GASTRIT

IS
KELOMPOK 4 :
1.

DEFINISI
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal
dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut/lambung
dan
itis
yang
berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis adalah suatu
keadaan peradangan atau peradangan mukosa
lambung yang bersifat akut, kronis, difus dan
lokal. Ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu
gastritis akut dan kronik (Price dan Wilson, 2005).

TANDA DAN GEJALA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

SAKIT KEPALA
MALAS
MUAL
ANOREKSIA
MUNTAH
DIARE
NAPSU MAKAN MENURUN

PENYEBAB
1.
2.
3.

4.
5.

Minuman beralkohol
Infeksi virus oleh
Sitomegalovirus
Infeksi jamur, seperti
Candidiasis, Histoplasmosis,
Phycomycosis
Makanan dan minuman yang
bersifat iritan.
Trauma langsung lambung

KASUS
Seorang wanita umum 30 tahun datang ke unit gawat
darurat RS PKU Muhammadiyah Gomboong dengan keluhann
sakit perut dan diare. Riwayat penyakit sekarang : satu bulan
sebelum masuk rumah sakit, penderita sering merasakan
perut tidak enak, nyeri di daerah epigastrium, nausea kadangkadang vomitus, terlambat makan juga sakit, nocturnal pain
positif, sehingga terbangun. Penderita sering minum obat
gastritis (lambung) dan anti muntah bila merasakan keluhan
diatas. Penderita pernah berobat ke dokter dan dikatakan
menderita penyakit gastritis atau ulkus peptikum.
Sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit penderita
mengalami diare, konsistensi encer, tanpa diserrtai lendir dan
darah, warna kuning berbau amis, juga disertai nausea dan
vomitus. Vomitus terjadi setiap kali penderita makan atau
minum. Badan lemah, kalau makan terasa pahit, sehingga
penderita semakin tidak mau makan atau minum. Kencing
sedikit.

Pemeriksaan fisik : keadaan umum

lemah, gizi kurang, kesadaran apatis.
Tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 88
x/menit, respirasi rate 24 kali
permenit. Suhu 37C. Mata cekung,
bibir kering, abdomen : epigastric
tenderness positif. Oleh dokter,
pasien diberikan terapi cairan. Cairan
IV drip : D5 % selang-seling. BB
sebelum sakit 50 kg, BB saat ini 45
kg, TB 165 cmm, IMT: 16,6. Hasih
laboratorium : Hb 8 mg %.

INTERVENSI
DIAGNOSA PERTAMA
Mandiri :
1.

Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan

menangani
nyerinya dengan tepat

2.

Dorong pasien untuk menggunakan obat-obatan

penurun nyeri yang adekuat

3.

Gunakan tindakan pengontrol nyeri sebelum nyeri

bertambah berat

4.

Gunakan terapi non farmakologi seperti terapi

messase, distraksi relaksasi, terapi music

Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat
dan tim kesehatan lainnya untuk memilih dan
mengimplementasikan tindakan penurun nyeri
non farmakologi.
2.
Berikan individu penurun nyeri yang optimal
dengan peresepan analgesic
3. Pastikan pemberian analgesic dan atau
strategi non farmakologi sbelum dilakukan
prosedur yang menimbulkan nyeri
Keluarga:
1.
Libatkan keluarga dan mmodalitas penurun
nyeri,jika memungkinkan

INTERVENSI
DIAGNOSA KEDUA
Mandiri:
1. Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi tegak
dikursi.
2. Monitor kalori dan asupan makanan.
3. Monitor kecenderungan terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan.
Kolaborasi:
1. Beri obat-obatan sebelum makan (misalnya ,
penghilang rasa sakit, antiemetic).

Keluarga:
1. Anjurkan diet yang diperlukan (yaitu :
menyediakan makanan protein tinggi;
menyarankan menggunakan bumbu dan
rempah-rempah sebagai alternative sebagai
garam, menyediakan pengganti gula;
menambah atau mengurangi kalori , menambah
atau mengurangi vitamin, mineral, atau
suplemen)
2. Anjurkan keluarga untuk membawa makanan
favorit pasien sementara (pasien) berada
dirumah sakit atau fasilitas perawatan

INTERVENSI DIGNOSA
KETIGA
Mandiri:
1. Jaga intake atau asupan yang akurat dan catat
output
pasien
2. Berikan terapi iv
3. Distribusikan asupan cairan selama 24 jam
Kolaborasi :
1. Berikan diuretic yang diresepkan
2. Konsultasikan dengan dokter jika tanda-tanda dan
kelebihan volume cairan menetap atau memburuk

Keluarga :
1. Dukung pasien dan keluarga
untuk membantu dalam
pemberian makan dengan
baik.
2. Tawari makanan ringan
(misalnya, minuman ringan
dan buah-buahan segar atau
jus buah).

TERIMA KASIH