Sie sind auf Seite 1von 50

GAGAL NAPAS

DAN
PENATALAKSANAANYA

OLEH :

dr. NUCHRURITA, Sp.An.

Definisi Gagal Napas


( Respiratory Failure )
Kegagalan sistem pernapasan, dimana
kerja dari sistem pernapasan (Work Of
breathing) meningkat dan tidak dapat di
kompensasi oleh tubuh sendiri

Tiga Macam Gagal Napas


1. Hypoxemic Respiratory Failure
PaO2 < 50 60 mmHg
PaO2 / FiO2 < 300
2. Hypercapnic Respiratory Failure
PaO2 > 50 mmHg
Biasanya diikuti kondisi Asidosis
3. Mixed Respiratory Failure
Gabungan Hipoxemia dan Hipercapnea
Umumnya terjadi pada pasien kritis
( Critically Ill Patienis)

PENYEBAB GAGAL NAPAS


1. Primer : Kelainan Paru
Contoh : - COPD Eksaserbasi Akut
- Status Asmaticus
- Pneumonia, dll
2. Kelainan Sistemik non Pulmonal
Contoh :
- Gangguan sistem Saraf Pusat spt : Stroke
dengan GCS < 8
- Gangguan sistem Neuromuscular spt : GBS
- Gangguan Sistem Cardiovascular pt : CHF
dengan Edema Paru

Foto Thorax Edema Paru

Contoh Gb. 46
Foto Thorax Edema Paru RS. Putri

Contoh Gb. 39
Foto Thorax Edema Paru RS. Putri

Contoh Gb. 52
Foto Thorax Edema Paru RS. Putri

Contoh Gb. 53
Foto Thorax Edema Paru RS. Putri

TANDA KLINIS GAGAL NAPAS


Perubahan Status Mental : Gelisah s/d
Somnolen
Work of breathing meningkat mulai nasal
flare,penggunaan otot-2 bantu napas (retraksi
m.intercostal, Suprasternal, Supraclavicula)
Takhypnea
Bradypnea
Pola Napas Paradoksal
Cyanosis pada membran mukosa lidah, mulut,
Kuku
Diaphoresis, takikardi, hipertensi ( Tanda2x
Catecolamin release)

Figure 4. 2
Normal Versus Abdominal Respiration

PEMERIKSAAN TAMBAHAN,
GAGAL NAPAS
Pulse Oxymetri
Saturasi O2 dalam pembuluh darah arteri
(oksigenasi cukup atau tidak)
Analisa Gas Darah
Untuk menentukan macam respiratory failure
(hypoxemic, Hypercapneic, Mixed )
Lab lain : Elektrolit,hematocrit,Hb, Kandungan obat
dalam darah (toksisitas obat)
Foto Thorax

PENATALAKSANAAN
A. Terapi Oksigen
B. Terapi Obat-obatan/medikamentosa
1. . 2 Agonist
Inhaled . 2 aqonist intermitten atau
continous Nebulization
Subcutaneus injection
2. Anticholinergic agents
Contoh : - Ipratioprum bromid
- Sulfas atropin

3. Korticosteroid
Contoh : - metil prednisolon
4. Mukolitic Agent
5. Antibiotik

C. Ventilasi Mekanik

- Positive pressure ventilatory Support


- Bila dengan A dan B tidak ada perbaikan

TERAPI OKSIGEN
A. INDIKASI TERAPI OKSIGEN
Untuk pasien yang menderita ketidak adekwatan
oksigenasi jaringan akibat :
1. Gagal Napas : akibat sumbatan jalan napas, depresi, pusat
napas, trauma toraks atau ARDS
2. Kegagalan Transport O2 : akibat shock ( kardiogenik,
hipovolemik, septik) infark jantung, anemia gravis, keracunan
CO
3. Kegagalan Ekstraksi O2 oleh jaringan akibat keracunan
sianida
4. Peningkatan kebutuhan jaringan terhadap O2, luka bakar,
multi trauma, infeksi berat, kejang demam
5. Pasca Anestesi

B. TUJUAN TERAPI OKSIGEN


1. Mengoreksi hipoksemia
2. Mencegah hipoksemia
3. Mengobati keracunan Co ( Karbon Monoksida )

C. Teknik / Cara Pemberian O2


1. Kanul Nasal
Termasuk sistem non rebreathing, non capacity dan aliran
rendah .kec aliran :
1 lpm ~ FiO2 24 %
2 lpm ~ FiO2 28 %
3 lpm ~ FiO2 32 %
4 lpm ~ FiO2 36 %
5 lpm ~ FiO2 40 %
2. Kateter Nasal

3. Sungkup Muka tanpa kantong penampung.


Kec. aliran
5 6 lpm ~ FiO2 40 %
6 - 7 lpm ~ FiO2 50 %
7 - 8 lpm ~ FiO2 60 %
4. Sungkup muka dengan kantong penampung
- Termasuk Kec.Aliran Rendah, large capacity,
rebreathing
- Untuk pemberian FiO2 60 90 %
5. Sungkup Muka Venturi
6. Sungkup Muka Tekanan Positif

7. Kollar trakeostomi : untuk pasien dengan


trakeostomi
8. Masker Ketat + SIB / Ambu bag
9. Masker Ketat + Jackson Rees : Harus ada
sumber Oksigen

D. Pedoman Terapi Oksigen


1. Tentukan Status Oksigenasi pasien dengan
Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan analisa
gas darah.
2. Pilih Sistem yang digunakan ( aliran rendah /
tinggi )
3. Tentukan konsentrasi O2 yang dikehendaki
Tinggi FiO2 > 60 %
Sedang FiO2 35 60 %
Rendah FiO2 < 35 %

4. Pantau keberhasilan terapi O2


Pemeriksaan Fisik sistem respirasi dan
Kardiovaskular

5. Periksa analisa gas darah secara periodik


(evaluasi )
6. Pantau adanya efek samping terapi oksigen

E. EFEK SAMPING TERAPI OKSIGEN


1. Sistem Respirasi
Depresi Napas : Px PPOM dengan Hipoxia dan
Hiperkarbia kronik
Keracunan O2 : tx O2 kosentrasi tinggi dalam jangka
waktu lama. Kongesti paru, penebalan membran
alveoli, atelektasis
Nyeri Subternal : Akibat iritasi trakea - Trakeitis
( terjadi pada Tx O2 kosentrasi tinggi dan lama,
pemberian tanpa humidifikasi )

2. Susunan Saraf
Tx dengan konsentrasi tinggi --Parestesi dan
nyeri sendi
3. Pada Mata
terutama pada bayi baru lahir, kondisi prematur
Retrolental Fibroplasia ----Buta

POSITIVE PRESSURE VENTILATORY SUPPORT


Indikasi Pemberian
Gangguan Ventilasi
Respiratory muscle disfunction
- respiratory muscle fatique
- chest wall abnormalities
- neuromuscular disease; co: GBS,Myasthenia
Decreased ventilatory drive
Increase airway resistance &/obstruction
Gangguan Oksigenasi
- refractory hypoxemia
- membutuhkan PEEP
- Exessive work of breathing

gravis

Kebutuhan untuk sedasi dan / blokade


neuromuskuler
Kebutuhan untuk menurunkan konsumsi O2
di miokard secara sistemik
Penggunaan hiperventilasi untuk menurunkan
tekanan intrakranial
Fasilitasi alveolar recruitment dan
pencegahan atelektasis

CARA PEMBERIAN
I. Non invasive positive pressure ventilation
II.Invasive Positive Pressure Ventilation

NON INVASIVE POSITIVE


PRESSURE VENTILATION
( NIPPV )
Digunakan untuk pasien gagal napas dengan
kondisi sadar, kooperatif dan diharapkan
kondisi respiratorik mengalami perbaikan
dalam 48 72 jam

INVASIVE POSITIVE
PRESSURE VENTILATION

Untuk membantu memberikan


oksigenasi dan ventilasi yang adekuat
pada pasien gagal napas
Menggunakan ETT / kanul
Tracheostomi --- Intubasi /
Tracheostomi

INDIKASI TERAPI VENTILASI


MEKANIK
1.

2.

Kegagalan fungsi pompa dada akibat


depresi pusat nps
Contoh : - Intoksikasi
- Trauma Kepala
- Infeksi Intrakranial
- Stroke
- Tumor otak
Depresi pada dada
Contoh : Trauma dada, lesi med spinalis,
penyakit saraf otot, distensi abdomen
pasca laparotomi, pasca torakotomi, dll

3.

4.
5.

Kegagalan fungsi pertukaran gas di


alveoli
Contoh : edema paru, pneumonia,
atelektasis
Hipoxia jaringan
Karena hipoksemia, anemia, shock
Pasca Ischemic otak, akibat cardiac
arrest

IPPV
1. Pressure Limited / Pressure cycle
2. Time cycled
3. Volume cycled

METODE VENTILASI
MEKANIK
1.
2.
3.
4.
5.

Assist control Ventilation ( ACV)


Synchronize Intermittent mandatory ventilation
Pressure Support Ventilation ( PSV )
PEEP
Continous Positive Airway Pressure ( CPAP)

PENGELOLAAN PASIEN DENGAN


IPPV
1. Intubasi endotrakheal atau tracheostomi
2. Penataan / setting awal ventilator
3. Pemantauan
Ketat dan Kontinu
Mungkin perlu sedasi, analgesia atau
neuromuskular blokade
Kebersihan saluran napas
- Suction endobronchial
Pasien melawan mesin ( Fighting )
Menyebabkan proses ventilasi-oksigenasi tidak
teratur

Kebutuhan O2 meningkat dan resiko komplikasi


meningkat
Humidifikasi
4. Waspadai penyulit
Infeksi nosokomial
VAP ( Ventilator Assisted Pneumonia ), VILI
Barotrauma - bisa terjadi Tension
pneumotoraks spontan
Afelektasis
Dekubitus oleh karena imobilisasi yang lama

5. Pemberian Nutrisi
Nutrisi parenteral -- lewat infus
Nutrisi enteral - sonde

KOMPLIKASI GAGAL NAPAS

ALI
ARDS
SEPSIS
MODS
PASIEN MENINGGAL

PRIMARY SURVEY
A irway : jaga airway dg kontrol cervical
B reathing :jaga napas dg ventilasi
C irculation : dg kontrol perdarahan
D isability :status neurologisAVPU or GCS
E xposure / enviromental control : buka baju
pasien, cegah hipotermia

DISABILITY ( EVALUASI NEUROLOGIS)


1. Metoda AVPU
A lert : Pasien sadar
V erbal : Pasien respon terhadap
rangsangan suara
P ain : Pasien respon terhadap
rangsangan nyeri
U nresponsive : tidak ada respon
2. GCS ( Glasgow coma scale )
EYE
: 4 point
Movement : 6 point
Verbal
: 5 point

Pada saat primary survey, keadaan


yang mengancam jiwa harus dikenali,
resusitasi harus dilakukan saat itu
juga
Dalam praktek, Primary survey
dilakukan secara berbarengan
(Simultan )

SECONDARY SURVEY
Baru dilakukan setelah primary survey selesai, resusitasi
dilakukan, dan ABC nya pasien di pastikan membaik
Merupakan anamnesa & pemeriksaan kepala s/d kaki
( head to toe examination) termasuk reevaluasi
pemeriksaan tanda vital
Tambahan pada secondary survey
Pemeriksaan CT Scan
Rontgen dengan kontras
Foto ekstremitas
Endoskopi dan USG bila perlu

Das könnte Ihnen auch gefallen