Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Masalah al-wala (loyalitas/kecintaan) dan al-bara (berlepas diri/kebencian) adalah masalah yang
sangat penting dan ditekankan kewajibannya dalam Islam, bahkan merupakan salah satu landasan
keimanan yang agung, yang dengan melalaikannya akan menyebabkan rusaknya keimanan
seseorang
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, Al-baraaah (sikap berlepas diri/kebencian) adalah
kebalikan dari al-wilaayah (loyalitas/kecintaan), asal dari al-baraaah adalah kebencian dan asal
dari al-wilaayah adalah kecintaan. Yang demikian itu karena hakikat tauhid adalah (dengan)
tidak mencintai selain Allah dan mencintai apa dicintai Allah karena-Nya. Maka kita
tidak (boleh) mencintai sesuatu kecuali karena Allah dan (juga) tidak membencinya
kecuali karena-Nya[
Syaikh Shaleh bin Fauzan al-Fauzan ketika menjelaskan masalah ini, beliau berkata, Setelah cinta
kepada Allah dan Rasul-Nya, wajib (bagi setiap muslim untuk) mencintai para kekasih Allah (orangorang yang beriman) dan membenci musuh-musuh-Nya. Karena termasuk prinsip-prinsip dasar
akidah Islam adalah kewajiban setiap muslim yang mengimani akidah ini untuk mencintai orangorang yang mengimani akidah Islam dan membenci orang-orang yang berpaling darinya
KEDUDUKAN
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin lebih lanjut menjelaskan, Sikap
loyal dan cinta terhadap orang-orang yang menentang Allah menunjukkan
lemahnya keimanan dalam hati seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya,
karena tidaklah masuk akal jika seseorang mencintai sesuatu yang
dimusuhi kekasihnya (Allah Taala). Bersikap loyal terhadap orangorang kafir adalah dengan menolong dan membantu mereka dalam
kekafiran dan kesesatan yang mereka lakukan, sedangkan mencintai
mereka adalah dengan melakukan sebab-sebab yang menimbulkan
kecintaan mereka, yaitu berusaha mencari kecintaan (simpati) mereka
dengan berbagai cara. Tidak diragukan lagi perbuatan ini akan
menghilangkan kesempurnaan iman atau keseluruhannya. Maka wajib
bagi seorang mukmin untuk membenci dan memusuhi orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya, meskipun orang tersebut adalah kerabat
terdekatnya, akan tetapi ini tidak menghalangi kita untuk menasehati dan
mendakwahi orang tersebut kepada kebenaran[
MENEMPATKAN KADAR
KECINTAAN
1. Orang-orang yang wajib dicintai dengan kecintaan yang murni dan tanpa kebencian
(sama sekali).
Mereka ini adalah orang-orang yang memiliki keimanan yang murni (sempurna), dari
kalangan para nabi, para shiddik, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang
shaleh.
Yang paling utama adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau wajib untuk
dicintai melebihi kecintaan kepada diri sendiri, orang tua, anak dan semua manusia.
Kemudian istri-istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan anggota keluarga beliau, serta
para sahabat radhiyallahu anhum, terutama al-Khulafaur raasyidin (khalifah yang
empat), sepuluh orang sahabat yang dijanjikan masuk surga, para sahabat muhajirin dan
anshar, para sahabat yang ikut perang Badr, para sahabat yang ikut dalam baiat ridwan,
dan para sahabat lain secara keseluruhan radhiyallahu anhum.
Kemudian para tabiin, para ulama dari tiga generasi utama, para ulama salaf dan imam
mereka, seperti imam mazhab yang empat.
MENEMPATKAN KADAR
KECINTAAN
1. Orang-orang yang wajib dicintai dengan kecintaan yang murni dan tanpa
kebencian (sama sekali).
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar),
mereka berdoa: Ya tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami
yang telah lebih dahulu beriman dari kami, dan janganlah Engkau
menjadikan dalam hati kami (ada) rasa dengki terhadap orang-orang yang
beriman, ya tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha penyantun lagi Maha
Penyayang (QS al-Hasyr:10).
Orang yang memiliki iman dalam hatinya tidak mungkin membenci para
sahabat y dan para ulama salaf. Yang membenci mereka hanyalah orangorang yang menyimpang (agamanya), orang-orang munafik dan musuhmusuh Islam, seperti orang-orang Rafidhah (Syiah) dan Khawarij, semoga
Allah menyelamatkan kita (dari penyimpangan mereka).
MENEMPATKAN KADAR
KECINTAAN
2 Orang-orang yang wajib dibenci dan dimusuhi dengan kebencian dan
permusuhan yang murni tanpa ada rasa cinta dan sikap loyal (sama sekali).
Mereka ini adalah orang-orang kafir yang murni (kekafirannya), dari kalangan
orang-orang kafir, musyrik, munafik, murtad (keluar dari agama Islam), dan
orang-orang yang mulhid (menyeleweng/menyimpang jauh dari agama
Islam, seperti orang-orang zindik), dengan berbagai macam dan golongan
mereka.
MENEMPATKAN KADAR
KECINTAAN
3 Orang-orang yang (wajib) dicintai dari satu sisi (karena keimanan dan
ketaatannya), dan dibenci dari sisi yang lain (karena perbuatan maksiatnya).
Maka terkumpul pada diri mereka ini kecintaan dan kebencian sekaligus.
Mereka ini adalah orang-orang mukmin yang berbuat maksiat. Mereka wajib
dicintai karena mereka memiliki iman, dan dibenci karena mereka melakukan
perbuatan maksiat yang tidak sampai pada tingkat kekafiran dan kesyirikan.
Kecintaan kepada mereka ini mengandung konsekwensi menasehati dan
mengingkari (perbuatan maksiat) mereka. Kita wajib memerintahkan mereka
untuk berbuat baik dan melarang mereka dari kemungkaran, serta
menegakkan batasan dan hukum Allah kepada mereka, sampai mereka
meninggalkan perbuatan maksiat dan bertobat dari kesalahan mereka.