Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh :
Hani Hosana Kristi, S.Ked
1210221080
n
Penyakit Paru
Obstruktif Kronis
(PPOK) penyakit
yang dapat dicegah
dan dirawat dengan
beberapa gejala
ekstrapulmonal yang
signifikan, yang dapat
mengakibatkan tingkat
keparahan yang
berbeda pada tiap
individu.
Definisi
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) :
penyakit paru kronik yang ditandai oleh
hambatan aliran udara di saluran nafas
yang tidak sepenuhnya reversibel atau
ireversibel.
Epidemiologi
Penderita pria : wanita
3-10 : 1
Pekerjaan berhubungan erat
dengan faktor alergi dan
hiperaktifitas bronkus
Insiden PPOK 1 kali lebih banyak
di perkotaan dibandingkan di
pedesaan
Faktor Resiko
Kebiasaan
merokok
- Riwayat
merokok
- Perokok aktif
- Perokok pasif
- Bekas perokok
Derajat Berat
Merokok
(Indeks
Brinkman)
Polusi Udara
- Polusi dalam
- Ringan : 0 -200
ruangan
- Sedang : 200 -
- Polusi diluar
600
ruangan
- Polusi tempat
kerja
Faktor Resiko
Riwayat Infeksi
saluran nafas
bawah
berulang
Hiperaktivitas
bronkus
Defisiensi
antitripsin
alfa-1
Patogenesis
Klasifikasi
Dengan atau tanpa gejala klinis
Derajat I
PPOK
Ringan
Derajat II
PPOK
Sedang
Derajat III
PPOK Berat
Derajat IV
PPOK
Sangat
Berat
Diagnosis
Gejala Klinis
Sesak Nafas
Batuk
Kronis
Batuk
Darah
Saat eksaserbasi
Asal darah dari saluran napas yang
radang blood streaked purulent
sputum
Anoreksia
BB
Anamnesis
Riwayat merokok atau mantan perokok dengan
atau tanpa gejala napas
Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di
tempat kerja
Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi
atau anak, misal Berat Badan Lahir Rendah,
infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap
rokok dan polusi udara.
Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
Px. Fisik
Pursed-lips
breathing
Barrel chest
Emfisema
fremitus melemah,
sela iga melebar
Suara
napas
vesikuler
normal /
Palpasi
Emfisema
melemah
hipersonor dan
Ronki dan
batas jantung
atau mengi
mengecil, letak
nafas biasa
diafragma
/ ekspirasi
rendah, hepar
paksa
terdorong ke
bawah
Perkusi
Auskultasi
Px. Penunjang
Spirometri
Rutin
Uji
Bronkodilator
Lab, R
Rutin
Uji Provokasi
Bronkus
Uji
Kortikosteroi
d
AGD, EKG
Bakteriologi,
Antitripsin
alfa-1
Tatalaksana
Edukasi
Mengenal perjalanan
penyakit dan pengobatan
Melaksanakan pengobatan
yang maksimal
PPOK
Meningkatkan kualitas
hidup
Tujuan
perburukan
Menghindari pencetus
Penyesuaian aktifitas
Bahan Edukasi
Obat-obatan
Antikolinergi
k
Bronkodilator
Agonis -2
Xantin
Antiinflamasi
Antibiotik
Antioksidan
Mukolitik
Terapi O
Ventilasi
Mekanik
PPOK
hipoksemia
PPOK
progresif
eksaserbasi
dengan gagal
napas akut atau
pada pasien
O oksigenasi
PPOK derajat
seluler &
berat dengan
mencegah
napas kronik.
kerusakan sel
Nutrisi
Hipoksemia &
hiperkapnia
kerja muskulus
respirasi
kebutuhan energi
hipermetabolisme
malnutrisi
mortalitas PPOK
( F/ Paru)
Rehabilitasi
Lat Fisik
toleransi
Lat Psikososial
latihan &
Lat
memperbaiki
Pernafasan
kualitas hidup
Program
Tujuan
Simptom pernapasan
berat
Bbrp kali masuk UGD
kualitas hidup
Sasaran
Prognosis
2.
Patofisiologi
1. Gagal Napas Akut Pada
PPOK
Mekanisme penting yang mendasari pada
PPOK :
Maldistribution of inspired air relative to
perfusion oleh karena sebagian dari udara
ventilasi tidak dimanfaatkan dan terbuang
sebagai ventilasi ruang rugi sehingga terjadi
hipoksemia arteri.
Obstruksi berat, yang memungkinkan
ventilasi alveolar yang adekuat dengan
akibat terjadi hipoventilasi dan hipoksemia.
Gejala
judgment,
loss of fine motor coordination,
rasa cemas,
disorientasi,
dizziness,
vasokonstriksi,
takikardi,
bradikardi,
hipertensi atau hipotensi.
kepala,
mengantuk sampai koma,
edema papil,
takikardi,
hipertensi,
vasodilatasi kulit,
conjuctival injection,
sembab,
diaphoresis.
Faktor Predisposisi
Infeksi
2. Penanganan
a. Terhadap Bronkospasme
Bronkodilator dapat dikelompokan dalam tiga
golongan yaitu :
1. Golongan xanthine : Merupakan bronkodilator
pilihan utama gagal napas akut pada PPOK
2. Golongan simpatomimetika
3. Golongan antikolinergik : ipratropium bromida
keseimbangan asam-basa
Asidemia dapat dikoreksi dengan
pemberian bikarbonat parenteral,
dengan patokan meningkatkan pH
diatas 7,20 namun tidak melampaui
7,35.
f. Pemberian steroid
3. Tindakan Penunjang
Pada emboli paru : Sebagai profilaksis dapat
diberikan heparin dosis rendah (5000/8jam).
Pada stress ulcer : Perdarahan lambung sebagai
manifestasi stress ulcer terjadi pada 18-25%
kasus, maka pemberian antasida sebagai
profilaksis amat dianjurkan.
Nutrisi : Pemberian nutrisi melalui sonde lambung
yang berdiameter kecil lebih menguntungkan
daripada mengandalkan pemberian infus.
Penatalaksana
an
B. Farmakologi
Bronkodilator dan Steroid
Penggunaan bronkodilator pada PPOK dapat dibagi dua
tahap :
Tahap I : Theophylline oral dan beta-2 agonist perinhalasi
Tahap II : bila respons tahap I kurang memuaskan :
dilakukan trial kortikosteroid dan mungkin pula derivat
atropin perinhalasi.
Pemberian trial kortikosteroid :
Klinis PPOK (+) dengan FEV1/VC < 60%
Respons klinis pengobatan tahap I tidak memuaskan
Spirometer sebelum trial, dilakukan sebelum dan
sesudah inhalasi beta-2 agonis
Prednisone 40 mg tiap pagi, selama 2-4 minggu,
sementara terapi tahap I tetap dipertahankan
Ulangi pemeriksaan spirometri
Profilaksis Antibiotik
ampisilin/amoksisilin, tetrasiklin,
trimetoprim-sulfametoksazol.
4. Oksigen
Pemberian oksigen jangka panjang juga
akan menurunkan frekuensi masuk
rumah sakit oleh karena GNA pada
PPOK, melalui mekanisme bahwa
oksigen dapat meningkatkan daya
tahan, serta memperbaiki fagositosis
serta mucociliary clearance.
Prognosis
DAFTAR PUSTAKA
1. Referat PPOK. Available from :
http://id.scribd.com/doc/68677337/referat-PPOK
2. Laporan Kasus Besar. Laki-laki 67 Tahun dengan PPOK
Eksaserbasi Akut, Infiltrat Paru, Hipertensi Stage II dan
Hiperglikemia. Available from :
http://id.scribd.com/doc/102212703/39/PPOK-EKSASERBASI-AKUT
3. PPOK Eksaserbasi. Available from :
http://id.scribd.com/doc/68677337/1/PPOK-PPOK-eksaserbasi-didefi
nisikan-sebagai-peningkatan-keluhan-gejala-pada
4. PDPI. PPOK Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia. Jakarta. 2003
5. GOLD. Global Strategy for The Diagnosis, Management,
Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. USA. 2010.
Available from : http://www.goldcopd.com/guidelineitem
6. Alsagaff, Hodd. Mukty, H. Abdul (ed). Dasar-dasar Ilmu Penyakit
Paru. Surabaya : Airlangga University Press. 2005
7. Chapman KR. Therapeutic algorithm for COPD. Am. J. Med. 1991;
(suppl) 17s-23s
8. Moyle A. Chronis bronchitis; its cause and cure. Thorsons Publ.
1969
Terima kasih
Diagnosis
Banding