Sie sind auf Seite 1von 86

Tradisional

dan
Fitofarmak
a
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Standar Kompetensi:
Membuat Obat Tradisional dan Fitofarmaka
Kompetensi Dasar:
Mendeskripsikan Obat Tradisional dan Fitofarmaka
Membuat Sediaan Ekstrak dan Tinctura dari
Campuran Bahan Alam
Membuat Sediaan Ekstrak/Galenika
Membuat Sediaan Obat Tradisional
Melakukan Pembuatan Sediaan Fitofarmaka
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Obat Tradisional dan Fitofarmaka


Permenkes RI No. 246/Menkes/Per/V/1990
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau
campuran dari bahan-bahan tersebut, yang
secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Sediaan Galenik
adalah hasil ekstraksi bahan atau campuran
bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
atau hewan

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Produksi dan Distribusi


Mendirikan Usaha Industri Obat Tradisional
diperlukan izin dari Menteri Kesehatan
(sekarang Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia disingkat Badan
POM), sedangkan untuk mendirikan Usaha
Jamu Racikan dan Usaha Jamu Gendong tidak
diperlukan izin

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Persyaratan Untuk Mendapatkan Izin Usaha Industri Obat Tradisional


dan Industri Kecil Obat Tradisional
Jenis Persyaratan

Usaha Industri Obat Tradisional

A.Lokasi

Didirikan ditempat yang bebas


pencemaran dan tidak
mencemari lingkungan

Usaha Industri Kecil Obat


Tradisional
Didirikan ditempat yang bebas
pencemaran dan tidak
mencemari lingkungan

B. Bentuk Perusahaan

Dilakukan oleh Badan Hukum


PT atau Koperasi
Harus memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak

Dilakukan oleh Perorangan,


badan hukum PT atau Koperasi
Harus memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak

C. Penanggung Jawab Teknis

Apoteker swarga Negara


Indonesia

Boleh bukan Apoteker jika


hanya memproduksi Obat
Tradisional rajangan, pilis, tapel
dan parem
Wajib mengikuti CPOTB dan
pemenuhan persyaratan telah
mengikuti CPOTB dinyatakan
oleh petugas melalui
pemeriksaan setempat dan
pemberian Sertifikat CPOTB

D.Pedoman Cara Produksi


Wajib mengikuti CPOTB dan
Obat Tradisional yang Baik pemenuhan persyaratan telah
(CPOTB)
mengikuti CPOTB dinyatakan
oleh petugas yang berwenang
melalui pemeriksaan setempat
dan pemberian sertifikat
CPOTB.

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Persetujuan
Prinsip

Izin Usaha

Industri Obat
Tradisional
Diajukan ke
Badan POM RI

Industri Kecil
Obat Tradisional
Diajukan ke Dinas
Kesehatan
Propinsi
tembusan Badan
POM RI

Diajukan ke
Badan POM RI

Diajukan ke Dinas
Kesehatan
Propinsi setempat

Tabel 16. Permohonan Persetujuan Prinsip dan Izn


Usaha Industri Obat Tradisional dan Industri Kecil Obat
Tradisional
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Peraturan tentang Fitofarmaka dengan


Permenkes RI No. 760/Menkes/Per/IX/1992
Fitofarmaka adalah sediaan obat dan OT
yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari
simplisia atau sediaan galenik yang telah
memenuhi pesyaratan yang berlaku

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Uji Fitofarmaka adalah uji toksisitas, uji


farmakologik, experimental dan uji klinis
fitofarmaka.
Uji Farmakologik experimental adalah

pengujian pada hewan coba untuk


memastikan khasiat fitofarmaka.

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Uji Klinis adalah pengujian pada manusia

untuk mengetahui atau memastikan adanya


efek farmakologik, tolerabilitas, keamanan
dan manfaat klinis untuk pencegahan
penyakit, pengobatan penyakit atau gejala
penyakit

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Bahan baku fitofarmaka dapat berupa

simplisia atau sediaan galenik


Bahan baku fitofarmaka harus memenuhi

persyaratan yang tertera dalam Farmakope


Indonesia, Ektra Farmakope Indonesia,
Materia Medika Indonesia, ketentuan atau
persyaratan lain yang berlaku
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Ramuan (komposisi) Fitofarmaka


Terdiri dari 1 (satu) simplisia atau sediaan
galenik
Ramuan dapat terdiri dari beberapa
simplisia/sediaan galenik dengan syarat
tidak boleh lebih dari 5 (lima)
simplisia/sediaan galenik
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Simplisia tersebut sekurang-kurangnya telah

diketahui khasiat dan keamanannya


berdasarkan pengalaman
Penggunan zat kimia berkhasiat (tunggal

murni) tidak diperbolehkan/dilarang


dalam fitofarmaka.

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Persyaratan
JAMU dengan syarat sudah dilakukan uji

toksisitas dan uji farmakologik


eksperimental pada hewan coba
FITOFARMAKA dengan syarat sudah

dilakukan uji toksisitas, uji farmakologik


eksperimental dan uji klinis

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Gambar 129. Jamu Gendong


(www2.kompas.com. tanggal 25 November 2008)

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Bentuk-bentuk sediaan fitofarmaka


antara lain:
Sediaan oral terdiri dari serbuk, rajangan,

kapsul (ekstrak), Pil (ekstrak), sirup dan


sediaan terdispersi
Sediaan topical terdiri dari salep/krim

(ekstrak), Suppositoria (ekstrak), Linimenta


(ekstrak) dan bedak.
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan RI Nomor: HK.00.05.4.2411 tanggal


12 Mei 2004 tentang Ketentuan Pokok
pengelompokan dan Penandaan Obat
Bahan Alam Indonesia
Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan
menjadi :
Jamu
Obat Herbal Terstandar
Fitofarmaka
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Jamu
Kelompok Jamu harus mencantumkan logo

dan tulisan JAMU dicetak dengan warna


hitam di atas dasar warna putih atau warna
lain yang menyolok kontras
Logo berupa Ranting Daun terletak dalam
lingkaran warna dicetak dengan warna hijau di
atas dasar warna putih atau warna lain yang
menyolok kontras dengan warna logo,
ditempatkan pada pada bagian atas sebelah
kiri dari wadah/pembungkus/brosur.
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Penandaan
Bagian Depan
Berat Bersih :

Berat Bersih :

Nama Obat Tradisional


Nama Dagang

Nama Obat Tradisional


Nama Dagang
TR : 000000000
Nama & Alamat Pabrik Jamu
Jamu

TL : 000000000
Nama & Alamat Pabrik
Dan Nama & Alamat Pabrik
Pemberi Lisensi

Gambar 84. Obat Tradisional Indonesia

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Contoh label kemasan untuk

Berat bersih :

Berat Bersih :

Nama Obat Tradisional

Nama Obat Tradisional


Nama Dagang

Nama Dagang
TR/TL : 000000000
Nama & Alamat Pabrik Jamu

TL : 000000000
Nama & Alamat Pabrik Jamu
Dan Nama & Alamat Pabrik
Pemberi Lisensi

Gambar 86. Obat Tradisional Fitofarmaka

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Obat Herbal terstandar adalah sediaan obat

bahan alam yang telah dibuktikan keamanan


dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji
praklinis dan bahan bakunya telah
distandardisasi

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Obat Herbal Terstandar

Harus mencantumkan logo dan tulisan OBAT


HERBAL TERSTANDAR
Logo berupa jari-jari daun (3 pasang)

terletak dalam lingkaran ditempatkan pada


bagian atas sebelah kiri
wadah/pembungkus/brosur dicetak dengan
warna hijau di atas dasar warna putih atau
warna lain yang menyolok kontras dengan
warna logo
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Tulisan OBAT HERBAL TERSTANDAR

dicetak dengan warna hitam di atas dasar


warna putih atau warna lain yang menyolok
kontras dengan tulisan OBAT HERBAL
TERSTANDAR.

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan

alam yang telah dibuktikan keamanan dan


khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik
dan uji klinik bahan baku dan produk jadinya
telah distandardisasi.

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Fitofarmaka
Mencantumkan tulisan FITOFARMAKA

dengan warna hitam di atas dasar warna putih


atau warna lain yang menyolok kontras
Logo Jari-jari daun (yang kemudian
membentuk bintang terletak dalam lingkaran)
ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri
wadah /pembungkus/brosur dicetak dengan
warna hijau di atas dasar putih atau warna
lain yang menyolok kontras dengan warna
logo.
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Kode Nomor Pendaftaran Obat


Tradisional
Terdiri dari 11 digit yaitu 2 (dua) digit pertama
berupa huruf dan 9 (Sembilan) digit kedua
berupa angka
Digit ke-1 menunjukkan obat tradisional,
yaitu dilambangkan dengan huruf T
Digit ke-2 menunjukkan lokasi obat
tradisional tersebut diproduksi
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

TR , obat tradisional produksi dalam negeri


TL, obat tradisional produksi dalam negeri

dengan lisensi
TI , obat tradisional produksi luar negeri atau
impor

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

BTR, obat tradisional yang berbatasan dengan

obat produksi dalam negeri


BTL, obat tradisional yang berbatasan dengan
obat produksi dalam negeri dengan lisensi
BTI, obat tradisional yang berbatasan dengan
obat produksi luar negeri atau impor

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Bahan-bahan yang
digunakan
Jamu harus memenuhi kriteria:
aman sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan,
klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data
empiris,
memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Obat herbal terstandar harus memenuhi


kriteria :
aman sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan,
klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/pra
klinik,
telah dilakukan standarisasi terhadap bahan
baku yang digunakan dalam produk jadi,
memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Nama Produk

Bentuk Sediaan

Nama Pabrik

Diabmeneer

Kapsul

Diapet

Kapsul

Lelap

Kaplet salut selaput

Fitogaster

Kaplet

Fitolac

Granul

Glucogard

Kapsul

PT. Phapros

Tolak Angin

Cairan obat dalam

PT.Sido Muncul

Indikasi

PT.Nyonya Meneer

Membantu
meringankan
gejala
kencing manis
PT. Soho Industri Pharmasi Mengurangi frekuensi buang air
besar,
memadatkan
tinja
dan
menyerap racun pada penderita diare
serta bukan sebagai pengganti oralit

PT. Soho Industri Pharmasi Membantu meringankan gangguan


tidur
PT. Kimia Farma
Membantu
meredakan
perut
kembung
PT. Kimia Farma
Membantu memperlancar Air Susu
Ibu (ASI)
Membantu
meringankan
gejala
kencing manis
Untuk masuk angin, sakit perut,
mabuk
perjalanan,
memelihara/menjaga daya tahan
tubuh

Tabel 17. Contoh Obat Herbal Terstandar


SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Fitofarmaka harus memenuhi syarat:


Aman sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan,
klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan
uji klinik,
telah dilakukan standarisasi terhadap bahan
baku yang digunakan dalam produk jadi,
memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Nama
Bentuk Sediaan Nama Pabrik
Produk
Rheumaneer Kapsul
PT.Nyonya
Meneer

Indikasi
Untuk pengobatan nyeri
sendi
ringan
sampai
sedang

Stimuno

Kapsul dan
Sirup

PT. Dexa
Medica

Sebagai immunomodulator
(pengatur sistem imun)

X-gra

Kapsul

PT. Phapros

Untuk
disfungsi
dengan
atau
ejakulasi dini

Tensigard
Agromed

Kapsul

PT. Phapros

Untuk menurunkan tekanan


darah sistolik/diastolik pada
hipertensi ringan hingga
sedang

Tabel 18. Contoh Fitofarmaka


SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

ereksi
tanpa

Perbedaan obat tradisional dan fitofarmaka:


Obat Tradisional

Fitofarmaka

1. digunakan dalam upaya perawatan 1. digunakan dalam upaya pelayanan


sendiri,

kesehatan formal,

2. khasiat berdasarkan pengalaman 2. khasiat


(empiris, turun temurun),
kesehatan):

uji klinis),

sehat 3. tujuan penggunaan: untuk kuratif

lelaki, jamu habis bersalin; untuk

(pengobatan

preventif

hipertensi, anti diabetes,

(pencegahan

penelitian

ilmiah (uji farmakologi, uji toksisitas,

3. tujuan penggunaan: untuk promotif


(peningkatan

berdasarkan

penyakit):

penyakit):

anti

temulawak untuk hepatoprotektor, 4. indikasi dan parameter pengujian


antioksidan,

jelas,

4. indikasi dan parameter pengujian 5. bahan baku telah terstandarisasi.


tidak jelas,
5. bahan baku belum terstandarisasi.

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Prioritas pemilihan fitofarmaka:


bahan bakunya relatif mudah diperoleh
didasarkan pada pola penyakit di Indonesia
perkiraan manfaatnya terhadap penyakit
tertentu cukup besar
memiliki rasio risiko dan kegunaan yang
menguntungkan penderita
merupakan satu-satunya alternatif
pengobatan
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Jenis-jenis Obat Tradisional yang


dikembangkan Menjadi Fitofarmaka
Lampiran Permenkes RI No.
760/Menkes/Per/IX/1992 tanggal 4 September
1992 tentang daftar obat tradisional yang
harus menjadi Fitofarmaka

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Antelmintik
Anti ansietas (anti cemas)
Anti asma
Anti diabetes (hipoglikemik)
Anti diare
Anti hepatitis kronis
Anti herpes genitalis
Anti hiperlipidemia
Anti hipertensi
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Anti hipertiroidisme
Anti histamine
Anti inflamasi
Anti kanker
Anti malaria
Anti TBC
Antitusif/ekspektoransia
Disentri
Dispepsia (gastritis)
Diuretik
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

EKSTRAKSI
Ekstraksi atau penyarian adalah suatu

kegiatan penarikan zat-zat yang dapat larut


dari bahan yang tidak dapat larut dengan
pelarut cair

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Ekstrak adalah sediaan kental yang

diperoleh dengan mengekstraksi senyawa


aktif dari simplisia nabati atau hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan
dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian hingga memenuhi
baku yang telah ditetapkan.

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Proses Ekstraksi
dapat dipisahkan menjadi pembuatan serbuk,

pembasahan, penyarian dan pemekatan


umumnya akan bertambah baik jika
permukaan serbuk simplisia yang
bersentuhan dengan cairan penyari makin
luas, makin halus serbuk simplisia seharusnya
makin baik ekstraksinya

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Tetapi tidak selalu demikian, karena ekstraksi

masih tergantung juga pada sifat fisik dan


kimia simplisia yang bersangkutan, simplisia
yang terlalu halus menyebabkan proses
ekstraksi dengan cara perkolasi menjadi sulit

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Perkolasi akan berjalan baik bila ada ruang

antar sel yang cukup sehingga cairan penyari


dapat turun, bila serbuk terlalu halus, ruang
antar sel yang merupakan jalan turunnya
cairan penyari berkurang, sehingga cairan
tidak dapat turun.

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Serbuk yang terlalu halus juga akan

mempersulit penyaringan karena butiranbutirannya akan membentuk suspensi yang


sulit dipisahkan
Hasil ekstraksi menjadi tidak murni lagi
karena bercampur dengan partikel-partikel
tersebut
Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan
derajat halus simplisia yang tepat

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Derajat halus beberapa simplisia yang


diperoleh dengan percobaan berulang-ulang,
contohnya:
Akar pule pandak (8/24)
Buah cabe (10/24)
Kulit kayu manis (18/24)
Biji kola (24/34)
Herba timi (34/40)
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Ekstraksi dipengaruhi oleh:


Derajat kehalusan serbuk
Perbedaan konsentrasi: makin besar
perbedaan konsentrasi makin cepat ekstraksi

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Faktor pemilihan cairan penyari:


murah, mudah diperoleh,
stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral,
tidak mudah menguap, tidak mudah terbakar,
selektif dan tidak mempengaruhi zat
berkhasiat
Cairan penyari yang umum digunakan pada
perusahaan obat tradisional adalah air,
etanol atau etanol-air
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Air : murah, mudah didapat, stabil, tidak

mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak


beracun dan alamiah, tetapi ada kerugian
penggunaan air yaitu tidak selektif, ekstrak
yang diperoleh mudah ditumbuhi kapang dan
kuman, dan untuk pengeringan ekstrak akan
membutuhkan waktu yang lama,menyari zatzat lain disamping zat aktif yang pada
umumnya merupakan pengganggu seperti
gom, pati, protein, lemak, enzim, lendir dan
lain-lain
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Ekstrak air mudah ditumbuhi kapang dan

kuman, untuk itu dapat ditambahkan zat


pengawet seperti etanol, gliserin ataupun gula
Kerugian lain air sebagai cairan penyari
adalah enzim yang terlarut dengan air akan
dapat menyebabkan reaksi enzimatis yang
menyebabkan penurunan mutu, dan air juga
dapat mempercepat proses hidrolisis

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Etanol : lebih selektif, tidak beracun, netral,

kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol


dengan konsentrasi 20%, dan waktu yang
diperlukan untuk memekatkan ekstrak relatif
lebih cepat
Untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi
biasanya digunakan campuran etanol dan air
dengan perbandingan tertentu yang diperoleh
dari hasil percobaan
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Cara Ekstraksi
Dibedakan menjadi: maserasi, perkolasi,
infundasi, dan distilasi uap
Ekstraksi tersebut seringkali dapat
dimodifikasi, seperti misalnya maserasi dapat
disempurnakan dengan digesti

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Maserasi
adalah proses ekstraksi/penyarian simplisia

yang menggunakan pelarut dengan beberapa


kali pengadukan atau pengocokan pada
temperatur ruangan (kamar)

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Prinsip metode ini adalah pencapaian

konsentrasi pada keseimbangan,cairan


penyari akan menembus dinding sel dan
masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif
Cairan penyari yang dapat digunakan adalah

air, etanol, air-etanol atau pelarut lain


SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Keuntungan cara maserasi adalah cara

pengerjaan dan peralatan yang digunakan


sederhana dan mudah diusahakan
Kerugian cara maserasi adalah pengerjaan

lama dan penyariannya kurang sempurna.

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Maserasi dilakukan dengan cara

10 bagian simplisia dengan derajat halus yang


sesuai dimasukkan ke dalam bejana,
kemudian ditambahkan 75 bagian cairan
penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari
terlindung dari cahaya sambil berulang-ulang
diaduk

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Setelah 5 hari, diserkai, ampas diperas


Ampas ditambah cairan penyari secukupnya

diaduk dan diserkai sehingga diperoleh


seluruh sari sebanyak 100 bagian
Bejana ditutup dan dibiarkan ditempat sejuk
terlindung dari pengaruh langsung cahaya
selama 2 hari, kemudian endapan yang terjadi
dipisahkan
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Pengadukan pada cara maserasi ditujukan

untuk meratakan konsentrasi larutan di luar


butir serbuk simplisia sehingga dengan
pengadukan tersebut tetap terjaga adanya
perbedaan konsentrasi yang sekecil-kecilnya
antara larutan di dalam sel dengan larutan di
luar sel
Hasil sari dengan cara maserasi perlu
dibiarkan 2 hari untuk mengendapakan zatzat yang tidak diperlukan tetapi ikut terlarut
dalam cairan penyari
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Cara maserasi ini ditujukan untuk membuat

tingtur
Jika diinginkan menjadi ekstrak maka dapat
dilanjutkan dengan pemekatan tingtur
tersebut dengan cara penyulingan atau
penguapan pada tekanan rendah dan suhu
50C hingga konsentrasi yang dikehendaki

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Penguapan dengan tekanan rendah

menyebabkan cairan penyari akan menguap


di bawah titik didihnya, sehingga waktu
penguapan akan lebih cepat
Alat yang biasa digunakan yaitu alat penguap
vakum berputar.

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Modifikasi yang sering dilakukan terhadap

cara maserasi adalah digesti, yaitu cara


maserasi dengan menggunakan pemanasan
lemah, yaitu pada suhu 4050C
Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan
untuk simplisia yang zat aktifnya tahan
terhadap pemanasan
Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat
dengan peningkatan suhu

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Maserasi juga dapat dimodifikasi dengan

menggunakan mesin pengaduk


Proses maserasi dengan mesin pengaduk
yang berputar terus menerus membuat waktu
maserasi dapat dipersingkat menjadi 6
sampai dengan 24 jam

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Remaserasi dapat dilakukan dengan cara


cairan penyari dibagi dua
Seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan
cairan penyari pertama
Sesudah dienap tuangkan dan diperas, ampas
dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang
kedua
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Gambar 130. Contoh


Tingtur Hasil Maserasi
(
www.tinkturen-selbst
gemacht.de
. Tanggal 25
November 2008)

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan

mengalirkan cairan penyari yang selalu baru


melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi
sampai sempurna, umumnya dilakukan pada
suhu ruang
Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia
ditempatkan dalam suatu bejana silinder,
yang bagian bawahnya diberi sekat berpori,
cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah
melalui serbuk tersebut
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Tahapan Penyarian terdiri dari tahap

pengembangan bahan, tahap maserasi


antara, tahap perkolasi sebenarnya
(penetesan atau penampungan ekstrak)
secara terus menerus sampai diperoleh
ekstrak yang jumlahnya 1 sampai 5 kali bahan

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Kelebihan cara perkolasi:


aliran cairan penyari menyebabkan adanya
pergantian larutan yang terjadi dengan
larutan yang konsentrasinya lebih rendah,
sehingga meningkatkan derajat perbedaan
konsentrasi

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Alat perkolasi disebut perkolator


Cairan yang digunakan untuk menyari disebut

cairan penyari atau menstrum


Larutan zat aktif yang keluar dari perkolator
disebut sari atau perkolat

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Bentuk perkolator ada 3 macam yaitu:


perkolator berbentuk tabung
Paruh
Corong
Pemilihan bentuk perkolator:
Tergantung pada jenis serbuk simplisia yang
akan disari
Ukuran perkolator tergantung jumlah bahan
yang akan disari tidak lebih dari tinggi
perkolator SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Cara Perkolasi:
Membasahi 10 bagian simplisia atau
campuran simplisia dengan derajat halus
yang sesuai menggunakan 2,5-5 bagian
cairan penyari
Campuran dimasukkan dalam bejana tertutup
sekurang-kurangnya selama 3 jam
Selama 24 jam sambil cairan penyari
dibiarkan menetes dengan kecepatan 1mL/s
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Kemudian cairan penyari ditambah berulang-

ulang
Hasil akhir perkolasi dapat dilakukan dengan
pemeriksaan zat aktif secara kualitatif pada
perkolat terakhir

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Infundasi
Infundasi adalah proses ekstraksi yang pada

umumnya digunakan untuk menyari zat


kandungan aktif yang larut dalam air dari
bahan nabati
Ekstraksi ini menghasilkan ekstrak yang tidak
stabil dan mudah ditumbuhi kapang dan
kuman, sehingga tidak boleh disimpan lebih
dari 24 jam

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Infus dibuat dengan cara:


membasahi bahan bakunya dengan air 2 kali
bobot bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan
dan untuk karagen 10 kali bobot bahan
bahan baku ditambah air dan dipanaskan
selama 15 menit pada suhu 9098C, untuk
100 bagian ekstrak diperlukan 10 bagian
bahan.
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Derajat kehalusan simplisia untuk


infundasi, misalnya:
(2/3) misalnya untuk daun kumis kucing, daun
sirih dan akar manis
(3/6) untuk akar kelembak
(6/8) untuk rimpang lengkuas, rimpang temu
lawak dan rimpang jahe
(8/24) untuk kulit kina
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Proses pembuatan infusa:


Simplisia dicampur bahan dengan air
secukupnya dalam sebuah panci
Dipanaskan di dalam tangas air selama 15
menit, dihitung mulai temperatur di dalam
panci mencapai 90C sambil sekali-sekali
diaduk
Infus diserkai pada waktu panas melalui kain
flanel
Ditambahkan air mendidih melalui ampasnya
jika kekurangan
air
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Infus yang mengandung minyak atsiri harus

diserkai dalam keadaan dingin


Infus asam jawa dan simplisia yang berlendir
tidak boleh diperas
Infus kulit kina ditambah dengan asam sitrat
sepersepuluh bobot simplisia
Infus simplisia yang mengandung glikosida
antrakinon ditambahkan natrium karbonat
sebanyak sepersepuluh dari bobot simplisia
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Pembuatan Infus

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Modifikasi infusa dikenal dengan nama dekok

yaitu infus dengan waktu yang lebih lama (


30 menit ) dan temperatur sampai titik didih
air

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Destilasi Uap
Distilasi uap digunakan untuk menyari

simplisia yang mengandung komponen


dengan titik didih tinggi pada tekanan udara
normal
Prinsip distilasi uap adalah cairan penyari
dididihkan sehingga menguap, uap tersebut
terkondensasi dengan adanya pendingin
sehingga membasahi dan merendam simplisia
Ekstraksi ini dilakukan berulang kali sampai
simplisia tersari sempurna
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Ekstraksi
Berkesinambungan
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut

pada temperatur titik didihnya selama waktu


tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik
Alat ekstraksi dengan refluks terdiri dari labu
tempat simplisia dan cairan penyari, dan
pendingin balik

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Proses ekstraksi:

cairan penyari bersama dengan simplisia


dipanaskan hingga mendidih, uap penyari
akan naik ke atas, uap penyari mengembun
karena didinginkan oleh pendingin balik

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Contoh alat distilasi dengan pompa vakum


(www.indonetwork.co.id . tanggal 25 November 2008)

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Soxhletadalah ekstraksi dengan

menggunakan pelarut yang selalu baru yang


umumnya dilakukan dengan alat khusus
sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan
jumlah pelarut yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik
Alat ekstraksi terdiri dari labu, tabung soxhlet
dan pendingin balik

SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Proses ekstraksi:cairan penyari dalam labu

dipanaskan hingga mendidih, uap cairan


penyari naik ke atas melalui pipa samping,
kemudian diembunkan kembali oleh pendingin
tegak
Cairan turun ke labu melalui tabung yang
berisi serbuk simplisia melarutkan zat aktif
serbuk simplisia
Karena adanya sifon, seluruh cairan akan
turun kembali ke labu
SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG

Das könnte Ihnen auch gefallen