Sie sind auf Seite 1von 50

Permasalahan Rongga Mulut

Pada Pasien Geriatri

Definisi
Kedokteran

gigi geriatri adalah cabang kedokteran gigi yang


menekankan perawatan gigi untuk penduduk lansia dan berfokus pada
pasien dengan fisiologis kronis, perubahan fisik dan/atau psikologis
atau kondisi/penyakit dengan komplikasi.

Masalah kesehatan mulut dapat menjadi faktor risiko untuk penyakit

sistemik yang sering terjadi di anak-anak dan dewasa. Sebaliknya,


pasien usia lanjut lebih rentan terhadap kondisi mulut
karena penyakit sistemik yang berhubungan dengan usia dan
perubahan fungsional / penuaan.
Evaluasi

kesehatan mulut harus menjadi bagian integral dari


pemeriksaan fisik, dan kedokteran gigi penting harus ikut masuk ke
dalam bagian dari perawatan pasien geriatri.

Epidemiologi
Dari keseluruhan pasien geriatri yang mempunyai

penyakit rongga mulut, 86% diantaranya menderita


penyakit kronik.
Penghambat pasien geriatri untuk dapat menjaga
kesehatan rongga mulut:

Masalah ekonomi
Transportasi
Pengetahuan yang tidak mencukupi
Penyakit sistemik
Dukungan keluarga/ kurang perawatan (lack of caregiver)
Diit
Oral hygiene yang memang sudah buruk

Perubahan pada Rongga Mulut yang Berhubungan dengan Usia

Mukosa rongga mulut


Gigi
Periodontal
Kelenjar saliva
Indera kecap dan penciuman
Mengunyah dan menelan
Oral facial pain

1. Mukosa Rongga Mulut


Gangguan fungsi kelenjar saliva (hipofungsi) dapat

mengubah gambaran klinik dan histologi mukosa


rongga mulut lansia.
Epitel skuamosa mukosa rongga mulut menjadi lebih

tipis, kehilangan elastisitasnya, penurunan proliferasi


seluler, peningkatan jaringan fibrotik dengan
degenerasi kolagen dan kekeringan permukaan mukosa.
Akibatnya

mudah terjadi trauma, infeksi, serta


penyembuhan luka dan daya degenerasi jaringan
menjadi lebih lambat.

2. Gigi
1. Gigi
Perubahan pada gigi yang berkaitan dengan usia
dapat dibagi menjadi dua keadaan, yaitu :
Proses fisiologis normal
Perubahan patologis sebagai respon terhadap
stress fungsional dan lingkungan.

2. Gigi

Perubahan eksternal gigi (enamel) diantaranya :

Diskolorisasi
Kehilangan enamel karena atrisi, abrasi, dan erosi

menyebabkan penipisan gigi, mudah retak, dan mudah


patah
Kehilangan enamel yang berat menyebabkan dentin

terpapar, hal ini mengakibatkan pembentukan sklerotik


dan dentin sekunder sebagai respon terhadap trauma,
karies, dan proses pengunyahan.

2. Gigi
Perubahan internal gigi :
Dentin

Seiring perjalanan waktu dentin akan mengalami


penurunan terhadap persepsi,suhu, sensitivitas elektrik,
tekanan dan nyeri.
Semen dan Pulpa

Penurunan ketebalan semen dan penyempitan rongga pulpa akibat


deposisi dentin sekunder
Penurunan suplai pembuluh darah, sensitivitas terhadap nyeri
berkurang, penurunan respon terhadap tes pulpa dan jika dilakukan
tindakan pembedahan pasien mungkin membutuhkan dosis anestesi
yang rendah

3. Periodontal
Resesi gingiva dan hilangnya perlekatan jaringan

periodontal Pembentukan plak gigi pada lansia


lebih cepat terjadi sumber mikroorganisme yang
dapat menyebabkan karies koronal dan karies akar.
Osteoporosis demineralisasi tulang rahang dan

metabolisme kolagen lepasnya jaringan ikat


periodontal dan kehilangan gigi.
periodontitis
halitosis,
gingivitis,
kehilangan gigi, mempengaruhi fungsi mastikasi,
terjadi pembengkakan.

Penyakit

4. Kelenjar saliva
Terjadi penurunan yang berarti dari jumlah sel- sel

sekretory kelenjar saliva, serta peningkatan


jaringan ikat dan jaringan lemak pada kelenjar.
Hipofungsi saliva memicu masalah rongga mulut
dan pharingeal, yaitu : Xerostomia, penurunan
aktivitas antimikroba, penurunan lubrikasi,
peningkatan terjadinya karies dentis, infeksi
jamur, nyeri, kesulitan fungsi pengunyahan, dan
lain-lain

5. Indera Pengecap dan Penciuman


Banyak lansia ketidakpuasan menikmati makanan

karena adanya gangguan yang berhubungan


dengan fungsi pengecap dan penciuman.
Fungsi pengecapan pada lansia sehat tetap intak
sedangkan
fungsi
penciuman
mengalami
perubahan seiring bertambah usia.
Meskipun
demikian
pengaruh
medikasi,
kemoterapi dan radioterapi, trauma, pembedahan,
dan kerusakan persyarafan dapat menyebabkan
perubahan fungsi pengecapan yang bersifat
sementara atau permanen pada orang tua.

6. Mengunyah dan Menelan


Perubahan mastikasi, menelan dan postur otot

rongga mulut terjadi seiring dengan proses


penuaan.
Gangguan motorik yang paling banyak dilaporkan
pada lansia adalah gangguan mastikasi (fungsi
pengunyahan) yang juga akan berpengaruh
terhadap proses menelan makanan.
Penyakit lain yang berhubungan dengan penuaan
seperti osteoarthritis mungkin mempengaruhi
sendi temporomandibular dan menghambat
gerakan mengunyah dan menelan pada lansia.

7. Oral facial pain


Pada lansia, mendiangnosis nyeri wajah dan rongga

mulut merupakan suatu tantangan dan memiliki tingkat


kesulitan tersendiri karena banyaknya faktor yang
mungkin dipertimbankan dan perlu diperiksa secara
mendalam.
Kemungkinan etiologi dari oral facial pain:

Efek pemakaian gigi palsu/ trauma lainnya


Masalah oral hygiene
Masalah gigi dan periodontal
Berkaitan dengan gangguan pada persarafan, sendi, maupun otot
wajah.
Idiopatik

Kelainan Rongga Mulut Pada Geriatri


Serta Penatalaksanaannya

Permasalahan Rongga Mulut yang Sering Terdapat pada Lansia

Penyakit mukosa dan infeksi rongga mulut


Masalah yang berhubungan dengan gigi dan

periodontal
Disfungsi kelenjar saliva
Gangguan indera pengecapan dan pembauan
Gangguan menelan
Edentulousness

1.Penyakit Mukosa dan Infeksi rongga mulut


1.
2.
3.
4.
5.

Ulkus
Lesi mukosa yang berhubungan dengan pemakaian
gigi palsu
Kandidiasis
Angular cheilitis
Lichen Planus

1.Penyakit Mukosa dan Infeksi rongga mulut


Ulkus akibat trauma
Etiologi: gigitan pada lidah dan pipi, disfungsi motorik,

pemilihan sikat gigi yang tidak tepat, gigi patah


Gambaran klinik: ulkus degan pusat nekrosis, inflamasi di

daerah sekitarnya.
Terapi: etiologi harus diidentifikasi dan dihilangkan, jika

tidak ada perbaikan dalam 3-4 minggu maka lesi harus


dibiopsi, lesi yang luas mungkin membutuhkan anestesi.

1.Penyakit Mukosa dan Infeksi rongga mulut


Ulserasi karena zat kimia
Etiologi
: pengobatan (

agen kemoterapi,
imunosupresi, aspirin, logam prosthodontik.)

Gambaran klinik : Inflamasi local, ulkus, atau plak

leukoplaki yang jika diangkat terasa sakit dan


dasarnya eritem.
Terapi : penyebab dihilangkan, jika tidak ada

perbaikan dalam 3-4 minggu maka lesi harus di


biopsy, lesi yang luas mungkin membutuhkan
anestesi, antibiotic topical, dan steroid topical.

1.Penyakit Mukosa dan Infeksi rongga mulut


Ulkus aphtosa
Etiologi : perubahan sistem imun, defisiensi nutrisi (fe, B6, B12),

diabetes mellitus, gangguan usus besar, crohns disease, pasien


dengan imunosupresi
Gambaran klinik :
ulkus

aphtose minor : < 0,6 cm, ulkus dangkal dengan


pseudomembran abu-abu, dikelilingi daerah eritem non keratinisasi.
Ulkus aphtose mayor : > 0,6 cm, lebih nyeri, bertahan bermingguminggu bulanan, jaringan penyembuhannya akan membentuk
scar.
Terapi : Analgesik topikal, steroid topikal, injeksi lokal jika lesi besar

1.Penyakit Mukosa dan Infeksi rongga mulut


Lesi mukosa yang berhubungan dengan pemakaian gigi

palsu
1. Papillomatosis (Hiperplasia papiler)
. Etiologi : Sayap gigi tiruan yng terlalu

lebar dapat
menyebabkan ulkus pada mukosa bahkan menjadi hyperplasia.

. Gambaran klinik : lesi papillary atau polypoid yang kecil dan

multipel biasanya pada palatum durum, gambaran cobblestone.


. Terapi : Hilangkan pnyebab, pembedahan untuk menghilangkan

jaringan yang hiperplasia dengan scapel, cauter atau laser.

1.Penyakit Mukosa dan Infeksi rongga mulut


Lesi

mukosa
yang
pemakaian gigi palsu

berhubungan

dengan

2. Epulis Fissurata (denture granuloma)


Etiologi : resorpsi tulang alveolar akibat pengguna gigi
tiruan yang melebar
Gambaran klinik : Jaringan granulasi yang hiperplastik

sekitar daerah pemakaian gigi tiruan, nyeri, berdarah dan


dapat terjadi ulserasi.
Terapi : lesi yang kecil dapat disembuhkan tapi lesi besar

membutuhkan pembedahan.

1.Penyakit Mukosa dan Infeksi rongga mulut


Kandidiasis
Etiologi : Organisme flora normal yang paling

banyak pada cavum oral ialah Candida albicans.


Faktor resiko termasuk hipofungsi kelenjar saliva,
pengobatan antibiotik sistemik,
kortikosteroid,
immunosupresant dan zat cytotoxic,
diabetes
melitus dan keadaan-keadaan immunocompromise.
Penegakan Diagnosa memerlukan hasil kultur atau
biopsi.

1.Penyakit Mukosa dan Infeksi rongga mulut


Kandidiosis pseudomembran akut /thrush
Etiologi : kandida oral
Gambaran klinik : plak putih dengan dasar merah

jika diangkat. Dapat menyebar sampai ke esofagus


dan trakea.

1.Penyakit Mukosa dan Infeksi rongga mulut


Kandidiosis atropi akut

(Antibiotik sore

tongue)
Etiologi : kandidiosis oral akibat penggunaan
antibiotik/steroid jangka panjang.
Gambaran klinik :
sama dengan thrush tanpa
pseudomembran. Terdapat eritema dan mukosa
yang nyeri.

1.Penyakit Mukosa dan Infeksi rongga mulut


Kandidiosis atropi kronis (Denture sore tongue)
Etiologi : infeksi asimptomatik mikroorganisme (kandida, bacteroides,

Stafilokokus) pada mukosa dan jaringan gigi tiruan yang dipicu


penggunaan gigi tiruan secara terus menerus, defisiensi Fe dan vitamin
B kompleks dan xerostomia.
Gambaran klinik : Dasar mukosa yang terkena eritem, berbatas tegas.

Pada biopsi ditemukan hifa candida dan ada antibody kandida dalam
saliva
Terapi

: Pencegahan dengan lepas gigi tiruan ketika tidur,


membersihkan dan merendam gigi tiruan dalam larutan anti jamur
(Milton), mengoleskan anti jamur pada permukaan jaringan gigi tiruan
sebelum digunakan. Pengobatan dengan nystatin/triamnicolon
acetonide 15 gr/tube oleskan pada lesi setelah makan.

Terapi untuk pasien lansia dengan kandidiasis biasanya berupa


topical, baik salep maupun dalam bentuk obat kumur
salep Nystatin-triamcinolone acetonide setiap jam, pada area,
Obat kulum Clotrimazole 10mg, 5 kali sehari selama 14 hari
untuk pengobatan, atau 3 kali sehari untuk pencegahan.
Ketoconazole per oral 200 mg / hari atau 400 mg / hari pada
pasien lansia dengan AIDS.
Itraconazole kumur dapat digunakan terutama pada pasien
yang rentan infeksi karena penurunak sel darah putih akibat
chemotherapy maupun dari efek pengobatan lainnya.
Itraconazole pada penderita yang tidak bisa diberikan secara
oral dapat melalui IV 5mg per kg Q12h.

1.Penyakit Mukosa dan Infeksi rongga mulut


Angular cheilitis
Etiologi:

Defisiensi Vitamin B atau zat besi


Biasanya bila pada orang tua diperberat dengan infeksi
kandidiasis

Tampilan

kerutan dan kulit yang tampak kendur pada sudut bibir


Mucosa tampak kering dan pecah/ robek

Terapi :
salep Nystatin-triamcinolone acetonide setiap jam, pada sudut bibir
yang terdapat angular cheilitis.

1.Penyakit Mukosa dan Infeksi rongga mulut


Lichen Planus
Merupakan penyakit kulit yang memiliki manifestasi

oral. Memiliki 2 macam tampilan:

Retikular: merupakan tipe yang ringan, tidak memiliki gejala


Erosif : mempengaruhi lapisan epitel dan disertai nyeri

Etiologi: penyakit autoimune yang diperparah dengan

kondisi psikologis penderita.


Terapi: untuk yang retikular tidak ada terapi yang
spesifik. Untuk tipe erosif dapat diberikan obat anti
radang, dan perlu diperiksa setahun 2 kali karena ada
kecenderungan untuk menjadi keganasan.

2.Masalah yang Berhubungan dengan Gigi dan


Periodontal

Keausan Gigi
Keausan gigi pada lansia biasanya merupakan kombinasi

berbagai penyebab.
Ada tiga istilah untuk menyebutkan keausan gigi yang
dibedakan dari penyebabnya yaitu: erosi, abrasi, dan atrisi.
Erosi hilangnya lapisan email dan dentin akibat zat kimia
(biasanya asam).
Atrisi kehilangan jaringan gigi akibat kontak gigi dengan
gigi. (cletching, bruksism, popping)
Abrasi keausan gigi karena benda keras (misal: akibat
penyikatan gigi yang terlalu kuat, menggigit logam atau
benda keras lainnya).

2.Masalah yang Berhubungan dengan Gigi dan


Periodontal

Atrisi
Abrasi

Erosi

2.Masalah yang Berhubungan dengan Gigi dan


Periodontal
Etiology
Regurgitasi: asam lambung, asam dalam diet makanan, atau asam yang

terdapat pada atmosfir hampir selalu menyebabkan erosi gigi. Pada


lansia regurgitas meningkat karena berbagai gangguan pencernaan
yang bervariasi dari tukak lambung akut sampai gangguan pencernaan
yang ringan. Erosi regurgitasi dapat terjadi walaupun pasien tidak
muntah. Selain itu alkohol juga mengakibatkan gastritis kronis, dan
regurgitasi tetap terjadi walaupun tidak disadari.
Saliva dan mulut kering: mulut kering yang sering terjadi pada pasien

lansia selain dihubungkan dengan penambahan umur, pembedahan


kelenjar ludah ataupun radioterapi juga dapat menyebabkan karies dan
erosi gigi. Erosi gigi terjadi karena ketika terjadi regurgitasi/ adanya
makanan yang bersifat asam kurang diencerkan oleh saliva.

2.Masalah yang Berhubungan dengan Gigi dan


Periodontal

Etiologi (lanjutan)
Kehilangan

gigi posterior pada lansia diduga


menyebabkan beban pengunyahan gigi anterior
bertambah sehingga keausan gigi anterior cepat
terjadi, walaupun hal ini masih menjadi kontroversi.

Kebiasaan lama seperti merokok dengan pipa atau

teknik penyikatan yang salah menunjukkan efek


kumulatif pada lansia.

2.Masalah yang Berhubungan dengan Gigi dan


Periodontal

Erosi regurgitasi sulit dicegah karena penyebab

kronis tidak bisa dihilangkan secara sederhana.


Namun erosi akibat makanan dapat dicegah
dengan melakukan kontrol makan yang bisa
menyebabkan terjadinya erosi.
Efek abrasi penyikatan gigi yang terlalu kuat dapat
dikurangi dengan memberikan konseling cara
menyikat gigi yang tepat. Jika gigi sensitive bisa
dilakukan dengan menggunakan vernis fluor
seperti duraphat, atau pasien diberikan larutan
kumur yang mengandung fluor. Fluoride tinggi
dapat membantu remineralize.

2.Masalah yang Berhubungan dengan Gigi dan


Periodontal

Karies
Diit buruk

Etiologi :

Hipofungsi kelenjar
saliva
Karies
Kurangnya suplai
flouride

Kurangnya
perawatan: bed
rest, motorik
buruk

Terapi: terapi berdasarkan tipe karies

2.Masalah yang Berhubungan dengan Gigi dan


Periodontal

Periodontal

a) Periodontitis
Diperberat oleh adanya kemunduran kemampuan
motorik, oral hygiene yang buruk.
Gambaran klinik: Ginggivitis, inflamasi sulkus gusi,

resesi, poket periodontal


Preventif: penyikatan gigi setiap hari dan dental floss,

modifikasi sikat gigi pada pasien yang mengalami


kemunduran fungsi motorik.

2.Masalah yang Berhubungan dengan Gigi dan


Periodontal

b) Pembengkakan ginggiva yang diinduksi obat


Etiologi: nifedipin, Calsium channel blocker,
phenytoin, cyclosporine.
Gambaran klinis: Hiperplastik epitel sulkus

ginggiva dengan pseudopoket.


Terapi: Peningkatan oral hygiene, pembedahan

(ginggivectomi/ginggivoplasti)

3.Disfungsi Kelenjar Saliva


Jumlah orang yang mengeluh mulut kering meningkat sejalan dengan

usia, 40 % lansia mungkin terkena. Umumnya mulut kering terjadi


karena penurunan fungsi saliva akibat penuaanataupun agen lain.
Etiologi : Multifaktorial (penggunaan obat-obatan seperti anti hipertensi,

anti histamin, anti depresan,psikotropik, anti Parkinson, adanya


disfungsi saraf otonom)
Gambaran klinik : mukosa oral terlihat kering, pucat, atropi, lebih peka

terhadap stimulus kimia, lidah mungkin tampak tidak berpapil dan


mengalami peradangan. Jika ada obstruksi saliran limfa tampak
pembesaran kelenjar unilateral/bilateral terutama ketika makan.
Xerostomia menimbulkan masalah retensi gigi tiruan, meningkatkan
resiko karies gigi dan infeksi (kandidiosis) dan menyebabkan masalah
pengunyahan dan penelanan.

3.Disfungsi Kelenjar Saliva


Terapi :

- Xerostomia yang timbul akibat obat-obatan akan


berlangsung reversible jika penggunaan obat
penyebab dihentikan. Namun hal ini harus
dikonsultasikan dengan dokter yang menangani.
- Terapi simtomatik : basahi mulut dengan air
sesering mungkin,kurangi kopi, hindari obat
kumur yang mengandung alkohol dan beri
pelembab pada bibir.

4. Gangguan Indera Pengecapan dan Penciuman


Gangguan indera pengecapan dan penciuman pada

lansia terjadi karena berbagai faktor:

medikasi,
kemoterapi dan radioterapi,
trauma,
pembedahan, dan kerusakan persyarafan dapat menyebabkan
perubahan fungsi pengecapan yang bersifat sementara atau
permanen pada orang tua
Sebagai akibat dari penyakit lainnya:
.
.
.
.
.

Infeksi oral
Diabetes
Esophageal refluks
Sinusitis
Alzheimers, Parkinson

5. Gangguan Menelan
Pada lansia sering ditemui keluhan disfagia dengan

berbagai macam etiologi:

Penyakit neurologik: stroke, Parkinson


Faktor eksternal: karena operasi yang pernah dijalani sebelumnya,
kebiasaan merokok
Hipofungsi kelenjar saliva
Pemakaian gigi palsu

Komplikasi : aspirasi pneumonia


Manajeman: diberi makanan lunak/ cair, pemberian

asupan baik melalui parenteral maupun enteral (bila


memang terdapat indikasi tidak bisa diusahakan dengan
oral).

6. Edentulousness
Edentulousness (Gigi ompong)
Sebelumnya dikatakan kehilangan gigi pada orang
tua berhubungan dengan adanya masalah dental
dan periodontal yang telah diderita sebelumnya dan
menyebabkan tanggal gigi pada lansia.
Tetapi ternyata ditemukan bahwa proses
penuaan alami seperti osteoporosis juga
memiliki andil sebagai salah satu faktor yang
menyebabkan ompong pada lansia.

6. Edentulousness
Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit sistemik skeletal yang menyebabkan
fragilitas tulang sehingga menyebabkan tulang mudah patah. 80 %
terjadi pada wanita karena hubungan dengan menopause.
Etiologi : perubahan masa tulang akibat ketidakseimbangan
pembentukan dan resorpsi tulang.
Gambaran klinik : pada kelainan sistemik ditemukan nyeri punggung
terutama ketika beraktifitas dan lebih rentan terjadinya fraktur tulang
multiple. Osteoporosis juga menyebabkan penurunan mineralisasi
mandibula hingga 30 % - 50 % yang tampak pada gambaran radiografi
sehingga angka kejadian fraktur tulang mandibula. Selain pada tulang
juga berpengaruh pada lepasnya perlekatan jaringan periodontal
resorpsi tulang alveolar.
Terapi : pemberian suplemen kalsium, kalsitonin, dan estrogen.

Penanganan Umum
Secara umum pencegahan yang dapat dilakukan:

Pemeriksaan oral berkala, termasuk untuk pemeriksaan


radiologi.
Peningkatan perawatan oral
Perawatan gigi palsu yang lebih baik
Memperbaiki keadaan umum atau penyakit sistemik yang
melatarbelakangi penyakit rongga mulut, bila ini sulit
dilakukan, dapat diberikan terapi simtomatik

Prognosis
Pada penderita lansia prognosis dipengaruhi

beberapa faktor:

Kelainan rongga mulut itu sendiri


Usia
Penyakit sistemik dan kelaian organ yang diderita
Imunitas tubuh
Resistensi terhadap pengobatan
Bantuan atau dukungan dari keluarga dan perawatan yang
baik dari care provider

Kesimpulan
Pada

kesimpulannya penatalaksanaan kesehatan


rongga mulut pasien geriatri membutuhkan kerja
sama holistik semua bagian geriatrik.
Perlunya dilakukan manajemen pencegahan dan
perawatan oral dan diagnosisi dini yang baik dapat
membantu meningkatkan kualitas hidup pada
lansia.

Terima kasih

Daftar pustaka
Burkets Oral Medicine: Diagnosis and Treatment 10 th edition, 2003.
Chih-Ko Yeh, Michael S. Katz, Michle J. Saunders. Geriatric Dentistry:

Integral Component to Geriatric Patient Care, Journal of Geriatrics and


Gerontology, 2008;3(3):182-192
Dairo-Javier Marn-Zuluaga, Leiv Sandvik, Jos-Antonio Gil-Montoya,
Tiril Willumsen. Oral health and mortality risk in the institutionalised
elderly, Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2012 Jul 1;17 (4):e618-23.
Diagnosis and Management of common Oral conditions in the elderly
by Abdel Rahim Mohammad DDS, MS, MPH, FAAOM. The Ohio State
University College of Dentistry The Ohio State University College of
Dentistry The Ohio State University College of Dentistry The Ohio
State University College of Dentistry.

Das könnte Ihnen auch gefallen