 SUBSIDI BBM Sumber: Kementerian Keuangan (2013) Ketika harga minyak pada akhir tahun 2009 mulai naik, pemerintah tidak serta merta menaikan harga jual eceran dan tetap memakai harga Rp.4.500 untuk premium, akibatnya pada tahun 2010 nilai subsidi BBM kembali naik menjadi 82,351 T (8% dari total APBN). Sejak saat itu harga minyak mentah dunia terus melambung dan mengakibatkan nilai subsidi BBM terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dan mencapai nilai tertinggi sebesar 211,896 T (14% dari total APBN). Selain dari naiknya harga minyak dunia, pengaruh pelemahan rupiah terhadap dolar juga mengakibatkan semaikin besarnya subsidi BBM yang harus ditanggung oleh pemerintah. Apabila pemerintah tidak mengambil tindakan untuk mengatasi semakin besarnya subsidi BBM, maka alokasi dana untuk pembangunan akan dialokasikan untuk membiayai subsidi BBM dan hal ini akan dapat mengganggu proses pembangunan di Indonesia SUBSIDI BBM KESIMPULAN 1. Kebutuhan konsumsi BBM di Indoneisa terus meningkat seiring dengan naiknya jumlah kendaraan bermotor yang ada di Indonesia. Selain itu, meningkatnya konsumsi BBM juga dipicu oleh pertumbuhan industri di Indonesia dan juga karena murahnya harga BBM di Indonesia akibat adanya subsidi BBM. 2. Sejak tahun 2002, jumlah produksi minyak di Indonesia tidak bisa lagi untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri, sehingga pemerintah terpaksa harus melakukan import minyak untuk memenuhi konsumsi dalam negeri. 3. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan harga BBM terendah, bahkan sebagian Negara di kawasan asean seperti Filipina, Thailand, dan Singapura sudah tidak memberikan subsidi untuk BBM. 4. Akibat perbedaan harga yang sangat jauh antara BBM bersubsidi dan harga minyak dunia, serta melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar maka porsi Subsidi BBM didalam APBN semakin meningkat. Sehingga ruang fiscal yang dimiliki semakin sempit. REKOMENDASI Pemerintah perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan revitalisasi angkutan publik Penyerapan alokasi subsidi BBM paling besar adalah kendaraan bermotor, khususnya kendaraan darat, dengan adanya revitaliasasi angkutan public diharapkan pengguna kendaraan bermotor dapat berpindah ke angkutan public sehingga pemakaian BBM dapat dikurangi 2. Mengurangi subsidi BBM Pemerintah harus berani untuk sedikit demi sedikit mengurangi subsidi BBM seperti Negara asean lainnya, hal ini dilakukan agar harga BBM di Indonesia bisa mendekati harga pasar, sehingga beban subsidi didalam APBN dapat dikurangi.
REKOMENDASI 3. Diversifikasi BBM ke BBG Indonesia adalah salah satu Negara produsen gas di dunia. sehingga potensi BBG sebagai pengganti BBM bisa didapat dengan mudah tanpa melalui impor, meskipun didalam pelaksanaan diversifikasi terrbut akan memutuhkan waktu dan biaya yang besar Mengurangi subsidi BBM 4. Meningkatkan kapasitas produksi minyak Indonesia masih memiliki cadangan minyak yang cukup besar, sehingga masih dimungkinkan untuk meningkatkan kapasitas produksi minyaknya. Peningkatan produksi minyak tersebut dapat menunjang keutuhan minyak dalam negeri dan mengurangi impor minyak.
PERTANYAAN 1. Qodry : Kenapa produksi minyak kita turun? 2. Henry: Berdasarkan diskuksi Kemenko Ekonomi, subsidi tetap ada untuk penyerapan anggaran. Bagaimana pendapatnya? Kenapa Pemerintah belum berani melakukan hedging? 3. Yoga : Kesulitan melakukan konversi BBM ke BBG? 4. Iwak : Mengurangi subsidi berdampak pada kenaikan inflasi. Bagaimana pendapatnya?