Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
dr Agung Nugroho
Identitas
Nama : Ny S
Usia : 48 tahun
Alamat : Ciracas
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Keluhan Utama
Tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Sekarang
4 tahun lalu Beberapa bulan Saat ini
Kaki mulai terasa kemudian
kesemutan dan baal. Mulai
Pasien tidak
muncul luka di kelingking.
Luka semakin mengeluhkan
Diperiksa gula darah, memberat, apapun. Saat ini
dikatakan DM. Mendapat menyebar hingga di mengonsumsi
suntik insulin. Luka atas mata kaki.
tampak menghitam hingga glimepirid 1x4mg,
akhirnya kelingking kaki Hingga akhirnya metformin 3x500
kirinya diamputasi. Pasien harus diamputasi mg
tidak kontrol gula darah juga.
teratur, terakhir mendapat
suntik novorapid 2x/hari
(hanya suntik jika gula
darah tinggi)
Kesemutan dan baal pada
tangan dan kaki +, betis
terasa kram jika berjalan
+, pandangan kabur -,
kelemahan satu sisi -, nyeri
dada -
Riwayat Penyakit Dahulu
Sakit jantung, HT, paru, ginjal, kuning, alergi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu, kakek, dan nenek pasien DM
HT, paru, jantung, asma, alergi disangkal
Riwayat Sosial
IRT
Sudah menikah, memiliki 2 anak. Tinggal bersama suami.
Pasien tidak merokok. Pasien sewaktu muda sering
makan-makanan manis
Jaminan JKN
Pemeriksaan Fisik
Tampak sakit ringan, compos mentis, GCS 15
TD: 120/80 mmHg
N: 88 x/mnt
S : 36.20 C
P: 20 x/mnt
Status Generalis
Kepala : tidak ada deformitas
Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterik
Leher: tidak teraba massa
Jantung : BJ I-II normal, tidak ada murmur dan gallop
Paru : vesikuler kedua lapang paru, rhonki dan wheezing
tidak ada
Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan tidak ada
Ekstremitas : tidak ada edema, amputasi pedis dextra
Status Lokalis
Amputasi trans tibia regio pedis dextra
Status PEDIS
Perfusion Extent
Nama Kanan Kiri
Arteri -
Depth
a. Femoralis ++ ++
-
a. Poplitea ++ ++ Infection
a. Tibialis ++ ++ Grade I
posterior Sensation
Tn.H Ny. S
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Meninggal
: Pasien
: tinggal 1 rumah
Family Mapping
Keluarga terdiri atas suami istri dan dua anak. Suami bekerja
sebagai karyawan pabrik dan istri sebagai ibu rumah tangga.
Memiliki dua anak yang masih bersekolah di SD dan SMP. Tn. H
berusia 45 tahun yang merupakan suami pasien dan Ny. S berusia 42
tahun yang merupakan pasien DM yang telah diamputasi kakinya.
Bentuk Keluarga menurut Goldenberg (1980) adalah keluarga inti
Siklus Keluarga menurut Duvall (1967) adalah Tahap IV (keluarga
dengan anak usia sekolah)
Identifikasi Masalah Keluarga
Masalah dalam fungsi biologis: Pasien memiliki penyakit Diabetes Mellitus dan kaki
kanannya telah diamputasi sejak 4 tahun lalu. Akibat amputasi tersebut, aktivitas
dan mobilisasi pasien menjadi berkurang. Pasien sehari-hari menggunakan kursi
roda
Masalah dalam fungsi psikologis: Pasien memiliki kekurangan fisik yang agak
membuat pasien tidak percaya diri dan enggan untuk berinteraksi dengan
tetangga sekitar.
Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Dalam satu rumah
penghasilan bergantung pada pendapatan suami pasien. Penghasilan perbulan
Rp 5.000.000 sebagai karyawan pabrik Centex dimana Upah Minimal Regional
(UMR) di Kota Jakarta Rp. 3.100.000,- sehingga tergolong berpenghasilan cukup.
Keluarga pasien mempunyai jaminan kesehatan berupa BPJS.
Identifikasi Masalah Keluarga
Masalah perilaku kesehatan: Pasien teratur minum obat DM yang diberikan, lalu
pasien sudah menerapkan mengatur pola makannya sesuai anjuran dokter. Pasien
sering melakukan aktivitas dan pekerjaan rumah tangga sendiri saat anak sekolah
dan suami bekerja
Masalah lingkungan: Pasien dan keluarganya tinggal di perumahan karyawan
pabrik Centex. Luas rumah cukup luas, ventilasi baik, penerangan cukup. Memiliki
dua kamar tidur, satu dapur, dan dua kamar mandi, dan ruang tamu. Kamar tidur
pasien berada di depan, berdekatan dengan ruang tamu. Atap rumah dari
genteng, dinding dengan tembok dicat berwarna putih dan lantai rumah keramik.
Kebersihan dalam rumah cukup baik. Sumber air menggunakan air PAM. Rumah
memiliki septic tank. Pembuangan air limbah dialirkan ke selokan dan alirannya
cukup lancar. Tempat sampah terdapat di kamar tidur, dapur, dan luar rumah.
Kebersihan di lingkungan pemukiman cukup baik.
Fungsi Sosial: Komunikasi antar tetangga dan orang lain di lingkungan kurang baik.
Sehari-hari pasien hanya di rumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Karena keterbatasan fisiknya, pasien enggan untuk berinteraksi dan keluar rumah
Diagnostik Holistik
Aspek Personal
Pasien mengalami amputasi kaki kanan akibat penyakit DM yang dimilikinya. Pasien
sudah mengonsumsi obat DM dengan teratur, menjaga pola makan dan dikatakan gula
darah sudah baik. Namun, pasien menjadi agak malas berinteraksi dengan tetangga
sekitar karena keterbatasan fisik yang dialaminya.
Harapan pasien saat ini adalah tidak ada komplikasi lanjutan dari sakit DM yang dia
miliki.
Aspek Klinis
ICD X : Z.89 (Acquired absence of limb), E.11 (DM tipe 2)
Luka
Ulkus
Pembengkakan
Rutherfords Vascular Surgery, 7th ed. 2010. Saunders Elsevier. London. Chapter 13. Vol 1
Overview Anamnesis
Karakteristik Pasien
Usia, jenis kelamin
Kebiasaan
Inspeksi
Perubahan kulit, atropi, sianosis
Edema, ulkus, tanda inflamasi
Palpasi
Suhu, sensasi, pulsasi
Dibandingkan ekstremitas lain
Rutherfords Vascular Surgery, 7th ed. 2010. Saunders Elsevier. London. Chapter 13. Vol 1
Rutherfords Vascular Surgery, 7th ed. 2010. Saunders Elsevier. London. Chapter 13. Vol 1
Arteries accessible to examination
Temporal artery
Carotid artery
Arteries in the arm:
Brachial Ischemia is a deficient
Radial supply of oxygenated
Ulnar arterial blood to a body
Arteries in the leg: part, due to constriction
Femoral artery or obstruction of a blood
Popliteal vessel
Anterior tibial dorsalis pedis
Posterior tibial plantar arteries
Pemeriksaan Pada Penyakit
Arteri
Inspeksi
PAOD : atrofi otot, bulu tidak tumbuh, penebalan kuku
Perubahan warna kulit, kulit rapuh, edema, ulkus,
luka
Palpasi
Deskripsi : normal, berkurang, absen
Auskultasi
Bruit : aliran turbulen
Rutherfords Vascular Surgery, 7th ed. 2010. Saunders Elsevier. London. Chapter 13. Vol 1
Pemeriksaan Pada Penyakit
Arteri
Acute Arterial Occlusion
6P:
Pain
Pallor
Pulselessness
Paresthesias
Paralysis
Poikilothermia
Rutherfords Vascular Surgery, 7th ed. 2010. Saunders Elsevier. London. Chapter 13. Vol 1
Pemeriksaan Pada Penyakit
Arteri
Chronic Obstructive
Arterial Disease
Claudicatio
Rest Pain
Rutherfords Vascular Surgery, 7th ed. 2010. Saunders Elsevier. London. Chapter 13. Vol 1
Pemeriksaan Pada Penyakit
Arteri
Lower Extremity Claudicatio
Rutherfords Vascular Surgery, 7th ed. 2010. Saunders Elsevier. London. Chapter 13. Vol 1
Pemeriksaan Pada Penyakit
Arteri
Upper Extremity Claudicatio
Rutherfords Vascular Surgery, 7th ed. 2010. Saunders Elsevier. London. Chapter 13. Vol 1
Pemeriksaan Pada Penyakit
Arteri
Rest Pain
Rutherfords Vascular Surgery, 7th ed. 2010. Saunders Elsevier. London. Chapter 13. Vol 1
Ulcer
Diabetic Foot
The pathogenic mechanisms
Ischemia (vascular systems)
Neuropathy
Infections: tissue hypoxia abnormal cellular
inflammatory
tissue ulceration
necrosis
gangrene
Whats The Problems?
Serious ?
Urgency?
The Problems
The rising incidence and prevalence of DM
an even greater increase in prevalence
complications
foot ulceration is one of the most
common ( 20% )
2000 2030
8,4 21,3
DM to be get:
- ulcer 25 %
- amputation each 30
- Medial
- Central
- Lateral
The intrinsic muscle of each digit the
respective plantar compartment may
progress to a plantar abscess
( impairing capillary blood flow )
tissue ischemic-necrosis
I. Asymptomatic
II. Intermittent claudication
III. Ischemic rest pain
IV. Ischemic ulceration/necrosis
Incision:
- Drainage
- Simple
- Multiple
Necrotomy
Debridement
Vascular
Reconstruction
Amputation
Severe ischaemia in a leg that cannot be revascularized
the most important reason for a lower-leg amputation.
In a recent study, other risk factors were: age, female sex,
visual impairment and the size of the ulcer.
A non-healing ulcer is not an indication for a major
amputation
Amputation
Major amputation to treat progressive ischaemic necrosis or severe
rest pain, which for some reason cannot be treated by revascularization,
controlled with drugs or relieved with a minor amputation.
Another indication severe progressive diabetic foot infection in a leg
without significant arterial disease, with or without sepsis, which cannot
be controlled by debridement and optimal conservative treatment
Amputations due to non-ischaemic conditions are, however, often the
result of delayed or inadequate treatment to prevent amputations for
non-ischaemic reasons
Dressing
The choice of dressing remains controversial due
to the lack of large well-controlled comparative
studies
Regular debridement
Off-loading of pressure
Moist healing environment
Risk factors
- Smoking
- Hypertension
- Hyperlipidemia
- Family history
Diabetic Foot Syndroms (DFS)
Therapy:
Infection Control: Antibiotic
Surgery - Incision
- Debridement
- Trombectomy
- Revascularisation:
by pass
endovascular
- Amputation
Pressure relief
Conclusion
1. The management of the diabetic
foot is challenging and requires a
multidisciplinary approach
2. Once ulceration aggressive
management
3. Identification of high risk patients
requires screening (regular)
4. Patient education should be part of
this process
Trivia
Thank You