Sie sind auf Seite 1von 22

ANTIEPILEPSI

Pembimbing:
dr. Rovina Ruslami,
SpPD, PhD
Sitha Christine, dr
Annisya Muharty, drg
5. Ny. A, , 60 thn
MRS : 12/01/2014 Pkl : 17.39
DPJP : dr. AS, Sp.BP-RE (K)

KU : Luka Bakar

RPS : Satu hari SMRS ketika pasien sedang memasak di ruang


terbuka, tiba-tiba pasien hilang kesadaran sehingga pasien
terjatuh sekujur badan mengenai minyak goreng. Bulu alis
terbakar (-), sesak nafas (-), suara serak (-), Pingsan (+),
muntah (-), PTHM (-).
Kemudian pasien dibawa ke RS Pameungpeuk, diberi
resusitasi cairan RL 1500 cc, ceftriaxon, diazepam, amilodipin.
Kemudian pasien dirujuk ke RSHS
Riwayat kejang dan penurunan kesadaran sebelumnya (+)
Obat rutin: Phenytoin
Pemeriksaan Fisik

Survey Primer :
A : Clear , C-Spine control (-)
B : B/G simetris, RR : 20x/mnt, VBS kiri=kanan
C : N: 98x/m, TD : 130/70 mmHg
D : GCS = 15, pupil bulat isokor,
ODS 3mm, RC +/+, paresis -/-
Survei Sekunder
No Regio 2A 2B 3 Total
1 Kepala dan wajah 2 2
2 Leher
3 Trunkus anterior 8 6 14
4 Trunkus posterior
5 Ekstremitas superior dextra
6 Ekstremitas superior sinistra 3 2 3 8
7 Ekstremitas inferior dekstra
8 Ekstremitas inferior sinistra
9 Gluteus
10 Genitalia
Total 24
Foto Klinis
DK/ :
Luka bakar gr IIa, IIb, III 23 % a/r facialis,
brachii sinistra, antebrachii sinistra, trunk
anterior +Epilepsi Bangkitan umum sekunder

Th/ :
- O2 3 lt/mnt
- IVFD RL
- Analgetik dan Antibiotik
- Tetanus profilaksis
- Antiepileptik Phenytoin 2 x 150 mg PO
- Pro Necrotomy Debridement dalam NU
What is the issue?

Pasien luka bakar


Rencana necrotomy
debridement dengan bius
umum
Riwayat epilepsi (+)
What should we do?

Obat antiepileptik
stop/teruskan?
STOP
Why then?
The rationale

Obat anestesi umum dapat


mencegah kejang
Interaksi obat antiepileptic
dengan obat-obatan
intraoperatif
OBAT ANTIEPILEPSI

Obat antiepilepsi hanya dapat


menekan, namun tidak mengobati
kejang
Indikasi obat antiepilepsi diberikan
jika kejang terjadi 2x atau lebih dalam
interval waktu yang pendek (6 bulan -1
tahun)
Terapi awal hanya diberikan 1 jenis
obat (monotherapy)
Tujuan utama terapi epilepsi adalah
mengupayakan penyandang epilepsi dapat
hidup normal dan tercapai kualitas hidup
optimal untuk penyandang mental yang
dimilikinya.
Harapannya adalah bebas bangkitan, tanpa
efek samping.
Untuk tercapainya tujuan tersebut diperlukan
beberapa upaya, antara samping/dengan efek
samping yang minimal, menurunkan angka
kesakitan dan kematian
Obat utama
untuk parsial
dan kejang
umum : Jenis obat
- Phenytoin terbaru :
- Carbamazepine Lamotrigine
- Barbiturat Topiramate
- Valproate Gabapentin
- Ethosuximide Tiagabine
Levitiracetam
Oxcarbazepine
Zonisamide
Phenytoin
Obat pilihan pertama untuk kejang umum,
kejang tonik-klonik
Mekanisme obat mengubah konduksi ion
Na+, K+, and Ca2+, membran potensial, dan
konsentrasi asam amino dan menghambat
aktifitas neurotransmitters : norepinefrin,
asetilkolin, dan aminobutyric acid (GABA)
Menghambat terjadinya potensial aksi oleh
depolarisasi terus-menerus pada neuron
Waktu paruh 12-36 jam
Ikatan dengan protein 90-93%
Metabolisme di hepar
Farmakokinetik

Di absorbsi baik di Gastrointestinal


waktu kerja antara 3 - 12 jam.
Pemberian via IM tidak disarankan
karena absorbsi melalui injeksi IM tidak
dapat dipastikan, obat mengendap di otot
Waktu paruh 12 - 36 jam
Waktu paruh lebih lama pada konsentrasi
tinggi
Dosis
Dosis terapi 10 and 20 g/mL
Loading dose dapat diberikan peroral/IV
Dosis awal terapi peroral:
- pada pasien dewasa : 300 mg/hari tergantung
BB
Jika kejang masih berlangsung berikan dosis
lebih tinggi untuk mencapai level plasma
- pada anak-anak : 5 mg/kg/hari dilanjutkan
dengan readjustment setelah level plasma
tercapai
Efek Samping
Efek samping :
- depresi SSP lemah, lelah, gangguan
penglihatan, mengantuk
- dosis tinggi nystagmus
- gingival hyperplasia jaga oral
hygiene
Precaution &
Contraindication
Resiko hipotensi pada pemberian IV
cepat

Kontraindikasi
Hipersensitivitas
Sinus bradikardia, blok jantung
Sindrom Adam-Stokes
Hamil dan menyusui
Interaksi obat

Isoniazid menghambat metabolisme


phenytoin
Protein binding fenitoin menurun pada
pasien dengan penyakit ginjal
Fentanyl meningkatkan metabolism
fentanyl dengan meningkatkan aktivitas
enzim CYP3A4
Vecuronium, atracurium antagonism
farmakodinamik
Terima Kasih
Reference

Pedoman Tatalaksana Epilepsi Edisi Ke-


5, Kelompok Studi Epilepsi
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia (PERDOSSI), 2014
Katzung, Bertram G. 2003.Basic &
clinical pharmacology. New York: Lange
Medical Books/McGraw Hill.

Das könnte Ihnen auch gefallen