Sie sind auf Seite 1von 22

ALERGI MAKANAN

TINJAUAN PUSTAKA

ALERGI

ATOPI

1. Imunitas perlindungan dan reaksi


hipersensitifitas terhadap Ag
memicu perubahan reaktifitas
(Von Pirquet)
2. Manifestasi fungsi sistem
kekebalan yang menguntungkan
dan merugikan (Galli, 1999)
Kecenderungan terjadi respon IgE
yang meningkat (Durham & Church,
2001)

EPIDEMIOLOGI

Insidensi &

Perjalanan

Faktor-faktor

Prevalensi

alamiah

risiko

penyakit

Allergic March

FAKTOR RISIKO

Genetik
Populasi umum 15-20 %
Ibu atopik 35-40 %
Ayah & ibu atopik 60 %
(Savelkoul, 2000)

Analisis chisquare
anak orang tua dengan
riw.atopik secara
bermakna lebih mungkin
untuk mendapat
peny.atopik daripada
anak dengan orang tua
tanpa riw.atopik
(Sarafino, 2000)

Faktor Regulasi Sitokin

Produk
sitokin
Hipersensitifitas
lambat

Respon alergi cepat

keseimbangan
Th1

IL2, IFN-, IL12

Th2
IL4, IL5, IL13
Fungsi sintesis IgE

Pelepasan IL4 & IL5


IgE ,
Eosinofil

Faktor Lingkungan

Geografi, cuaca,/musim,
keadaan sosial, infeksi,
besar-kecil jumlah
keluarga, imunisasi

Pada masa/periode awal


kehidupan
Sensitisasi primer

ALERGI

Faktor Dietetik

Diet restriksi makan alergen


pada ibu hamil kurang efektif
dalam menurunkan kejadian
alergi pada bayi
(Kramer, 2000)

Sensitisasi Alergen
Proses sejak masa awal kehidupan dipengaruhi faktor
lingkungan, geografi, cuaca, dan keadaan sosial
Terjadi dalam kandungan limfosit tali pusat bayi reaksi
terhadap alergen spesifik
Sensitisasi dini terhadap alergen makanan sebelum umur 2
tahun berhubungan dengan asma pada waktu umur 7 tahun
(Illi, ..). Faktor-faktor penyebab asma dan transmisi
maternal menunjukkan pola khusus dengan sensitisasi dan
ekspresi fenotip

Alergi Makanan
Alergi makanan

Masalah alergi yang penting


pada anak

20 % anak pada usia 1 th


Susu sapi

Gandum
Kedelai

Telur
Ikan
Kacang-kacangan

Tabel 2. Bahan makanan penyebab alergi


Th

Pen
eliti

tel
ur

su
su

198

Sa
mpson
Bla
nco

42
%

11
%

29
%

San
tos
o
Ran
ce

40
,6
%
51
,8
%

5
199
1
199
6
199
9

Kaca
ng
tan
19
ah
%

Ke
de
lai
-

22
%

9%

11
,6
%

34,
3%

7,
1%

ika
n

Se
re
al

5%

bu
ah

sa
yu
r

Da
gi
ng

2%

7
%

18
%

6%

8%

8%

52
,6
%
-

8,
9%

4%

6,
8
%
-

Faktor-faktor alergi
makanan pada bayi

Imaturitas Enzim
Atopik keluarga
Infeksi virus
Permeabilitas sal.
cerna

Kadar sekresi IgA


Diit/lingkungan

Manifestasi Klinis Alergi Makanan


Diare

1. Gastrointestinal

Regurgitasi
muntah

2. Respiratorius

Sering pada DA
Cafcarelli dkk,
1998

Mengi, batuk, sesak napas


Sumbatan hidung, bersin dan rinore

3. Kulit

Segera: Urtikaria, angioedema, eritema


Lambat: Eksantema, Eksema (dermatitis
atopik) Werfel 2001

Telur
Alergen telur
Ovalbumin

Penyebab utama alergi makanan


Putih telur ovalbumin ovomukoid
Kuning telur lifiton
Kandungan utama 954% putih telur

Glikoprotein putih telu


BM 45.000
Komposisi isoelektril pd pH 4,6
Stabilitas: suhu 2-8 oC, suhu 28 oC

Dermatitis Atopik (DA)


Peradangan kulit, eritematous dan gangguan kulit
xerotik dengan pruritis yang berat (Charles, 2001),
batas tidak tegas, predileksi pada lipatan kulit (William,
1994)
50-80% anak dg DA alergi saluran napas
Insidensi/prevalensi:
- Inggris 15-20% anak sekolah, 2-3% dewasa
- Indonesia < 2 th (siregar, 1998)
Dijumpai tahun pertama kehidupan (Ross, 2002)

Tabel 5. Jumlah kunjungan baru 10 penyakit terbanyak pasien kulit anak


di beberapa rumah sakit di Indonesia tahun 2000
Diagnosi
s

RSU
PN
CM

RS
Dr.
Kari
adi

RS.
H.
Sadi
kin

RSUP
Wahi
din

RS
Pelam
onia

75

RSU
P
DR.
Sard
jito
6

RSPA
D
Gato
t
Subr
22
oto

Juml
ah
tota
l

D. atopik

314

132

46

16

Skabies

164

60

12

158

16

11

425

P. alba

128

27

48

15

19

244

Impetigo
V. bulsa

94

36

34

12

15

203

D.
numulari
s
D.

67

23

103

22

230

65

13

124

17

10

238

M.
kontangi
osum
Furunkul
osis

128

44

177

40

18

25

26

58

173

P.
vesikolor

32

26

37

26

11

142

Folikuliti
s
Total

34

37

25

138

1066

318

38

730

196

137

96

251
8

611

seboroik

Terdapat 611/kasus DA dari 2518 kasus 7 RS di Indonesia

Etiologi
Alergen Inhalasi
Polusi
Iklim
Diit
Faktor kehidupan awal
(Charman, 2002)

DA

Pola sitokin
yang
diinduksi
alergen
(werfel dan
Kapp, 1999)

Alergi makanan

Patogenesis
Gen pengatur sekresi IL4
Ketidakseimbangan Th 1 dan Th 2
Pe IFN -
Sekresi mastosit dan basofil
Kelainan fx monosit
Pe P6E2
(Hill 2000, David dkk, 2000, Lever, 2001)
Hub erat DA dg alergi makanan, DA pe IgA
sekretori di usus disertai permeabilitas usus

Tabel 7. Kriteria Diagnostik Hanifin & Rajka yang


diperbaharui
Harus dijumpai :
Kondisi kulit yang gatal dalam 12 bulan terakhir
Ditambah 3 atau lebih kriteria berikut :

Usia saat onset <2 tahun

Riwayat daerah lipatan terlibat


Riwayat kulit kering secara menyeluruh

Riwayat terdapat penyakit atopik lainnya


Dijumpai adanya dermatitis pada lipatan-lipatan
yang dapat terlihat dengan jelas

Lab Penunjang
Invitro

Eosinofil

Ig E
85% anak dg DA (Leung, 1997)
Derajat kenaikannya sesuai dg luas dan
keparahan peny (Fishop, 1999)
Sensitivitas 80%, spesifitas 96% (Stone, 1973)
Invivo

- RAST
- SPT

Diagnosis Banding
Dermatitis Seboroik (DS)

Dermatitis Kontak Alergika (DKA)


- dibatasi pada th pertama

Pencegahan
ALERGE
N
GENETI
K

ATOPI

SENSITISASI

PENCEGAHAN

ROKOK
ASAP KENDARAAN
PO
POLUTAN LAIN
INFEKSI

HIPERSENSITIVITAS

PRIMER

KERUSAKAN
JARINGAN
SEKUNDER
TERTIER

Perjalanan penyakit alergi dan pencegahannya


(Zeiger, 1999)

Pencegahan primer

Identifikasi bayi risiko


atopi

Keaslian Penelitian
Peneliti

sampel

Metode/disai
n

intervensi

Luaran & hasil

Cant dkk
1986

19 ibu dan
bayi
berusia 6
mg 6 bl

Double Blind
cross over
trial

I.

Skor derajat
keparahan
eksema

Chandra
dkk 1989

97

Prospectif
RCT evaluasi
s 18 bl

Eksp: pantang susu, telur,


kacang selama 6 th
Kont diit normal

Insidensi
tingkat
eksema atopik
dan keparahan

Sigurs
1991

115

RCT

Eksp: diit bebas telur, susu


sapi, ikan selama 3 bulan
Kont: diit normal

Gejala atopi
SPT AB spesiik
IgE

Marini
dkk 1996

N=279

Prospektif
RCT evaluasi
s 3 th

Pemberian formula
hidrolisa vs susu sapi
formula konversi on al

Eksema atopik
Recc wheezing
rhinitis
urtikaria gejala
GIT

II.

Eksp: pantang susu


sapi, telur, coklat,
gandum dll.
II: Non random
normal vs diit
pantang

Das könnte Ihnen auch gefallen