Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pembimbing:
Dr. Fuad hanif, S.pS.
DEFINISI
Vertigo adalah halusinasi gerakan
lingkungan sekitar serasa berputar
mengelilingi pasien atau pasien
serasa berputar mengelilingi
Terdapat
lingkunganempat
sekitar. tipe
dizziness
vertigo, lightheadedness,
presyncope, dan disequilibrium.
propriosep
tik
sistem
vestibular
sistem
optik
pengaturan
keseimban
gan tubuh
Usia
Jenis
kelam
in
Epidemiologi
Etiologi
Keadaan lingkungan
Obat-obatan : alkohol, gentamisin.
endapan kalsium pada salah satu kanalis
semisirkularis
Klasifikasi
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Vertigo Sentral diakibatkan oleh kelainan pada
batang batang otak atau cerebellum.
2. Vertigo Perifer disebabkan oleh kelainan pada
telinga dalam atau nervus cranialis
vestibulocochlear (N. Perifer
VIII).
Sentral
Bangkitan vertigo
Derajat vertigo
Mendadak
Lambat
Berat
Ringan
Pengaruh gerakan
kepala
Gejala otonom
(+)
(-)
(++)
(-)
Gangguan pendengaran
(+)
(-)
Vertigo dapat
diklasifikasikan
menjadi:
1.
2.
SENTRAL
Supratentorial
Trauma
Epilepsi
Infratentorial
Insufisiensi
vertebrobasile
r
Obat
PERIFER
Labirin, telinga
dalam
vertigo posisional
paroksisimal benigna
Saraf otak
Telinga luar
ke VIII
dan tengah
neuritis
Otitis
iskemik
media
(misalnya
Tum
infeksi,
pada
DM)
pasca trauma
or
inflamasi
penyakit
(misalnya
menierre
pada sifilis,
herpes
labirinitis (viral,
zoster)
bakteri)
neuritis
toksik (misalnya oleh
vestibular
aminoglikosid, streptomisin,
neuroma
gentamisin)
akustikus
oklusi peredaran
darah di labirin
tumor lain di sudut
serebelo-pontin
fistula labirin
Nystagmus
Gejala Klinis
Gejala Primer
Gejala Sekunder
Mual
putar
Gejala otonom
Impulsion (sensasi
Kelelahan
berpindah,
Sakit kepala
terdorong/diangkat)
Sensitivitas visual
Oscilopia (ilusi
pergerakan dunia yg
dirovokasi dengan
pergerakan kepala)
Patofisiologi
Ketidakseimbangan cairan telinga
dalam Aparatus vestibularis
Vertig
o
Gejala primer:
Pusing berputarputar
Implusion,
oscilopia, ataxia,
Pembengkakan
rongga
endolimfatikus
Keseimbangan
tubuh
(vestibuler)
terganggu
Gejala sekunder:
Mual, Gejala
otonom, Kelelahan,
Sakit kepala,
Sensitivitas visual.
Tinitus
Gangguan
pola tidur
Pemeriksaan Fisik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pemeriksaan Neurologik
Gait test :
. Rombergs sign
. Heel-to-toe walking test
. Unterbergers stepping test
. Past-pointing test (uji Tunjuk Barany)
Test Fungsi Vestibuler dengan
Dix-Hallpike manoeuver
Test hiperventilasi
Tes Kalori
Test Fungsi Pendengaran
Rombergs sign
Pasien dengan
vertigo perifer
memiliki gangguan
keseimbangan
namun masih dapat
berjalan, sedangkan
pasien dengan
vertigo sentral
memilki instabilitas
yang parah dan
seringkali tidak
dapat berjalan
Dix-Hallpike manoeuvre
Dari posisi duduk di
atas
tempat
tidur,
penderita dibaring-kan ke
belakang dengan cepat,
sehingga
kepalanya
meng-gantung
bawah
garis
kemudian
45
di
horisontal,
kepalanya
dimiringkan 45 ke kanan
lalu
ke
kiri.
Perhatikan
Tes Hiperventilasi
Tes
ini
dilakukan
jika
pemeriksaan
yang
lain
Jika
nistagmus
terjadi
setelah
hiperventilais
mendorong
tragus
dan
meatus
akustikus
Valsava
maneuver
(exhalasi
dengan
mulut
dan
tes audiometric
vestibular testing
evalusi laboratorium
evalusi radiologis
PEMERIKSAA
N
PENUNJANG
Diagnosis Banding
Vertigo dengan tuli
Mnires disease
Labyrinthitis
intracranial
Vestibular neuritis
Tumor Cerebellopontine angle
Benign positional vertigo Vertebrobasilar insufficiency dan
Labyrinthine trauma
Acute vestiblar
thromboembolism
Tumor otak
dysfunction
Acoustic neuroma
Medication induced
keempat
Migraine
vertigo e.g
Acute cochleo-
aminoglycosides
Cervical spondylosis
Multiple sklerosis
vestibular dysfunction
Syphilis (rare)
Following flexion-
extension injury
Penatalaksanaan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Contoh Latihan:
1. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan
mata ditutup.
2. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi,
fleksi, ekstensi, gerak miring).
3. Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka,
kemudian dengan mata tertutup.
4. Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka
kemudian dengan mata tertutup.
5. Berjalan tandem (kaki dalam posisi garis lurus, tumit
kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dalam
melangkah).
6. Jalan menaiki dan menuruni lereng.
7. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
8. Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang
bergerak dan juga memfiksasi pada objek yang diam.
THANKYOU
Daftar Pustaka