Sie sind auf Seite 1von 24

Ternyata Saya

Hamil...Saya Harus
Bagaimana ?

Kelompok
4
Anggota Kelompok 4

0302010013 Ahmad Reyhan Javier


0302011238 Rachmawati Chaerani Putri
0302012005 Afifah Widyadhari
0302012020 Andry Yonatha
0302012038 Audrey Desiree Susanto
0302012052 Carmelita Christina
0302012072 Dewa Ayu Narha Suari
0302012090 Eleonora Elsa
0302012107 Ferdy Fitra Cipta
0302012124 Ika Pratiwi
0302012138 Karina Fitrah Amanda
Ternyata Saya hamil...Saya
Harus Bagaimana ?

Topik : Kesehatan Reproduksi Remaja

Nona S, seorang remaja putri berusia 16 tahun siswa kelas


SMA,datang ke praktik dokter ahli kebidanan dan penyakit
kandungan diantar oleh sahabatnya,karena terlambat haidh
lebih dari 3 minggu. S sudah melakukan 2 kalu tes urin
untuk deteksi kehamilan dengan hasil (+) hamil. Sejak
sebulan yang lalu Sjuga mengeluh sering keputihaan
disertai rasa nyeri perut bagian bawah.

Kata kunci : remaja,hamil,keputihan


Terminologi
Remaja : periode diantara pubertas dan selesainya
(1)
pertumbuhan fisik, secara kasar dimulai dari usia 11-19 tahun

Hamil : keadaan mengandung embrio / fetus yang bertumbuh


(1)
di dalam tubuh, setelah penyatuan sel telur dengan sperma

Keputihan : disebut juga fluor albus / leucorrhoea, adalah


(2)
gejala keluarnya sekret dari vagina dan / serviks pada wanita
Mind Map

Nona S,
16 thn,
Ke Sp.OG diantar
sahabat HAMIL
SMA Keluhan:
Terlambat haid >3mg
2x test urin (+) hamil
Sejak 1 bln lalu sering keputihan -IMS
+ nyeri perut bagian -ISK
bawah
Hipotesis penjelasan masalah:
Aktivitas &
dorongan seksual Kehamilan
meningkat Perilaku
tidak
Faktor seksual
diinginkan, di
lingkungan, yang salah
luar nikah
keluarga, sosial-
ekonomi, dll
Etiologi Keputihan
(Fluor Albus)

Faktor Fisiologis(3)
- saat menjelang menstruasi/sesudah
menstruasi
- rangsangan seksual
- saat wanita hamil
- stress fisik maupun psikologis
Faktor Patologis(3)
- Jamur (Kandidosis vulvovaginalis)
Candida albican (80-90%)
- Parasit (Trichomoniasis)
Trichomonas vaginalis (5-20%)
- Bakteri (Vaginosis bakterialis)
Gardnerella vaginalis
Mobiluncus species
Mycoplasma hominis
Gonococcus
Chlamidya trachomatis
Kesehatan Reproduksi(4)

Keadaan sehat menyeluruh, meliputi aspek


fisik, mental dan sosial, bukan sekadar tidak
adanya penyakit atau gangguan di segala hal
yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan
fungsinya, maupun poses reproduksi itu
sendiri.
Hal ini juga mencakup keadaan di mana
orang merasa puas dan dapat melakukan
kegiatan seks dengan aman dan mampu
bereproduksi.
Hal mengenai kesehatan reproduksi remaja
dinilai penting karena(5)
-meningkatnya angka kejadian penyakit radang
panggul
- meningkatnya angka kejadian HIV/AIDS dan
PMS lain pada remaja
-meningkatnya kehamilan yang tidak
dikehendaki
-aborsi ilegal yang dilakukan bukan oleh tenaga
ahli yang berakibat pada kematian ibu dan
janin
Upaya Meningkatkan Kesehatan Reproduksi
Remaja(4)

Mandiri:
Menyadari pentingnya menjaga kesehatan
reproduksi
Selalu menjaga kebersihan organ genital
Mengkonsumsi Makanan yang Sehat
Menghindari aktivitas seksual yang tidak
sehat
Olahraga secara teratur
Upaya Meningkatkan Kesehatan
Reproduksi Remaja(4)

Pelayanan di Tingkat Desa, Puskesmas/ Rujukan


Primer :
Konseling dan informasi tentang kesehatan
remaja dan reproduksi remaja (desa,
puskes,rujukan primer)
Pengembangan kerjasama dengan sekolah
setingkat SMP/SMU di ibu kota kabupaten (rujukan
primer)
Pelayanan komprehensif untuk kesehatan
reproduksi remaja (rujukan primer)
Pemeriksaan kesehatan rutin bagi remaja. (desa,
puskes,rujukan primer)
Faktor Resiko Kehamilan
Muda Pada Ibu(6)

Adanya masalah sosial ekonomi


Abortus
Kematian ibu yang tinggi
Anak lahir prematur
Anak BBLR
Anak cacat bawaan
Masalah psikologis
Faktor Resiko Kehamilan
Muda Pada Ibu(6)

1. Kelahiran prematur
Zat yang dibutuhkan pada perkembangan janin
berkurang
2. Berat badan lahir rendah
kurangnya gizi ibu, penyakit bawan sang ibu
3. Cacat bawaan
kelainan genetik ,kromosom,infeksi,virus,
kelainan genetik ,gizi dan hormon
4. Kematian bayi.
Faktor Resiko Aktifitas Seks
Remaja(7)
Pubertas yang dini
Berpacaran
Rendahnya pantauan orangtua
Hubungan dengan orangtua yang senggang
Konsumsi alkohol
Konsumsi narkoba
Masalah pada sekolah
Rasa ingin tahu tinggi
Pergaulan
Lingkungan
Dampak Aktifitas Seks
Remaja(7)
Dampak yang berkaitan dengan perilaku seks bebas menurut
BKKBN (2008) meliputi:
Masalah penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS
Kebiasaan berganti-ganti pasangan dan melakukan anal seks
menyebabkan remaja rentan untuk tertular PMS/HIV seperti sifilis,
gonore, herpes, klamidia, dan AIDS
Kehamilan yang tidak diinginkan
21 % dari 63 % remaja yang telah pernah hubungan seksual
melakukan aborsi dan lebih dari 200 wanita mati setiap hari
disebabkan komplikasi pengguguran bayi secara tidak aman
Dampak sosial
seperti putus sekolah, dikucilkan oleh masyarakat
Psikologis
Perasaan bingung, cemas, malu, dan bersalah yang dialami
remaja setelah mengetahui kehamilannya bercampur dengan
perasaan depresi

Tatalaksana Kasus(8)

-Berdasarkan anamnesis, pasien sudah


melakukan 2 kali tes urin untuk diagnosis
kehamilan dengan hasil (+), dapat dipastikan
dengan pemeriksaan diagnosis kehamilan,
perhitungan usia kehamilan
-Diagnosis apakah terdapat IMS
-Mengobati IMS sampai tuntas untuk
mencegah infertilitas
Diagnosis kehamilan(8) :
Diagnosis presumtif
- Amenorea
- mual & muntah
- perubahan payudara: pembesaran dan hiperpigmentasi
- perubahan kulit: linea nigra, stretch marks, telangiektasis
Diagnosis dugaan :
- tanda Chadwick
- tanda hegar
- pembesaran abdomen
Diagnosis pasti:
- pemeriksaan ultrasonografi (USG) fetus
- Palpasi fetus
- Denyut jantung janin (DJJ): usia 10 mgg kehamilan dgn doppler,
usia 18 -20 mgg kehamilan dgn fetoskop Laenec
Perhitungan usia kehamilan
- berdasarkan HPHT (hari pertama haid terakhir)
- (hari + 7) (bulan -3) (tahun +1)
Asuhan antenatal (antenatal care/ANC)(8):
- ANC dilakukan minimal 4 kali.
- 1x kali di trimester pertama (sampai usia
kehamilan 14 mgg)
- 1x kali di trimester kedua (sampai usia 15-28
minggu kehamilan)
- 2x kali di trimester ketiga (usia 29-41 minggu
kehamilan).
- ANC mencangkup anamnesis, pemeriksaan
labolatorium yang esensial.
Pencegahan/Edukasi(9,10,11)

Mengurangi besarnya dorongan biologis


aktifitas seks remaja (dari diri sendiri)
- Menghindari bacaan buku, film, atau majalah
yang menampilkan gambar tidak sepantasnya
- Membiasakan mengenakan pakaian yang
sopan
- Membuat kelompok kegiatan yg positif &
bermanfaat untuk mengembangkan diri.
- Pendidikan agama & budi pekerti, dan
penerapannya pada kegiatan sehari hari
Kendali dari pihak orang tua
- Memberikan perhatian pada remaja dalam arti tidak
mengekang, namun memberi kebebasan terkendali
- Tanamkan etika memelihara diri dari perbuatan
perbuatan maksiat atau merugikan
- Keluarga harus mengerti permasalahan seks,
sebelum menjelaskan kepada anak anak mereka,
disampaikan dengan kata kata yang sopan.
- Memberikan perhatian kemampuan anak di bidang
olahraga & menyibukkan mereka dengan berbagai
aktivitas
- Membangun sikap saling percaya antara orang tua
dan anak
Kendali dari pemerintah / lembaga
- Pemerintah membantu pengawasan pasangan
pasangan remaja di tempat wisata
- Lembaga sosial merangkul remaja untuk
masuk dalam organisasi dengan kegiatan
yang akan membuat pikiran remaja menjadi
terarah dengan baik
- Lembaga keagamaan harus selalu mengarah
keimanan & ketaqwaan remaja terbina
-Menyediakan tempat Klinik Reproduksi Remaja
(KRR)
-memberikan edukasi yang tepat
Daftar Pustaka

1. Dorland WA, Kamus Saku Kedokteran Dorland. 28 ed. Jakarta; EGC: 2012.
2. Monalisa, Bubakar AR, Amiruddin MD. Clinical Aspects Fluor Albus of Female
and Treatment. Indonesian Journal of Dermatology and Venereology. 2012;
1(1): 19-29.
3. Tanto C, Liwang F, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. 4 th ed. Jakarta :
Media Aesculapius;2014.p.420-2.
4. Departemen Kesehatan RI. Program Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan
Intergratif di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta:2008.
5. Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita. 2nd ed. Jakarta:EGC;2009. p.5-21.
6. Available :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33909/4/Chapter%20II.pdf
7. Parkes A, Waylen A, Sayal K,Heron J, henderson M, wight D, Macleod . Which
Behavioral, Emotional, and School, Problems in Middle-Childhood Predict Early
Sexual Behavior. J Youth Adolesc. 2014; 43(4): 507-527.
8. Tanto C, et al. Kapita selekta kedokteran. 4 ed. Jakarta: Media aesculapius;
2004.p.412-3.
9. Sarwono, W Sarlito. Psikologi Remaja. PT Rajagravindo Persada: Jakarta. 2011.
p. 35-6.
10. Glasier A, Glmezoglu AM, Schmid GP, Moreno CG, Look P. Sexual and
reproductive health: a matter of life and death. The Lancet Sexual and
Reproductive Health Series; 2006.
11. Kauma, Fuad. Sensasi Remaja di Masa puber: Dampak Negatif dan
Penanggulangannya. Jakarta: Kalam Mulia. 2002. p. 15-20.

Das könnte Ihnen auch gefallen