Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Survei
Logic
Dilandasi dg kerangka pikiran yg nalar, runtut, dan
sistematis
Deterministic
Bukan saja melukiskan fakta secara deskriptif, namun
dapat pula melalui analisis kausalitas
General
Hasilnya dapat digeneralisasikan pada wilayah yg lebih
luas
Parsimonious
Dalam waktu singkat, dapat menghasilkan banyak
informasi dan dapat dimanfaatkan utk banyak tujuan
Spesifik
Berasal dari permasalahan yang dipilih scr spesifik
2.
2.
3.
4.
5.
Analisis data
6.
Pengajuan kesimpulan
Pendekatan
Latar
Belakang
Tempat dan
waktu
Kajian
teoritik
Populasi dan
Sampel
Perumusan
Masalah
Tujuan
Penelitian
Manfaat
Penelitian
Variabel
Pengumpula
n data dan
instrumen
Kajian
Empirik
Analiasa data
Metode Sampling
1. Simple Random Sampling
Simple : Karena pengambilan sampel dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata atau
kelompok-kelompok yang ada dalam populasi
tersebut Anggota populasi dianggap homogen
sampling :
Sampel sebanyak n elemen diambil dari populasi N
dengan asumsi semua elemen populasi mpy
kesempatan yg sama untuk diambil sbg sampel.
Metode Sampling
1. Simple Random Sampling
Estimasi rata-rata populasi :
n
y
i 1
Metode Sampling
1. Simple random sampling
n
Ny
2
s
N n
Batas kesalahan estimasi 2 N 2 ( )(
)
n
n
B2
D
4
10
N yi
i 1
Metode Sampling
1. Simple random sampling
Estimasi proporsi populasi :
y
i 1
q 1 p
pq N n
Batas kesalahan estimasi 2
(
)
n 1 N
Contoh soal :
Sampel acak sebanyak 100 keluarga dari kota A
menunjukkan bahwa rata-rata volume konsumsi air
adalah 12,5 m2 dan s2=1252. Jika jumlah populasi kota
tersebut 10.000 keluarga hitunglah estimasi rata-rata
konsumsi air perhari keluarga di kota A dgn batas
kesalahannya
11
Metode Sampling
2. Stratified random sampling
Populasi tidak homogen dan bertingkat karakteristiknya
penggelompokan berdasarkan strata/tingkatan
Rata-rata populasi :
1
1
y [ N1. y1 N 2 . y 2 ...... N i . y i ]
N
N
strata
_
2
N
n
s
2
i
i
i
N
(
)(
)
i
Ni
ni
i 1
L
13
N .y
i 1
Metode Sampling
2. Stratified random sampling
n
Ny
2
s
N n
Batas kesalahan estimasi 2 N 2 ( )(
)
n
n
B2
D
4
14
N yi
i 1
Metode Sampling
2. Stratified random sampling
Batas kesalahan B :
2
B
V ( y Strata )
4
_
B 2 V ( y Strt )
2
2
N
i i / wi
i 1
N 2 D N i i2
i 1
ni nwi
B2
D
4
B2
D
4N 2
15
untuk estimasi
untuk estimasi
Metode Sampling :
3. Systematic Sampling
Metode Sampling
3. Systematic random sampling
Estimasi rata-rata :
n
system
i 1
s2 N n
B Batas kesalahan estimasi 2
(
)
n
N
Ni yi
i 1
s2
N n
B Batas kesalahan estimasi 2 N ( )(
)
n
N
2
17
Metode Sampling
4. Cluster sampling
Populasi yang dibagi dalam kelompok-kelompok yang
tidak overlapping dan sampling dilakukan pada masingmasing kelompok
Populasi tidak homogen, anggota yang sama
karakteristiknya dikelompokan dalam satu kelompok
antar kelompok relatif sama karateristiknya, namun di
dalam kelompok heterogen
Biaya lebih murah dibandingkan strata maupun simple
random sampling
Pembagian cluster/kelompok berdasarkan kondisi
geografi atau wilayah.
Antar cluster relatif homogen dalam cluster heterogen.
18
Metode Sampling
4. Cluster sampling
Notasi :
N = jumlah kluster dalam populasi
n = jumlah kluster yang dipilih sebagai sampel acak
mi = jumlah anggota dalam kluster ke i, i=1,2,., N
1 n
m mi rata rata ukuran kluster sampel
n i 1
19
Metode Sampling
4. Cluster sampling
Estimasi rata-rata populasi :
n
. y
i 1
n
m
i 1
i
L
( N n)
2
N nM
20
)
2
2
(
y
y
m
)
i
i
i 1
n 1
Metode Sampling
4. Cluster sampling
Estimasi jumlah total populasi :
N
N yt
n
y
i 1
( N n)
2
N nM
21
)
2
2
(
y
y
m
)
i
i
i 1
n 1
Nonrandom sampling
1) Purposive sampling atau judgmental sampling
Penarikan sampel secara purposif merupakan cara
penarikan sample yang dilakukan memiih subjek
berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya.
Pelaksanaan pengambilan sampel yang menggunakan
teknik ini, mula-mula peneliti harus mengidentifikasi
semua karakteristik populasi, maupun dengan cara lain
dalam mempelajari berbagai hal yang berhubungan
dengan populasi.
Setelah itu barulah peneliti menetapkan berdasarkan
pertimbangannya, sebagian dari anggota populasi
menjadi sampel penelitian.
Jadi teknik pengambilan sampel dengan pupossive
sampling berdasarkan pada pertimbangan pribadi
peneliti.
23
b. Nonrandom sampling
2) Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju).
b. Nonrandom sampling
3) Quota sampling (penarikan sample secara
jatah).
Teknik sampling ini dilakukan dengan cara pertamatama menetapkan berapa besarnya jumlah sampel
yang diperlukan.
Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah
subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan
pula proses pengumpulan data.
Kemudian menetapkan banyaknya jatah atau quotum,
maka jatah atau quotum itulah yang dijadikan dasar
untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.
Anggota populasi manapun yang akan diambil, tidak
menjadi masalah, yang penting jumlah quotum yang
sudah ditetapkan dapat dipenuhi.
25
b. Nonrandom sampling
4) Accidental sampling atau convenience
sampling
Metode yang proses pengambilan sampelnya
cukup dengan mengambil siapa saja yang
kebetulan ditemui oleh observer di lapangan
sesuai kebutuhan studi.
Dalam penelitian bisa saja terjadi
diperolehnya sampel yang tidak
direncanakan terlebih dahulu, melainkan
secara kebetulan, yaitu unit atau subjek
tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data
dilakukan
26