Sie sind auf Seite 1von 38

POLA PERLUKAAN PADA

KEJAHATAN SEKSUAL
Penguji : dr. Intarniati Nur Rohmah, Sp.KF, MSi.Med
Pembimbing : dr. Raja Al Fath Widya Iswara

PENDAHULUAN

Perlukaan area genital


dan diluar genital

Kekerasan
Seksual

Komnas
Perempuan

Tahun
2016

Kejahatan yang
universal

321.752 Kasus

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pola perlukaan


pada kasus kejahatan
seksual ?

TUJUAN PENULISAN
Tujuan
Khusus
Tujuan
Umum
pola
perlukaan
pada
kejahatan
seksual

Definisi

Jenisjenis
Aspek
hukum

Pola
perlukaan
pada
kejahatan
seksual
Definisi
pemerkosa
an

DEFINISI

Tindakan seksual apa pun yang dilakukan seseorang pada yang lain
tanpa persetujuan dari orang tersebut. Kejahatan seksual terdiri dari
penetrasi genital, oral, atau anal oleh bagian tubuh pelaku atau oleh
sebuah objek benda.

Sumber: World Health Organization. Guidelines for medico-legal care for victims of sexual violence. Geneva: WHO; 2003. p. 17-55.

SELINGKUH

Pasal 284

JENIS JENIS KEJAHATAN SEKSUAL

SENGGAMA

KEJAHATAN
SEKSUAL

NON
SENGGAMA

PERKOSAAN

Pasal 285

VS WANITA
TIDAK BERDAYA

Pasal 286

VS WANITA
DIBAWAH UMUR

Pasal 287

INCEST

Pasal 297

PERBUATAN
CABUL

Pasal 289

SENGGAMA

Penetrasi penis kedalam vagina baik sebagian


maupun total ke dalam vagina, yang disertai maupun
tidak disertai dengan ejakulasi.
SENGGAMA
LEGAL

SENGGAMA
ILEGAL

PASAL-PASAL PADA TINDAK PIDANA KEJAHATAN


SEKSUAL

1.

Perselingkuhan & berzina (Pasal 284 KUHP)

2.

Perkosaan (Pasal 285 KUHP)

3.

Persetubuhan dengan wanita yg tidak berdaya (Pasal 286 KUHP)

4.

Persetubuhan dengan wanita dibawah umur (Pasal 287 & 288 KUHP)

5.

Berbuat cabul sesama jenis (Pasal 289 KUHP)

6.

Persetubuhan dengan anak sendiri, anak tiri, anak angkat (Pasal 297 KUHP)

PERKOSAAN
Perkosaan adalah persetubuhan yang dilakukan seorang
lelaki kepada seorang perempuan yang bukan istrinya
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan. (Pasal 285
KUHP)

Tindak pidana perkosaan di Indonesia harus


memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
Unsur pelaku, yaitu :

Harus orang laki-laki

Mampu melakukan persetubuhan


Unsur korban, yaitu :

Harus orang perempuan

Bukan istri dari pelaku


Unsur perbuatan, yaitu :

Persetubuhan dengan paksa ( against her will )

Pemaksaan
tersebut
harus
dilakukan
dengan
menggunakan kekerasan fisik atau ancaman kekerasan

SYARAT PERSETUBUHAN YANG LEGAL

Wanita adalah istri yang sah

Mendapat izin dari wanita yang bersangkutan

Wanita tersebut sudah cukup umur

Sehat akalnya, tidak ada cacat mental

Wanita tersebut tidak terikat perkawinan dengan


orang lain

Bukan anggota keluarga dekat

Persetujuan
Informed
consent Penolakan

Anamnes
is

Identitas
Menilai ketidaksesuaian anamesis
Memperhatikan sikap/perilaku
Konfirmasi ulang kronologi
Nyeri, perdarahan dan atau keluarnya cairan dari vagina
Nyeri dan gangguan BAK/BAB
Perubahan perilaku post kejadian
Keadaan kesehatan sebelum pemeriksaan
Riwayat menstruasi , HPHT
Riwayat trauma yang sama sebelumnya
Riwayat masalah perilaku / kejiwaan sebelumnya
Adakah amnesia?

PEMERIKSAAN PADA KORBAN


Umum
KU, TTV
Tanda perlawanan dan
kekerasan

Khusus

Rambut Pubis
Luka sekitar vulva
Labia mayor & minor
Vestibulum, fourchette post
Hymen
Vagina
Daerah erogen
Tanda hamil pd payudara,
perut

TEKNIK PEMERIKSAAN KHUSUS

Frog Leg Position

Knee Chest Position

TEKNIK PEMERIKSAAN KHUSUS

Pemeriksaan pada Anak

Labial Traction

PEMERIKSAAN KHUSUS

TANDA PERSETUBUHAN
TANDA
LANGSUNG

Luka lecet atau


memar di liang
senggama
Adanya robekan
selaput dara
Adanya sperma

TANDA

TIDAK
LANGSUNG
Kehamilan
Penyakit
hubungan
seksual

ALUR PEMERIKSAAN CAIRAN MANI & SPERMA

Sampel
Bilas & Swab
Vagina
Sperma

Langsung

Malachite
green

Bercak

Mani

Berberio
Florence

Mani

Fosfatase Asam

Sperma

Baecchi

PEMERIKSAAN PADA PELAKU


Pelaku

seorang laki-laki

Pelaku

dapat ereksi

Pemeriksaan
Sel

pakaian

epitel vagina pada glans penis

Sekret

uretra

PEMBUKTIAN KEKERASAN

Pemeriksaan di daerah-daerah erogen

Luka yang sering terjadi:


Lecet
Gigitan
Memar

Toksikologi

POLA PERLUKAAN

Sumber: Angelique P, Johannis M, James S. Pola Kekerasan pada Korban Kejahatan Seksual yang Meninggal dan Diperiksa di RSUP Prof. dr.
R. D. Kandau Manado. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. 2013; 1(2)

Sumber: Angelique P, Johannis M, James S. Pola Kekerasan pada Korban Kejahatan Seksual yang Meninggal dan Diperiksa di RSUP Prof. dr.
R. D. Kandau Manado. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. 2013; 1(2)

PERSENTASE JENIS PERLUKAAN


ANOGENITAL

Sumber: Jones J, Rossman L, Wynn B, Dunnuck C, Schwartz N. Comparative Analysis of Adult versus Adolescent Sexual
Assault: Epidemiology and Patterns of Anogenital Injury. Acad Emergency Med. 2003;10(8):872-877.

PERSENTASE LOKASI PERLUKAAN


ANOGENITAL

Sumber: Jones J, Rossman L, Wynn B, Dunnuck C, Schwartz N. Comparative Analysis of Adult versus Adolescent Sexual
Assault: Epidemiology and Patterns of Anogenital Injury. Acad Emergency Med. 2003;10(8):872-877.

PERSENTASE PERLUKAAN

Sumber: Slaughter L, Carl V, Crowley S, Peck R. Patterns Of Genital Injury in Female Sexual Assault Victims. California: Am J Obstet Gynecol. 1997:609-16.

ARAH ROBEKAN

Sumber: Ami TN, Rika S, Hafni B. Perbedaan Perlukaan Genitalia Perempuan Berdasarkan Posisi Persetubuhan
Diluar Perkawinan di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2010-2012. Jurnal Kesehatan Andalas.2014;3(2)

KEDALAMAN ROBEKAN

Sumber: Ami TN, Rika S, Hafni B. Perbedaan Perlukaan Genitalia Perempuan Berdasarkan Posisi Persetubuhan
Diluar Perkawinan di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2010-2012. Jurnal Kesehatan Andalas.2014;3(2)

Robekan 1 cm pada arah jarum


jam

ke

navicularis,

arah

fossa

menggunakan

pewarnaan toluidine blue pada


perempuan berusia 14 tahun

Sumber: Jones J, Rossman L, Wynn B, Dunnuck C, Schwartz N. Comparative Analysis of Adult versus Adolescent Sexual
Assault: Epidemiology and Patterns of Anogenital Injury. Acad Emergency Med. 2003;10(8):872-877.

POLA PERLUKAAN PADA ANUS

C J Hobbs & J M Wynne.Sexual Abuse of English Boys and Girls :The Importance of Anal. Examination. Child Abuse and
Neglect. 1989; 13

CONTOH KASUS

Seorang gadis usia


sekitar 14 tahun itu
ditemukan tewas di
selokan hutan
terdekat dari
rumahnya setelah 12
jam hilang.

Awalnya polisi
menduga ini adalah
kasus tenggelam dan
membawa ke
departemen
Kedokteran Forensik
Guwahati..

Pemeriksaan Luar:
- Korban mengenakan pakaian robek
berlumuran lumpur dan pasir partikel.
- Ditemukan darah berbuih pada mulut
dan hidung serta kotoran di anus.
- Ditemukan tanda bekas pengikat
berbentuk horisontal, memar dengan
lecet kuku ditemukan lebih dari kedua
sisi leher.

Pemeriksaan
Dalam:
- Terdapat beberapa
luka memar di otototot leher pada
kedua sisi leher.
- Perdarahan
petekie berlebih
pada pleura
pericardium dan
kapsul ginjal serta
seluruh organ
dalam.

Temuan Kelamin:
- Memar pada labia
minora, robekan
selaput dara baru
pada arah jarum
jam 5 dan 7 dengan
darah masih
mengalir dari
fourchette
posterior.

Temuan anal:
- Dua buah luka lecet
membentang di batas
anus dengan dilatasi
(ukuran 3.5x2cm)
- Memar di pinggir
kanan anus dengan
laserasi ukuran (1.5 x
0.5) cm serta terdapat
fisura di sekitar dubur.

Temuan
Laboratorium:
- Vagina smear
menunjukkan
spermatozoa
- Hasil uji Berberio positif
- Analisis iscera
menunjukkan hasil
negatif untuk obat,
bahan kimia, dll

KESIMPULAN

Kejahatan seksual adalah tindakan seksual apa pun yang dilakukan


seorang pada yang lain tanpa persetujuan dari orang tersebut.

Pelanggaran mengenai kejahatan seksual diatur oleh KUHP 284, 285, 286,
287, serta undang-undang perlindungan anak.

Perlukaan pada kejahatan seksual paling banyak disebabkan akibat


kekerasan tumpul

Perlukaan eksternal biasanya terjadi di labia mayor, labia minor, area


periuretral, perineum dan fourchettes posterior.

Robekan pada selaput dara tersering pada arah jarum jam 5,6 dan 7.

Das könnte Ihnen auch gefallen