Sie sind auf Seite 1von 24

GEMPA BUMI NEPAL

KELOMPOK 4
Anggota Kelompok

0302010013 Ahmad Reyhan


Javier
0302011238 Rachmawati
Chaerani Putri
0302012005 Afifah Widyadhari
0302012020 Andry Yonatha
0302012038 Audrey Desiree
Susanto
0302012052 Carmelita Christina
0302012072 Dewa Ayu Narha
Suari
0302012090 Eleonora Elsa
KASUS
Baru-baru ini Nepal dihantam 2 gempa bumi besar,
yg pertama pd tgl 25 April 2015 terjadi gempa
berkekuatan 7.8 SR, dan disusul gempa kedua pada
tanggal 12 Mei 2015 dengan kekuatan 7.3 SR. Gempa
bumi ini menghancurkan 35 wilayah dari total 75
wilayah bagian di Nepal, 14 wilayah di antaranya
mengalami dampak yang paling parah.

Lebih dari 8000 orang meninggal dalam bencana ini,


18.000 orang mengalami luika serius, dan sedikitnya 2,8
juta orang terpaksa mengungsi karena tempat tinggal
mereka hancur oleh gempa.

Sebanyak 26 rumah sakit dan lebih dari 1.100


TERMINOLOGI

Pencegahan epidemi adalah Tindakan atau cara


untuk mencegah terjadinya suatu peningkatan
kejadian kesakitan yng telah meluas secara cepat
baik dalam jumlah kasus maupn daerah terjangkit.
Kedaruratan masyarakat adalah Suatu kondisi
atau situasi yang mengancam berbagai kelompok
masyarakat dan membutuhkan respon yang cepat
dengan prosedur yang rutin.
Tempat pengungsian adalah Tempat yang
dianggap aman untuk menampung para pengungsi
yang disebabkan bencana.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa yang disebabkan leh alam antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
Mind map

Kerentana
Hazard Kapasitas
n

Faktor
Pencegahan Resiko

Bencana

Penatalaksana
Dampak
an
SIKLUS BENCANA
Kesiapsiaga
Mitigasi
an Pra
Bencana

Pasca
Bencana
bencana

Rehabilita Rekonstruk Tanggap Tanggap


si si darurat darurat
Awal Akhir
PRA BENCANA
KESIAPSIAGAA
MITIGASI
N
Mitigasi / Pencegahan
Upaya yang ditujukan untuk mengurangi dampak dari
bencana, baik bencana alam, bencana ulah manusia
maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara
atau masyarakat

Jenis-Jenis Mitigasi
a. Mitigasi Struktural
Upaya untuk meminimalkan bencana yang
dilakukan melalui pembangunan berbagai
prasarana fisik dan menggunakan pendekatan
teknologi, seperti bangunan yang bersifat tahan
gempa
b. Mitigasi Non-Struktural
Meliputi legislasi, perencanaan wilayah dan
asuransi. Berkaitan dengan kebijakan yang
bertujuan untuk menghindari risiko yang tidak
Tiga unsur utama Mitigasi
Penilaian Bahaya (Hazard Assesment)
Mengidentifikasi populasi dan aset yang terancam,
serta tingkat ancaman. Memerlukan pengetahuan
tentang karakteristik sumber bencana, probabilitas
kejadian bencana, serta data kejadian bencana di
masa lalu
Peringatan (Warning)
Memberi peringatan kepada masyarakat tentang
bencaa yang akan mengancam. Sistem peringatan
didasarkan pada data bencana yang terjadi sebagai
peringatan dini serta menggunakan berbagai saluran
komunikasi untuk memberikan pesan kepada pihak
yang berwenang maupun mayarakat
Persiapan (Preparedness)
Membutuhkan pengetahuan tentang sistem
peringatan untuk mengetahui kapan harus
melakukan evakuasi dan kapan saatnya kembali
ketika situasi telah aman
KESIAPSIAGAAN

Mampu mengenali ancaman dan


memprediksi sebelum terjadinya
bencana
Mampu mencegah bencana, jika
mungkin.
Jika tidak, mampu mengurangi
dampaknya
Jika terjadi bencana, mampu
menanggulangi secara efektif.
Setelah bencana terjadi, mampu
pulih kembali.
Kesiapsiagaan dalam UU No.24 Tahun 2007

Kesiapsiagaan dilakukan untuk memastikan upaya yang


cepat dan tepat dalam menghadapi kejadian bencana.
Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud, dilakukan melalui :
a. penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan
kedaruratan bencana.
b. pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian
sistem peringatan dini.
c. penyediaan dan penyiapan barang pasokan
pemenuhan kebutuhan dasar.
d. pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi
tentang mekanisme tanggap darurat.
e. penyiapan lokasi evakuasi.
f. penyusunan data akurat, informasi, dan
pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat
bencana.
g. penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan
peralatan untuk pemenuhan pemulihan prasarana
dan sarana.
Tahap Kesiapsiagaan

Ada 9 kegiatan dalam tahap


kesiapsiagaan:
Penilaian Risiko
Perencanaan Siaga
Mobilisasi Sumberdaya
Pendidikan dan Pelatihan
Koordinasi
Mekanisme Respon
Peringatan Dini
Manajemen Informasi
Gladi / Simulasi
SAAT
BENCANA
TANGGAP TANGGAP
DARURAT AWAL DARURAT AKHIR
TANGGAP DARURAT
Vaksinasi
Membantu proses Pengelolaan sumber air
penyelamatan dan bersih & air minum
evakuasi Pengelolaan pembuangan
Melakukan pertolongan pribadi dan limbah rumah
pertama tangga
Penanganan kegawatan Pengobatan penyakit
medis karena bencana gempa
Mendirikan tenda dan bumi (ISPA, DBD, diare,
pos medis demam tifoid, tetanus,
leptospirosis)

AKHIR
AWAL
BEBERAPA HARI MINGGU/
24 JAM BEBERAPA HARI
BULAN
DAMPAK BENCANA

LINGKUNGAN MASYARAKAT
LINGKUNGAN

Rusaknya sumber air bersih


Kontaminasi limbah
Kerusakan fasilitas sanitasi
Timbul genangan air yang dapat menjadi
tempat perindukan vektor seperti nyamuk
Kontaminasi bahan kimia bisa disebabkan
karena kerusakan pabrik
Polusi akibat pembusukan mayat
Penumpukan sampah
Kerusakan lahan sumber pangan.
MASYARAKAT

Penyakit : trauma, diare, asfiksia, fraktur,


ISPA, DBD, tifoid, leptosirosis, tetanus
Kesehatan jiwa: Neurosis, somatoform,
depresi, ASD, PTSD
Kerusakan fasilitas kesehatan
pelayanan kesehatan terganggu
Memperburuk status kesehatan
masyarakat setempat (lansia, penyakit
kronik)
Rusaknya fasilitas
kesehatan

Depresi pasca gempa


PASCA BENCANA
REKONSTRUK
REHABILITASI
SI
REHABILITASI
Jiwa : Psiko-sosial program
adalah pemberian bantuan kepada masyarakat yang
terkena dampak bencana agar dapat berfungsi kembali
secara normal, antara lain :
- mencegah terjadinya dampak psikologis lebih
lanjut yang mengarah kepada gangguan mental
(Post traumatic stress disorder) dengan memberikan
aktivitas dan hiburan seperti olahraga, menyanyi,
membuat karya seni
- Pelatihan pemulihan kondisi psikologis adalah
pelatihan untuk pemuka komunitas, relawan dan
pihak-pihak yang ditokohkan/mampu dalam
masyarakat untuk memberikan dukungan psikologis
kepada masyarakatnya misalnya dengan kegiatan
rohani
Fisik :
- pemulihan gizi
- pemulihan luka, bekas luka/ bekas operasi dan
REKONSTRUKSI

Pembangunan kembali semua prasarana


dan sarana, kelembagaan pada wilayah
pascabencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan
sasaran utama tumbuh dan berkembangnya
kegiatan perekonomian, sosial, dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat
pada wilayah pasca bencana.
REKONSTRUKSI

1. Rekonstruksi sarana & prasarana pendidikan


(dari TK-SMA)
2. Rekonstruksi sarana & prasarana
kesehatan (pelayanan dasar maupun
lanjutan)
3. Rekonstruksi perumahan masyarakat
4. Rekonstruksi sarana & prasarana kepariwisataan
5. Rekonstruksi sarana perdagangan dan jasa
(pasar)
6. Rekonstruksi pembangunan infrastruktur kota
7. Rekonstruksi & revitalisasi bangunan heritage
dan fasilitas umum lainnya
8. Rekonstruksi sarana rumah ibadah
9. Rekonstruksi sarana dan prasarana bidang
air bersih.
DAFTAR PUSTAKA
1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN
2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA. [cited 2015
June 22]. Available at:
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/regulasi/uu/U
U_No._24_Th_2007_ttg_Penanggulangan_Bencana.pdf
2. Depkes RI. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan
Akibat Bencana.2007 [cited 2015 June 22]. Available
at:www.depkes.go.id
3. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Pedoman
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana. [cited 2015
June 22]. Available at:
http://bnpb.go.id/uploads/publication/1033/Isi%20Renaksi
%20Aceh%20B5.pdf
4. Bappenas. Ringkasan Telaah Sistem Terpadu Penegakkan
Bencana di Indonesia(kebijakan,strategi dan operasi).2010
[cited 2015 June 22]. Available at: http://www.bappenas.go.id
5. Sekretariat Jendral Depkes. Pedoman Koordinasi
Penanggulangan Bencana di Lapangan.2002 [cited 2015 June
22]. Available at: www.depkes.go.id

Das könnte Ihnen auch gefallen