Sie sind auf Seite 1von 22

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KPD/KPSW

PENGERTIAN
KETUBAN PECAH DINI ADALAH
PECAHNYA ATAU
RUPTURNYA SELAPUT AMNION
SEBELUM DI
MULAINYA PERSALINAN YANG
SEBENARNYA

ETIOLOGI
1. Penyebab pasti belum jelas
2. Beberapa keadaan yang berhubungan dengan
terjadinya kpd antara lain:
a. Trauma amniosintesis, pemeriksaan pelvis
dan hubungan sexual.
b. Peningkatan tekanan intra uterus, kehamilan
kembar.
c. Infeksi vagina

d. Selaput amnion yang mempunyai


struktur yang lemah
e. Keadaan abnormal dari fetus seperti
malpresentasi
f. Multipara dan peningkatan usia ibu
h. Defisiensi nutrisi

MANIFESTASI KLINIS
Ibu biasanya datang dengan keluhan utama
keluarnya cairan amnion. Jika masa laten
panjang dapat terjadi koriomnionitis
Untuk mengetahui telah terjadi infeksi,
takikardi pada janin kemudian takikardi
pada
ibu, demam pada ibu, adanya pus dan
bau pada sekret.

MASALAH YANG TERJADI PADA KPD

Keluarnya cairan berupa air dari vagina


setelah kehamilan berusia 22 minggu
Ketuban dinyatakan pecah dini jika
terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung
Pecahnya selaput ketuban dapat
terjadi pada kehamilan preterm
maupun aterm.
Resiko infeksi pada KPD cukup tinggi

MANAJEMEN TERAPEUTIK

Tergantung pada usia kehamilan serta


apakah ada tanda infeksi atau tidak
Menentukan apakah selaput amnion
benar-benar ruptur atau tidak
Pada kehamilan preterm, serviks
biasanya tidak baik untuk di induksi,
faktor seperti usia kehamilan, jumlah
cairan amnion yang tersisa, kematangan
paru-paru janin, infeksi pada ibu dan
janin harus menjadi pertimbangan

Bila janin belum viabel (< 36 minggu) dan


ingin mempertahankan kehamilannya, ibu
diminta untuk istirahat ditempat tidur dan
deberikan obat-obatan seperti antibiotika
profilaksis
Observasi adanya infeksi dan mulainya
persalinan
Bila janin telah viabel (> 36 minggu) dan
serviks sudah matang, dilakukan induksi
persalinan.
Jika terdapat korioamnionitis iberi antibiotik
secaraintravena.

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas ibu
2. Riwayat penyakit
a. Riwayat kesehatan sekarang :
ibu datang dengan keluhan
pecahnya ketuban sebelum usia
kehamilan mencapai 37 minggu
dengan atau tanpa komplikasi.

Riwayat kesehatan dahulu


- adanya trauma sebelumnya
akibat efek
pemeriksaan amnion
- pemeriksan pelvis dan
hubungan sexual
- kehamilan ganda
- infeksi vagina/serviks
- selaput amnion yang lemah

Riwayat kesehatan keluarga


Pemeriksaan fisik: head to too
Fokus Genitalia:
Inspeksi: kebersihan, pengeluaran
air ketuban (jumlah, warna, bau),
an lendir merah muda kecoklatan.
Palpasi: Pembukaan serviks

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

2.

3.

Resiko tinggi infeksi maternal yang


berhubungan dengan prosedur
invasif, pemeriksaan vagina
berulang dan ruptur membran
amniotik.
Kerusakan pertukaran gas pada
janin.
Ansietas yang berhubungan
dengan krisis situasi

INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi infeksi maternal
yang berhubungan dengan
prosedur invasif, pemeriksaan
vagina berulang dan ruptur
membran amniotik.
Tujuan: infeksi mternal tidak terjadi
Kriteria hasil:dalam waktu 3 x 24
jam ibu bebas dari tanda-tanda
infeksi.

Intervensi:
a. Lakukan pemeriksaan dalam
dengan hati-hati sehingga tidak
banyak manipulasi daerah pelvis
untuk mengurangi kemungkinan
infeksi.
Rasional: pengulangan pemeriksaan
vagina berperan dalam insiden
infeksi

b. Gunakan teknik aseptik selama


pemeriksaan vagina.
Rasional: mencegah pertumbuhn
bakteri dan kontaminasi pada
vagina.
c. Lakukan perawatan perineum .
Rasional: menurunkan resiko infeksi

d. Pantau adanya tanda-tanda infeksi dan


observasi karakter cairan amniotik.
Rasional: pada infeksi cairan amnion lebih
kental serta dapat terdeteksi adanya bau
yang kuat.
e. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik
bila diindikasikan.
Rasional: untuk melindungi perkembangan
korioamnionitis pada ibu beresiko.

2. Kerukasakn pertukaran gas pada


janin.
Tujuan: pertukaran gas pada janin
kembali normal.
Kriteria hasil: diharapkan dalam 1 x
24 jam:
Klien menunjukkan djj dalam
batas normal
Bebas dari efek-efek merugikan

Intervensi:
a. Pantau djj setiap 15-30 menit.
Rasional: takikardi atau bradikardi janin
adalah indikasi dari kemungkinan
penurunan yang mungkin memerlukan
intervensi.
b. Perhatikan dan catat warna serta jumlah
cairan amnion dan waktu pecahnya
ketuban.
Rasional: hipoksia yang lama mengakibatkan
cairan amnion berwarna.

c. Catat perubahan djj selama


kontraksi . Pantau aktifitas terus.
Rasional: untuk mendeteksi
beratnya hipoksia dan
kemungkinan penyebab janin
rentan terhadap potensi ceera
selama persalinan karena
menurunnya kadar oksigen.

3. Ansietas yang berhubungan

dengan krisis situasi


Tujuan: mengurangi kecemasan.
Kriteria hasil:
dapat menggunakan teknik
relaksasi yang efektif
Berpartisipasi aktif dalam proses
persalinan

Intervensi:
a. Berikan penjelasan terhadap ibu
dan keluarga sehingga terdapat
pengertian bahwa tindakan
mendadak mungkin dilakukan.
Diskusikan tentang situasi dan
pemahaman.
Rasional: memberikan informasi
tentang reaksi individu terhadap

b. Pantau respon verbal dan non


verbal ibu dan pasangan.
Rasional: menandai tingkat
kecemasan yang sedang dialami
ibu dan pasangan.
c. Dengarkan masalah ibu dengan
seksama
Rasional: meningkatkan rasa kontrol
terhadap situasi.
.

d. Libatkan ibu dalam perencaan dan


berpartisipasi dalam perawatan
Rasional: menjadi mampu melakukan
sesuatu untuk embantu mengontrol
situsi sehingga dapat menurunkan rasa
takut.
e. Jelaskan prosedur dan arti gejala.
Rasional: pengetahuan dapat membantu
menurunkan rasa takut.

Das könnte Ihnen auch gefallen