Sie sind auf Seite 1von 35

ANTIFERTILISASI

RAUDHATUL JANNAH
LISKAWATI
PUTRIANI ANJAR SARI
MARYAM
IMAN IDAMAN SILEHU
NOVA TIARA PRATIWI

Pengertian
Fertilisasi
adalah
penyatuan
spermatozoa dan oosit sekunder untuk
membentuk sel diploid zigot, yang
mengandung kromosom paternal dna
maternal

Proses
terjadinya
fertilisasi
pada
saat
berlangsungnya senggama sekitar 250 400 juta
sperma disemprotkan kedalam rongga vagina saat
laki-laki mengejakulasi sperma masuk kedalam
vagina dengan bantuan kontraksi muskular dari tuba
uterin ke uterus kemudian masuk kedalam tuba
falopi dimana terjadi pertemuan antara sel ovum dan
sel
sperma
ini
akan
berkapasitasi
guna
menyeimbangkan
jumlahnya
dengan
kondisi
lingkungan didalam sistem reproduksi wanita
kemudian sperma ini akan mengeluarkan enzim
hidrolitik sehingga kehilangan flageliukm (ekor)
kemudian akan terjadi pertemuan antara ovum dan
sperma yang berakhir dengan replikasi dan
pembentukan gamet

Progesteron bersama estrogen, penting


sekali bagi pemasakan folikel dan pelepasan
telur. Ovulasi ini baru terjadi beberapa hari
setelah kadar LH mencapai puncaknya. Sisa
folikel berkembang lagi menjadi badan
kuning (corpus luteum), yang segera mulai
membentuk progesterone. Kedua hormon
wanita juga memegang peranan penting
pada pembuahan dan transport telur
melalui tuba-telur ke rahim dan pada
penyarangannya
dalam
endometrium
(implantasi, nidatio)

Mekanisme Menstruasi
Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi
pertumbuhan dan perkembangan folikel
primer yang dirangsang oleh hormon FSH.
Pada saat tersebut sel oosit primer akan
membelah dan menghasilkan ovum yang
haploid. Saat folikel berkembang menjadi
folikel de Graaf yang masak, folikel ini
juga menghasilkan hormon estrogen yang
merangsang keluarnya LH dari hipofisis.
Estrogen
yang
keluar
berfungsi
merangsang perbaikan dinding uterus
yaitu endometrium yang habis terkelupas
waktu menstruasi, selain itu estrogen
menghambat pembentukan FSH dan
memerintahkan hipofisis menghasilkan
LH yang berfungsi merangsang folikel de
Graaf yang masak untuk mengadakan
ovulasi yang terjadi pada hari ke-14,
waktu di sekitar terjadinya ovulasi
disebut fase estrus.

LH merangsang folikel yang telah


kosong untuk berubah menjadi badan
kuning (Corpus Luteum). Badan kuning
menghasilkan hormon progesteron yang
berfungsi
mempertebal
lapisan
endometrium
yang
kaya
dengan
pembuluh darah untuk mempersiapkan
datangnya embrio. Periode ini disebut
fase luteal, selain itu progesteron juga
berfungsi menghambat pembentukan
FSH dan LH, akibatnya korpus luteum
mengecil
dan
menghilang,
pembentukan
progesteron
berhenti
sehingga pemberian nutrisi kepada
endometriam terhenti, endometrium
menjadi mengering dan selanjutnya
akan
terkelupas
dan
terjadilah
perdarahan (menstruasi) pada hari ke28. Fase ini disebut fase perdarahan
atau fase menstruasi. Oleh karena
tidak ada progesteron, maka FSH mulai
terbentuk lagi dan terjadilan proses
oogenesis kembali

1.

Sistem
hormonal
mempengaruhi
menstruasi adalah:

yang
siklus

FSH-RH (follicle stimulating


hormone releasing hormone)
yang dikeluarkan hipotalamus
untuk merangsang
hipofisis
mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone
releasing
hormone)
yang
dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang
hipofisis
mengeluarkan LH
3. PIH
(prolactine
inhibiting
hormone) yang menghambat
hipofisis untuk mengeluarkan
prolakti

Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama


yaitu:
1.

2.

3.

Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari.


Pada saat itu endometrium (selaput rahim)
dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormonhormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi
sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir,
dimulailah
fase
proliferasi
dimana
terjadi
pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk
mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada
fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari
ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur
dari indung telur (disebut ovulasi)
3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah
terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan
dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium
untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi
(perlekatan janin ke rahim)

Hormon-Hormon Seks

ESTROGEN
Contohnya adalah Diethylstilbestrol,
Estradiol,
Estriol,
Estron,
Ethinyl
estradiol, mestranol.

Mekanisme kerja

Setelah terdisosiasi dari lokasi pengikatannya pada


globulin atau albumin terikat- hormon seks dalam
plasma, hormon-hormon steroid berdifusi melintasi
membran sel dan berikatan dengan afinitas yang
tinggi terhadap protein reseptor-nukleus spesifik.
Dua
subtipe
reseptor-estrogen,

dan
,
memerantarai efek hormon tersebut. Reseptor-
dapat di anggap sebagai reseptor ekstrogen klasik;
Reseptor- sangat homolog dengan reseptor-.
Namun bagian terminal-N pada reseptor-
mengandung
ragio
yang
memicu
aktivitas
transkripsi, sedangkan reseptor- mengandung
domain represor. Akibatnya sifat transkripsional
pada reseptor estrogen dan berbeda

Efek samping

Mual dan nyeri pada tekanan


payudara merupakan efek samping
terapi estrogen yang paling lazim.
Perdarahan uterus pascamenapause
dapat terjadi. Selain itu, resiko kejadian
tromboembolik, infark miokardium, dan
kangker payudara dan endometrium
meningkat dengan penggunaan terapi
estrogen.

MODULATOR RESEPTOR-ESTROGEN
SELEKTIF
Contoh : Clomiphen, Raloxifen, Tamoxifen, Toremifen.

Tamoxifen
Dianggap sebagai SERM pertama, tamoxifenberkompetisi
dengan estrogen untuk berikatan dengan reseptor estrogen
dalam jaringan payudara, dan saat ini, digunakan sebagai
terapi paliatif kanker payudara metastatik pada wanita
pascamenopause. Obat ini juga dapat di gunakan sebagaai
terapi tambahan pascamastektomi atau radiasi dan untuk
menurunkan resiko kanker payudara pada pasien risiko tinggi.
Efek samping terapi tamoxifen paling sering adalah hot
flashes dan mual. Ketidakteraturan menstruasi dan
perdarahan vagina juga dapat terjadi.Karena aktivitas
estrogeniknya dalam endometrium,hiperplasia dan keganasan
telah dilaporkan pada wanita yang diberi rumatan tamoxifen.

Raloxifane

Raloxifane merupakan SERM generasi kedua yang terikat


dengan tamoxifen. Kegunaan klinisnya di dasarkan pada
kemampuannya untuk menurunkan resorpsi tulang dan
pergantian tulang secara keseluruhan.Tidak seperti estrogen
dan tamoxifen,raloxifen hanya memiliki sedikit hingga tidak
ada- efek terhadap endometrium sehingga dapat tidak
menjadi predisposisi kanker uterus.Raloxifenemerupakan
kadar kolesterol total dan lipoprotein berdensitas-rendah
( low-density lipoprotein/LDD) dalam serum,tetapi obat ini
tidak memiliki efek pada lipoprotein berdensitas-tinggi (highdensity lipoprotein/HDL ) atau triasilgliserol.
Efek samping: hot flashes dan kram tungkai merupakan efek
samping raloxifen yang lazim. Seperti pada estrogen dan
tamoxifen,
penggunaan
raloxifene
menyebabkan
peningkatan resiko trombosis vena-dalam,embolo paru, dan
trombosit vena retina.

Toremifene

Toremifene merupakan SERM dengan


sifat dan efek samping yang sama
dengan
tamoxifen.
Penggunaan
toremifene
dibatasi
pada
wanita
monopause dengan kanker payudara

Clomiphene
Dengan bekerja sebagai agonis estrogen
parsial dan mengganggu umpan balik
negatif
estrogen
pada
hipotalamus,
chlomiphene
meningkatan
sekresi
gonadotropin-releasing
hormone
dan
gonadotropin,
menyebabkan
stimulasi
ovulasi.
Efek samping terkait dosis dan meliputi
nyeri kepala,mual, vasomotor flushes,
gangguan visual, dan pembesaran ovarium

Progestin

Contoh : Desogestrel, Drospirenone,


Levonorgestrel, Medroxiprogesterone,
Norethindrone, Norethindrone acetate,
Norgestrel

Progistin
menunjukan
mekanisme
kerjanya melalui cara yang serupa
dengan
hormon
steroid.
Hormon
menyebabkan
:

Peningkatan glikogen hepar-mungkin melalui


mekanisme yang diperantarai insulin
Penurunan reabsorbsi Na+ dalam ginjal
akibat kompensasi dengan aldosterone pada
reseptor mineral okortikoid
Peningkatan suhu tubuh melalui mekanisme
yang tidak diketahui,
Penurunan beberapa asam amino plasma
Peningkatan ekskresi nitrogen dalam urin

Efek samping utama penggunaan


progestin adalah nyeri kepala, depresi,
peningkatan
berat
badan
dan
perubahan libido

Antiprogestin

Mifepristone merupakan antagonis


progesterone dengan aktivitas agonis
persial. Pemberian obat ini pada wanita
saat awal kehamilan mengakibatkan,
pada sebagian besar kasus, absorbsi
janin
akibat
gangguan
terhadap
progesteron dan penurunan human
chorionic gonadotropin.

Efek samping utamanya adalah


perdarahan uterus yang bermakna dan
kemungkinan
aborsi
inkomlpit.
Bagaimanapun, pemberian misoprostol
per oral atau intravagina dengan dosis
oral
tunggal
mifepristone
efektif
menghentikan kehamilan

KONTRASEPSI

Kontrasepsi adalah upaya mencegah


kehamilan
yang
bersifat
sementara
ataupun menetap, kontrasepsi dapat
dilakukan tanpa menggunakan alat,
secara mekanis menggunakan obat/alat
atau dengan operasi

Berbagai obat yang menurunkan


fertilitas melalui sejumlah mekanisme
yang berbeda, seperti mencegah
ovulasi, mengganggu gametogenesis
atau
pematangan
gamet,
atau
mengganggu gestasi, telah tersedia.

Pembagian kontrasepsi
A.Kontrasepsi Hormonal

1. Kontrasepsi oral (pil penegendali kelahiran) adalah


gabungan sntesis estrogen dan progesteron sintesis yang
dikonsumsi perempuan selama 21 hari siklus menstruasi.
Pil pengendali kelahiran menghalangi ovulasi, mungkin

dengan menekan LH
Efek sekunder pil adalah perubahan transpor tubal dan
perubahan endometrial yang menghalangi implantasi.
Pil berdosis rendah bekerja melalui efek sekunder ini
tanpa harus menghalangi ovulasi

2. Norplant adalah implant progesteron


sintesis subdermal yang memberikan
kontrasepsi selama lima tahun
3.Depoprovera
adalah
kontrasepsi
yang dapat diinjeksikan. Injeksi tunggal
progesteron
sintesis
150
mg
memberikan kontrasepsi selama tiga
bulan. Norplant dan depoprovena
mengakibatkan efek samping seperti
perdarahan iregular, berat badan
turun, sakit kepala atau mual.

B. Intrauterin device (IUD) dimasukkan ke


dalam rongga uterus. Mekanisme jelasnya
dalam mencegah kehamilan tidak diketahui.
Alat ini dipercaya mampu mengganggu
implantasi ovum yang telah dibuahi dengan
cara mengubah lingkungan uterus.
C. Sterilisasi bedah pada perempuan adalah
legasi tubal-pemotongan, kauterisasi, atau
pengikatan tuba uterin. Pada laki laki,
prosedurnya
disebut
vasektomipemotongan, kauterisasi atau pengikatan
duktus vas deferen.

D. Kontrasepsi barier menghalangi sperma


manyatu dengan oosit.
Bareier fisik secara mekanis mengobstruksi
aliran sperma malalui serviks. Satu alat ini
harus dipakai bersamaan dengan spermisida.
Kondom melapisi penis saat ereski untuk
menangkap semen yang terejakulasi dan
mencegahnya memasuki vagina. Kondom juga
dfapat mencegah penyebaran penyakit
menular seksual.

E.Metode irama kontrasepsi didasarkan pada


ketiadaan sementara senggama selama
masa subur siklus menstruasi. Jika metode
irama dikombinasikan dengan metode
pengenalan ovulasi, seperti perubahan suhu
tubuh atau mukus serviks, maka teknik ini
disebut keluarga berencana alami atau
metode sympto-thermal.
F.Interupsi Koitus adalah penarikan penis dari
vagina sebelum ejakulasi. Untuk sebagian
besar pasangan, metode ini kurang efektif
dibandingkan metode lain

Dalam Kontrasepsi oral atau pil anti hamil


mencegah ovulasi dengan menekan seksresi
gonodrotropin. Pil-pil ini yang mengandung
steroid sintetik mirip estrog. Steroid-steroid ini,
seperti steroid alamiah yang dihasilkan selama
siklus ovarium, menghambat sekresi GnRH dan
dengan demikian, FSH serta LH. Akibatnya,
pematangan folikel dan ovulasi tidak terjadi
sehingga tidak mungin terjadi konsepsi.
Endometrium
berespons
terhadap
steroid
eksogen
tersebut
dengan
menebal
dan
mengembangkan
kapasitas
sekretoriknya,
seperti responnya terhadap hormone alamiah.

Apabila steroid sintetik dihentikan setelah 3 minggu,


lapisan endometrium akan terlepas dan terjadi haid,
seperti yang terjadi dalam keadaan normal saat
korpus
luteum
mengalami
degenerasi.
Selain
menghambat ovulasi , kontrasepsi oral juga mencegah
kehamilan dengan meningkatkan kekentalan mucus
serviks, sehingga penetrasi sperma menjadi lebih sulit,
dan dengan menurunkan kontraksi otot otot
disaluran reproduksi wanita, sehingga transportasi
sperma ke oviduktus berkurang . Kontrasepsi oral
hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Obat
obat ini diketahui dapat meningkatkan risiko
pembekuan intravaskuler, terutama pada wanita
jangan merokoken dan mirip progesterone

Golongan utama kontrasepsi oral :


Pil kombinasi, produk yang mengandung kombinasi estrogen
dan progestin merupakan tipe kontrasepsi oral yang paling
umum, komponen estrogen menekan ovulasi sedangkan
progestin mencegah implantasi pada endometrium dan
menyebabkan mukus serviks tidak dapat dipenetrasi oleh
sperma.
Koyok transdermal: alternatif untuk pil kontrasepsi oral
kombinasi adalah koyok konrasepsi transdermal yang
mengandung ethinyl estradiol dan progestin norelgestromin.
Satu koyo kontraseptif ditempelkan setiap minggu selama tiga
minggu pada perut, batang tubuh atas, atau bokong. Minggu
ke-4 bebas koyok dan terjadilah perdarahan akibat putus obat
ini.
Cincin vagina : cincin vagina mengandung ethinyl estradiol dan
etonogestrel. Cincin tersebut diinsersikan ke dalam vagina dan
dibiarkan selama 3 minggu. Minggu ke-4 bebas cincin dan
terjadilah perdarahan akibat putus zat. Satu permasalahan
penggunaan cincin vagina adalah cincin ini terkadang dapat
tergelincir atau terlepas secara tidak sengaja.

Pil progestin, produk yang hanya mengandung

progestin biasanya noretindron atau norgestrel


diberikan setiap hari pada suatu waktu
kontinu.
Implan progestin, kapsul subdermal yang
mengandung
levonorgestrel
menawarkan
kontrasepsi jangka panjang, enam kapsul,
masing masing sebesar korek api ditempatkan
subkutan pada lengan atas.
Kontrasepsi
pasca-senggama,
kontrasepsi
menggunakan estrogen dosis tinggi diberikan
dalam waktu 72 jam pasca senggama dan
dilanjutkan dua kali sehariselama 5 hari.

Mekanisme
kerja
kontrasepsikontrasepsi ini
tidak sepenuhnya
dipahami. Kombinasi estrogen dan
progesteron yang diberikan sekitar
periode 3 minggu dapat menghambat
ovulasi.
Efek samping utama berupa payudara
terasa penuh, depresi, retensi cairan,
nyeri kepala, mual dan muntah.

Hormon-hormon seks (lanjutan)

Androgen
Contoh:
Danazol,
Fluoxymesterone,
Nandrolone, Oxandrolone, Testosteron
cypionate, Testosteron enanthate.
Mekanisme Kerja
Dapat berikatan dengan reseptor nukleus
yang spesifik dalam sel target. Meskipun
testosteron sendiri merupakan ligan aktif
dalam otot dan hepar, hormon ini harus
dimetabolisme menjadi derivat-derivat

Antiandrogen
Contoh : Bicalutamide, Dutasteride, Finasteride,
Flutamide, Nilutamide.
Mekanisme kerjanya adalah menghalangi kerja
hormonal laki-laki dengan cara mengganggu
sintesis androgen atau denagn menghambat
reseptor-reseptor hormonal ini. Antiandrogen
seperti flutamid bekerja sebagai penghambat
kompetitif androgen pada sel target. Flutamid
digunakan dalam pengobatan karsinoma prostat
pada laki-laki. Dua antiandrogen poten lainnya,
bucalutamid dan nilutamid efektif peroral untuk
terapi kanker prostat metastatik

Apa itu Ethinyl estrradiol ???

Jawab:
Ethinyl estrradiol atau levonogestrel adalah estrogen
yang umumnya terdapat dalam bentuk pil kombinasi.
Seperti Pil KB Andalan.
Mekanisme kerjanya adalah untuk mencegah pelepasan
sel telur yang telah diproduksi oleh indung telur sehingga
tidak akan terjadi pembuahan. Hormon yang terkandung
dalam pil KB andalan akan memperkental lendir leher
rahim sehingga mempersulit sel sperma masuk kedalam
rahim. Hal ini berguna untuk mengurangi kemungkinan
untuk terjadinya pembuahan dan kehamilan. Selain itu pil
KB Andalan akan menebalkan dinding rahim, sehingga
tidak akan siap untuk kehamilan.

Das könnte Ihnen auch gefallen